Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK EPIDEMOLOGI GIZI

DESAIN STUDI NON EKSPRIMENTAL

Disusun oleh :
Kelompok 2
Khairil Anwar (16S10176)
Krista Handriani (16S10177)
Lisda Fitriani (16S10178)
Liza Astika Munawaroh (16S10179)
Lutfiyatah Fiziah (16S10180)
Megawati (16S10181)
Mila Arfina (16S10182)
Muhammad Hafizianor (16S10183)

PROGRAM STUDI S1 GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

HUSADA BORNEO BANJARBARU

2020
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melakukan
penelitian. Pada penelitian kuantitatif terdapat dua macam penelitian yaitu non-
eksperimental dan eksperemental. Desain non-eksperimental cenderung rendah dalam
validates internal (kemampuan untuk menggeneralisasikan hasil penelitian). Desain
penelitian kuantitatif non-eksperimental didasari oleh filsafat positivisme yang
menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Desain
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistic,
struktur dan percobaan terkontrol (Nana Saodih 2005).
Tindakan Penelitian tindakan atau action research merupakan penelitian yang
bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan
baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau
dunia actual yang lain. Penelitian tindakan mempunyai ciri-ciri : 1) praktis dan langsung
relevan untuk situasi actual dalam dunia kerja, 2) menyediakan kerangka kerja yang
teratur untuk pemecahan masalah dan perkembangan-perkembangan baru, 3)
fleksibel dan adaptatif, dan 4) memiliki kekurangan dalam hal ketertiban ilmiha (Sumadi
Suryabrata, 2000).
B. Desain Penelitian Non-eksperimental
1. Desain Penelitian Historis (Historical Research)
Penelitian historis dilakukan dengan tujuan untuk membuat rekontruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi,
memverifikasi, serta mensintesiskan bukti bukti untuk menegakkan fakta dan
memperoleh kesimpulan yang kuat. Contoh penelitiannya seperti Studi mengenai
perkembangan kurikulum sejak jaman Belanda sampai dengan kurikulum 2004 di
Indonesia yang bertujuan untuk meneliti dan memahami dasar-dasar
perkembangan kurikulum sejak masa lampau sampai sekarang melalui penelahaan
struktur, isi materi, dan faktor- faktor lainnya pada setiap terjadinya perubahan
kurikulum.
Karakteristik dari desain historis yaitu:
a. Banyak menggunakan data yang diobservasi oleh orang lain (data sekunder)
b. Seringkali penelitian ini hanya merupakan kumpulan informasi yang kadang-
kadang kurang reliabel, berat sebelah, dan bias.
c. Penelitian ini, selain data sekunder juga tergantung pada data primer yang
dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung pada obyek/subyek yang
ditelitinya. Di antara kedua data tersebut, data primer dianggap memiliki otoritas
sebagai bukti tangan pertama dan diberi prioritas dalam pengumpulan data.
d. Dua macam kritik yang digunakan untuk menentukan nilai atau bobot data
yaitu: kritik eksternal yang menanyakan“apakah dokumen atau relik itu
autentik?” dan kritik internalnya menanyakan“Apabila dokumen tersebut
autentik, apakah data tersebut akurat dan relevan?” Kritik internal hendaknya
menguji motif, bias, serta keterbatasan peneliti yang mungkin melebih-lebihkan
atau mengurangi, serta memberikan informasi yang tidak diamatinya.
e. Meskipun mirip dengan penelaahan kepustakaan, akan tetapi cara pendekatan
historis lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas. Data yang
digali biasanya data yang lebih tua dibandingkan dengan yang umum dituntut
oleh penelaahan kepustakaan.
Kelebihan Penelitian Historis:
1) Dapat terjamin keaslian hasil observasi penelitian yang dibuat
2) Terdiri dari data atau informasi sesuai fakta di masa lampau
3) Pencarian informasi lebih tuntas karena sudah mencakup seluruh data yang
terkumpul
Kekurangan Penelitian Historis:
1) Membutuhkan waktu yang lama untuk melengkapi suatu data
2) Terjadi keterhambatan penelitian jika suatu barang atau kegiatan lainnya di
masa lampau menghilang 
2. Desain Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan atau
menggambarakan fakta-fakta mengenai populasi secara sistematis, dan akurat.
Dalam penelitian deskriptif fakta-fakta hasil penelitian disajikan apa adanya. Hasil
penelitian deskriptif sering digunakan, atau dilanjutkan dengan dilakukannya
penelitian analitik. Desain penelitian deskriptif dibedakan menjadi dua : desain
penelitian studi kasus dan desain penelitian survai (Nursalam, 2003).
a. Desain penelitian studi kasus
Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup
pengkajian satu unit penelitian secara intensif, misalnya satu pasien, keluarga,
kelompok, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2003). Karakteristik studi
kasus adalah subjek yang diteliti sedikit tetapi aspek-aspek yang diteliti
banyak.
b. Desain penelitian survai
Survai adalah suatu desain penelitian yang digunakan untuk
menyediakan informasi yang berhubungan dengan 43 prevalensi, distribusi
dan hubungan antar variable dalam suatu populasi (Nursalam, 2003).
Karakteristik dari penelitian survai adalah bahwa subjek yang diteliti banyak
atau sangat banyak sedangkan aspek yang diteliti sangat terbatas.
Kelebihan Penelitian Deskriptif:
1) Mampu menganalisis masalah atau masalah yang sulit atau tidak terukur
secara numerik.
2) Mampu melakukan pengamatan dalam konteks sosial alami dan alami.
3) Memiliki potensi untuk menggabungkan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Kekurangan Penelitian Deskriptif:
1) Mungkin tidak signifikan secara statistik.
2) Metode ini rentan terhadap bias karena nuansa pendapat subyektif.
3) Sulit untuk diverifikasi ulang karena pengamatan dan sifat kontekstualnya.
3. Penelitian Perkembangan (Developmental Research)
Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk menyelidiki pola dan urutan
pertumbuhan dan/atau perubahan sebagai fungsi waktu. Desain penelitian
perkembangan ada 3 yaitu:
a. Studi-studi longitudinal mengenai pertumbuhan yang secara langsung mengukur
sifat dan laju perubahan-perubahan pada sampel anak yang sama pada tingkat
perkembangan yang berbeda.
b. Studi cross-sectional mengenai pertumbuhan yang secara tidak langsung
mengukur sifat dan laju perubahan yang sama dengan meneliti sejumlah anak
yang berbeda sebagai sampel yang mewakili tingkat usia.
c. Studi-studi kecenderungan yang bertujuan untuk menentukan pola-pola
perubahan di masa lampau agar dapat meramalkan pola-pola dan kondisi-
kondisi perubahan di masa yang akan datang.
Kelebihan Penelitian Perkembangan:
1) Mampu mengatasi kebutuhan nyata dan mendesak (real needs in the here-
and-now) melalui pengembangan solusi atas suatu masalah sembari
menghasilkan pengetahuan yang bisa digunakan di masa mendatang.
2) Mampu menghasilkan suatu produk/ model yang memiliki nilai validasi tinggi,
karena melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi ahli.
3) Mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti sehingga
diharapkan akan selalu ditemukan model/ produk yang selalu aktual dengan
tuntutan kekinian.
4) Merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dan
lapangan. 
Kekurangan Penelitian Perkembangan:
1) Pada prinsipnya memerlukan waktu yang relatif panjang, karena prosedur
yang harus ditempuh relatif kompleks. 
2) Tidak bisa digeneralisasikan secara utuh, karena penelitian ditujukan untuk
pemecahan masalah “here and now”, dan dibuat berdasar sampel (spesifik),
bukan populasi. 
3) Penelitian memerlukan sumber dana dan sumber daya yang cukup besar.
4. Penelitian Studi Kasus dan Lapangan (Case and Field Study Research)
Untuk mempelajari secara intensif mengenai latar belakang, keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, isntitusi, atau masyarakat.
A. Contoh-Contoh penelitian :
1) Studi-studi Piaget tentang perkembangan kognitif pada anak-anak.
2) Studi secara mendalam pada seorang murid yang mengalami
ketidakmampuan belajar oleh seorang ahli psikologi atau studi terhadap
seorang siswa yang dalam masa hukuman percobaan oleh pekerja sosial.
3) Studi secara intensif tentang budaya “kota dalam” dan kondisi kehidupan di
dalam lingkungan kota metropolitan.
B. Beberapa karakteristik :
1) Studi kasus merupakan penyelidikan yang mendalam pada suatu unit sosial
yang menghasilkan suatu gambaran yang lengkap, dan terorganisasi
dengan baik mengenai unit tersebut. Tergantung pada tujuan, lingkup studi
ini dapat mencakup keseluruhan siklus hidup atau atau hanya bagian-bagian
tertentu, studi ini dapat hanya terfokus pada faktorfaktor yang spesifik saja
atau dapat juga mengambil keseluruhan dari unsur dan peristiwa.
2) Dibandingkan dengan studi survey yang cenderung menguji sejumlah kecil
variabel pada unit sample yang besar, studi kasus ini menguji jumlah unit
kecil dengan variabel-variabel dan kondisi-kondisi yang besar.

C. Keungulan-keunggulan
1) Studi-studi kasus terutama sangat bermanfaat sebagai latar belakang
informasi untuk perencanaan penelitian utama di dalam social sciences.
Karena dilakukan secara intensif, studi ini memberikan penjelasan terhadap
variabel-variabel penting, proses-proses, dan interaksi-interaksi yang
memerlukan perhatian lebih intensif.
2) Data studi kasus melengkapi contoh-contoh yang berguna untuk
mengilustrasikan penemuan-penemuan yang digeneralisasikan secara
statistik.
Langkah-Langkah pokok :
a. Nyatakan tujuan-tujuannya. Apa yang menjadi unit-unit studi dan karakteristik-
karakteristiknya, hubungan-hubungannya, dan proses-proses yang akan
mengarahkan penyelidikan.
b. Rancangkan cara pendekatannya. Bagaimana unit-unit tersebut akan dipilih?
Apakah sumber data dapat digunakan? Metode apa yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data?
c. Kumpulkan data
d. Organisasikan informasi untuk menyusun rekonstruksi unit studi yang koheren,
dan terintergrasi dengan baik.
e. Laporkan hasilnya dan diskusikan signifikasinya.
D. Kelemahan
1) Karena fokusnya yang sempit terhadap unit-unit yg kecil, studi-studi kasus
dibatasi dalam kerepresentatifannya. Studi ini tidak memungkinkan
generalisasi terhadap populasi sampai ada penelitian lanjutan yang
melengkapi studi tersebut yang memfokuskan pada hipotesis-hipotesis
spesifik dan menggunakan metode sampling yang layak.
2) Studi-studi kasus terutama diwarnai oleh sifat keberatsebelahan subyektif.
Kasus itu sendiri mungkin dipilih karena sifat dramatiknya daripada sifatnya,
cirinya, atau karena cocok dengan konsep peneliti sebelumnya. Selama
peneliti menempatkan data pada satu konteks tertentu dari pada konteks yang
lain, maka penafsiran subyektif akan mempengaruhi hasilnya.

C. Penelitian Tindakan (Action Research)


a. Tujuan penelitian:
Untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan atau pendekatan-
pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah-masalah dengan penerapan
langsung di kelas atau dunia kerja.
b. Contoh:
Penelitian program inservice training untuk mengujicoba inovasi suatu metode
mengajar, membantu para konselor agar bekerja lebih hati-hati dengan anak-anak
putus sekolah; untuk mengembangkan program eksplorasi dalam pencegahan
kecelakaan pada kursus pendidikan pengemudi; untuk memecahkan masalah
apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi inovatif.
c. Beberapa karakteristik
1) Praktis dan secara langsung relevan dengan situasi aktual dalam dunia kerja.
Subyek- subyeknya para siswa, staf, atau yang lainnya.
2) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah dan
pengembanganpengembangan baru yang lebih baik daripada pendekatan
impresionistik dan fragmentaris yang secara khas sering dilakukan dalam
pengembangan-pengembangan pendidikan. Cara penelitian ini juga empiris
dalam arti bahwa penelitian tersebut mendasarkan pada pengalaman masa
lampau.
3) Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama masa
penelitian dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the-spot
experimentation dan inovasi.
4) Meskipun berusaha untuk sistematik, penelitian tindakan kurang tertib ilmiah
karena validitas internal dan ekasternalnya lemah. Tujuan penelitiannya
situasional, sampelnya terbatas dan tidak representatif, dan kontrol terhadap
variabel bebasnya kecil. Oleh karena itu, hasilnya meskipun bermanfat untuk
dimensi praktis, akan tetapi secara tidak langsung memberikan kontribusi
terhadap batang tubuh pengetahuan (body of knowledge).
d. Langkah-Langkah pokok
1) Definisikan masalahnya atau tetapkan tujuannya. Apa yang memerlukan
perbaikan atau yang mungkin dikembangkan sebagai keterampilan atau cara
pemecahan baru?
2) Telaah kepustakaan untuk mengetahui apakah orang lain telah menemukan
masalah yang sama atau telah mencapai tujuan yang berhubungan dengan
yang akan dicapai dalam penelitian tersebut.
3) Rumuskan hipotesis yang dapat diuji atau strategi pendekatan, nyatakan
dengan bahasa jelas dan spesifik.
4) Susun setting penelitiannya dan jelaskan langkah-langkah dan kondisi-
kondisinya. Apakah ada sesuatu yang khusus/utama yang akan dikerjakan
dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan?
5) Tetapkan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, dan hal-hal lain untuk
memperoleh feedback yang berguna
6) Analisis data dan evaluasi hasilnya.
7) Susun setting penelitiannya dan jelaskan langkah-langkah dan kondisi-
kondisinya.
8) Susun laporannya.
Kelebihan Penelitian Tindakan:
1) Kerja sama dalam penelitian ini menimbulkan rasa kebersamaan.
2) Mendorong kreativitas dan pemikiran kritis.
3) Meningkatkan kerjasama dalam mencapai kesepakatan bersama.
Kekurangan Penelitian Tindakan:
1) Penelitian ini membutuhkan komitmen yang berujung kepada lamanya proses
penelitian.
2) Rawan perbedaan pendapat. Dibutuhkan demokrasi dalam kelompok penelitian
tindakan untuk mendapatkan kemufakatan kesimpulan.
5. Desain penelitian korelasional
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendetksi sejauh mana variasi-
variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor
lain berdasarkan koefisien korelasi (Suryabrata, 2000). Hubungan korelatif mengacu
pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel yang
lain dan dengan demikian dalam rancangan korelasional peneliti melibatkan paling
tidak dua variabel (Nursalam, 2003).
Jika variabel yang diteliti ada dua, maka masing-masing merupakan variabel
bebas dan variabel terikat. Bila variabel yang diteliti lebih dari dua, maka dua atau
lebih variabel sebagai variabel bebas atau prediktor dan satu variabel sebagai
variabel terikat atau kriterium.
Kelebihan Penelitian Korelasional:
1) Mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial,
peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya
secara simultan.
2) Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variable yang mempunyai
kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif.
3) Penelitian korelasi umumnya melakukan studi tingkah laku denga setting yang
realistis
4) Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang
besar.
Kekurangan Penelitian Korelasional:
1) Peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel.
2) Peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat.
6. Desain Penelitian Kausal-komparatif
Penelitian kausal-komparatif difokuskan untuk membandingkan variable
bebas dari beberapa kelompok subjek yang mendapat pengaruh yang berbeda dari
variabel bebas. Pengaruh variabel bebas terhadap variable terikat terjadi bukan
karena perlakuan dari peneliti melainkan telah berlangsung sebelum penelitian
dilakukan. Desain penelitian kausal-komparatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
desain penelitian kohort dan desain penelitian kasus kontrol (Nursalam, 2003).
Kelebihan Penelitian Kausal-komparatif
Adapun kelebihan penelitian causal comperative menurut  Suryabrata (2003)
yakni sebagai berikut:
1. Metode causal comparative adalah metode penelitian yang baik untuk berbagai
keadaan,sedangakan metode eksperimental yang dianggap lebih kuat tidak dapat
digunakan apabila:
 Tidak selalu memiih, mengontrol, dan memanipulasikan faktor−faktor yang
dibutuhkan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat secara langsung.

 Pengonterolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak


realistis dan dibuat−buat yang mencegah interaksi normal dengan variabel lain
yang berpengaruh.

2. Penelitian studi komperative sangat berguna karena menghasilkan imformasi


untuk mengetahui gejala yang dipermasalahkan, apa sejalan dengan apa, dalam
kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana dan sejenis dengan itu.
3. Perbaikan−perbaikan dalam hal teknik, mentode statistik dan rancangan denagn
control parsial, pada akhir−akhir ini telah membuat studi kausal komperatif yang
lebih dapat dipertaggungjawabkan.
Kekurangan Penelitian Kausal-komparatif:
1) Kelemahan utama setiap rancangan ex−post facto tidak terdapat kontrol
terhadap variabel bebas
2) Adanya kesukaran untuk memperoleh kepastian bahwa faktor−faktor penyebab
yang relevan telah benarbenar tercakup dalam kelompok faktor−faktor yang
sedang diselidiki
3) Suatu gejala mungkin tida hanya merupakan akibat dari sebab−sebab
ganda,tetapi dapat pula disebabkan oleh sesuatu sebab pada kejadian tertentu
dan oleh lain sebab pada kejadian lain.
7. Desain penelitian kohort
Pendekatan yang dipakai pada desain penelitian kohort adalah pendekatan
waktu secara longitudinal atau time period approach. Sehingga penelitian ini
disebut juga penelitian prospektif.
Contoh desain penelitian kohort:
a. Pengaruh berat badan lahir rendah terhadap tumbuh kembang balita.
Peneliti memulai dengan mencari bayi BBLR sebagai kelompok resiko(+) dan
bayi lahir berat badan normal sebagai kelompok resiko (-) variabel
independen. Setiap bayi yang terpilih menjadi sampel diikuti perkembanganya
dan di ukur tumbuh kembangnya secara kontinyu sesuai dengan periode
waktu yang ditentukan variabel dependen.
8. Desain penelitian kasus kontrol
`Desain penelitian kasus kontrol merupakan kebalikan dari desain penelitian
kohort, dimana peneliti melakukan pengukuran pada variabel terikat terlebih
dahulu. Sedangkan variabel bebas dteliti secara retrospektif untuk menentukan
ada tidaknya pengaruh pada variabel terikat.
Contoh desain penelitian kasus kontrol:
a. Hubungan kehamilan anemia terhadap kelahiran bayi berat lahir rendah
(BBLR), peneliti memulai penelitian dengan membagi subjek kedalam
kelompok kasus (melahirkan bayi BBLR) dan kelompok kontrol (melahirkan
bayi normal) peneliti mengidentifikasi adanya kejadian anemia (saat hamil)
pada kedua kelompok (secara retrospektif).
DAFTAR PUSTAKA
Nana, Saodih Sukmadinata (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda karya.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan
Sarwono, Jonathan. (2006). “Metodologi Penelitian”. www.psend.users. com/ jsarwono.
Sumadi Suryabrata (2000).Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai