Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN

KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN


PUTRI DI PONDOK PESANTREN AN-NUR
NGRUKEM SEWON BANTUL
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
NAILIN NI’MAH
201210201120

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2016
HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN
KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN
PUTRI DI PONDOK PESANTREN AN-NUR
NGRUKEM SEWON BANTUL
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
NAILIN NI’MAH
201210201120

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2016
i
HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN
KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN
PUTRI DI PONDOK PESANTREN AN-NUR
NGRUKEM SEWON BANTUL
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :
NAILIN NI’MAH
201210201120

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2016
ii
iii
HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DENGAN
KEJADIAN SCABIES PADA SANTRI PUTRA DAN
PUTRI DI PONDOK PESANTREN AN-NUR
NGRUKEM SEWON BANTUL
YOGYAKARTA¹
Nailin Ni’mah², Atik Badi’ah³

INTISARI
Latar Belakang : . Penyakit yang sering muncul karena kurangnya kebersihan diri
adalah berbagai penyakit kulit. Penyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur, virus,
kuman, parasit hewani dan lain-lain. Salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh
parasit adalah scabies. Scabies dapat terjadi terutama di lingkungan yang padat
penduduknya seperti pondok pesantren, kebersihan kurang, sosial ekonomi rendah, serta
kontak dengan penderita. Dampaknya dapat menyebabkan dermatitis, ini juga dapat
menyebabkan gangguan pada ginjal yang sering disebut grumeloronefritis. Tujuan
Penelitian : hubungan antara perilaku personal hygiene dengan kejadian scabies pada
santri putra dan putri di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon Bantul Yogyakarta.
Metode Penelitian : Desain Penelitian ini adalah kuantitatif analisis korelasi dengan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua santri yang tinggal di
Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon Bantul Yogyakarta. Teknik pengambilan
sampel menggunakan quota sampling berjumlah 105 responden. Instrument penelitian
menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan uji korelasi chi
square. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan santri yang memiliki perilaku personal
hygiene baik 7 orang (6,6%), cukup 26 orang (24,8%), kurang 72 (68,6%) sedangkan
santri yang mengalami kejadian scabies 78 orang (74,3%) dan yang tidak 27 orang
(25,7%). Hasil uji statistik chi square didapatkan nilai τ = 71.189 dengan taraf signifikan
p = 0,000 <0,05. Kesimpulan : Semakin baik perilaku personal hygiene maka kejadian
scabies semakin sedikit. Saran : Diharapkan pengelola pondok pesantren dapat lebih
mengetahui dan waspada dengan penyakit scabies dalam rangka meningkatkan
kesehatan santri putra dan putri.

Kata Kunci : perilaku personal hygiene, kejadian scabies putri, Pondok Pesantren.

iv
v
Scabies tersebar luas diseluruh
PENDAHULUAN
dunia terutama pada daerah – daerah
. yang erat sekali kaitannya dengan lahan
Penyakit kulit banyak dijumpai di kritis, kemiskinan serta rendahnya
Indonesia, hal ini disebabkan karena sanitasi. Sebanyak 300 juta orang
Indonesia beriklim tropis. Iklim pertahun didunia dilaporkan terserang
tersebut yang mempermudah scabies (WHO, 2009). Selain itu
perkembangan bakteri, parasit maupun scabies juga ditemukan pada semua
jamur. Penyakit yang sering muncul negara dengan prevalensi yang
karena kurangnya kebersihan diri bervariasi. Prevalensi scabies di
adalah berbagai penyakit kulit. Kulit Indonesia menurut Depkes RI
merupakan pembungkus yang elastis berdasarkan data dari puskesmas
yang melindungi tubuh dari pengaruh seluruh Indonesia tahun 2014 adalah
lingkungan, kulit merupakan organ 7,4%-12,9. Di Bantul tahun 2015
tubuh yang terletak paling luar dan prevalensi scabies yaitu 7,5 %dan di
membatasinya dari lingkungan hidup Semarang mencapai 5,8% (Hilma,
manusia. Penyakit kulit dapat 2015). Di pondok pesantren An-Nur
disebabkan oleh jamur, virus, kuman, Ngrukem Sewon Bantul pada 2014
parasit hewani dan lain-lain. Salah satu terdapat sekitar 82 santri yang terkena
penyakit kulit yang disebabkan oleh scabies dan di tahun 2015 jumlahnya
parasit adalah scabies. 113 yang terdiri dari 93 santri putra dan
Scabies adalah penyakit menular santri putri 20.
disebabkan infestasi Sarcoptes Scabiei
varian hominis dan produknya. Scabies Perilaku personal hygiene santri
disebut juga the itch, Norwegian itch, yang tinggal di pondok pesantren pada
gudikan, gatal agogo, budukan atau umumnya kurang mendapatkan
penyakit amper. Penyebab penyakit perhatian, ditambah lagi dengan
scabies sudah dikenal lebih dari 100 pengetahuan yang cenderung kurang
tahun lalu sebagai akibat infestasi baik mengenai kesehatan dan perilaku
tungau yang dinamakan Acarus Scabiei yang tidak sehat, seperti menggantung
atau pada manusia disebut Sarcoptes pakaian di kamar, tidak membolehkan
Scabiei varian hominis. Sarcoptes pakaian santri wanita dijemur di bawah
Scabiei termasuk dalam Arthropoda, terik matahari, dan saling bertukar
kelas Arachnida (Harahap, 2008). pakaian, benda pribadi, seperti sisir dan
Scabies menyebabkan dermatitis, ini handuk serta penggunaan alat mandi
juga dapat menyebabkan gangguan secara bersama terutama sabun mandi
pada ginjal yang sering disebut (Depkes, 2007).
grumeloronefritis. Scabies dapat terjadi
terutama di lingkungan yang padat Kebersihan diri (personal hygiene)
penduduknya, kebersihan kurang, sangat berkaitan dengan pakaian,
sosial ekonomi rendah, serta kontak tempat tidur yang digunakan sehari-
dengan penderita (Iskandar, 2000). hari. Hasil penelitian ini diperkuat oleh
Diantara faktor-faktor tersebut (Setyowati, 2011) menyatakan bahwa
kepadatan dan kontak dengan penderita kebersihan diri tersebut dikaitkan
merupakan faktor penting (Djuanda, dengan yang pernah menderita penyakit
2007). kulit 51,9% karena kurangnya menjaga
kebersihan diri. Penyakit kulit yang

1
terjadi disebabkan oleh pemeriksaan Hal ini dikarenakan mutu pelayanan
yang tidak dilakukan secara rutin. kesehatan yang diberikan pada
Penyakit kulit yang diderita khususnya masyarakat sangat mempengaruhi
gatal-gatal. Kebersihan diri perlu kualitas sumberdaya manusia dan
dijaga, untuk terhindar dari penyakit lingkungan (Depkes RI, 2007). Selain
kulit terutama scabies. Berdasarkan pemerintah peran perawat, terutama
penelitian yang telah dilakukan, perawat komunitas memiliki peran
kebanyakan santri masih meminjamkan yang cukup besar dalam upaya
handuk kepada teman-temannya, peningkatan kesehatan sekolah di
sehingga pada handuk yang dipakai antaranya adalah sebagai pelaksana
oleh penderita scabies, terdapat tungau asuhan keperawatan di sekolah dan
Sarcoptes scabiei yang akan ikut sebagai penyuluhan dalam bidang
terbawa. Jika handuk penderita scabies kesehatan. Dalam hal ini perawat
tersebut dipakai bergantian dengan bertanggung jawab dalam promosi
temannya maka tungau tersebut akan peraktik kesehatan yang efektif, yang
berpindah di kulit yang meminjam bertujuan meningkatkan penerimaan
handuk tersebut. Tungau Sarcoptes pengetahuan dan keterampilan untuk
scabiei akan menginfeksi secara tidak perawatan diri yang kompeten dan
langsung pada orang yang meminjam menginformasikan pembuatan
handuk tersebut. keputusan tentang kesehatan. Sasaran
kelompok di komunitas dalam
Pondok Pesantren adalah suatu pemberian asuhan keperawatan
tempat yang tersedia untuk para santri komunitas salah satunya adalah pondok
dalam menerima pelajaran-pelajaran pesantren. Peran perawat komunitas
agama islam sekaligus tempat sangat diperlukan terutama dalam
berkumpul dan tempat tinggalnya mencegah penyakit kulit scabies yang
(Soedjadi, 2003). Kejadian scabies ada di lingkungan pondok pesantren
sering ditemukan di pondok pesantren (Potter & Perry. 2005).
karena santrigemar sekali bertukar Setelah dilakukan studi
baju, pinjam meminjam pakaian, pendahuluan yang dilakukan pada
handuk, sarung bahkan bantal dan peneliti pada tanggal 15 November
guling serta kasurnya kepada teman 2015 dan 3 Desember 2015 di Pondok
sesamanya. Kondisi ini sangat Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon
memungkinkan terjadinya penularan Bantul Yogyakarta. Peneliti
scabies kepada orang lain apabila para mendapatkan informasi bahwa pondok
santri tidak sadar akan pentingnya terbagi menjadi 2 bagian yaitu pondok
perilaku hidup bersih sehat dan salah putri dan pondok putra dan diperoleh
satu upaya untuk mengurangi penularan data terdapat total 1050 santri dengan
penyakit ini yaitu dengan berperilaku rincian jumlah santri putra 508 orang
hidup bersih dan sehat (Raqith, 2007). dan santri putri sebanyak 542 orang.
Pondok pesantren ini mempunyai
Salah satu upaya kesehatan adalah
konsep pendidikan gabungan yaitu
meningkatkan mutu pelayanan
pendidikan formal dan pendidikan
kesehatan yang lebih baik dan
pesantren, dimana pada pagi hari
memerlukan perhatian dari pemerintah,
sampai sore para santri menempuh
baik peningkatan mutu kelembagaan
pendidikan formal yaitu Tsanawiyah,
maupun sarana perasarana kesehatan.
Aliyah, ada pula yang sudah kuliah dan
2
pada malam harinya mereka belajar ditangani, karena scabies menurut
ilmu pesantren yang mendalami agama mereka adalah penyakit yang menular.
islam, mulai dai mengaji Al-Qur‟an Untuk upaya pencegahan scabies yaitu
sampai menelaah kitab kuning. Hasil dengan merubah perilaku personal
wawancara dengan pengurus pondok hygiene dari yang buruk menjadi lebih
pesantren An-Nur didapatkan hasil baik, seperti kebiasaan meninjam
bahwa terdapat 93 santri putra dan 20 handuk teman dirubah menjadi
santri putri mengalami scabies yang menggunakan handuk sendiri saja. Dari
ditandai dengan gatal-gatal dan perih hasil wawancara didapatkan juga
pada area gatal tersebut dan informasi bahwa ada 2 santri putra
kebanyakan terdapat scabies pada kaki yang sudah terkena dampak dari
dan tangan. Dan dari hasil observasi scabies yaitu grumeloronefritis.
peneliti melihat adanya perilaku
personal hygiene santri putra yang METODE PENELITIAN
buruk seperti menjemur handuk dalam
Jenis penelitian ini merupakan
kamar, meletakkan pakaian kotor di penelitian kuantitatif analisis korelasional
dalam kamar lalu dijadikan bantalan yaitu penelitian yang menghubungan antara
untuk tidur, meletakkan bak sampah di dua variabel yaitu variabel bebas dan
dalam kamar. Pada pondok pesantren variabel terikat (Notoatmodjo, 2012).
ini airnya bersumber dari air sumur, Pendekatan yang digunakan adalah cross
terdapat kolam kecil di area tempat sectional yaitu suatu penelitian dimana
wudhu untuk membasuh kaki, luas variabel bebas dan variabel terikat yang
kamar santri putra dan putri sama yaitu diteliti dan diukur scara bersamaan dan
7x5 meter yang dihuni 16-20 santri dinilai hanya satu kali. Populasi penelitian
pada setiap kamar. Penanganan yang ini adalah santri putra dan putri yang berada
di Pondok Pesantren AnNur Ngrukem
diberikan oleh pondok pesantren untuk
Sewon Bantul Yogyakarta yang berjumlah
santri yang sakit selama ini yaitu 1050 santri putra dan putri. Sampel
dengan membawa santri ke pos berjumlah 105 santri. Tehnik pengambilan
kesehatan pesantren yang buka setiap sampel menggunakan Kuota sampling.
hari senin-kamis pukul 15.30-17.00 Instrument penelitian ini menggunakan
WIB yang mana di pos ini telah ada kuisioner dan data masalah kesehatan santri
Dokter umum yang sudah bekerja sama di Poskesten. Analisis data menggunakan
dengan pondok pesantren An-Nur uji korelasi chi square.
Ngrukem Sewon Bantul, selain di pos
kesehatan pesantren, dokter ini bersedia HASIL PENELITIAN DAN
dipanggil jika sewaktu-waktu PEMBAHASAN
dibutuhkan tetapi hanya untuk keadaan *GAMBARAN UMUM LOKASI
santri yang darurat saja, jika scabies PENELITIAN
juga belum sembuh maka dokter
pondok akan merujuk ke Rumah Sakit Penelitian ini dilaksanakan di Pondok
PKU Muhammadiyah Bantul atau Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon Bantul
Rumah Sakit Paembahan Senopati Yogyakarta. Pondok ini terbagi menjadi 2
(dua) bagian, yaitu pondok putra dan
Bantul. Hasil wawancara dengan pondok putri dengan jumlah santri 1.050
pengurus santri putra dan santri putri di orang, adapun yang menjadi sasaran
Pondok Pesantren An-Nur mengatakan penelitian ini adalah beberapa orang dari
bahwa scabies merupakan penyakit santri putra dan putri tersebut yaitu 105.
yang penting untuk dicegah dan Pondok ini mempunyai banyak kegiatan
3
seperti mengaji Al-Qur‟an, menelaah kitab sedang mengalami scabies berjumlah 78
kuning dan sekolah sore yang sering disebut santri (74,3%), sedangkan yang belum
dengan madrasah. Pondok tersebut pernah mengalami scabies yaitu berjumlah
memiliki tujuan untuk meningkatkan 27 santri (25,7%).
pemahaman santri tentang agama islam dan
memperkuat keyakinan dengan 2. Analisis Bivariat
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Penyakit yang sering terjadi di Pondok ini Tabel 4.4 Tabulasi Silang Hubungan
adalah diare dan scabies umumnya penyakit
Perilaku Personal Hygiene dengan
ini terjadi akibat dari kebersihan diri yang
kurang baik. Kejadian Scabies pada santri putra dan
putri di Pondok Pesantren An-Nur
1. Analisis Univariat Ngrukem Bantul Yogyakarta
a. Perilaku personal hygiene
PPH(%) Total
Tabel 4.2 Distribusi Perilaku Personal
Hygiene pada santri putra dan putri di Scabies Kurang Cukup Baik
Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem f % f % f % N %
Sewon Bantul Yogyakarta Tidak 1 0,95 20 19,0 6 5,7 27 25,7
Ya 71 67,6 6 5,7 1 0,95 78 74,3
Personal
Hygiene Frekuensi (f) prosentase(%) Total 72 68,55 26 24,7 7 6,65 105 100,0

Baik 7 6,6 Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil


Cukup 26 24,8 tabulasi silang santri yang perilaku
Kurang 72 68,6 personal hygienenya kurang dengan
kejadian scabies paling banyak yaitu 78
Total 105 100,0 orang santri (74,3%).

Tabel 4.5 Uji korelasi chi square


Tabel 4.2 menunjukkan bahwa
sebagian besar santri pada kategori
perilaku personal hygiene memiliki Uji Korelasi Nilai Koefisien Hasil
perilaku personal hygiene yang kurang Korelasi Sig.
yaitu sebanyak 72 orang (68,6%), chi square 71.189 0,000
b. Kejadian scabies
Berdasarkan tabel 4.5 uji korelasi chi
Tabel 4.3 Distribusi kejadian scabies di square didapatkan nilai τ = 71.189 dengan
Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem taraf signifikan atau p= 0,000 lebih kecil
Sewon Bantul Yogyakarta dari nilai p<0,05. Hipotesis dalam
penelitian ini dapat diartikan ada hubungan
Kejadian scabies Frekuensi (%) antara perilaku personal hygiene dengan
Ya 78 74,3 dengan kejadian scabies di Pondok
Tidak 27 25,7 Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon Bantul
Total 105 100,0 Yogyakarta.

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa


sebagian besar santri yang pernah atau

4
*PEMBAHASAN menggunting kuku atau keinginan mandi 2
1. Perilaku personal hygiene kali sehari atau tidak mandi (Saryono,
2011).
Berdasarkan hasil penelitian sebagian
besar Perilaku Personal Hygiene yang 2. Kejadian Scabies pada santri
dimiliki santri putra dan putri adalah putra dan putri di Pondok
kurang sebanyak 72 orang (68,6%). Pesantren
Didukung oleh penelitian Fitriawati
(2014) bahwa angka kejadian scabies di Berdasarkan hasil penelitian dapat
pondok pesantren masih cukup tinggi, hal dilihat bahwa mayoritas santri putra dan
ini disebabkan oleh banyaknya faktor putri mengalami kejadian scabies ada 78
resiko yang mempengaruhi terutama santri (74,3%), sedangkan yang tidak
perilaku personal hygiene. mengalami scabies ada 27 santri (25,7%).
Menurut Notoadmojo, (2003) perilaku Beberapa faktor yang mempengaruhi
adalah semua kegiatan atau aktivitas terjadinya scabies menurut Atikah (2012)
manusia, baik yang dapat diamati yaitu sanitasi lingkungan yang merupakan
langsung, maupun yang tidak dapat suatu usaha untuk mengawasi beberapa
diamati oleh pihak luar. Sedangkan faktor lingkungan fisik yang berpengaruh
personal hygiene adalah tindakan untuk kepada manusia terutama terhadap hal
memelihara kebersihan dan kesehatan yang mempunyai efek merusak
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan perkembangan fisik, kesehatan dan
psikis dari ujung rambut sampai kaki. kelangsungan hidup. Fasilitas sanitasi
Personal hygiene diperlukan untuk lingkungan meliputi penyediaan air bersih,
meminimalkan terjangkit penyakit jamban dan kamar mandi serta penyediaan
terutama yang berhubungan dengan tempat sampah.
kebersihan diri yang buruk. Kebersihan Disebutkan oleh Notoadmojo bahwa
diri yang buruk akan mempermudah tubuh faktor yang mempengaruhi kesehatan salah
terserang berbagai penyakit seperti satunya faktor lingkungan baik fisik
penyakit kulit, penyakit infeksi, mulut, dan maupun biologi. Faktor lingkungan sosial
saluran cerna (Atikah, 2012). hal ini diantaranya kondisi tempat tinggal
Faktor yang dapat mempengaruhi dan sosial ekonomi. Ditemukan pula
perilaku personal hygiene yaitu faktor scabies banyak ditemukan pada rumah
tingkat pengetahuan karena bagi individu atau tempat tinggal yang kumuh dan tidak
yang mempunyai tingkat pengetahuan memenuhi syarat hygiene lingkungan sehat
personal hygiene baik maka akan (Notoadmojo, 2010).
melakukan kebersihan diri yang optimal, Didukung oleh penelitian Wijayanti
faktor budaya juga mempengaruhi yuni “Hubungan sanitasi lingkungan dan
personal hygiene seseorang, sebagai perilaku personal hygiene dengan penyakit
contoh orang Eropa umumnya mandi scabies di Desa Genting Kecamatan
sekali dalam seminggu karena cuaca di Semarang tahun 2006” menyebutkan
Eropa dingin, faktor status ekonomi yang bahwa kejadian scabies dapat tejadi pada
mempengaruhi personal hygiene responden yang memiliki sanitasi
contohnya dalam membeli alat mandi lingkungan rumah atau tempat tinggal
sepeti handuk, sabun dan lainnya, yang kurang baik merupakan faktor resiko
kemudian ada faktor pilihan individu yaitu untuk terkena penyakit scabies
seperti setiap manusia mempunyai pilihan (www.unand.ac.id).
sendiri kapan dia ingin memotong rambut,
5
Selain sanitasi lingkungan, ada juga menderita scabies, sebaliknya, pada orang
faktor yang mempengaruhi terjadinya yang perilaku kebersihan dirinya baik
scabies yaitu status nutrisi yang maka tungau lebih sulit menginfeksi
merupakan prioritas perawatan terpenting individu karena tungau dapat dihilangkan
dalam berbagai penyakit malnutrisi dengan mandi, dan menggunakan sabun,
(Saryono, 2011). Ketika status nutrisi pakaian rajin dicuci dengan sabun cuci dan
dalam tubuh baik maka dapat kebersihan alas tidur.
meningkatkan antibody tubuh dan tubuh
SIMPULAN DAN SARAN
tidak mudah terserang penyakit seperti
scabies. Tubuh butuh energi untuk
*SIMPULAN
aktivitas sehingga dibutuhkan intak nutrisi 1. Perilaku personal hygiene pada santri
yang tepat dan mencukupi. putra dan putri di Pondok Pesantren An-
Nur Ngrukem Sewon Bantul
3. Hubungan Perilaku Personal Yogyakarta sebagian besar pada
Hygiene Dengan Kejadian kategori kurang yaitu 72 orang (68,6%).
Scabies Pada Santri Putra Dan 2. Kejadian scabies pada santri putra dan
Putri Di Pondok Pesantren putri di Pondok Pesantren An-Nur
Berdasarkan uji statistik Chi Square Ngrukem Sewon Bantul Yogyakarta
didapatkan nilai r = 71,189 dengan taraf sebagian besar pada kategori iya yang
signifikan atau p= 0,000 lebih kecil dari berarti sedang atau pernah mengalami
nilai p<0,05. Hasil ini dapat diartikan ada scabies yaitu 78 orang (74,3%).
hubungan antara perilaku personal hygiene 3. Ada hubungan perilaku personal
dengan kejadian scabies di Pondok hygiene dengan kejadian scabies pada
Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon Bantul santri putra dan putri di Pondok
Yogyakarta diperoleh nilai 71,189 yang Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon
berarti bahwa perilaku personal hygiene Bantul Yogyakarta dengan didapatkan
santri memiliki keeratan hubungan yang nilai r= 71.189 dengan taraf signifikan
kuat terhadap kejadian scabies di Pondok atau p= 0,000 lebih kecil dari nilai
Pesantren. p<0,05.
Hasil penlitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya oleh Fitriawati, *SARAN
(2014) yang menyimpulkan ada hubungan
1. 1. Bagi Ilmu Keperawatan Anak dan
faktor personal hygiene, sanitasi
Komunitas
lingkungan, dan status nutrisi dengan
Bagi Ilmu Keperawatan Anak dan
kejadian scabies pada santriwati di Pondok
Komunitas diharapkan dapat melakukan
Pesantren Nurul Ummah Kotagede
kunjungan langsung pada tempat khusus
Yogyakarta. Selain itu penelitian yang
seperti pondok, asrama, sekolah dan
dilakukan oleh Sukanowati, (2010) yang
masyarakat untuk menjaga status kesehatan
menyimpulkan ada hubungan tingkat
warganya.
pengetahuan dan praktik tentang personal
2. Bagi Santri Putra dan Putri di Pondok
hygiene dengan kejadian scabies pada
Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon Bantul
santriwati di Pondok Pesantren
Yogyakarta
Maraqitta‟limat Wanasaba Lombok Timur
Bagi santri putra dan putri di pondok
NTB. Ma‟rufi, dkk mengemukakan bahwa
pesantren diharapkan penelitian ini dapat
perilaku kebersihan seseorang yang buruk
dijadikan salah satu tambahan data untuk
sangat mempengaruhi seseorang untuk

6
mengetahui informasi dan tambahan Djuanda A, (2007), Ilmu penyakit kulit dan
pengetahuan terhadap santri putra dan putri kelamin, Jakarta: Fakultas
tentang scabies dan prilaku prsonal hygin Kedokteran Universitas Indonesia
dapat menjaga kebesihan diri seperti mandi ed.5.
atau membersihkan diri sedikitnya 2 kali
sehari dengan menggunakan sabun mandi Fitriawati, (2014), Hubungan Personal
untuk menghilangkan kotoran dan kuman Hygiene, Sanitasi Lingkungan Dan
di badan, keramas 2 kali dalam seminggu, Status Nutrisi Dengan Kejadian
mencuci tangan dengan sabun setiap kali Scabies di Pondok Pesantren Nurul
melakukan kegiatan, mencuci pakaian Ummah Kotagede Yogyakarta,
dengan sabun setelah dipakai seharian, Skripsi tidak dipublikasikan Program
mencuci sarung bantal dan sprei 2 kali Studi Ilmu Keperawatan: Stikes
seminggu, olahraga teratur, istirahat yang „Aisyiyah Yogyakarta.
cukup sehingga tidak mengalami scabies
Harahap, (2008), Ilmu Penyakit Kulit,
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
Jakarta, : Hipokrates.
hidup bersih dan sehat pada santri putra
dan putri khususnya di Pondok Pesantren Hilma, (2015), Faktor-Faktor Yang
An-Nur Ngrukem Sewon Bantul Mempengaruhi Kejadian Skabies Di
Yogyakarta. Pondok Pesantren Mlangi Nogotirto
3. Bagi Perawat di Rumah Sakit PKU Gamping Sleman. Jurnal kedokteran
Muhammadiyah Bantul dan Rumah Sakit dan kesehatan indonesia, Vol. 8, No.
Panembahan Senopati Bantul 1, Juni 2015.
Bagi perawat di Rumah Sakit PKU Iskandar. T. 2000, Masalah Skabies Pada
Muhammadiyah Bantul dan Rumah Sakit Hewan dan Manusia Serta
Panembahan Senopati Bantul penelitian ini Penanggulangannya. Jurnal
diharapkan dapat dijadikan referensi dan Wartazoa . Vol. 10, No. 1 th 2000.
bahan acuan untuk meningkatkan derajat hal 28-34.
kesehatan bagi pasien khususnya santri
putra dan putri yang tinggal di Pondok Notoatmodjo, (2003), Pendidikan dan
Pesantren An-Nur Ngrukem Sewon Bantul Perilaku Kesehatan Ep.1, Jakarta,
Yogyakarta. Rineka Cipta.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya Notoatmodjo, (2010), Pendidikan dan


Perilaku Kesehatan Ep.2, Jakarta,
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Rineka Cipta.
dapat melakukan penelitian dengan
pertanyaan-pertanyaan yang lebih Notoatmodjo, (2012), Pendidikan dan
mendalam dan meluaskan area penelitian, Perilaku Kesehatan Ep.3, Jakarta,
jumlah respon dendan materi penelitian Rineka Cipta.
kesehatan tentang perilaku personal
hygiene dan kejadian scabies. Potter dan Perry, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan : Konsep
DAFTAR PUSTAKA Proses Dan Praktik Ed.4 Vol 2.ECG.
Atikah D, (2012), Perilaku Hidup Bersih Jakarta.
Dan Sehat (PHBS), Nuha Medika, Saraswati (2011), Hubungan Personal
Yogyakarta Hygiene, Sanitasi Lingkungan Dan
Status Nutrisi Dengan Kejadian

7
Scabies Di Pondok Darul Ulum
Padang, diunduh tanggal 6 Januari
2016 (Jurnal Penelitian).
Setyowati, (2011), Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Pemulung Tentang
Personal Hygiene Dengan
Kejadian Scabies Pada Balita Di
Tempat Pembuangan Akhir Kota.
Jurnal Dinamika Kebidanan, Vol. 2,
Nomor 1, Agustus 2011.
Soedjadi, (2003), Upaya Sanitasi
Lingkungan Di Pondok Pesantren Ali
Maksum Almunawir Dan
Pandanaran Dalam Penanggulangan
Penyakit Skabies. Jurnal Kesehatan
Lingkungan, Vol. 1, Nomor 1, Juli
2003.

Saryono, (2011), Kebutuhan Dasar


Manusia (KDM), Yogyakarta, Nuha
Medika.
Sukanowati, (2010), Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan dan praktik
tentang personal hygiene dengan
kejadian scabies pada santriwati di
Pondok Pesantren Maraqitta’limat
Wanasaba Lombok Timur NTB
diunduh tanggal 10 Januari 2016
(Skripsi dipublikasikan).
Wijayanti, (2006), Hubungan Sanitasi
Lingkungan Dan Perilaku
Personal Hygiene Dengan
Penyakit Scabies Di Desa
Genting Kecamatan Semarang,
diunduh tanggal 10 Januari 2016
(Skripsi dipublikasikan).

Anda mungkin juga menyukai