Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

1 Sejarah Singkat tentang Penggunaan Seragam ..................................................... 1


1.1 Di Indonesia ....................................................................................................... 1
1.2 Di Jepang ........................................................................................................... 2
2 Penggunaan Seragam SMA dari Masa ke Masa .................................................... 2
2.1 Di Indonesia ....................................................................................................... 2
2.1.1 Era 70-an.................................................................................................... 2
2.1.2 Retro Era 80-an ......................................................................................... 3
2.1.3 Wajib Rapi Era 90-an ............................................................................... 3
2.1.4 Pengaruh AADC Era-2000 ....................................................................... 3
2.1.5 Awal Era 2010 ........................................................................................... 3
2.1.6 Imbas Sinetron masa Kini ........................................................................ 4
2.2 Di Jepang ........................................................................................................... 4
2.2.1 Tsume-eri dan Sailor-style Bloomers Awal Abad-19............................... 4
2.2.2 Perang Dunia II Tahun 1930.................................................................... 4
2.2.3 Sukeban Style dan Shibu-kaji Era 70-an.................................................. 5
2.2.4 Blazer Era 80 hingga 90-an ...................................................................... 5
2.2.5 Akhir Era 90-an, Kaus Kaki Longgar dan Gyaru .................................. 5
3 Set dan Harga Seragam SMA .................................................................................. 6
3.1 Di Indonesia ....................................................................................................... 6
3.2 Di Jepang ........................................................................................................... 7
4 Penggunaan Seragam SMA di Indonesia dan Jepang ........................................... 8
4.1 Di Indonesia ....................................................................................................... 8
4.2 Di Jepang ........................................................................................................... 9
5 Kesimpulan .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 11
1 Sejarah Singkat tentang Penggunaan Seragam
1.1 Di Indonesia
Penggunaan seragam di Indonesia gencar ditetapkan pada masa
pendudukan Jepang di Tanah Air karena pada masa itu Jepang adalah
negara yang sangat sarat akan militeristik. Meski belum ditetapkan corak
warna untuk membedakan setiap jenjang pendidikan, penggunaan seragam
di masa ini dinilai sebagai salah satu cara untuk membentuk sikap disiplin
tinggi masyarakat Indonesia termasuk para pelajarnya.
Bahkan setelah merdeka dan Jepang tidak lagi menduduki Indonesia,
penggunaan seragam masih diterapkan karena sudah menjadi kebiasaan.
Lalu pada masa Presiden Soeharto tahun 1982 turunlah Surat Keputusan
yang dikeluarkan oleh Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah yang berisi
tentang penggunaan seragam sekolah.
SK yang dikeluarkan pada 17 Maret 1982 tersebut mengatur corak warna
dan aturan penggunaan seragam yang berlaku bagi tiap tingkatan sekolah.
Pencetusnya adalah Idik Sulaeman, Direktur Pembinaan Kesiswaan
dengan masa periode 1979-1983 yang juga alumni Pendidikan Seni Rupa
Institut Teknologi. Tidak hanya seragam, tetapi beliau juga merupakan
pembuat lambang OSIS dan Paskibraka.
Aturan penggunaan seragam sesungguhnya dibuat untuk menutupi
kesenjangan sosial antar siswa. Sedangkan ketentuan corak warna yang
ditetapkan di setiap jenjang pendidikan memiliki arti masing-masing:
1. SD dengan atasan putih dan bawahan merah menyala.
Memiliki arti energi dan keberanian siswa untuk belajar. Makna
warna merah juga dinilai sangat sesuai dengan jiwa pelajar SD
yang selalu semangat dan ceria.
2. SMP dengan atasan putih dan bawahan biru tua.
Dipilih karena melambangkan sikap percaya diri dan mandiri.
SMP adalah tahapan bagi pelajar dari anak-anak menuju remaja
yang harus percaya diri dan mandiri sebagai pelajar Indonesia.

1
3. SMA dengan atasan putih dan bawahan abu-abu.
Warna abu-abu menggambarkan masa peralihan dari hitam ke
putih. Abu-abu juga menggambarkan ketenangan dan kedewasaan,
seperti pelajar SMA yang merupakan peralihan dari masa remaja
untuk memasuki usia kedewasaannya.

1.2 Di Jepang
Penggunaan seragam di Jepang dimulai pada Era Meiji (1868-1912),
dimana Jepang mulai mengakulturasikan budaya mereka dengan budaya
Barat. Pada awalnya penggunaan seragam sekolah yang terinspirasi dari
seragam Angkatan Laut bergaya Eropa ini hanya diwajibkan untuk anak
laki-laki saja. Sedangkan perempuan masih mengenakan kimono.
Menurut keterangan resmi dari Tombow Co., perusahaan resmi yang
memproduksi seragam menyatakan bahwa seragam di Jepang sebenarnya
terinspirasi dari pakaian yang dikenakan oleh anak-anak kerajaan Inggris.
Seperti dalam lukisan ikonik Albert Edward, Pangeran dari Wales yang
dilukis oleh Winterhalter pada tahun 1864.
Tahun 1915, Elizabeth Lee, seorang kepala sekolah Fukuoka Jo Gakuin,
memperkenalkan seragam sekolah model sailor dan mendorong murid-
murid perempuan di Jepang untuk mengenakannya karena penggunaan
kimono dianggap sangat menganggu aktifitas dalam belajar. Lalu pada
tahun 1922, Ota’s Western Clothing Shop mulai memproduksi seragam
tersebut secara massal.

2 Penggunaan Seragam SMA dari Masa ke Masa


2.1 Di Indonesia
2.1.1 Era 70-an
Pelajar SMA di era 70-an dalam mengenakan seragam masih
sangat sopan. Pelajar laki-laki maupun perempuan memakai
kemeja putih dengan ukuran lengan yang sangat besar sampai ke

2
bagian sikut mereka. Seluruh celana dan rok harus dipasang ikat
pinggang diatas perut mereka. Tidak ada baju yang ‘gombrong-
gombrong’ dikeluarkan dari celana. Semua harus sopan, tertutup,
dan rapi.
2.1.2 Retro Era 80-an
Era 80-an kerap disebut sebagai era retro karena semua hal seakan
terlihat retro atau vintage. Para pelajar SMA tahun 80-an masih
mengikuti style senior mereka di tahun 70-an. Dimana kerapian
masih menjadi yang utama. Begitu juga dengan penggunaan ikat
pinggang.
2.1.3 Wajib Rapi Era 90-an
Indonesia mulai memberikan aturan baru dalam sekolah dimana
pelajar harus memakai atribut lengkap. Mulai wajib mengenakan
topi, aturan panjang rok pelajar SMA, ketentuan ikat pinggang
yang dipakai, tinggi kaus kaki, sampai penggunaan sepatu yang
hampir serupa.
2.1.4 Pengaruh AADC Era-2000
Era 2000an adalah masa reformasi dengan meledaknya film Ada
Apa Dengan Cinta, yang sedikit banyak memberikan pengaruh
bagi pelajar SMA di era 2000 awal. Para pelajar perempuan mulai
mengenakan rok yang sedikit dibuat ketat dengan mencapai
panjang diatas lutut dan menggunakan kaus kaki yang dipakai
semakin tinggi seperti bagaimana Cinta dan kawan-kawan
berseragam. Lalu penggunaan baju longgar pun mulai ditinggalkan.
Pelajar laki-laki membiarkan baju kemeja sekolahnya dikeluarkan
dari celana mereka seperti gaya cuek Rangga yang dinilai keren
pada masa ini.
2.1.5 Awal Era 2010
Di era 2010, seragam pelajar SMA mulai beragam. Ada yang
masih terpengaruh seragam gaul ala AADC, namun tidak sedikit
juga yang memilih tampil rapi. Tidak diwajibkan pakai kemeja

3
longgar namun tidak boleh terlalu ketat. Rok pelajar SMA juga
mulai beragam, ada rok pendek ada pula rok panjang untuk siswi
yang mengenakan hijab.
2.1.6 Imbas Sinetron masa Kini
Mulai pertengahan tahun 2010 hingga masa kini, seragam SMA
tidak lagi indentik dengan warna putih abu-abu. Dari sinetron yang
model kostumnya terinspirasi dari budaya luar, konsep seragam
SMA dibuat lebih modern, seperti penggunaan bawahan kotak-
kotak dan memakai cardigan. Lalu dari pengaruh sinetron juga,
tidak sedikit pelajar perempuan yang memakai seragam putih yang
terlalu ketat dan rok abu-abu mini. Karena terlalu ketat, bahkan ada
yang sampai memperlihatkan bentuk tubuh mereka.

2.2 Di Jepang
2.2.1 Tsume-eri dan Sailor-style Bloomers Awal Abad-19
Pengaruh yang dibawa Perancis dan Amerika Serikat di dunia
edukasi pada tahun 1872 mewajibkan sekolah menerapkan
peraturan khusus dalam berpakaian. Di akhir dekade, pelajar laki-
laki ditetapkan untuk mengenakan tsume-eri (kerah tinggi)
berwarna biru tua atau gakuran (segaram western). Model kerah
tinggi yang menutup seluruh bagian leher membuat murid terlihat
berpenampilan lebih tegas. Sementara pelajar perempuan
mengenakan atasan seragam sailor berlengan panjang dengan
celana model bloomers sebagai pengganti kimono.
2.2.2 Perang Dunia II Tahun 1930
Meskipun bahan-bahan untuk membuat seragam susah didapat
selama Perang Dunia II berlangsung, seragam model sailor masih
dikenakan oleh sebagian murid perempuan di Jepang. Hanya yang
menjadi pembeda, mereka menggunakan celana sebagai pengganti
bawahan rok dengan tujuan agar mudah menghindari serangan
bom Amerika. Lalu di masa ini, murid-murid juga memakai

4
pelindung kepala yang padat untuk melindungi kepala dari pecahan
peluru meriam.
2.2.3 Sukeban Style dan Shibu-kaji Era 70-an
Di masa ini, murid-murid mulai membangkang dari peraturan
sekolah karena dianggap menghalangi kebebasan berekspresi. Hal
ini ditandai dengan munculnya Sukeban Style yang sangat ikonik di
kalangan perempuan era-70an. Mereka memotong seragam atasan
sailor hingga memperlihatkan sebagian pinggang mereka dan
menggunakan rok panjang sebagai bawahannya. Di era ini pula
penggunaan sneakers mulai digemari meskipun melanggar aturan.
Sementara dikalangan laki-laki banyak terpengaruh oleh budaya
punk. Hingga awal era-80an, Shibuya dijadikan tempat nongkrong
favorit banyak grup remaja, termasuk pelajar SMA hingga berandal
muda. Model fashion yang pada saat ini terkenal adalah shibu-kaji,
dimana pelajar laki-laki yang membangkang membiarkan rambut
mereka gondrong dan memadukan seragam dengan jaket kulit,
jeans yang dibuat kendur, dan tak jarang juga mereka memakai
boots.
2.2.4 Blazer Era 80 hingga 90-an
Blazer yang awalnya hanya dipakai oleh murid sekolah swasta di
Jepang, pada era ini penggunaannya mulai merata di kalangan
pelajar dan sangat digemari. Di kota besar seperti Tokyo, ciri khas
blazer pelajarnya berwarna biru donker atau coklat karamel.
Terinspirasi dari jaket para Atlet Olimpiade Tokyo 1964, di masa
ini pula orang tua murid banyak yang menjahitkan lambang
sekolah pada blazer putra-putri mereka dengan tujuan agar terlihat
lebih elegan.
2.2.5 Akhir Era 90-an, Kaus Kaki Longgar dan Gyaru
Seperti kembali ke masa 70-an, pelanggaran aturan sekolah
kembali meningkat di tahun 1990. Bawahan perempuan dibuat
semakin mini dengan cara melipat bagian atas rok. Mereka juga

5
mengenakan kaus kaki longgar agar kaki pemakainya akan terlihat
lebih kecil. Yang paling ikonik di masa ini adalah munculnya
sebutan gyaru, yaitu sebutan untuk pelajar perempuan yang
menggunakan make-up menor, mewarnai rambutnya, bahkan
mencoklatkan kulit. Sedangkan para laki-laki mengenakan celana
mereka serendah pinggul.

3 Set dan Harga Seragam SMA


3.1 Di Indonesia
Pada umumnya seragam yang dikenakan siswa Sekolah Tingkat Atas
(SMA/MA) berwarna putih (baju/bagian atas) abu-abu (celana atau
bagian bawah). Ketentuan berseragam tersebut boleh dikatakan berlaku
secara nasional. Meski demikian, sekolah-sekolah swasta ada yang
mengikuti ketentuan seragam secara nasional, ada pula yang memiliki
ketentuan khusus. Lalu yang menjadi ciri khas pembeda antar sekolah
adalah set seragam olahraga, atasan batik, dan seragam Jum’at-nya.
Atribut seragam seperti topi, dasi, ikat pinggang, dan kaus kaki yang
berlogo sekolah juga menjadi perlengkapan yang wajib dipakai di hari-
hari tertentu.
Dilihat dari sampel data yang beredar, harga yang harus dikeluarkan
untuk mendapatkan satu set seragam SMA di Indonesia kurang lebih
seperti dibawah ini:
 Set seragam SMA, sudah termasuk atasan putih dan bawahan
abu-abu (rok atau celana) sekitar Rp150,000,00
 Atasan batik sekolah sekitar Rp100,000,00
 Atasan seragam Jum’at sekitar Rp100,000,00
 Set seragam Pramuka, sudah termasuk atasan dan bawahan (rok
atau celana) sekitar Rp150,000,00
 Set pakaian olahraga sekitar Rp150,000,00

6
 Atribut sekolah berlogo, seperti topi, ikat pinggang, kaus kaki,
dan logo bordir sekolah sekitar Rp100,000,00
Jadi total biaya yang harus dikeluarkan para orang tua demi
mendapatkan satu set seragam SMA di Indonesia umumnya yaitu
sekitar Rp700,000,00

3.2 Di Jepang
Sementara di Jepang pada umumnya, seragam sekolah selalu berupa
kemeja putih polos, dasi sekolah, dan bawahan yang corak warnanya
mengikuti ketentuan sekolah. Dan salah satu aspek penting dalam
seragam sekolah di Jepang adalah modelnya yang berubah sesuai dengan
musim. Para murid memiliki seragam sekolah versi musim panas dan
musim dingin untuk mengatasi perubahan cuaca yang sering terjadi di
Jepang. Dan banyak murid memilih untuk menambahkan sweater pada
seragam musim panas pada saat cuaca dingin.
Dikutip dari postingan personal blog seorang Ibu bernama Joanne
Tomooka di tahun 2013, biaya yang harus dikeluarkan orang tua untuk
mendapatkan set seragam sekolah anak perempuannya kurang lebih
perinciannya seperti dibawah ini:
 Set seragam SMA, sudah termasuk blazer, seragam musim
panas dan seragam musim dingin sekitar ¥43,785
 Sepatu sekitar ¥2,835
 Set seragam Olahraga, termasuk t-shirt, celana pendek, celana
training, dan atasan lengan panjang sekitar ¥13,700
 Sepatu sneakers yang dipakai saat olahraga sekitar ¥3,970
 Tas sekolah khusus, yang umumnya berwarna gelap sekitar
¥6,200
 Slippers yang dipakai sepanjang hari selama didalam sekolah
sekitar ¥945

7
 Kaus kaki berwarna putih dan beremblem sekolah sekitar
¥1810
Apabila dijumlahkan, total semuanya adalah ¥73,245

4 Penggunaan Seragam SMA di Indonesia dan Jepang


4.1 Di Indonesia
Penggunaan seragam di Indonesia tidak terikat pada perubahan iklim.
Sebagai gantinya, setiap sekolah memiliki kebijakan sendiri dalam aturan
pemakaian seragam setiap harinya.
- Senin : Umumnya diwajibkan seragam putih abu-abu dengan
atribut lengkap seperti topi dan dasi berlogo sekolah, kaus kaki putih
setengah betis, dan sepatu hitam. Hal ini masih terus diterapkan dari
dulu hingga masa kini karena pelajar SMA masih melakukan Upacara
Bendera setiap Senin pagi.
- Selasa : Tidak ada perbedaan dari ketentuan berseragam di hari
Senin. Hanya saja murid tidak diwajibkan mengenakan topi.
- Rabu : Saat ini, pemerintah mewajibkan murid SMA juga
mengenakan seragam Pramuka. Hal ini mulai dilaksanakan sejak
diterapkannya kurikulum 2013 yang menjadikan Pramuka sebagai
ekskul wajib di sekolah.
- Kamis : Batik sekolah umumnya digunakan pada hari Kamis
dengan corak dan warna yang ditetapkan oleh sekolah yang
bersangkutan. Batik dipilih sebagai seragam wajib karena dengan
mengenakannya, dapat membangkitkan semangat nasionalisme.
- Jumat : Umumnya, pelajar SMA mengenakan seragam Jum’at
yang di desain sesuai ketentuan sekolah dengan model seperti baju
Muslim. Dan di beberapa sekolah, murid non-muslim pun wajib
mengenakannya karena sudah menjadi aturan sekolah.

8
4.2 Di Jepang
Ketentuan penggunaan seragam di Jepang umumnya terikat pada
perubahan musim. Tidak hanya model, perbedaan bahan yang dipakai
untuk pembuatan seragamnya menjadi faktor kenapa seragam di Jepang
terbilang sangat mahal.
- Musim semi : Di musim ini, semua jenis seragam cocok
dipergunakan karena sekolah tidak menetapkan aturan berpakaian. Hal
ini dikarenakan musim semi merupakan musim yang sangat cocok dan
menyenangkan bagi masyarakat jepang. Namun biasanya para murid
laki-laki lebih suka mengenakan seragam lengan panjang.
- Musim panas : Di musim panas, baik laki-laki ataupun perempuan,
jenis seragam yang digunakan berlengan pendek, berbahan tipis, tanpa
dasi. Bagi murid perempuan, penggunaan rok pendek di musim panas
menjadi favorit setiap tahunnya.
- Musim gugur : Karena di musim gugur suhu di Jepang mulai
turun, hawa mulai dingin dan sudah banyak angin, jenis seragam yang
digunakan para siswa adalah model lengan panjang. Lalu banyak juga
siswa yang memakai sweater, rompi, atau blazernya ke sekolah.
- Musim dingin : suhu musim dingin di Jepang sangat rendah,
sehingga penggunaan seragam juga sangat tertutup. Dengan bahan
blazer khusus yang lebih tebal terkadang para siswa-siswi juga
menambahkan scarf yang dililitkan di sekitar bagian leher untuk
menjaga tubuh tetap hangat.

9
5 Kesimpulan
 Menurut perkembangan sejarah, negara yang pertama kali
memperkenalkan budaya berseragam adalah Inggris. Hanya saja yang
langsung merasakan pengaruhnya adalah Jepang. Sedangkan
Indonesia mendapat pengaruh untuk disiplin berseragam dari Jepang
pada masa penjajahan.
 Perkembangan model penggunaan seragam di Indonesia dari masa ke
masa mengalami banyak perubahan yang banyak terpengaruh oleh
tayangan (seperti film dan sinetron). Sementara perkembangan model
seragam di Jepang umumnya terjadi karena jiwa-jiwa muda yang
ingin selalu bebas berekspresi.
 Set seragam di Jepang dapat dikatakan banyak jenisnya karena Jepang
adalah negeri empat musim yang kondisi iklimnya tidak pernah stabil
sepanjang tahunnya. Itulah mengapa perbedaan pembuatan bahan
seragam disana sangatlah mahal. Sementara di Indonesia yang tidak
memiliki banyak model, dalam satu set seragamnya digunakan
bergantian sepanjang hari sekolah selama seminggu karena ketentuan
yang telah ditetapkan. Baik secara resmi oleh pemerintah ataupun
kebijakan masing-masing aturan sekolah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ashcraft, Brian & Ueda, Shoko. 2014. JAPANESE SCHOOLGIRL


CONFIDENTIAL: How Teenage Girls Made a Nation Cool. Vermont: Tuttle
Publishing

LiveJapan. 2018. The History of The Japanese School Uniform: a Symbol of


Freedom, Rebellion, and Fashion. (https://livejapan.com/en/article-
a0002110/, diakses pada 13 Juli 2018)

Manabillage. 2016. Seragam Sekolah Siswa di Jepang, Formal Namun Tetap


Terlihat Fashionable. (https://id.manabillage.com/posts/669, diakses pada 13
Juli 2018)

Mareza, Baharlyanl. 2016. Seragam Sekolah Pelajar Indonesia dan


Maknanya.(https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20160512111934-317-
130176/seragam-sekolah-pelajar-indonesia-dan-maknanya/, diakses pada
tanggal 12 Juli 2018)

Puspita, Putri. 2017. Sejarah Seragam Sekolah di Indonesia.


(http://bobo.grid.id/read/08674753/sejarah-seragam-sekolah-di-indonesia,
diakses pada tanggal 12 Juli 2018)

Tomooka, Joanne. 2013. Uniform Costs.


(https://jorural.blogspot.com/2013/03/uniform-costs.html?m=1, diakses pada
13 Juli 2018)

Wulandari, Ima. 2014. 7 Gaya Seragam Anak SMA Indonesia dari Masa ke
Masa. (http://www.hariandepok.com/3235/7-gaya-seragam-anak-sma-
indonesia-dari-masa-ke-masa, diakses pada tanggal 12 Juli 2018)

11

Anda mungkin juga menyukai