TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Sinyal
manajemen melalui laporan keuangan. Teori sinyal berakar pada teori akuntansi
catatan, dan gambaran tentang keadaan perusahaan dimasa lalu, saat ini, dan masa
membutuhkan informasi guna memantau dana yang telah di investasikan dan juga
untuk mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi. Oleh karena itu,
perusahaan.
1
menginterpretasikan sinyal tersebut. Kemudian stakeholders akan memberikan
feed back kepada perusahaan. Feed back tersebut dapat berupa negatif ataupun
positif, hal ini sesuai dengan sinyal yang diterima oleh stakeholders. Jika sinyal
kedalam grey area dan tidak sehat, maka perusahaan cenderung mendapatkan
B. Opini Audit
Dalam SPAP SA seksi 508 dijelaskan bahwa opini audit adalah opini yang
dikeluarkan auditor berkaitan dengan audit atas laporan keuangan historis yang
ditujukan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai
definisi tersebut, Nurmalasari dan Ratmono (2014) menyatakan bahwa opini audit
perusahaan tersebut.
utama dari laporan audit. Menurut Standar Profesi Akuntansi Publik (SPAP) ada
2
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,
hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang
secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai
3
C. Going Concern
concern yang baik, maka pelaporan keuangannya tidak memiliki informasi yang
(SPAP) Seksi 341, informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan
dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh
tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar
melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari
concern dibagi menjadi dua, pertama yaitu masalah keuangan yang meliputi
4
kesulitan memperoleh dana, kedua yaitu masalah operasi yang meliputi kerugian
tanggal neraca.
modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, jeleknya rasio keuangan
yang penting.
5
3) Masalah intern, misalnya pemogokan kerja atau kesulitan hubungan
memadai.
D. Prediksi Kebangkrutan
1. Pengertian Kebangkrutan
yang ringan (likuiditas) sampai pada kesulitan keuangan yang lebih serius, yaitu
tidak solvabel. Pada kondisi tidak solvabel maka perusahaan dapat dikatakan
keuangan karena tingkat pengembalian yang diperoleh perusahaan lebih kecil dari
total biaya yang harus dikeluarkannya dalam jangka penjang. Akumulasi kesulitan
6
mengelola keuangan dalam jangka panjang akan mengakibatkan nilai aset yang
tersebut menerima opini audit going concern. Sebaliknya, perusahaan yang tidak
7
Salah satu studi tentang prediksi kebangkrutan adalah Multiple Discriminant
Analysis yang dilakukan oleh Altman yaitu analisis Z-Score. Altman Z-Score
pasar saham Amerika Serikat. Pada periode lebih lanjut Altman berusaha
Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah
yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang sehat
dan yang tidak sehat secara finansial. Z-Score Altman ditemukan dengan
kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
8
dihitung dengan membagi modal kerja bersih dengan total aktiva. Modal
kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban
lancar (Prayanthi dan Kakunsi, 2017). Modal kerja bersih yang negatif
jangka pendek, karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup untuk
Laba Ditahan
X 2=
Total Aktiva
9
c) Earning Before Interest and Taxes to Total Assets (X3)
aktiva perusahaan sebelum pembayaran bunga dan pajak. Rasio ini juga dapat
yang dipinjam. Bila rasio ini lebih besar dari rata-rata tingkat bunga yang
berikut:
dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas sendiri
dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh
10
e) Sales to Total Assets (X5)
Penjualan
X 5=
Total Aktiva
Nilai cut-off:
Kelima rasio inilah yang akan digunakan dalam menganalisa laporan keuangan
1. Memeriksa kembali calon perusahaan yang akan diakuisisi oleh pemasok dan
perusahaan kita.
11
A. Prior Opinion
Opini audit sebelumnya didefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh
yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya cenderung
untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. Hal ini karena kondisi
perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas dari keadaan yang terjadi di tahun
prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima
keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain.
B. Penelitian Terdahulu
12
Independen: signifikan positif
Audit tenure terhadap
penerimaan opini
Kontrol: audit going
- Financial distress concern
- Prior Opinion
13
concern.
1. Alur Penelitian
stakeholder, hal ini terjadi karena manajer selaku pihak yang mengelola
14
Connelly et.al (2011) menyatakan konsep signaling theory dengan
melibatkan signaler dan receiver. Signaler adalah pihak internal perusahaan yang
tidak dapat diakses oleh pihak luar. Dengan begitu, signaler dapat memiliki
Dalam hal ini, yang dimaksud signaler ialah pihak eksekutif atau manajer
perusahaan.
informasi berupa prediksi kebangkrutan yang dapat dianalisis oleh receiver dalam
organisasi yang dimaksud tetapi ingin menerima informasi ini. Dalam hal ini,
yang dimaksud receiver yaitu, pemegang saham dan pemegang utang. Setelah
Proses akhir dalam signaling theory ialah feedback yang dikirim oleh
receiver kepada signaler. Feedback dapat berupa positif ataupun negatif sesuai
dengan sinyal yang diperoleh dari informasi yang terdapat dalam laporan
dalam grey area ataupun tidak sehat, maka receiver perlu berhati-hati dalam
15
yang tidak mengalami gangguan dalam kondisi keuangannya, maka kemungkinan
auditor akan memberikan opini audit going concern akan semakin kecil
(McKeown: 1991).
16
Gambar 1.1
Kerangka Teoritis
Teori Sinyal
Informasi
Manajer Stakeholder
Asimetri
Informasi
Prior Opinion
1. Firm Size
2. Dummy
Tahun
17
2. Hipotesis Penelitian
memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang tidak mengalami
terhadap perusahaan melalui model prediksi kebangkrutan. Hal ini seperti yang
dinyatakan oleh Altman dan Mc Gough (1974) dan Koh dan Killough
kebangkrutan dapat digunakan sebagai alat bantu auditor untuk menilai kondisi
keuangan suatu perusahaan, yang selanjutnya menjadi dasar bagi auditor untuk
18
Dalam penelitian ini, model prediksi kebangkrutan yang
concern
19
b. Pengaruh Prediksi Kebangkrutan terhadap Opini Audit Going Concern
tersebut menerima opini audit going concern. Namun, bukan hanya kondisi buruk
memberikan opini audit going concern, auditor juga melihat histori perusahaan
opini audit going concern pada tahun sebelumnya cenderung mendapatkan opini
yang sama pada tahun berjalan. Hal ini dikarenakan kondisi perusahaan pada
pemberian opini audit going concern. Faktor kontijensi yang dipilih dalam
penelitian ini adalah prior opinion yang diduga dapat memperlemah atau
20
Atas dasar penelitian terdahulu tersebut dan argumentasi di atas
Gambar b.1
going concern
H1 -
Prediksi Opini Audit Going
Kebangkrutan Concern
H2 +
1. Firm Size
2. Dummy
Tahun
Prior Opinion
21
22