1, Maret 2015
Email: radhiya_bustan@yahoo.com
Abstrak - Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan dewasa awal. Persiapan
pernikahan yang dilakukan oleh pasangan dapat dilakukan melalui kursus pranikah. Kursus
pranikah adalah pemberian bekal pemahaman dan pengetahuan tentang kehidupan rumah
tangga/keluarga dalam mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah warahmah serta
mengurangi angka perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga. Penelitian ini
bertujuan melihat gambaran persepsi dewasa awal tentang kursus pranikah. Penelitian ini
dilakukan dengan metode kuantitatif dengan jenis penelitian survei menggunakan. Metode
analisis data menggunakan analisis deskriptif yang melibatkan 30 responden. Penelitian
menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria dewasa awal usia 18 sampai 40 tahun,
masa pernikahan kurang dari 10 tahun dan sudah pernah mengikuti kursus pranikah di
Kantor Urusan Agama (KUA) sebelum melangsungkan pernikahan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dewasa awal memiliki persepsi yang baik terhadap kursus pranikah yang
ditunjukkan dengan hasil persepsi terhadap hukum pernikahan memperoleh nilai rata-rata
3,50, dimensi mengenai mekanisme dan prosedur pencatatan perkawinan serta dimensi
merawat cinta kasih memperoleh nilai rata-rata 3,37. Berikutnya dimensi penanaman nilai
keimanan, ketaqwaan serta akhlaqul karimah dalam keluarga memperoleh rata-rata 3,32.
Dimensi terkait fikih munakahat memperoleh nilai rata-rata 3,27. Serta dimensi pengetahuan
umum mengenai kursus pranikah memperoleh rata-rata 3,17. Rata-rata kedua terendah adalah
terkait kesehatan reproduksi yang hanya 3,04. Dan hanya satu dimensi yang memperoleh nilai
rata-rata dibawah 3 yaitu materi mengenai manajemen konflik, dengan rata-rata 2,97. Saran
dari penelitian ini agar kursus pranikah dapat diikuti oleh dewasa awal dalam mempersiapkan
pernikahan. Diharapkan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dapat terus
berkomitmen dalam menetapkan peraturan mengenai kursus pranikah dan menjadikannya
sebagai persyaratan untuk melangsungkan pernikahan. Demikian juga bagi Organisasi
keagamaan Islam yang telah memiliki akreditasi dari Kementerian Agama, agar terus
melaksanakan pelatihan untuk penyelenggara kursus pranikah agar menghasilkan sumber
daya manusia yang kompeten dalam pelaksanaan kursus tersebut. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan untuk memaparkan keefektifan kursus pranikah guna mempersiapkan pernikahan
dan mencegah terjadinya perceraian.
Abstract - Marriage is one of the developmental tasks of early adulthood. Wedding preparations
can be done by the pair through a premarital course. Premarital course is giving a better
understanding and knowledge of the life of the household / family in realizing harmonious
family, mawaddah warahmah as well as reduce the number of disputes, divorce and domestic
violence. This study aims to look at the picture of early adult perceptions about premarital
course. This research was conducted by a quantitative method with the type of survey research
use. Methods of data analysis using descriptive analysis involving 30 respondents. Research
using purposive sampling with criteria early adulthood ages 18 to 40 years, a period of less than
10 years of marriage and have completed a course of premarital at the Office of Religious
Affairs (KUA) before a wedding. The results showed that mature early have a good perception
of premarital courses as indicated by the results of the perception of the marriage law to obtain
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 83
an average value of 3.50, the dimension of the mechanisms and procedures for registration of
marriages as well as the dimensions of caring loving obtain an average value of 3.37 , Next
dimensions planting values of faith, devotion and akhlaqul karimah in the family receives an
average of 3.32. Jurisprudence related dimensions munakahat obtain an average value of 3.27.
As well as the dimensions of a general knowledge of the course of premarital gained an average
of 3.17. Average of the two lowest-related reproductive health is only 3.04. And only one
dimension to obtain an average value below 3 that material on conflict management, with an
average of 2.97. Suggestions from this study that the premarital courses can be followed by
early adulthood in preparing for the wedding. Expected Director General of Islamic
Community Guidance can continue to be committed in setting the rules regarding pre-marital
courses and make it a requirement for a wedding. Likewise for the Islamic religious
organization that has had accreditation from the Ministry of Religion, in order to continue to
carry out training courses for organizers of premarital order to produce competent human
resources in the implementation of the course. For further research is expected to explain the
effectiveness of premarital courses to prepare for marriage and prevent divorce.
mampunya pasangan menyesuaikan diri dengan Kursus pranikah adalah pemberian bekal
kehidupan pernikahan. pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
penumbuhan kesadaran kepada remaja usia
Pernikahan merupakan salah satu tugas dan nikah tentang kehidupan rumah tangga dan
perkembangan dewasa awal. Para psikolog keluarga. Kursus pranikah bukan semata-mata
perkembangan umumnya sepakat bahwa masa upaya prevensi terhadap kemungkinan
dewasa dimulai pada usia 18 dan 20 tahun gangguan dalam pernikahan yang akan
(Upton, 2012). Masa beranjak dewasa berlangsung, namun juga untuk meningkatkan
merupakan masa transisi dari remaja menuju kualitas hubungan suami-istri yang baik serta
dewasa yang berkesinambungan, dimana memberikan kesejahteraan, rasa aman dan
rentang usia masa dewasa awal adalah antara kebahagiaan dalam perkawinan. Dengan
18 hingga 25 tahun (Santrock, 2012). Tugas demikian maka akar keretakan dari hubungan
perkembangan pada masa dewasa awal ini dapat dihindari sedini mungkin.
antara lain adalah menikah atau membangun
suatu keluarga, mengelola rumah tangga, Bekerjasama dalam masalah hubungan saat
mendidik atau mengasuh anak (Havighurst, proses kursus pranikah berlangsung akan
2001). menjadikan kedua calon suami-istri mampu
mengambil keputusan seputar pernikahan
Apabila pasangan muda mengalami hambatan mereka, seperti, apakah akan dilakukan sesuai
penyesuaian diri dalam pernikahannya, maka dengan rencana atau mungkin justru ditunda,
akan menjadi konflik yang berkepanjangan dan serta berbagai kesepakatan lainnya yang telah
dapat memicu perceraian. Faktor penyebab melalui proses berpikir sehat.
perceraian tersebut antara lain adalah masalah
ekonomi, kekerasan, masalah prinsip, anak, Bagian terpenting dalam kursus pranikah
perbedaan paham politik, agama, poligami adalah sebagai suatu kesempatan bagi kedua
tidak sehat, krisis akhlak, kawin paksa, alasan pasangan untuk mewaspadai adanya sikap
ekonomi, cacat biologis, tidak ada tanggung meremehkan atas keputusan yang mereka akan
jawab (dalam rumah tangga), serta rumah ambil, menjadikan calon pasangan lebih
tangga yang tak lagi harmonis. Untuk itu, berpikir kritis akan masa depan hubungan,
diperlukan kesiapan dan kematangan pasangan kebahagian, dan kesejahteraan masing-masing.
dalam mengelola dan memelihara kehidupan
perkawinan mereka. Ketahanan keluarga Cinta saja tidak cukup dijadikan landasan suatu
merupakan kemampuan memelihara kehidupan pernikahan, melainkan juga diperlukan hasil
perkawinan dan menjalankan fungsi-fungsi pemikiran dan juga pengambilan keputusan
keluarga serta kelenturan dalam menghadapi yang telah ditentukan secara masak yang dapat
dan menyelesaikan masalah dan tantangan. Hal dibantu melalui proses kursus pranikah.
ini tentunya tidak terjadi dengan serta merta Dewasa ini, terjadi peningkatan jumlah orang
ketika pasangan memasuki pernikahan. Perlu yang beranjak dewasa dan orang dewasa awal
adanya suatu bentuk usaha pemberian yang mengikuti pendidikan pranikah yang
pemahaman kepada pasangan yang hendak memberikan informasi tentang relasi (Busby &
menikah mengenai berbagai hal yang terkait kawan-kawan, 2007). Mungkinkah pendidikan
dengan kehidupan pernikahan. Usaha tersebut pranikah yang diberikan dengan metode kursus
salah satunya adalah dengan memberikan tersebut dapat meningkatkan kualitas
kursus pranikah yang bertujuan untuk pernikahan dan mengurangi kemungkinan
membantu pasangan memperoleh pengetahuan terjadinya perceraian? Hal ini dapat kita lihat
mengenai pernikahan. Kursus pranikah melalui persepsi pasangan yang sudah menikah
diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk tersebut mengenai manfaat kursus pranikah
upaya dalam mencegah perceraian. Kondisi yang sudah mereka peroleh dalam menjalani
yang menyumbang terhadap kesulitan dalam bahtera rumah tangga.
penyesuai perkawinan adalah persiapan yang
kurang untuk menghadapi perkawinan, baik Hal lain yang jadi perhatian adalah pelaksanaan
penyesuaian seksual, keterampilan domestic, kursus pranikah yang belum dapat dilaksanakan
mengasuh anak, dan manajemen keuangan secara konsisten di setiap KUA (Kantor Urusan
(Hurlock, 1994). Agama) di Jakarta. Sehingga manfaatnya pun
mungkin belum dapat dirasakan secara optimal
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 85
oleh masyarakat, terutama dalam menurunkan reproduksi, menajemen konflik dalam keluarga,
tingkat perceraian di Indonesia. Untuk itu, pada penanaman nilai keimanan, ketaqwaan, serta
tahun 2013, Direktur Jenderal Bimbingan akhlaqul karimah dalam keluarga.
Masyarakat Islam mengeluarkan peraturan
tentang pedoman penyelenggaraan kursus pra Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini
nikah (Peraturan No DJ.II/542 Tahun 2013). diharapkan menjadi sumber informasi dan
Peraturan ini dikeluarkan untuk meningkatkan pengetahuan bagi calon pasangan yang akan
pemahaman dan pengetahuan tentang menikah, yang sudah menikah dan lembaga
kehidupan rumah tangga/keluarga dalam yang memberikan pelayanan pendidikan/kursus
mewujudkan keluarga sakinah, mawaddah pranikah dalam usaha mewujudkan keluarga
warahmah serta mengurangi angka sakinah mawaddah warahmah agar dapat
perselisihan, perceraian, dan kekerasan dalam menurunkan tingkat perceraian di Indonesia.
rumah tangga. Berdasarkan peraturan tersebut,
lembaga penyelenggara kursus pra nikah
diperluas pada organisasi keagamaan Islam KERANGKA TEORI
yang telah memiliki akreditasi dari
Kementerian Agama, diantaranya Badan Persepsi
Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Persepsi merupakan suatu proses identifikasi
Perkawinan (BP4) yang merupakan mitra kerja dan interpretasi terhadap suatu stimulus
Kementerian Agama dalam mewujudkan berdasarkan informasi yang diterima. Informasi
keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. tersebut diterima melalui lima panca indera,
Sehingga tidak hanya calon pengantin saja yaitu: penglihatan, pendengaran, perasa,
yang dapat memperoleh kursus pranikah ini, peraba, dan penciuman (Stuart dan Laraia,
namun dapat diberikan pada seluruh remaja 2005).
atau pemuda usia nikah.
Menurut Notoadmodjo (2005), persepsi
Penelitian ini akan berfokus pada bagaimana dipengaruhi oleh pengalaman, harapan, dan
persepsi dewasa awal dalam melihat manfaat pengetahuan seseorang.
kursus pranikah yang pernah mereka peroleh
dalam menjalani bahtera rumah tangga. Kursus Sejalan dengan itu, Sarwono (2010)
pranikah yang dimaksud adalah yang menyatakan bahwa persepsi kemampuan untuk
diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama membedakan, mengelompokkan, memfokuskan
dalam bentuk kursus calon pengantin dan informasi yang diterima melalui indra yaitu
kursus pranikah yang diselenggarakan oleh hidung, mata, telinga, lidah, dan kulit. Persepsi
organisasi-organisasi keagamaan Islam. berlangsung saat seseorang menerima stimulus
dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-
Melalui penelitian ini, akan dilihat gambaran organ bantunya yang kemudian masuk ke otak.
persepsi dewasa awal mengenai kursus Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada
pranikah yang pernah mereka ikuti, dilihat dari akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman.
aspek pendekatan teori, manfaat, tujuan, materi, Pemahaman inilah yang disebut dengan
dan metode pelaksanaan kursus pranikah. persepsi.
syarat dan rukun nikah, akad nikah dan ijab berumah tangga sesuai dengan
kabul, hak dan kewajiban suami isteri, kemampuannya.
menjelaskan mu’asarah bil ma’ruf, adab nikah, g) Istri wajib mengatur urusan rumah tangga
serta hak dan kewajiban orangtua terhadap dengan sebaik-baiknya.
anak. h) Jika suami atau istri melalaikan
kewajibannya, masing-masing dapat
Hikmah pernikahan bagi kedua mempelai mengajukan gugatan kepada Pengadilan
adalah : Agama.
1) Membuat jiwa lebih tenang karena Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga, memahami
terjalinnya rasa cinta dan kasih saying yang fungsi keluarga sebagai fungsi agama,
membuat kehidupan lebih terarah. reproduksi, fungsi kasih sayang, fungsi
2) Terhindar dari perbuatan maksiat, karena perlindungan, fungsi pendidikan dan sosialisasi
fitrah seksual (kebutuhan biologis) dapat nilai, fungsi ekonomi, serta fungsi sosial
tersalurkan ke jalan yang benar, halal, dan budaya.
diridhai Allah.
3) Nikah merupakan jalan terbaik untuk Merawat Cinta Kasih dalam Keluarga
menciptakan keturunan yang baik dan Dalam merawat cinta kasih ada beberapa hal
mulia sekaligus merupakan upaya menjaga fundamental yang harus dijalankan
kelangsungan hidup manusia sesuai dengan diantaranya: kemitrasejajaran/kondisi harmonis
ajaran agama. antara suami isteri, saling memuji kelebihan
4) Dengan nikah dan kemudian mempunyai dan menyempurnakan kekurangan,
anak, naluri kebapakan dan naluri keibuan memberikan hadiah, saling memberi nasihat,
akan tumbuh dan berkembang saling saling terbuka, dll.
melengkapi.
5) Nikah dapat mendorong seseorang, terutama Kesehatan Reproduksi
yang laki-laki untuk bersungguh-sungguh Pentingnya mengetahui kondisi kesehatan
dalam mecari rezeki yang banyak dan reproduksi adalah:
halal, sebab dialah yang harus bertanggung 1. Menjaga kesehatan alat reproduksi sendiri.
jawab terhadap istri dan anak-anaknya, Untuk wanita, mencuci alat kelamin
baik berkaitan dengan jasamni maupun dengan bersih (dari depan ke belakang).
rohani mereka. Untuk pria hampir sama, dan perlu
dilakukan sunat untuk mencegah
Hak dan Kewajiban Suami Istri penumpukan kuman, yang menyebabkan
Setiap perjanjian menimbulkan hak dan infeksi dan gangguan kemih. Sebab, darah
kewajiban, begitupun dalam perkawinan. dan urin adalah media yang baik untuk
Dalam UU Perkawinan ada Bab tersendiri yang pertumbuhan kuman.
mengatur mengenai hak dan kewajiabn suami 2. Mengetahui indikator kesehatan ibu secara
istri, yaitu berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974, umum, yakni:
suami istri memiliki kewajiban sebagai berikut: - Mengetahui masa subur, siklus menstruasi,
a) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dan siklus teratur/tidak teratur. Siklus
dengan hak dan kedudukan suami dalam normal terjadi 21-35 hari.
kehidupan rumah tangga dan pergaulan - Pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan
hidup bermasyarakat. untuk menurunkan angka terjadi kelainan
b) Masing-masing pihak berhak untuk genetik generasi selanjutnya.
melakukan perbuatan hukum. - Cek TORCH (Toksoplasma, Rubela,
c) Suami adalah kepala keluarga dan istri Citomegalovirus, Herpes Simplex).
adalah ibu rumah tangga. - Imunisasi Tetanus Toksoid (TT). Penting
d) Suami istri mempunyai tempat kediaman dilakukan karena pertama kali
yang tetap. berhubungan intim. Umumnya alat
e) Suami istri wajib saling mencintai, hormat kelamin wanita mengalami luka akibat
menghormati, setia member bantuan lahir, selaput darah robek. Luka ini akan
dan batin kepada pasangannya. menjadi jalan masuk bakteri tetanus.
f) Suami wajib melindungi istrinya dan - Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
memberikan segala keperluan hidup - KB dalam rangka menunda dan mengatur
jarak kehamilan. Kelahiran anak pertama
88 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015
dan kedua mempunyai jarak minimal tiga kesepakatan baru agar tidak terjadi konflik
tahun. yang sama di masa yang akan dating.
belajar hidup bersama dengan suami atau isteri 1. Pasangangan yang sudah menikah kurang
membentuk suatu keluarga, membesarkan dari 10 tahun, karena perceraian banyak
anak-anak, mengelola sebuah rumah tangga terjadi pada pasangan muda dengan usia
(Hurlock, 1994). pernikahan kurang dari 10 tahun.
2. Berada pada masa dewasa awal usia 18 –
Sekitar tahun 1930, pernikahan yang stabil 40 tahun (Hurlock), karena tugas
secara luas dianggap sebagai titik akhir dari perkembangan pada masa dewasa awal
perkembangan orang dewasa. Dalam kurun adalah memilih pasangan hidup, belajar
waktu 60 tahun terakhir, pemenuhan kebutuhan hidup bersama dengan suami atau isteri
individu, baik di dalam maupun di luar membentuk suatu keluarga, membesarkan
pernikahan telah muncul sebagai tujuan yang anak-anak, mengelola sebuah rumah
menyaingi stabilitas perkawinan (Skolnick, tangga (Hurlock, 1994).
2007). Hambatan penyesuaian diri juga dapat 3. Sudah menikah dan pernah mengikuti
memicu perceraian pada masa awal kursus pranikah yang diselenggarakan
perkawianan. oleh Kantor Urusan Agama dalam bentuk
kurus calon pengantin dan kursus pranikah
oleh organisasi-organisasi keagamaan
METODE PENELITIAN Islam yang telah memiliki Akreditasi dari
Kementerian Agama. Diharapkan melalui
Jenis Penelitian pengalaman yang sudah diperoleh, subjek
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian dapat mengidentifikasi dan
kuantitatif dengan jenis penelitian survei. menginterpretasi mengenai kursus
Penelitian survei merupakan penelitian yang pranikah yang sudah pernah mereka ikuti.
menggunakan kuesioner sebagai instrumen
penelitian. Kuesioner merupakan lembaran Teknik Pengolahan Data
yang berisi beberapa pernyataan dengan
struktur yang baku (Prasetyo & Miftahul Uji Instrumen Penelitian
Jannah, 2005). Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui
kualitas instrumen, karena instrumen yang
Subyek Penelitian dikatakan baik harus memenuhi dua
Populasi penelitian ini adalah dewasa awal persyaratan penting yaitu: valid dan reliabel.
yang bertempat tinggal di Jakarta. Sementara
yang diambil sebagai sampel dalam penelitian Validitas
ini adalah 30 orang dewasa awal usia 18 - 40 Kriteria sebuah penelitian yang dianggap
tahun yang berdomisili di daerah Jakarta sebagai penelitian ilmiah, kecermatan
Selatan. pengukuran sangat diperlukan.Ada dua syarat
utama yang harus dipenuhi oleh alat ukur untuk
Penentuan jumlah subyek penelitian yang akan memperoleh suatu pengukuran yang cermat,
digunakan, ditentukan berdasarkan batas yaitu Validitas dan Reliabilitas.
minimal yang dikemukakan oleh Guilford &
Fruchter (1978), yaitu tidak kurang dari 30 Validitas artinya alat ukur yang digunakan
orang responden. dalam pengukuran, dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Uji
Teknik Penarikan Sampel validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan
Teknik penarikan sampel pada penelitian ini item-item dalam kuesioner, apakah item-item
adalah teknik penarikan sampel nonprobabilita yang ada mampu menggambarkan dan
dengan purposive sampling, dimana tidak menjelaskan variable yang diteliti.Jadi validitas
adanya kesempatan yang sama bagi anggota adalah seberapa jauh alat dapat mengukur hal
populasi untuk menjadi sampel penelitian, atau subjek yang ingin diukur. Validitas
sampel dipilih berdasarkan kriteria khusus diusahakan dengan pikiran logis, meminta
(Prasetyo dan Jannah, 2005). pendapat orang yang ahli, menggunakan
kelompok yang telah diketahui sifatnya, kriteria
Adapunkriteria khusus untuk sampel penelitian independen. Item yang digunakan dalam
ini adalah: penelitian ini untuk selanjutnya diuji
reliabilitasnya. Pengujian validitas dilakukan
90 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015
munakahat, cara merawat cinta kasih dalam ASPEK INDIKATOR- FAV UNFA
keluarga, kesehatan reproduksi, menajemen YANG INDIKATOR O VO
konflik dalam keluarga, penanaman nilai DIUNGK
keimanan, ketaqwaan, serta akhlaqul karimah AP
dalam keluarga yang mereka peroleh dari keluarga Tahap sekunder 2, 7
kursus pranikah. Tahap tersier 6
Penanama Pembinaan mental 24, 29
n nilai dan kepribadian 20
Kuesioner pada penelitian ini menggunakan
keimanan, sesuai ajaran Islam
skala Likert dengan kisi-kisi berikut: ketaqwaa
n serta
Tabel 1. Kisi-Kisi Penelitian Menggunakan Skala akhlaqul
Likert karimah
ASPEK INDIKATOR- FAV UNFA dalam
YANG INDIKATOR O VO keluarga
DIUNGK *Item yang tidak valid
AP
Pengetahu Tujuan kursus 10,
Kerlinger dan Lee (2000) mendefinisikan skala
an pranikah
mengenai Manfaat kursus 1, 3, 27 sebagai satu item verbal dimana individu
kursus pranikah merespon setiap item dengan cara
secara mengekspresikan derajat persetujuan,
umum pertidaksetujuan, atau dengan cara respon lain.
Hukum Wajib 21
pernikaha Sunnah Skala Likert pada penelitian ini terdiri dari 4
n Haram 28 alternatif jawaban untuk setiap item, yaitu
Mubah mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat
Makruh tidak setuju. Kemudian peneliti menetapkan
Mekanism Cara pendaftaran 18 22* penskoran dari 1 – 4. Sangat setuju mendapat
e dan pernikahan
skor 4, setuju mendapat skor 3, tidak setuju
prosedur
pencatata
mendapat skor 2, dan sangat tidak setuju
n mendapat skor 1. Skor total didapat dengan
perkawina menjumlahkan skor per item.
n
Fikih Hikmah pernikahan 25, 16 Dalam pengujian validitas item penelitian,
munakaha Hak dan kewajiban 15 terdapat 6 item yang tidak valid berdasarkan
t suami isteri analisis statistik menggunakan SPSS 20, yaitu
Merawat Kemitrasejajaran/ko item 5, 17, 19, 22, 23, dan 30. Sehingga jumlah
cinta ndisi harmonis item yang digunakan untuk analisis data adalah
kasih antara suami isteri, 24 item yang mewakili semua aspek penelitian
dalam Saling memuji
ini.
keluarga kelebihan dan
menyempurnakan
kekurangan, Adapun hasil analisis reliabilitas alat ukur
Memberikan 26 penelitian ini adalah sebagai berikut:
hadiah,
Saling memberi Tabel 2. Reliability Statistics
nasihat, Cronbach's Alpha N of Items
Saling terbuka 14 30* .932 24
Secara garis besar penelitian ini dilakukan Berdasarkan pie chart di atas diperoleh
dalam 3 tahapan, yaitu: gambaran bahwa dalam penelitian ini terdapat
a. Persiapan penelitian 12 orang (40%) responden laki-laki dan 18
Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk orang (60%) responden perempuan.
penelitian ini adalah membuat alat ukur
penelitian berupa kuesioner persepsi mengenai Pembahasan Hasil Penelitian
kursus pranikah. Hal lain yang perlu Pengolahan data dalam penelitian ini
dipersiapkan adalah menghubungi pihak-pihak menggunakan jenis statistika deskriptif, yang
yang terkait dan dibutuhkan sebagai subjek merupakan metoda untuk memberikan
dalam penelitian ini. gambaran menyeluruh tentang suatu atau
beberapa kelompok dengan cara menyusun dan
b. Pelaksanaan penelitian merangkum data kelompok/sampel.
Pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan
Maret 2015 di Jakarta. Penelitian ini bertujuan unutk melihat persepsi
dewasa awal mengenai kursus pranikah yang
c. Pelaporan pernah mereka peroleh di Kantor Urusan
Pada tahap ini peneliti akan melakukan Agama sebelum melangsungkan pernikahan,
pengolahan data penelitian yang sudah ditinjau dari delapan dimensi berikut:
terkumpul. Berdasarkan hasil pengolahan dan 1. Pengetahuan mengenai kursus secara
analisis data tersebut, maka peneliti dapat umum, terkait manfaat dan tujuan kursus
membuat laporan penelitian secara lengkap dari pranikah
awal sampai akhirnya menemukan jawaban 2. Hukum pernikahan
masalah penelitian. 3. Mekanisme dan prosedur pencatatan
perkawinan
4. Fikih munakahat
HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Merawat cinta kasih dalam keluarga
6. Kesehatan reproduksi
Gambaran Umum Responden Penelitian 7. Manajemen konflik dalam keluarga
Subjek penelitian ini adalah dewasa awal 8. Penanaman nilai keimanan, ketaqwaan
dengan rentang usia 18-40 tahun dengan masa serta akhlaqul karimah dalam keluarga
pernikahan kurang dari 10 tahun dan sudah Berdasarkan data di lapangan diperoleh
pernah mengikuti kursus pranikah di Kantor hasil analisis deskriptif masing-masing dimensi
Urusan Agama (KUA) sebelum sebagai berikut:
melangsungkan pernikahan. Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Masing-Masing
Dimensi
Adapun gambaran responden penelitian
berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai N Min Max Mean
berikut: Pengetahuan Umum 30 2 4 3.17
Hukum Pernikahan 30 3 4 3.50
Mekanisme Pencatatan 30 2 4 3.37
Perkawinan
Fikih Munakahat 30 3 4 3.27
Merawat CintaKasih 30 3 4 3.37
Kesehatan Reproduksi 30 2 4 3.04
Manajemen Konflik 30 2 4 2.97
Penanaman Nilai 30 3 4 3.32
Valid N (listwise) 30
Gambar 1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dari tabel output SPSS diatas, terlihat bahwa
rata-rata (mean) dimensi ke 2 mengenai hukum
pernikahan adalah yang paling tinggi, yaitu
3,50 dengan nilai minimum 3 dan nilai
Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015 93
maksimum 4. Ini berarti dari kedelapan ini berpersepsi cukup positif terhadap tujuan
dimensi tersebut, dimensi terkait hukum dan manfaat kursus pranikah yang sudah
pernikahan adalah yang paling banyak mereka peroleh dari Kantor Urusan Agama.
dipersepsikan secara positif oleh responden, Nilai rata-rata ini tidak terlalu tinggi, namun
yang berarti rata-rata responden memahami masih pada kategori positif.
materi hukum pernikahan ini dengan baik. Hal
ini juga menunjukkan bahwa pemahaman Berikutnya rata-rata (mean) kedua terendah
mengenai hukum pernikahan diberikan dengan adalah terkait kesehatan repproduksi yang
baik pada kursus pranikah, sehingga responden hanya 3,04. Hal ini menunjukkan bahwa materi
memahami dengan baik materi ini. mengenai kesehatan reproduksi kurang
dipersepsikan secara positif oleh responden. Ini
Berikutnya dimensi mekanisme dan prosedur dapat berarti bahwa materi tersebut kurang
pencatatan perkawinan serta dimensi merawat dipahami oleh responden atau bahkan kurang
cinta kasih memperoleh nilai rata-rata yang dibahas secara maksimal pada kursus pranikah
juga cukup tinggi, yaitu 3,37. Hal ini yang mereka ikuti.
menunjukkan bahwa kedua dimensi ini juga
dipersepsikan secara positif oleh responden. Rata-rata (mean) terendah adalah materi
Responden memahami dengan baik mengenai manajemen konflik, yaitu 2,97. Nilai
bagaimanan mekanisme dan prosedur ini menunjukkan bahwa responden cukup
pencatatan perkawinan, berarti Kantor Urusan memahami manajemen konflik dalam keluarga,
Agama melalui kursus pranikah sudah mampu namun tidak optimal. Materi manajemen
mensosialisasikan materi ini dengan baik. konflik dalam kursus pranikah berisi berbagai
Begitupun dengan materi mengenai bagaimana faktor penyebab konflik dalam keluarga dan
cara merawat cinta kasih dalam keluarga, tahap-tahap manajemen konflik. Materi ini
materi ini juga dipahami dengan baik oleh dipersepsikan cukup bermanfaat bagi dewasa
responden penelitian. awal dalam mengarungi rumah tangga mereka.
Urutan ketiga tertinggi adalah rata-rata (mean) Secara keseluruhan dapat diperoleh gambaran
dari dimensi penanaman nilai keimanan, bahwa dimensi hukum pernikahan adalah
ketaqwaan serta akhlaqul karimah dalam dimensi yang paling dipersepsikan secara
keluarga yaitu 3,32. Hal ini menunjukkan positif oleh responden penelitian ini. Hal ini
bahwa responden penelitian ini cukup berarti bahwa responden penelitian
memahami mengenai penanaman nilai memperoleh pemahaman yang baik mengenai
keimanan, ketaqwaan serta akhlaqul karimah hukum pernikahan melalui kursus pranikah
dalam keluarga yang diberikan pada kursus yang pernah mereka peroleh di Kantor Urusan
pranikah yang pernah mereka ikuti. Adapun Agama. Dimensi lainnya yang juga dinilai
materi ini berisikan pengetahuan mengenai cukup positif adalah materi mengenai
pembinaan mental dan kepribadian sesuai mekanisme dan prosedur pencatatan
ajaran Islam. perkawinan serta bagaimana merawat cinta
kasih dalam keluarga. Berdasarkan wawancara
Selanjutnya adalah dimensi fikih munakahat di lapangan, materi mengenai mekanisme dan
yang memperoleh nilai rata-rata (mean) 3, 27. prosedur pencatatan perkawinan ini umumnya
Dimensi ini berisi hikmah pernikahan serta hak diberikan pada kursus pranikah dan sudah
dan kewajiban suami isteri. Nilai mean 3, 27 dipahami dengan baik oleh responden. Begitu
tersebut menggambarkan bahwa dimensi ini pula mengenai cara-cara merawat cinta kasih
juga cukup dipahami dengan baik oleh dalam keluarga secara umum juga diberikan
responden berdasarkan kursus pranikah yang dengan baik dalam kursus pernikahan, namun
pernah mereka peroleh di Kantor Urusan hal tersebut tidak diikuti dengan pemberian
Agama ketika akan melangsungkan pernikahan. pemahaman mengenai gambaran sumber-
sumber konflik dalam keluarga dan tahap-tahap
Materi mengenai pengetahuan umum mengenai mengatasinya, dimana materi ini terkait dengan
kursus pranikah secara umum memperoleh manajemen konflik. Hal ini terlihat dari nilai
rata-rata (mean) 3,17. Materi ini berisi tujuan rata-rata (mean) mengenai materi manajemen
dan manfaat kursus pranikah secara umum, konflik berada pada posisi paling rendah
yang menunjukkan bahwa responden penelitian dibanding dimensi-dimensi lainnya yang hanya
94 Jurnal AL-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, Vol .3, No. 1, Maret 2015
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk [5] Modul TOT Kursus Pra Nikah. 2010.
lebih menambah jumlah responden dengan Jakarta: Kementerian Agama RI,
melibatkan penyelenggara kursus pranikah Direktorat Jenderal Bimbingan
sebagai evaluasi lebih mendalam mengenai Masyarakat Islam, Direktorat Urusan
kegiatan ini. Selain itu, metode Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah.
pengumpulan data akan lebih kuat apabia [6] Sadarjoen, Sawitri Supardi. 2012. Modul
ditambahkan wawancara mendalam dan Tata Laksana Couple Therapy. Jakarta:
observasi lapangan dan dapat memaparkan Fakultas Psikologi Universitas YARSI.
keefektifan kursus pranikah guna [7] Santrock, John W. 2012. Life-Span
mempersiapkan pernikahan dan mencegah Development, Perkembangan Masa
terjadinya perceraian. Hidup. Jakarta: Erlangga.
[8] Sarwono, Sarlito W. 2010. Pengantar
Psikologi Umum. Jakarta: Raja Grafindo
DAFTAR PUSTAKA Persada.
[9] Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan
[1] Guilford, J. P., and Fruchter, Benjamin. Masyarakat Islam Nomor DJ.II/542
1978.Foundamental Statistics in Tahun 2013 tentang Pedoman
Psychology and Education 6th edition. Penyelenggaraan Kursus Pranikah.
Singapore: McGraw-Hill. [10] Prasetyo, Bambang, & Jannah, Lina
[2] Hurlock, Elizabeth B.1994. Psikologi Miftahul. 2005. Teori dan Aplikasi
Perkembangan, Suatu Pendekatan Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Erlangga. [11] Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar
[3] Kerlinger, Fred. N.2000. Asas-asas SPSS untuk Analisis Data dan Uji
Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Statistik. Yogyakarta: MediaKom.
Gadjah Mada University Press. [12] Upton, Penney. 2012. Psikologi
[4] King., Laura A. 2010. Psikologi Umum, Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Sebuah Pandangan Apresiatif. Jakarta:
Salemba Humanika.