Supervisi
Supervisi
SUPERVISI KEPERAWATAN
1. Pengertian Supervisi
Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas
keperawatan (Swansburg & Swansburg, 1999). Supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil
serta bijaksana (Kron, 1987). Supervisi merupakan suatu cara yang efektif untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah: memberikan bantuan kepada bawahan secara langsung
sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
3. Manfaat Supervisi
Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat,
Diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja, peningkatan ini erat kaitannya dengan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya
hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan.
b. Dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja, peningkatan ini erat kaitannya dengan
makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan, sehingga pemakaian sumber
daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sia-sia akan dapat dicegah (Azwar 1996, dalam
Nursalam, 2007).
Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, maka sama artinya bahwa tujuan
organisasi telah tercapai dengan baik.
4. Prinsip Supervisi (Suyanto, 2009)
Agar supervisi dapat dijalankan dengan baik maka seorang suprvisor harus memahami
prinsip- prinsip supervisi dalam keperawatan sebagai berikut :
a. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi
b. Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi.
c. Kegiatan direncanakan secara matang.
d. Bersifat edukatif, supporting dan informal.
e. Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksana keperawatan
f. Membentuk hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
g. Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
h. Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-
masing perawat yang disupervisi.
i. Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
j. Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan.
k. Suprevisi dilakukan secara teratur dan berkala.
l. Supervisi dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan perkembangan.
5. Cara Supervisi
Suyanto (2009). menegaskan supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Supervisi diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
a. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi
ini ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki
kesalahan yang terjadi
Cara supervisi terdiri dari :
1) Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat perencanaan
tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana
tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987).
Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari
perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung
jawab dan anggaran.
2) Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan tentang
bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Dalam memberikan pengarahan diperlukan kemampuan komunikasi dari
supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
Cara pengarahan yang efektif adalah :
Pengarahan harus lengkap
Menggunakan kata-kata yang tepat
Bebicara dengan jelas dan lambat
Berikan arahan yang logis.
Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu.
Pastikan bahwa arahan dipahami.
Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan
tindak lanjut.
3) Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan
suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus
memberikan bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan
tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan terencana dan berkala. Staf
dibimbing bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Bimbingan yang diberikan Divataranya dapat berupa : pemberian penjelasan,
pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.
4) Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk mencapai
tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi
antara lain adalah (Nursalam, 2007) :
Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan
harapan tersebut kepada para staf.
Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan.
Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan
memberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman
yang bermakna.
Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai
tugas limpah yang diberikan.
Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
Menjadi role model bagi staf.
5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya
sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka
supervisor harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf
dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
6) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu
pekerjaan sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi
upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang telah diDikun
sebelumnya.
Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah
dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan
melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka
diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.
KaDik klp 1 - 4
Salah satu tugas kepala ruangan adalah melakukan supervisi kinerja staf keperawatan
dalam melaksanakan askep kepada pasien. Pada saat supervisi ditemukan adanya pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan standart askep, pendokumentasian yang kurang sesuai. Jumlah pasien
14 orang dengan kategori ada 7 pasien yang memerlukan perawatan minimal, 7 pasien yang
memerlukan perawatan intermediate (parsial), jumlah perawat adalah 7 orang. Dalam kurun
waktu Januari sampai dengan September 2012 rata-rata BOR adalah 55 %. Ruang perawatan RS
X sampai saat ini belum menerapkan model asuhan keperawatan yang jelas. Peran dan tanggung
jawab masing-masing perawat masih belum optimal sesuai standar MAKP Tim.
a. Buat analisis data kaDik di atas berdasarkan analsisis SWOT.
b. Aplikasikan berdasarkan pendekatan prinsip-prinsip teori supervisi.
c. Jelaskan peran saudara sebagai mentor untuk mengatasi kaDik tersebut di atas.
d. Sebutkan alasan anda mengapa supervisi keperawatan penting dilakukan
e. Jelaskan tentang teknik supervisi (Langsung dan tak Langsung), sebutkan keuntungan
dan kelemahan masing-masing teknik.
f. Buatlah alur dan langkah – langkah supervisi
g. Buatlah skenario pelaksanaan role play supervisi tindakan keperawatan dan lakukan
evaluasi dan laporan supervisi (contoh terlampir)
Pembahasan
a. Buat analisis data kaDik di atas berdasarkan analsisis SWOT.
c. Jelaskan peran saudara sebagai mentor untuk mengatasi kaDik tersebut di atas.
Peran dan fungsi supervisor dalam perspektif manajemen klinis, fungsi vital dalm kerangka
kerja asuhan keperawatan pasien dan perencanaan SDM.
1. Supervisor sebagai mentor berperan sebagai model peran yang secara aktif mengajar,
melatih, mengembangkan dan memberikan bimbingan dan fassilitas untuk peningkatan
karir staf.
Dalam hal ini supervisor bisa memulainya dengan melakukan perubahan/perbaikan
pada SDM terlebih dulu. Dengan cara memberikan pelatihan dan pengarahan tentang
cara pembuatan asuhan keperawatan yang sesuai dalam artian yang sesuai dengan
yang diterapkan oleh institusi.
2. Supervisor sebagai pemegang kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk merubah
perilaku seseorang sesuai perilaku yang diharapkan. Supervisor yang berhasil, akan
menggunakan semua sumber yang dimilikinya dalam merubah perilaku stafnya.
Dengan pembagian job dess yang sesuai dengan MAKP tentu akan memaksimalkan
kinerja perawat. Ini dapat direalisasikan dengan membuat pembagian kerja yang
terdiri dari perawat primer dan perawat asosiet, dimana satu perawat primer merawat
5-8 pasien.
3. Supervisor dan kerjasama Kerjasama dan membangun kerjasama adalah fungsi penting
dalam supervisi. Kerjasama dapat dibangun dengan formal maupun informal.
Kerjasama yang diharapkan dalam hal ini supervisor sebaiknya berkonsultasi dengan
instalasi untuk menerapkan model asuhan keperawatan yang sesuai dengan yang
diterapkan oleh pihak instalasi rumah sakit.
e. Jelaskan tentang teknik supervisi (Langsung dan tak Langsung), sebutkan keuntungan
dan kelemahan masing-masing teknik.
Suyanto (2009 ). menegaskan supervisi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Supervisi diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi serta tujuan supervisi.
a. Supervisi Langsung :
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi ini
ditujukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang
terjadi.
Cara supervisi terdiri dari :
1. Merencanakan
Seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat perencanaan
tentang apa yang akan disupervisi, siapa yang akan disupervisi, bagaimana
tekniknya, kapan waktunya dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987).
Dalam membuat perencanaan diperlukan unsur-unsur : Objektif / tujuan dari
perencanaan, Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung
jawab dan anggaran.
2. Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan tentang
bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Dalam memberikan pengarahan diperlukan kemampuan komunikasi dari
supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf.
Cara pengarahan yang efektif adalah :
· Pengarahan harus lengkap
· Menggunakan kata-kata yang tepat
· Bebicara dengan jelas dan lambat
· Berikan arahan yang logis.
· Hindari memberikan banyak arahan pada satu waktu.
· Pastikan bahwa arahan dipahami.
· Yakinkan bahwa arahan supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan
tindak lanjut.
3. Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam melakukan
suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari seorang supervisor. Supervisor harus
memberikan bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam menjalankan
tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan terencana dan berkala. Staf
dibimbing bagaimana cara untuk melakukan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Bimbingan yang diberikan Divataranya dapat berupa : pemberian penjelasan,
pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta pemberian contoh langsung.
4. Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalam memotivasi staf untuk mencapai
tujuan organisasi. Kegiatan yang perlu dilaksanakan supervisor dalam memotivasi
antara lain adalah (Nursalam, 2007) :
· Mempunyai harapan yang jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan
harapan tersebut kepada para staf.
· Memberikan dukungan positif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan.
· Memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan
memberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman
yang bermakna.
· Memberikan kesempatan pada staf untuk mengambil keputusan sesuai
tugas limpah yang diberikan.
· Menciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan staf.
· Menjadi role model bagi staf.
5. Mengobservasi (Nursalam, 2007)
Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan tugasnya
sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan, maka
supervisor harus melakukan observasi terhadap kemampuan dan perilaku staf
dalam menyelesaikan pekerjaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan oleh staf.
6. Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu pekerjaan
sudah selesai dikerjakan oleh staf, maka diperlukan suatu evaluasi upaya
pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana yang telah diDikun
sebelumnya.
Evaluasi juga digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah
dikerjakan sesuai dengan ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan
melalui objek kegiatan. Apabila suatu kegiatan sudah di evaluasi, maka
diperlukan umpan balik terhadap kegiatan tersebut.
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008):
• Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa
pendokumentasiannya akan disupervisi.
• Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan
pendokumentasian. Supervisor melihat hasil pendokumentasian secara langsung
dihadapan perawat yang mendokumentasikan.
• Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan asuhan
keperawatan pakai yaitu menggunakan form A Depkes 2005.
• Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang
disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kepada perawat yang sedang
menjalankan pencacatan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai form A dari
Depkes.
• Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen supervisi.
Kabid Perawatan
Supervisi
Kasie Perawatan
Supervisi
Ka Per IRNA
g. Buatlah skenario pelaksanaan role play supervisi tindakan keperawatan dan lakukan
evaluasi dan laporan supervisi (terlampir).
LAPORAN SKENARIO PELAKSANAAN ROLE PLAY SUPERVISI TINDAKAN
PEMBERIAN OBAT ORAL
A. Pembagian Peran
Kepala Ruangan : Putu Epriliani
PP1 : Ni Komang Ayu Risna Muliantini
PA : Ni Putu Meylitha Budyandani
Pasien : I Wayan Nerti
Supervisor
( Putu Epriliani )
DAFTAR PUSTAKA
Arwani dan Heru Supriyatno. (2005), Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC
Nursalam.2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional.
Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam (2001). Proses & dokumentasi keperawatan konsep & praktik. Jakarta:Salemba
Medika.
Suarli, S. & Bahtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik. Jakarta:
Erlangga
Sutanto, (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit.
Jokjakarta:Mitra Cendikia Press
Suyanto. (2009). Mengenal kepemimpinan dan manajemen keperawatan di rumah sakit.
Jogjakarta: Mitra Cendikia.
Wiyana, Muncul. (2008). Supervisi dalam Keperawatan. Diambil pada tanggal 25 Maret2017.
Dari http://www.akpermadiun.ac.id/index.php?link=artikeldtl.php&id=3
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20582/4/Chapter%20II.pdf
Kron,T.& Gray, A. (1987). The manajemen of patient care putting leadership skill to work,
sixth edition. Philadelphia : W.B Saunders Company.
Lampiran 1
A. Tahap Persiapan
1. Persiapan Alat
Meja baki berisi :
a. Obat-obat yang diperlukan dalam tempatnya
b. Gelas obat
c. Sendok
d. Gelas ukuran (jika diperlukan)
e. Air minum pada tempatnya
f. Lap makan atau tissue
g. Martil dan lumpang penggerus (bila diperlukan)
h. Spuit steril
i. Kartu atau buku berisi rencana pengobatan
j. Kalau perlu kartu obat berisi
Nama pasien
Nomor tempat tidur
Dosis obat
Jadwal pemberian obat
2. Persiapan Klien
a. Memperkenalkan diri
b. Menjelaskan tujuan pemberian obat, langkah-langkah yang akan dilakukan dan
waktu pemberian obat
c. Meminta pengunjung atau keluarga menunggu di luar
3. Persiapan Lingkungan
a. Bekerja sebaiknya dari sebelah kanan pasien
b. Meletakkan alat sedemikian rupa sehingga mudah bekerja
B. Tahap Pelaksanaan
1. Cuci tangan dan pakai handscoone (sarung tangan)
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual, muntah,
adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat, waktu dan
cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada kerugian pada perintah
pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil obat yang
diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai dengan
dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik aseptik untuk
menjaga kebersihan obat).
6. Untuk obat yang sangat asam misalnya aspirin tawarkan makanan kecil tanpa lemak,
misal biskuit.
7. Temani klien sampai semua obat ditelan. Apabila anda ragu apakah obat telah ditelan
minta klien membuka mulutnya.
8. Setelah selesai pasien dirapikan dan bantu pasien kembali ke posisi yang nyaman
9. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan ketempatnya
10. Kembalikan kartu, format obat atau huruf cetak nama obat ke arsip yang tepat untuk
pemberian obat selanjutnya.
C. Tahap Akhir
1. Evaluasi perasaan klien : kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi respon
terhadap pengobatan.
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
3. Dokumentasi : Catat waktu aktual setiap obat diberikan pada catatan obat
4. Cuci tangan