Dosen Pengampu :
1. Dr. Sunyono, M.Si.
2. Andrian Saputra, S.Pd., M.Sc.
s + px + py + pz
a. t t
b. t t
c. t t
d. t t t t tt t
t t t t
t t
t t
t t
t t t t t t t t
maka, didapatkan
t
dengan metode yang sama, maka pada :
b. t t
t
c. t t
t
d. t t t t tt t
t t t t tt
Pada yang dihasilkan orbital SP3 hanya kontribusi dari orbital s dan pz dan
koefisien orbital pz pada kondisi ternormalisasi, yaitu :
t =1
t =1-
t =1-t
t t
=
Sehingga diperoleh :
t h t
Pada 3 orbital hibrid yang lainnya ( t h semuanya ekuivalen, pada sumbu z,
koefisien dari 3 orbital hibrid dapat diperoleh dari kontribusi unit orbital, sehingga :
t t t tt , dimana
t t tt, sehingga t t =1
t =1
t t tt
Pada gambar yang ditampilkan sebelumnya, t menempati sumbu negatif dari
arah sumbu z, sehingga nilai koefisiennya . Pada berada pada sumbu x dan
z, sehingga orbital tidak berkontribusi. Dimana :
t
=1
= , diperoleh :
t t t
Sesuai dengan orientasi yang ditentukan pada gambar yang ditampilkan sebelumnya,
koefisien dalam orbital t bernilai sama dan (-), dari kondisi kontribusi
unit orbital:
t
t t t t
t t t t
Maka, pada orbital hibrid terdapat 4 persamaan fungsi gelombang orbital hibrid
untuk penentuan sudut ikat, seperti berikut:
t h t
t t t
t t t t
t t t t
Fungsi gelombang orbital atom :
t t
t t
sin
= t t
- t
=
t
Nilai minimum/ maksimum suatu fungsi dicapai apabila turunan pertama = 0, maka :
cos
0= cos sin
cos = sin
sin
cos
tan