Anda di halaman 1dari 20

HAKIKAT DEMOKRASI INDONESIA BERLANDASKAN PANCASILA

(Makalah Pendidikan Kewarganegaraan)

Oleh

Yogi Subagja
1713023037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena
berkat rahmat-Nya Kami bisa menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul Hakikat Demokrasi Indonesia
Berlandaskan Pancasila. Makalah ini diajukan guna memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Kami  mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu teruta anggota kelompok kami yang
selalu kompak dalam setipa proses penyusunan makalah ini sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak yang harus di koreksi oleh karena itu kami
mengharapkan masukan dari semua pihak tentunya dengan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah  ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasisiwa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.

Bandar Lampung, 30 Mei 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap negara di dunia memiliki sistem pemerintahan yang berbeda yang


sesuai dengan landasan negara pada negara tersebut. Ada yang menggunakan
sistem pemerintahan liberal, komunis dan sebagainya.

Indonesia adalah negara yang luas. Negara yang besar. Memiliki beribu suku
dan budaya, dan tentu saja memiliki pemikiran yang berbeda dalam setiap
negaranya. Indonesia merdeka karena semangat kekeluargaan dan semngat
gotong royong yang tinggi dari pejuang negara. Dengan memiliki landasan
historis yang sama, pejuang mempersatukan kekuatan untuk memerdekaan
indonesia.

Dengan semangat kekeluargaan dan kegotong royongan tersebut maka


Indonesia selalu menjaga dan saling menghargai satu sama lain. Karena itu,
Indonesia lebih cocok menggunakan sistem pemerintahan demokrasi. Lalu apa
pengertian demokrasi? Manfaat demokrasi? Dan hal-hal lain berkaitan
demokrasi lainnya? Serta tipe demokrasi apa yang diterapkan di Indonesia?
Hal tersebut akan dibahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian demokrasi serta apa saja manfaat demokrasi?


2. Apa saja nilai-nilai yang terdapat dalam demokrasi?
3. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana demokrasi berdasarkan pancasila yang diterapkan di
indonesia?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah pembaca dapat


mendapatkan informasi tentang
1. Pengertian dan manfaat demokrasi
2. Nilai-nilai yang ada dalam demokrasi
3. Pelaksanaan demokrasi di Indonesia
4. Demokrasi berdasarkan pancasila di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Manfaat Demokrasi

1. Pengertian Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” yang berarti rakyat, dan
“kratos/kratein” yang berarti kekuasaan. Sehingga konsep dasar
demokrasi adalah “rakyat berkuasa” (government of rule by the people).
Demokrasi adalah “pemerintahan oleh rakyat, kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh
wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemerintahan bebas”.
Menurut Abraham Lincoln, demokrasi adalah government of the
people, by the people, for the people, yakni suatu pemerintahan “dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.”

Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan


pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat yang
didefinisikan sebagai warganya. Kenyataannya, baik dari segi konsep
maupun praktek, demos menyiratkan makna diskriminatif. Karena
demos bukanlah rakyat secara keseluruhan, tetapi hanya populus
tertentu, yakni mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan
formal dari para pengontrol akses ke sumber-sumber kekuasaan, yang
diakui dan bisa mengklaim memiliki hak-hak prerogatif dalam proses
pengambilan/pembuatan keputusan menyangkut urusan publik atau
pemerintahan.

Dalam perspektif teoritis, demokrasi sering dipahami sebagai


mayoritarianisme, yaitu kekuasaan oleh mayoritas rakyat lewat wakil-
wakilnya yang dipilih melalui proses pemilihan demokratis, sehingga
muncul pertanyaan dari Syamsuddin (2000:34) betulkah bahwa
kemayoritasan identik dengan kebenaran? Dalam perspektif filosofis
jawaban atas pertanyaan tersebut negatif. “Apa yang disukai orang
banyak” (prefferred by most) tidak sama dengan “apa yang banyak
disukai” (most preferred). Baik kekuasaan maupun kemayoritasan tidak
tidak identik dengan kebenaran. Proses politik acapkali membawa
kekuasaan memutuskan kesukaannya tanpa memperhatikan kebenaran,
apalagi jika proses politik itu sendiri dijalannya atas kesukaan
kekuasaan.

Berikut ini beberapa definisi tentang demokrasi :


a. Menurut Hennry B. Mayo
Sistem politik demokratis adalah sistem yang menunjukan bahwa
kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-
wakil yang secara diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemiliha-pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik
dan diselenggarakan dalam suasana terjainnya kebebasan politik.
b. Menurut C.F Strong
Suatu sistem pemerintahan dalam mana mayoritas anggota
dewasa dari masyarakat politik ikut serta dalam atas dasar sistem
perwakilan yang menjamin bahwa pemerintah akhirna
mempertanggung jawabkan tindakan- tindakan kepada mayoritas
itu.
c. Menurut Harris Soche
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu
kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang
banyak dan merupakan hak bagi rakyat atau orang banyak untuk
menangatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari
paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi
untuk memerintah.
Ada satu pengertian mengenai demokrasi yang di anggap paling
populer diantara pengertian yang ada.Pengertian tersebut
dikemukakan pada tahun 1863 oleh Abraham Lincoln yang
mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the
peolple).Pemerintahan dari rakyat berarti pemerintahan negara itu
mendapat mandat dari rakyat untuk menyelenggarakan
perintahan.Pemerintahan oleh rakyat berarti pemerintahan negara itu
dijalankan oleh rakyat.Pemerintahan untuk rakyat berarti
pemerintahan itu menghasilkan dan menjalankan kebijakan-kebijakan
yang di arahkan untuk kepentingan dan kejahteraan rakyat.

2. Manfaat Demokrasi

Kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan Negara


berada di tangan rakyat dan dilakukan dengan sistem perwakilan, dan
adanya peran aktif masyarakat dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan bangsa, Negara, dan masyarakat. Manfaat demokrasi
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kesetaraan sebagai Warga Negara
Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama
dan sederajat. Prinsip kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa
kepentingan setiap orang harus diperlakukan sama dan sederajat
dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang
sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan
setiapp warga Negara.

2) Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Umum


Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain seperti sosialis dan
fasis, pemerintahan yang demokratis lebih mungkin untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa. Semakin besar suara
rakyat dalam menentukan kebijakan, semakin besar pula
kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-
aspirasi rakyat. Rakyat biasalah yang merasakan pengaruh
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam praktiknya, dan kebijakan
pemerintah dapat mencerminkan keinginan rakyat hanya jika ada
saluran-saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten dan efektif
dari bawah.

3) Pluralisme dan Kompromi


Demokrasi mengandalkan debat terbuka, persuasi, dan kompromi.
Penekanan demokrasi pada debat tidak hanya mengasumsikan
adanya perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan pada
sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga menghendaki bahwa
perbedaan-perbedaan itu harus di kemukakan dan didengarkan.
Dengan demikian, demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan
kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan
diantara para warga negara. Dan ketika kebhinekaan seperti itu
terungkap, metode demokratis untuk mengatasi perbedaan-
perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan bukan
dengan pemaksaan atau pameran kekuasaan.

4) Menjamin Hak-hak Dasar


Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka
sebagai metode mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah
perbadaan dalam kehidupan social tidak dapat terwujud tanpa
kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang hak-
hak sipil dan politis: hak kebebasan berbicara dan berekpresi, hak
berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk
mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri. Negara-negara
demokrasi dapat diandalkan untuk melindungi hak-hak tersebut.
Hak-hak itu memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan
kolektif yang lebih baik.

5) Pembaruan Kehidupan Sosial


Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan sosial.
Penghapusan kebijakan- kebijakan yang telah usang secara rutin
dan penggantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun
dan damai, menjadikan sisim demokratis mampu menjamin
pembaruan kehidupan sosial. Hal ini juga memuluskan proses alih
generasi tanpa pergolakan atau kekacauan pemerintahan yang
biasanya mengikui pemberhentian tokoh kunci dalam rezim
nondemokratis.

B. Nilai-Nilai Demokrasi

Gaffar (1999) mengatakan ”democarcy relates to the fundamental human


rights, which includes freedom of expression, freedom of belief and
freedom of action. To avoid chaos, in practice, democracy recognizes such
values as responsibility, self discipline, objective, rational, love and care,
respect for others, and acceptence of differences of opinions.
Berdasarkan pandangan tersebut di atas, demokrasi berkaitan erat dengan
hak dasar sebagai manusia, seperti kebebasan berekpresi, kebebasan dalam
keyakinan, dan kebebasan dalam prilaku. Nilai-nilai demokrasi harus
dilaksanakan atau dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari seperti
tanggung jawab, disiplin diri, berpikir objektif dan rasional, kasih sayang
dan peduli, respek terhadap sesama, dan manerima perbedaan pendapat
diantara sesama warga masyarakat.

Sehubungan dengan perlunya menumbuhkan keyakinan akan baiknya


sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan
atau norma/nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dari
demokrasi membutuhkan hal-hal berikut :

1. Kesadaran akan pluralisme


Masyarakat yang hidup demokrastis harus menjaga keberagaman hak
dan kewajiban setiap warga negara. Maka kesadaran akan pluralitas
sangat penting dimiliki bagi rakyat Indonesia sebagai bangsa yang
sangat beragam dari sisi etnis, bahasa, budaya, agama, dan potensi
alamnya.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat
Pengambilan keputusan didasrkan pada prinsip musyawarah mufakat
dan memerhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Pengambilan keputusan membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar
akal sehat dan tercapai dengan sumber daya yang ada.
3. Kerjasama
Demokrasi membutuhkan kerja sama antaranggota masyarakat, untuk
mengambil keputusan yang disepakati semua pihak. Masyarrakat yang
terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya
memgakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
4. Sikap yang dewasa
Demokrasi mengharuskan adanya kesadaran untuk dengan tulus
menerima kemungkinan kompromi atau kekalahan dalam pengambilan
keputusan.
5. Pertimbangan moral
Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak
menjadi acuan dalam berbuat dan mencapai tujuan.

C. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia

a. Kurun Waktu 1945-1949

Pada periode ini sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila seperti


yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan karena negara dalam keadaan darurat dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan. Misalnya, Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) yang semula berfungsi sebagai pembantu Presiden
menjadi berubah fungsi sebagai MPR. Sistem kabinet yang seharusnya
Presidensil dalam pelaksanaannya menjadi Parlementer seperti yang
berlaku dalam Demokrasi Liberal.

b. Kurun Waktu 1949-1950


Pada periode ini berlaku Konstitusi RIS. Indonesia dibagi dalam
beberapa negara bagian. Sistem pemerintahan yang dianut ialah
Demokrasi Parlementer (Sistem Demokrasi Liberal). Pemerintahan
dijalankan oleh Perdana Menteri dan Presiden hanya sebagai lambang.
Karena pada umumnya rakyat menolak RIS, sehingga tanggal 17
Agustus 1950 Presiden Soekarno menyatakan kembali ke Negara
Kesatuan dengan UUDS 1950.

c. Kurun Waktu 1950-1959


Pada periode ini diberlakukan sistem Demokrasi Parlementer yang
sering disebut Demokrasi Liberal dan diberlakukan UUDS 1950.
Karena Kabinet selalu silih berganti, akibatnya pembangunan tidak
berjalan lancar, masing-masing partai lebih memperhatikan
kepentingan partai atau golongannya. Setelah negara RI dengan UUDS
1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang dialami rakyat Indonesia
selama hampir 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS
1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak
sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Akhirnya Presiden
menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia membahayakan
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara serta merintangi
pembangunan semesta berencana untuk mencapai masyarakat adil dan
makmur; sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 mengumumkan dekrit
mengenai pembubaran Konstituante dan berlakunya kembali UUD
1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950.

d. Kurun Waktu 1959-1965


Pada periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD yang
digunakan adalah UUD 1945 dengan sistem demokrasi terpimpin.
Menurut UUD 1945 presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR,
presiden dan DPR berada di bawah MPR. Pengertian demokrasi
terpimpin pada sila keempat Pancasila adalah dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, akan tetapi
presiden menafsirkan “terpimpin”, yaitu pimpinan terletak di tangan
‘Pemimpin Besar Revolusi”. Dengan demikian pemusatan kekuasaan
di tangan presiden. Terjadinya pemusatan kekuasaan di tangan
presiden menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap
Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan
oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI) yang
merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia.

e. Kurun Waktu 1966-1998


Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde baru yang
bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen. Secara tegas dilaksanakan sistem Demokrasi Pancasila dan
dikembalikan fungsi lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan
amanat UUD 1945. Dalam pelaksanaannya sebagai akibat dari
kekuasaan dan masa jabatan presiden tidak dibatasi periodenya, maka
kekuasaan menumpuk pada presiden, sehingga terjadilah
penyalahgunaan kekuasaan, dengan tumbuh suburnya budaya korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Kebebasan bicara dibatasi, praktek
demokrasi menjadi semu. Lembaga negara berfungsi sebagai alat
kekuasaan pemerintah. Lahirlah gerakan reformasi yang dipelopori
mahasiswa yang menuntut reformasi dalam berbagai bidang.
Puncaknya adalah dengan pernyataan pengunduran diri Soeharto
sebagai presiden.

f. Kurun Waktu 1998- Sekarang (Orde reformasi)


Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya
adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945,
dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-
peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran
lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan
fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip
pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-
lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Demokrasi Indonesia saat
ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR - MPR hasil Pemilu 1999
yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya
lembaga-lembaga tinggi yang lain.

D. Demokrasi Berdasarkan Pancasila

a) Hakikat Demokrasi Pancasila


Demokrasi yang dianut di Indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan
Pancasila, masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat
dan ciri-cirinya terdapat berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang
tidak dapat disangkal ialah bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi
konstitusionil cukup jelas tersirat di dalam Undang Undang Dasar
1945. Selain dari itu Undang-Undang Dasar kita menyebut secara
eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah itu dan yang dicantumkan
dalam penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak
berdasarkan kekuasaan belaka (Machstaat).
2. Sistem Konstitusional
Pemerintahan berdasarkan atas Sistem Konstitusi (Hukum
Dasar), tidak bersifat Absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).
Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka
jelaslah bahwa demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-
Undang Dasar 1945, ialah demokrasi konstitusionil. Di samping itu
corak khas demokrasi Indonesia, yaitu kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,
dimuat dalam Pembukaan UUD. Dengan demikian demokrasi
Indonesia mengandung arti di samping nilai umum, dituntut nilai-
nilai khusus seperti nilai-nilai yang memberikan pedoman tingkah
laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
Maha Esa, sesama manusia, tanah air dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan krida
manusia dalam mengolah lingkungan hidup.

Demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai


berikut:
1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan
kekeluargaan dan gotong-royong yang ditujukan kepada
kesejahteraan rakyat, yang mengandung unsur-unsur
berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan
budi pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan
berkesinambungan.
2. Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara
dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan rakyat.
3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat
mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab
sosial.
4. Dalam demokrasi Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi
dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang
dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada
dominasi mayoritas atau minoritas.

b) Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila


 Kedaulatan ada di tangan rakyat.
 Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.
 Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat.
 Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
 Menghargai hak asasi manusia.
 Tidak menganut sistem monopartai.
 Pemilu dilaksanakan secara luber.
 Mengandung sistem mengambang.
 Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.
 Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

c) Prinsip Pokok Demikrasi Pancasila


Prinsip merupakan kebenaran yang pokok/dasar orang berfikir,
bertindak dan lain sebagainya. Dalam menjalankan prinsip-prinsip
demokrasi secara umum, terdapat dua landasan pokok yang menjadi
dasar yang merupakan syarat mutlak untuk harus diketahui oleh setiap
orang yang menjadi pemimpin negara/ rakyat/ masyarakat/ organisasi/
partai/ keluarga, yaitu:
1. Suatu negara itu adalah milik seluruh rakyatnya, jadi bukan
milik perorangan atau milik suatu keluarga/ kelompok/
golongan/ partai, dan bukan pula milik penguasa negara.
2. Siapapun yang menjadi pemegang kekuasaan negara,
prinsipnya adalah selaku pengurusa rakyat, yaitu harus bisa
bersikap dan bertindak adil terhadap seluruh rakyatnya, dan
sekaligus selaku pelayana rakyat, yaitu tidak boleh/bisa
bertindak zalim terhadap tuannyaa, yakni rakyat.

Adapun prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:


1) Pemerintahan berdasarkan hukum: dalam penjelasan UUD
1945 dikatakan:
a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan
tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat),
b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar)
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas),
c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan MPR.
2) Perlindungan terhadap hak asasi manusia,
3) Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah,
4) Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman)
merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden,
BPK, DPR, DPA atau lainnya.
5) Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena
berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
6) Pelaksanaan Pemilihan Umum.
7) Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR (pasal 1 ayat 2 UUD 1945), yang berbunyai
Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
8) Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
9) Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral
kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara
ataupun orang lain.
10) Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita Nasional.

d) Fungsi Demokrasi Pancasila


Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan
bernegara
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI,
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang
mempergunakan sistem konstitusional,
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada
Pancasila,
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang
antara lembaga negara,
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.
BAB III
KESIMPULAN

1. Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat,
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang mengutamakan
rakyat, menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan utama dari negara
tersebut.
2. Demokrasi pancasila pada hakikatnya adalah perwujudan dari kedaulatan
rakyat yang tercermin dalam kemerdekaan, persamaan dan keterbukaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo. (1982). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia.

Nurtjahjo, H. (2008). Filsafat Demokrasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Srijanti. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

Sumarsono. (2005). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedi Pustaka Utama.

Sunarso. (2006). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: UNY Press.

Winarno. (2007). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai