Anda di halaman 1dari 1

Insan Pelajar

Tempat Berbagi dan Belajar

 Menu 

Struktur Lapisan Bumi


November 8, 2018 Oleh Iqbal Hakim

Bumi, planet yang kita tinggali, memiliki berbagai lapisan yang menunjang kehidupan dan aktivitas makhluk hidup
diatasnya. Mulai dari lapisan atmosfer yang melindungi kita dari bahaya luar angkasa, hingga lapisan dalam bumi yang
mendinamisasi kehidupan kita dengan tektonik lempeng dan gaya endogen serta eksogennya.

Struktur bumi terdiri dari lapisan yang berbeda-beda dan memiliki fungsi yang berbeda pula. Struktur ini terdiri dari
lapisan luar berupa kerak bumi silikat padat, diikuti oleh lapisan astenosfer kental, mantel yang agak kental, inti luar
yang cair, dan inti dalam yang padat.

Pengetahuan mengenai struktur bumi didapatkan dari observasi topogra , batimetri, batuan ekstrusif, dan juga
gelombang seismik yang melewati interior bumi.

Dari observasi ini, didapatkan bahwa bumi terdiri dari berbagai lapisan baik padat maupun cair, dengan tingkat
kekentalan yang berbeda-beda serta komposisi kimiawi yang berbeda-beda pula.

Daftar Isi 

Struktur Bumi

Lapisan lapisan yang ada di Bumi

Secara umum, struktur lapisan bumi dapat dide nisikan melalui dua sudut pandang yaitu dari sifat mekanis atau sifat
kimiawinya.

Pembagian secara mekanis menjelaskan mengenai sifat-sifat sik yang ada pada tiap lapisan. Sifat sik tersebut
meliputi kepadatan dan suhu. Secara mekanis, bumi dapat dibagi menjadi litosfer, astenosfer, mantel, inti luar, dan
inti dalam.

Pembagian secara kimiawi menjelaskan sifat-sifat kimiawi yang ada pada tiap lapisan. Sifat kimiawi tersebut meliputi
material penyusun dan kandungan mineral yang ada pada tiap lapisan. Secara kimiawi, bumi dapat dibagi menjadi
kerak, mantel atas, mantel dalam, inti luar, dan inti dalam.

Kepadatan Tiap Lapisan Bumi

Gambar disamping merupakan gra k yang menunjukkan perubahan berat jenis dari lapisan bumi seiring dengan
bertambahnya kedalaman.

Dapat dilihat bahwa semakin dalam suatu lapisan, semakin besar pula berat jenis lapisan tersebut. Artinya, lapisan
tersebut dengan volume yang sama menjadi semakin berat karena kepadatannya meningkat.

Hal ini dipengaruhi oleh tekanan yang lebih besar pada lokasi tersebut. Ketika tekanannya besar, maka lapisan akan
cenderung terkompaksi, sehingga memiliki berat jenis yang lebih tinggi. Tekanan yang tinggi menjadi salah satu
alasan mengapa inti bumi bagian dalam bersifat padat.

 
Lapisan yang ada di Bumi

Lapisan yang ada di dalam perut


bumi

Gambar diatas merupakan ilustrasi potongan samping dari lapisan-lapisan yang ada di muka bumi secara lebih
mendetail. Lapisan-lapisan tersebut terdiri dari

1. Kerak Benua
2. Kerak Samudra
3. Mantel Atas
4. Mantel Bawah
5. Inti Luar
6. Inti Dalam

Selain itu, terdapat pula zona-zona perbatasan yang dilambangkan oleh huruf A, B, dan C

A. Diskontinuitas Mohorovicic
B. Diskontinuitas Gutenberg
C. Diskontinuitas Lehman Bullen

Mari kita simak secara lebih detail mengenai lapisan lapisan yang ada di perut bumi.

Kerak Bumi

Ilustrasi Kerak Bumi dalam


Struktur Lapisan Bumi

Kerak bumi merupakan lapisan terluar yang bersentuhan langsung dengan lapisan atmosfer. Bersama dengan
mantel, kerak bumi menyusun lapisan zona litosfer yang memiliki kedalaman hingga 80 km dibawah permukaan
bumi.

Lapisan ini merupakan lapisan dimana manusia tinggal, beraktivitas, serta menghembuskan nafasnya. Selain itu,
lapisan ini juga menjadi tempat terjadinya gerakan-gerakan lempeng yang disebabkan oleh tektonik lempeng. Oleh
karena itu, umumnya gempa bumi terjadi pada lapisan kerak bumi.

Lapisan kerak bumi ini sangat kaya akan barang tambang. Hal ini terjadi karena batuan yang telah melewati siklus
batuan pada mantel bumi pada akhirnya akan muncul kembali di kerak bumi lewat arus konveksi.

Pada lapisan ini, suhu terus meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, gradien suhunya adalah sekitar 30 Celcius per km, artinya suhu akan bertambah 30 derajat Celsius tiap kita
masuk lebih dalam sejauh 1 km.

Pada lapisan terdalam kerak bumi, suhunya mencapai 1100 ‘C. Namun, suhu sepanas ini belum mampu untuk
membuat batuan yang ada mencair, sehingga kerak bumi bersifat padat dan plastis, belum elastis dan cair.

Unsur kimia utama penyusun kerak bumi adalah Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi
(Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%) dan Magnesium (Mg) (2,1%).

Kerak Benua dan Kerak Samudera

Terdapat dua jenis kerak yaitu benua dan samudra, kerak benua lebih ringan dan terdiri dari silica-alumunium
sedangkan kerak samudera lebih berat dan terdiri dari silica-magnesium.

Kerak samudera memiliki umur yang jauh lebih muda (200 juta tahun) dibandingkan dengan kerak benua (1500 juta
tahun), selain itu kerak samudra juga memiliki ketebalan yang lebih tipis (6-10 km) dibandingkan kerak benua (35-40
km).

  Kerak Benua Kerak Samudra

Tebal 30-40 km, mencapai 60-70 km di bawah


Umumnya 6-10 km
Batuan pegunungan

Umur
Tua, diatas 1500 juta tahun Muda, Dibawah 200 juta tahun
Batuan

Massa
Ringan, Rata-rata 2.6 Berat, Rata rata 3.0
Jenis

Sifat Warna Gelap, Silika-Magnesium, Batuan


Warna Cerah, Silika-Aluminium, Batuan Granit
Batuan Basalt

Diskontinuitas Mohorovicic

Pada lapisan ini terdapat diskontinuitas mohorovicic yang merupakan zona transisi kecepatan gelombang seismik,
dan juga merupakan transisi antara litosfer dan mantel.

Zona transisi ini dihipotesakan terbentuk karena adanya transisi antara batu yang mengandung plagioklas di bagian
atas transisi dan batu yang tidak mengandung plagioklas di bagian bawah.

 
Mantel
Lapisan mantel merupakan lapisan yang terletak diantara kerak bumi dan inti bumi. Mantel bumi merupakan lapisan
terbesar di perut bumi dan mencakup lebih dari 80% massa otal bumi.

Lapisan ini terdiri dari mantel luar dan mantel dalam. Astenosfer merupakan bagian dari mantel luar yang bersifat
plastis dan merupakan tempat dimana kerak bumi bergerak. Zona perbatasan antara mantel luar dan litosfer disebut
Mohorovicic discontinuity. Lalu ada zona transisi gutenberg, dan juga mantel dalam.

Secara umum, mantel memiliki sifat sik yang padat namun plastis, yaitu dapat berubah bentuk/bergerak dalam
jangka waktu yang sangat lama. Mengapa mantel bisa bersifat padat padahal suhunya sangat tinggi? Jawabannya
adalah karena tekanan.

Tekanan yang ada di mantel sangat tinggi sehingga menyebabkan batuan yang seharusnya mencair menjadi tidak
mencair. Batuan tersebut justru berubah menjadi batuan panas yang bersifat plastis atau ductile.

Mantel terdiri dari batuan silikat yang kaya akan besi dan magnesium. Hal ini menyebabkan magma yang berasal dari
mantel bersifat basaltic atau lebih basa dibandingkan dengan magma yang berasal dari kerak bumi.

Contoh dari magma mantel yang keluar di permukaan bumi adalah hotspot di Hawaii. Oleh karena itu, gunung api
yang berada di hotspot umumnya memiliki magma basaltis.

Secara umum, mantel terdiri dari usur kimiawi berikut

SiO2 44.71

Al2O3 3.98

FeO 8.18

MnO 0.13

MgO 38.73

CaO 3.17

Na2O 0.13

Cr2O3 0.57

TiO2 0.13

NiO 0.24

K2O 0.006

P2O5 0.019

Astenosfer

Astenosfer adalah lapisan teratas mantel luar yang langsung bersentuhan dengan kerak bumi dan litosfer. Lapisan ini
terletak pada kedalaman 80 – 200 km dibawah permukaan bumi. Lapisan ini memiliki suhu sekitar 1300 ‘C.

Lapisan astenosfer memiliki sifat sik yang cukup lemah dan kental serta bersifat plastis. Mudah berubah posisi tanpa
mengalami keretakan atau kerusakan structural, namun membutuhkan waktu yang lama.

Lapisan astenosfer berfungsi layaknya pelumas atau bantalan “licin” yang memungkinkan terjadinya pergerakan
lempeng-lempeng di permukaan bumi.

Mantel Luar dan Mantel Dalam

Secara umum, mantel terbagi menjadi dua yaitu mantel luar dan dalam. Yang membedakan kedua lapisan ini adalah
suhu dan komposisi kimiawinya.

Mantel luar berada pada kedalaman 35 km hingga 410 km dibawah permukaan bumi. Lapisan ini bersifat padat dan
plastis karena tekanan yang tinggi dan suhu yang belum cukup panas untuk mencairkan batuan.

Mantel luar terdiri dari mineral 55% olivine, 35% pyroxene dan 5 – 10% mineral kalsium oksida serta alumunium
oksida seperti plagioclase, spinel atau garnet, tergantung kedalamannya.

Mantel dalam berada pada kedalaman 410 km hingga 2900 km dibawah permukaan bumi. Lapisan ini, sama seperti
mantel luar juga bersifat padat dan plastis. Lapisan ini memiliki suhu hingga 3,700 ‘C pada bagian terdalamnya.

Berdasarkan asumsi pyrolitic, mantel dalam terdiri dari 75% bridgmanite, 17% ferropericlase dan 8% CaSiO3-
perovskite. Berdasarkan asumsi Chondritic, mantel dalam didominasi oleh bridgmanite dan CaSiO3-perovskite,
dengan jumlah ferropericlase yang tidak terlalu banyak.

Arus Konveksi Mantel

Ilustrasi Arus Konveksi Mantel

Pada mantel ini terdapat arus konveksi yang menjadi salah satu penyebab dari bergeraknya lapisan litosfer.
Pergerakan lapisan litosfer dapat menyebabkan terjadinya gempa bumi atau bahkan aktivitas vulkanisme pada
gunung berapi.

Arus konveksi ini disebabkan oleh panas yang diciptakan oleh peluruhan radioaktif pada inti bumi serta panas yang
tersisa dari pembentukan bumi. Panas yang sangat tinggi ini menyebabkan mantel yang bersifat cair bergerak
menimbulkan arus konveksi.

Sama seperti air, mantel yang panas cenderung memiliki berat jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan mantel
yang dingin. Oleh karena itu, mantel yang dipanaskan oleh peluruhan radioaktif akan bergerak keatas, digantikan oleh
mantel yang sudah mendingin yang bergerak kebawah.

Zona Transisi Gutenberg

Zona gutenberg merupakan zona yang membatasi antara inti bumi bagian luar dengan mantel bagian dalam. Zona ini
terdapat pada kedalaman 2981 km di bawah permukaan bumi.

Pada zona ini, terdapat perubahan kecepatan gelombang seismik. Perubahan ini disebabkan oleh perbedaan
komposisi batuan mantel yang lebih padat dengan batuan inti luar yang lebih cair.

 
Inti Bumi
Inti bumi adalah lapisan terdalam di perut bumi. Lapisan ini terletak antara kedalaman 2981 km hingga kedalaman
6378 km atau pusat bumi.

Lapisan ini terdiri dari inti luar dan inti dalam. Inti bumi umumnya terdiri dari unsur Ni-Fe yaitu nikel dan besi sehingga
memiliki kepadatan yang sangat tinggi pula (9.9 – 12.8 g/cm3).

Selain itu, suhu di inti bumi juga sangat panas, suhunya dapat mencapai 10,800 F. Panas ini disebabkan oleh aktivitas
peluruhan radioaktif dan terdapatnya sisa-sisa panas dari zaman pembentukan bumi.

Inti Luar dan Inti Dalam

Inti bumi terbagi menjadi dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam. Inti dalam bumi bersifat padat sedangkan inti luar
bumi bersifat cair.

Perbedaan sifat inti ini disebabkan oleh tekanan yang sangat tinggi pada inti dalam dibandingkan inti luar. Tekanan
yang tinggi ini disebabkan oleh berat seluruh lapisan bumi diatasnya yang terkonsentrasi menekan inti dalam dari
segala arah.

Inti luar bumi terletak antara kedalaman 2981 km hingga sekitar 5100 km dibawah permukaan bumi. Inti luar ini
terdiri dari logam Ni-Fe, mirip seperti inti bumi bagian dalam, hanya saja, inti bagian luar bersifat cair karena panas
yang sangat tinggi menyebabkan batuan yang ada meleleh.

Inti dalam bumi terletak pada kedalaman 5100 km hingga pusat bumi yaitu pada kedalaman 6378 km dibawah
permukaan bumi. Inti dalam bersifat padat karena tekanan yang ada pada zona ini sangat tinggi, sehingga meskipun
suhu yang ada sangat tinggi pula, batuan dan mineral yang ada di zona ini tetap dalam kondisi padat.

Zona Lehman Bullen

Zona lehman bullen adalah zona yang membatasi inti bumi bagian luar yang bersifat cair dan inti bumi bagian dalam
yang bersifat padat. Pada zona ini, terdapat pembiasan gelombang seismik karena terjadi perpindahan medium
rambat dari medium cair ke medium padat.

 
Referensi
Structure of the Earth

Waugh, David (2014). Geography an Integrated Approach, Fourth Edition. Oxford University Press.

About Latest Posts

Iqbal Hakim
Mahasiswa at Institut Teknologi Bandung

Iqbal adalah anggota Tim Olimpiade Geogra Indonesia (TOGI) dan pernah membawa pulang emas di iGeo 2017
Serbia, menjadi team leader di iGeo 2018 Quebec, dan menjadi juri OSN 2019 Manado. Kini, Iqbal melanjutkan studi
di program studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung .

Share on Facebook Tweet

Follow us

 Geogra Fisik
 Bumi, Geogra sik
 Teori Tektonik Lempeng
 Kawasan Ekonomi Khusus

Tinggalkan komentar

Nama *

Surel *

Situs web

Kirim Komentar

Kategori

Ekonomi (9)
Geogra (58)
Geogra Ekonomi (14)
Geogra Fisik (8)
Geogra Kependudukan (6)
Geogra Kota (11)
Geogra Lingkungan (4)
Meteorologi (9)
Sumber Daya Alam (3)
Pengetahuan Umum (25)
Perencanaan (1)
Perpetaan (10)

Artikel Terbaru

Konsep Geogra : 10 Konsep beserta Penjelasan dan Contohnya


10 Olahraga Terpopuler di Dunia: Lebih dari 4 Milyar Fans!
Aspek Geogra Beserta Penjelasan dan Contohnya
10 Sungai Terpanjang di Benua Amerika
4 Prinsip Geogra Beserta Penjelasan dan Contohnya

© 2020 Insan Pelajar • Ditenagai oleh GeneratePress

Anda mungkin juga menyukai