Anda di halaman 1dari 11

PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

DIAJUKAN GUNA MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH SEJARAH


PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPUH :

DI SUSUN OLEH KELOMPOK : 9

KHAIRUL ANWAR 0309183150

MUHAMMAD ALFIN 0309182099

NURANI SIAGIAN 0309181016

SUCI SIREGAR 0309182082

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

T.A 2019/202
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan penulis kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga
penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Sejarah Pendidikan Islam yang dibimbing oleh .

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih. Wassalamu’alaiqum Warahmatullahi Wabaratuh.

Medan, 9 Desember 2019

Penulis

Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah perkembangan pendidikan Islam dimulai sejak agama Islam masuk ke Indonesia,
yaitu kira-kira pada abad kedua belas masehi. Salah satu stetmen yang sulit di sangkal, bahwa
Islam sangat besar pengaruhnya bagi pembentukan budaya dan tradisi masyarakat Indonesia
sampai hari ini. Eksistensi Islam di Indonesia sangat mempengaruhi kultur budaya masyarakat
yang mayoritas beragama Islam, dan terbesar di dunia merupakan bukti bahwa Islam sangat
berpengaruh terlebih dalam pembinaan masyarakat melalui pendidikan yang sudah ada di pesisir
terutama di Aceh dan Selat Malaka. Sejak mula masuk Islam ke tanah Aceh (1290 M)
pendidikan dan pengajaran mulai lahir dan tumbuh dengan amat suburnya. Terutama setelah
berdiri kerajaan Islam di Pasai dan banyak Ulama Islam yang mendirikan pesantren seperti
Tengku di Geuredong, Tengku Cut Maplam. Perkembangan pendidikan Islam di Indonesai pada
awal permulaan masih dilaksanakan secara tradisional belum tersusun kurikulum seperti saat ini.
Baik itu pendidikan di Surau Mupun pesantren. Modernisasi pendidikan Islam di akui tidaklah
bersumber dari kalangan Muslim sendiri, melainkan diperkenalkan oleh pemerintahan kolonial
belanda pada awal abad 19.

Pendidikan islam mulai mengalami kemandekan sejak abd ke-8 /14, seiring dengan
semangkin melemahnya struktur sosio politik umat Islam. Keadaan ini kemudian diperburuk
oleh penjajahan bangsa Barat. Keadaaan tersebut kemudian direspon oleh umat Islam dalam
upaya-upaya pembaruan pendidikan, sebagaimana juga terjadi di berbagai belahan Dunia Islam.
Peneliti Prof. Azyumardi Azra telah menunjukkan bahwa kebangkitan studi hadist di Hijaz pada
abad ke-11/17 merupakan awal pemicu pembaruan yang kemudian dibawa ke Nusantara melalui
suatu jaringan ulama yang sangat rumit dan hidup. Jika semangat pembaruan dapat dilacak
akarnya ke Hijaz, proses dan bentuk pembaruan pendidikan yang kemudian diambil jelas sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor tempatan, khususnya penjajahan.

B. Rumusan Masalah

1) Bagaimana faktor-faktor pembaruan pendidikan islam di Indonesia?


2) Bagaimana aspek-aspek pembaruan pendidikan Islam di Indonesia?
3)

C. Tujuan

1) Untuk mengetahui faktor-faktor pembaruan pendidikan islam di Indonesia.


2) Untuk mengetahui aspek-aspek pembaruan pendidikan Islam di Indonesia.
3)
BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR-FAKTOR PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Pembaruan pendidikan Islam di Indonesia adalah bagian dari episode sejarah pembaruan
pendidikan Islam yang terjadi secara simultan di seluruh Dunia Islam. Namun demikian tentu
saja ada kondisi-kondisi tertentu yang membedakannya dengan bagian lain Dunia Islam. Berikut
ini adalah beberapa faktor terpenting munculnya pembaruan pendidikan Islam di Indonesia :

a) Arus Pemikiran Pembaruan Islam Dari Hijaz

Dorongan awal pembaruan Islam di Indonesia datang dari Arabia, khususnya Hijaz, melalui
jaringan intelektual Nusantara-Hijaz yang sudah terbina sejak masa kejayaan kerajaan Islam di
negeri ini. Pada abad-abad ke-11/17 dan 12/18 di Hijaz terjadi kebangkitan ulang kajian hadis
yang kemudian memicu kebangkitan pembaruan dalam Islam. Pemikiran tentang modernisasi
tersebut kemudian menyebar ke seantero Dunia Islam, termasuk ke Indonesia, dan memicu
gerakan pembaruan dimana-mana.

Pada awalnya pembaruan berpusat pada persoalan pemikiran keagamaan; tetapi kemudian
segera disadari bahwa pemikiran tersebut terkait secara serius dengan hampir semua bidang
kehidupan umat islam. Pendidikan segera menjadi bidang yang merespon pembaruan secara
sangat serius. Hal ini tak lain karena keyakinan bahwa perubahan apa pun yang diinginkan oleh
umat Islam maka perubahan tersebut harus dimulai dengan manusia: keyakinan, pemikiran,
sikap, kelakuan, dan budaya nya. Mengubah manusia ke arah yang lebih baik adalah misi dasar
pendidikan. Maka mulailah gagasan-gagasan pembaruan menemukan momentumnya di bidang
pendidikan Islam. Gagasan-gagasan tersebut kemudian diterapkan ke dalam berbagai aspek
pendidikan Islam.

b) Penjajahan Dan Perjuangan Kemerdekaan

Pembaruan pendidikan Islam di Indonesia juga sangat turut dibentuk oleh keberadaan
penjajah. Ada dua hal mendasar dalam kaitan ini : pertama, penjajah memperlakukan pendidikan
Islam secara diskriminatif; kedua,pendidikan yang dikelola penjajah lebih modern dan maju.
Kenyataan ini membuat umat Islam yang berpikir maju melihat bahwa hanya ada satu pilihan
yang logis, yakni memperbarui pendidikan Islam untuk mempersiapkan generasi yang kompetitif
dalam kehidupan modern. Mengharapka penjajahan Belanda untuk memperbarui pendidikan
Islamtampaknya tidak dapat diharapkan sama sekali. Maka kemudian pembaruan pendidikan
Islam dianyam ke dalam cita-cita kemerdekaan Indonesia. Jika ingin merdeka, maka Indonesia
harus memiliki generasi yang baik berdasarkan kriteria modernitas. Lalu, generasi semacam itu
tentu tidak akan lahir tanpa adanya pendidikan yang lebih baik. Jdilah pembaruan pendidikan
terkait sangat erta dengan pedihnya penjajahan di satu sisi dan keinginan kuat untuk merdeka di
sisi lainnya.

c) Kebutuhan Akan Pendidikan Yang Lebih Baik

Secara objektif harus diterima bahwa keadaan pendidikan Islam memang jauh dari ideal.
Berbagai masalah dapat ditemukan dalam semua aspek pendidikan Islam. Karenanya, bagi
segmen masyarakat Islam yang menyadari keadaan ini, pembaruan pendidikan adalah bersifat
mendesak. Umat membutuhkan pendidikan yang berkualitas, dan kebutuhan itu telah terlalu
lama terabaikan. Abad ke-13/19 menyaksikan adanya kesadaran yang terus meningkat akan
perlunya pembaruan pendidikan Islam. Karena tanpa perbaikan pendidikan maka partisispasi dan
kontribusi umat Islam dalam kehidupan akan sangat minimal dan jauh dari idealisme yang
digambarkan dalam kitab suci Alquran.

B. ASPEK-ASPEK PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Secara prinsip, pembaruan pendidikan di Indonesiamencakup aspek-aspek yang sama


dengan yang sudah dijelaskan pada bagian awal. Beberapa aspek pembaruan pendidikan Islam
yang paling menonjol dalam konteks Indonesia :

a. Pengenalan Lembaga Pendidikan Baru

Sebagai bagian dari upaya pembaruan pendidikan Islam, muncul lembaga pendidikan model
baru yang sebelumnya tidak dikembangkan oleh umat Islam Indonesia, Lembaga baru tersebut
adalah sekolah, madrasah dan Perguruan Tinggi. Sekolah pertama yang mewakili upaya
pembaruan pendidikan Islam adalah sekolah Adabiyah di Padang pada Panjang pada tahun 1907
namun kemudian pindah ke Padang pada 1909. Penggunaan kata sekolah (school) jelas
menunjukkan adanya ‘pengakuan’ nomenklatur Barat, meskipun Sekolah Islam tidak
sepenuhnya mengikuti kurikulum sekolah Belanda. Setelah sekolah pelolor ini, sejumlah sekolah
Islam lainnya didirikan di berbagai tempat oleh berbagai segmen umat Islam. Tipe lembaga
pendidikan lain yang menjadi bagian pembaruan adalah Madrasah. Pada tahun 1915 Zainuddin
Madrasah Diniyah Putri pada tahun 1923. Dari segi penamaan, jelas sekali bahwa Madrasah
merujuk kepada sejarah dan tradisi pendidikan Islam; akan tetapi Madrasah membuka diri
terhadap pembaruan kurikulum maupun hal lainnya. Rintisan pendirian Perguruan Tinggi Islam
di Indonesia juga datang dari MinangKabau dengan lahirnya Perguruan Tinggi Islam di Padang
pada tahun 1940. Mahmud Yunus adalah pimpinan pertamanya. Perguruan Tinggi ini memang
tidak berjalan lama karena terpaksa ditutupi dengan datangnya Jepang pada tahun 1942. Namun
demikian rintisan ini lah yang nantinya dilanjutka dan diikuti dengan Pendirian Perguruan Tinggi
Islam lainnya di berbagai wilayah Indonesia.

b. Perluasan Kurikulum

Sudah disebutkan di bagian terdahulu bahwa pada masa kemandekan, kurikulum pndidikan
Islam cenderung terbatas pada rumpun ilmu keagamaan semata. Arus pembaruan berupaya
mengoreksi keadaan tersebut dan mengupayakan kurikulum yang mencakup semua bidang ilmu
pengetahuan. Dalam kurikulum Sekolah Islam yang pada dasarnya merupakan adopsi dari
sekolah Belanda terdapat pelajaran Agama Isla, meskipun hanya dua jam setiap pekannya.
Madrasah yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari pesantren mengajarkan sains,
meskipun sebagian besar kurikulumnya adalah ilmu keagamaan. Secara berangsur, buku-buku
yang digunakan juga mulai diperbarui. Dengan perluasan kurikulum ini pendidikan Islam
diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu-ilmu keagamaan
akan tetapi juga sains, sehingga mampu meresponi dan berkontribusi dalam kehidupan modern.

c. Penerapan Manajemen Modern

Lembaga pendidikan Islam Indonesia era pembaruan secara perlahan mulai menerapkan
manajemen pendidikan yang lebih modern. Misalnya, pada masa-masa sebelum pembaruan
pendidikan Islam belum mengenal kurikulum yang baku dan terstuktur ; belum menerapkan
penjenjangan ; belum ada ujian-ujian yang terjadwal. Semua ini diterapkan pada era pembaruan.
Pada tataran yang lebih praktis, pendidikan Islam juga mulai menerapkan sistem klasikal dan
memanfaatkan sarana-sarana kependidikan yang lebih baik. Secara perlahan lembaga pendidikan
islam juga mulai menerapkan sistem pengelolaan yang lebih akuntabel, bertanggung jawab,
transparan, dan demokratis.

d. Publikasi Ilmiah

Hal lain yang juga sangat penting dalam kaitan pembaruan pendidikan Islam Indonesia
adalah mulainya penerbitan ilmiah, khususnya majalah. Diantara majalah yang dipublikasikan
adalah AL-Munir (Padang, 1911), AL-Akhbar (Padang, 1913), AL-Islam (Surabaya, 1916),
Pembela Islam (Bandung, 1933), AL-Fatwa (Bandung, 1931). Publikasi majalah-majalah
tersebut relevan terhadap pembaruan pendidikan Islam karena beberapa alasan. Pertama,
majalah menjalankan fngsi mengkomunikasikan dan transfer pengetahuan terbaru dari satu
wilayah ke wilayah lain. Tak jarang majalah tersebut menerjemahkan karya-karya penting dari
Timur Tengah dan menerbitkannya dalam bahasa Indonesia. Kedua, majalah memfasilitasi umat
Islam untuk mendiskusikan persoalan-persoalan kemodrenan yang muncul ditengah
masyarakat.Ketiga, majalah-majalah tersebut turut memperkuat tradisi menulis dikalangan umat
Islam.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai