Anda di halaman 1dari 6

JF

ISSN: 1693-1246 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 20-25


Januari 2009
PFI
http://journal.unnes.ac.id

PENGAJARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK MENGGUNAKAN


PENDEKATAN TEORI INTELEGENSI GANDA
UNTUK SISWA KELAS X SMA

T. Setiyowati, M. Sukisno*, B.N. Mindyarto


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang (Unnes), Semarang, Indonesia, 50229

Diterima: 10 September 2008, Disetujui: 2 Oktober 2008, Dipublikasikan: Januari 2009

ABSTRAK

Penelitian tentang metode pengajaran dengan menghargai delapan kecerdasan yang ada pada siswa telah dilakukan. Pada
umumnya pengajaran fisika hanya menerapkan kecerdasan matematis-logis dan kecerdasan linguistik, Pengajaran fisika
menggunakan pendekatan teori intelegensi ganda menggunakan kecerdasan matematis-logis, linguistik, musikal, naturalis,
interpersonal, intrapersonal, kinestetik-badani dan spasial. Pelaksanaan pengajaran menggunakan pendekatan teori intelegensi
ganda dapat memotivasi siswa untuk melakukan aktivitas belajar sesuai dengan kecerdasan masing-masing. Penelitian dilakukan
dengan desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dengan perlakuan pengajaran gelombang
elektromagnetik menggunakan pendekatan teori intelegensi ganda sedangkan pada kelompok kontrol menggunkan pengajaran
konvensional. Berdasarkan hasil analisis diperoleh rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok
kontrol tetapi setelah dilakukan analisis secara statistik tidak ada perbedaan yang signifikan. Hal ini karena waktu yang relatif
kurang dan materi yang dipelajari tidak terlalu sulit dengan jumlah pokok bahasannya sedikit.

ABSTRACT

A research on instruction method with endorsing student's eight intelligent has been done. Usually, physics instructions
implementing mathematic-logic and linguistic intelligent approach only, instead of multiple intelligent: mathematic, logic, linguistic,
musical, natural, interpersonal, kinaesthetic, and spatial. The implementation of multiple intelligent in instruction able to drive the
students to do a learning activity in line with their intelligent. Experiment-control groups design was used in this work. The
experiment group is taught using multiple intelligent models and the control group was conventionally. Based on the analyzed
achievement, the experiment group has higher score than that of control group, but is not statistically significant. The lack of time
and limited material course may affect this phenomenon.

© 2009 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

Keywords: electromagnetic wave; experiment-control group; multiple intelligent approach instruction

PENDAHULUAN perkembangan moral (Haryadi, 2001). Konsep tersebut


menunjukkan bahwa aktivitas adalah sebagai unsur
Banyak guru mengajar dengan hanya pokok dalam pertumbuhan kognitif, sedangkan
memperhatikan intelegensi yang menonjol pada dirinya pengalaman belajar yang pasif dan hanya menikmati
padahal belum tentu sesuai dengan intelegensi yang pengalaman orang lain saja akan mempunyai
menonjol pada siswa. Maka, seringkali pengajaran guru konsekuensi yang minimal terhadap pertumbuhan
kurang mengena dan kurang membantu siswa dalam kognitif termasuk perkembangan intelektual.
memahami materi lebih dalam. Secara psikologis siswa Pengajaran gelombang elektromagnetik
menjadi tidak senang belajar dan akhirnya malas untuk menggunakan pendekatan teori intelegensi ganda
belajar. dirancang untuk mengarahkan siswa melakukan
Proses pembelajaran yang baik adalah jika dalam berbagai aktivitas yang menunjang keberhasilan dari
proses belajarnya dapat mengarahkan siswa untuk pencapaian tujuan pengajaran yang sudah ditetapkan.
beraktivitas positip. Aktivitas siswa tidak cukup hanya Dengan penerapan model pengajaran tersebut,
mendengar dan mencatat seperti lazimnya pengajaran diharapkan dapat mencakup semua aktivitas belajar
konvensional, tetapi lebih banyak lagi aktivitas yang siswa sehingga aktivitas belajar siswa dapat meningkat.
hendaknya dilakukan oleh siswa. Menurut kamus besar Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya
bahasa Indonesia, aktivitas dapat diuraikan menjadi aktivitas. Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak mungkin
aktivitas visual, aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan, berjalan dengan baik. Siswa yang lebih termotivasi dan
aktivitas menulis, aktivitas menggambar, aktivitas gerak, lebih aktif dalam belajar akan mendapatkan hasil belajar
aktivitas mental dan aktivitas emosional. Teori Peaget yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian, motivasi
menyatakan bahwa pertumbuhan kognitif sangat erat dan aktivitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar
dan penting hubungannya dengan umur serta siswa sebesar 24 % (Azizah, 2004).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
*Alamat korespondensi: pengaruh penerapan pengajaran gelombang
Jl. Wismasari II/11 Ngaliyan Semarang elektromagnetik menggunakan pendekatan teori
Tlp: (024) 7600137, Mobile Phone: 08122800534
Email: m.sukisno@yahoo.com
intelegensi ganda terhadap hasil belajar siswa kelas X
SMA N 5 Semarang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
T. Setiyowati, dkk., - Pengajaran Gelombang Elektromagnetik 21

bermanfaat sebagai masukan bagi guru Fisika dalam konseptual kepada siswa perlu disajikan dengan
memilih dan memanfaatkan berbagai metode representasi ganda. Pengajaran gelombang
pengajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan elektromagnetik dengan pendekatan teori intelegensi
kemampuan siswa dalam belajar Fisika. memacu siswa untuk terlibat dalam semua aktivitas
Dengan aktivitas belajar yang meningkat seperti yang tercantum dalam diagram gambar 1.
diharapkan hasil belajar akan meningkat karena mereka Dari hal-hal diatas terlihat bahwa pengajaran
lebih termotivasi. Hal ini dapat dilihat dari penyediaan dengan pendekatan teori intelegensi ganda melibatkan
pengalaman belajar dalam gambar 1 sebagai berikut semua pengalaman belajar seperti yang telah
disebutkan dalam diagram pada gambar 1. Jadi, hasil
belajar siswa pada materi gelombang elektromagnetik
diharapkan akan meningkat melalui pengajaran dengan
.......10%
Baca pendekatan teori intelegensi ganda. Untuk lebih
singkatnya dapat dilihat melalui skema seperti gambar 2.
Dengar .......20% Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan
Lihat .......30% pemahaman siswa tentang gelombang elektromagnetik
dengan pendekatan teori intelkegensi ganda.
Lihat dan dengar .......50%
METODE
Katakan .......70%
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 5 Semarang
Lakukan .......90%
sebagai populasi. Sedangkan sampelnya adalah siswa
kelas X-5 (sebagai kelas eksperimen) dan X-6 (sebagai
Gambar 1. Skema hubungan pengalaman belajar kelas kontrol). Ada empat cara dalam melakukan
terhadap penguasaan hasil belajar (Peter, 1989). pengumpulan data dalam penelitian ini yakni (1) Metode
dokumentasi untuk mendapatkan data awal tentang
Pada gambar 1 dapat di lihat bahwa hasil belajar kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, (2) Tes
akan mencapai 10 % jika pengalaman belajar pada siswa tertulis untuk mendapatkan nilai kognitif setelah
belajar adalah membaca, kemudian akan meningkat dilakukan perlakuan yang berbeda pada dua kelompok,
menjadi 20% jika pengalaman belajar adalah (3) Metode angket untuk mendapatkan nilai afektif dan
mendengar dan seterusnya sampai hasil belajar yang (4) Metode observasi untuk mendapatkan nilai
dicapai adalah sampai 90%. Menurut Wittmann (2005) psikomotorik.
pemahaman siswa tentang gelombang dapat Data dianalisis menggunakan uji MannWhitney
ditingkatkan dengan mendorong siswa menggunakan untuk data yang tidak berdistribusi normal sedangkan
berbagai sumberdaya untuk berfikir. Ozmantar et al., untuk data yang berdistribusi normal menggunakan u-t.
(2009), menyatakan bahwa dalam pembelajaran

Siswa diberi kesempatan untuk


Metode Siswa
belajar sesuai dengan
mengajar termotivasi
kecerdasan masing-masing
bermacam-macam belajar
pada materi gelombang
elektromagnetik

Guru mendorong Aktivitas


siswa untuk aktif belajar siswa
belajar meningkat

Sarana belajar
dan lingkungan Hasil belajar
disesuaikan meningkat
dengan materi

Gambar 2. Skema kerangka berpikir pengajaran dengan pendekatan teori intelegensi ganda.
23 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 20-25

Mulai

Pengajaran Pengajaran
konvensional menggunakan
pendekatan teori

Asumsi siswa mempunyai Asumsi: Siswa mempunyai delapan kecerdasan


kecerdasan matematis- (matematis-logis, linguistik,kinostatik, badani,
logis dan linguistik musikal, spasial, interpersonal)

Metode Metode
ceramah bervariasi

Aktivitas belajar siswa Aktivitas belajar siswa melibatkan seluruh


terbatas siswa dalam satu kelas

Evaluasi Evaluasi

Hasil

Gambar 3. Mekanisme pengajaran menggunakan pendekatan teori intelegensi ganda.

HASIL DAN PEMBAHASAN menonjol pada siswa. Meskipun siswa hanya menonjol
pada beberapa intelegensi, guru dapat membantu lewat
Metode pengajaran berdasarkan penerapan teori pendidikan untuk mengembangkan intelegensi yang lain
intelegensi ganda diharapkan bisa menambah wawasan sehingga dapat digunakan dalam mengembangkan
siswa tentang cara belajar suatu materi pelajaran Fisika hidup secara menyeluruh.
yang menarik dan sesuai dengan kecerdasan yang Pengajaran gelombang elektromagnetik
mereka miliki. Jadi tidak hanya dengan kecerdasan disampaikan dengan menggunakan pendekatan teori
matematis-logis dan kecerdasan linguistik saja, tetapi intelegensi ganda karena dengan pendekatan ini, guru
juga dengan kecerdasan lain yang dimiliki siswa. dalam mengelola kelas memberi kesempatan kepada
Pandangan tentang istilah pengajaran terus- siswa untuk mempelajari materi gelombang
menerus berkembang dan mengalami kemajuan. elektromagnetik sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki
Tingkat kemajuan ini dapat dilihat dalam uraian yang siswa. Pengajaran gelombang elektromagnetik dengan
dinyatakan oleh Hamalik (2001) sebagai berikut. metode yang bermacam-macam diharapkan agar
Pengajaran adalah interaksi belajar dan mengajar. setiap siswa pernah merasakan kepuasan karena
Pengajaran sebagai suatu sistem. pernah berhasil belajar fisika dengan kecerdasan yang
Pendidikan, pengajaran dan pembelajaran menonjol pada diri siswa.
mempunyai hubungan konseptual yang tidak berbeda, Pada pengajaran konvensional menggunakan
kalau dicari perbedaannya pendidikan memiliki cakupan asas aktivitas dalam bentuk mendengarkan, menulis dan
yang lebih luas yaitu mencakup baik pengajaran maupun oral dalam hal-hal yang sangat terbatas. Sedangkan
pembelajaran, dan pengajaran merupakan bagian dari pada pengajaran gelombang elekromagnetik dengan
pembelajaran (Sugandi, 2004). pendekatan teori intelegensi ganda memberikan
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh kesempatan pada siswa untuk melakukan berbagai
anak setelah melalui kegiatan belajar. Keberhasilan aktivitas sehingga pengajaran lebih efektif.
belajar dapat ditinjau dari segi proses dan dari segi hasil. Analisis tahap awal bertujuan untuk membuktikan
Keberhasilan dari segi hasil dengan mengasumsikan bahwa kedua kelompok berangkat dari kondisi awal
bahwa proses belajar yang optimal memungkinkan hasil yang sama. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan
belajar yang optimal pula. Hasil belajar yang ditinjau di analisis secara statistik dengan uji-t (untuk data yang
sini ada tiga kawasan yaitu kawasan kognitif, kawasan berdistribusi normal) dan uji MannWhitney (untuk data
afektif, dan kawasan psikomotorik. Berikut ini akan yang berdistribusi tidak normal).
diuraikan tiga kawasan (Martinis, 2005) yaitu pengajaran Uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi-
2
gelombang eletromagnetik menggunakan pendekatan kuadrat. Dengan taraf signifikansi a = 5 % jika c hitung >
teori intelegensi ganda c 2
tabel maka dapat disimpulkan bahwa data l tidak
Teori intelegensi ganda yang diungkapkan oleh berdistribusi normal namun jika c 2 2
hitung<c tabel maka dapat
Gardner memandang bahwa setiap siswa mempunyai
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Kemudian
potensi untuk mengembangkan delapan intelegensi
jika data berdistribusi normal dilakukan analisis
yang ada pada diri siswa (Armstrong, 2004). Namun
menggunakan uji-t. Jika thitung>ttabel maka perbedaan
pada kenyataannya hanya beberapa intelegensi yang
T. Setiyowati, dkk., - Pengajaran Gelombang Elektromagnetik 23

Tabel 1. Analisis hasil belajar data awal


Hasil belajar Kelompok eksperimen Kelompok control
Uji normalitas Uji normalitas
2 2 2 2
? hitung ? tabel Distribusi ?hitung ? tabel Distribusi
Kognitif 29,000 19,68 Tidak normal 54,7805 26,30 Tidak normal
Afektif 1,6000 3,84 Normal 1,9756 3,84 Normal
Psikomotorik 26,3000 26,30 Tidak normal 39,0244 26,30 Tidak normal

Tabel 2. Analisis hasil belajar data akhir


Hasil Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol
belajar Uji normalitas Uji normalitas
?
2
hitung ?
2
tabel distribusi ?
2
hitung ?
2
tabel distribusi
Kognitif 31,1000 26,30 Normal 15,0732 28,87 Tidak
normal
Afektif 12,0000 30,14 Normal 13,1951 31,41 normal
Psikomoto 8,7500 5,99 Tidak 15,4146 5,99 Tidak
rik normal normal

Tabel 3. Hasil uji –t


Hasil belajar Uji Mann -Whitney Uji -t Signifikansi
Z hitung Z tabel thitung ttabel
Kognitif -0,057 1,96 _ _ Tidak signifikan
Afektif _ _ 1,464 1,66 Tidak signifikan
Psikomotorik -0,708 1,96 _ _ Tidak signifikan

Dari hasil analisis data kognitif, afektif, dan intelegensi ganda pada kelompok eksperimen dan
psikomotorik dapat disimpulkan tidak ada perbedaan memberikan pengajaran dengan metode konvensional
yang signifikan antara rata-rata nilai dari kelompok pada kelompok kontrol maka ditemukan perbedaan rata-
kontrol dan kelompok eksperimen sehingga dapat rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan
dikatakan kedua kelompok mempunyai kondisi awal kelompok kontrol. Rata-rata nilai kognitif pada kelompok
yang sama dan dapat dijadikan sebagai kelas penelitian. eksperimen (82,00) lebih tinggi dari kelompok kontrol
Analisis tahap akhir bertujuan untuk mengetahui (80,95), Rata-rata nilai afektif pada kelompok
apakah pengajaran materi gelombang elektromagnetik eksperimen (77,08) lebih tinggi dari kelompok kontrol
menggunakan pendekatan teori intelegensi ganda (pada (74,68), Rata-rata nilai psikomotorik pada kelompok
kelompok eksperimen) dapat meningkatkan hasil belajar eksperimen (91,13) lebih tinggi dari kelompok kontrol
dari pada pengajaran materi gelombang elektromagnetik (89,88). Setelah dilakukan analisis data secara statistik
menggunakan metode konvensional (pada kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
kontrol). Proses pengajaran materi gelombang
Dari hasil analisis data nilai kognitif, afektif, dan elektromagnetik menggunakan pendekatan teori
data psikomotorik setelah pengajaran materi gelombang intelegensi ganda diharapkan mampu mengubah pola
elektromagnetik selesai dapat disimpulkan bahwa tidak pengajaran konvensional menjadi sebuah pengalaman
ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat diartikan belajar yang menyenangkan. Pengajaran yang efektif
bahwa pengajaran menggunakan pendekatan teori adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan
intelegensi ganda maupun pengajaran menggunakan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik,
metode konvensional menghasilkan hasil belajar yang 2001). Pengajaran materi gelombang elektromagnetik
tidak berbeda. menggunakan pendekatan teori intelegensi ganda
Melihat hasil analisis yang telah dilakukan pada diharapkan mampu memacu siswa untuk lebih aktif
tahap awal yaitu berupa analisis nilai raport (data awal) dalam belajar. Hal ini dilakukan dengan cara
kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat diketahui bahwa menggunakan metode pengajaran yang bervariasi pada
kedua kelompok tidak memiliki perbedaan signifikan materi yang berbeda. Metode pengajaran disusun
sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok dengan dengan melibatkan delapan kecerdasan.
memiliki keadaan awal yang sama. Setelah kedua Dengan memperhatikan delapan kecerdasan yang
kelompok diberi perlakuan yang berbeda yaitu dengan dimiliki oleh siswa diharapkan setiap siswa pernah
memberikan pengajaran materi gelombang merasakan kepuasan karena pernah berhasil dalam
elektromagnetik menggunakan pendekatan teori pelajaran Fisika khususnya pada materi gelombang
24 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 20-25

elektromagnetik. Hal ini akan memacu siswa untuk lebih untuk memperoleh data penyelidikan, kemampuan
termotivasi dalam belajar Fisika. Motivasi adalah mengumpulkan data hasil penyelidikan dan bersikap
kekuatan yang ada dalam diri seseorang yang ilmiah.
mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu Ketercapaian kerja ilmiah yang masih tergolong
untuk mencapai tujuan dan aktif saat melakukan rendah adalah kemampuan merumuskan permasalahan
aktivitas (Darsono dkk, 2001). Namun pada yang akan diselidiki, kemampuan merumuskan tujuan,
kenyataannya dari hasil penelitian didapatkan bahwa kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan
tidak ada perbedaan yang nyata pada hasil belajar secara lisan, kemampuan mengolah data hasil
kedua kelompok yang menggunakan metode yang penyelidikan dan kemampuan menyimpulkan hasil
berbeda. penyelidikan.
Kegagalan hipotesis ini antara lain karena dalam Kerja ilmiah yang telah dilaksanakan siswa
pencapaian hasil belajar yang baik tidak terlepas dari melalui kegiatan laboratorium berbasis inkuiri secara
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar individual dari siklus I sampai siklus II belum tampak
mengajar selain dari metode mengajar yang baik dan kebiasaannya. Kebiasaan bekerja ilmiah belum tumbuh
sesuai. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, juga pada siswa dikarenakan keterbatasan waktu sehingga
dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern dari diri proses pembiasaan dan pemantauan yang dilakukan
siswa seperti keadaan jasmani, psikologis, kesiapan hanya dua kali.
siswa dalam merespon palajaran. Kegagalan ini juga Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah
dipengaruhi oleh faktor pemahaman siswa yang kurang penelitian ini berakhir diharapkan pembelajaran kerja
dan waktu yang terbatas. Pengajaran gelombang ilmiah terus dilaksanakan agar kebiasaan bekerja ilmiah
elektromagnetik menggunakan pendekatan teori dapat tumbuh pada siswa. Untuk lebih mendukung
intelegensi ganda merupakan metode pengajaran baru upaya membiasakan siswa bekerja ilmiah maka
maka perlu sosialisasi terhadap siswa. Penerapan ini sebaiknya ditindaklanjuti pada mata pelajaran sains
membutuhkan waktu yang cukup sehingga siswa bisa lainnya seperti kimia dan biologi. Pemantauan pada
merespon secara baik terhadap metode baru yang siswa yang diharapkan terbiasa bekerja ilmiah
diajarkan. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Hanif, M.,
peneliti yang langsung berperan sebagai pengajar pada et al., (2009) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pengajar laboratorium melibatkan siswa pada pengalaman
bertindak sebagai fasilitator karena dalam pengajaran proses, mengembangkan keterampilan dasar dalam
materi gelombang elektromagnetik menggunakan LKS bekerja ilmiah, mendalami konsep dasar fisika,dan
digunakan sebagai media pengajaran sedangkan mengembangkan kemampuan siswa bekerjasama.
pengajaran pada kelompok kontrol menggunakan
metode ceramah. Kemungkinan lainnya adalah materi DAFTAR PUSTAKA
gelombang elektromagnetik merupakan pokok bahasan
yang tidak sulit sehingga dengan metode konvensional Dirgantara, Y., Rejeki, S. Setiawan, A., 2008. Model
dapat mencapai hasil belajar yang baik. Pembelajaran Laboratorium Berbasis Inkuiri
Meskipun uji coba metode baru ini yaitu untuk meningkatkan Penguasaan Konsep dan
pengajaran materi gelombang elektromagnetik Keterampilan Proses Sains Siswa MTs Pada
menggunakan pendekatan teori intelegensi ganda tidak Pokok Bahasan Kalor. Jurnal Penelitian
menghasilkan hasil belajar yang lebih baik dari Pendidikan MIPA, 2 (1), 87-97
pengajaran dengan metode konvensional tetapi melalui Hanif, M., Sneddon, P. H., Al-Ahmadi. F. M., Reid, N.
pengajaran menggunakan pendekatan teori intelegensi 2009. The Perceptions, Views and Opinions of
ganda siswa belajar untuk berlatih menggali potensi University Students about Physics Learning
yang ada pada dirinya dan dapat lebih menghargai during Undergraduate Laboratory Work. Eur. J.
talenta yang telah dianugrahkan Tuhan kepadanya. Phys, 30 (1), 85-96
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk Limba, A. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran
mempelajari Fisika sesuai dengan ragam kecerdasan Latihan Inquiri Untuk Meningkatkan Keterampilan
yang dimilikinya. Metode ini dapat meningkatkan Proses Sains, Penguasaan Konsep dan
interaksi antara siswa dengan guru dan juga antara Semangat Berkreativitas Siswa SLTP pada
siswa dengan siswa. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas Konsep Perpindahan Kalor. (http:// pps.upi.edu/
siswa dalam kelas sedangkan guru hanya sebagai org/abstrakthesis). (14 Juli 2006)
fasilitator saja. Marnita. 2005. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Berorientasi Inquiri Pada Pokok Bahasan
PENUTUP Kinematika Gerak Lurus. (http://pps.upi.edu/org/
abstrakthesis/abstrakipa). (14 Juli 2006)
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat Mundilarto. 2002. Kapita Selekta Pendidikan Fisika.
disimpulkan bahwa indikator bekerja ilmiah yang FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta.
ketercapaiannya sudah cukup baik adalah: kemampuan Savinainen, A. & Scott, P. 2002. The Force Concept
merencanakan penyelidikan dengan menggunakan Inventory: a tool for mentoring student learning.
perangkat LK tahap I, kemampuan melakukan Phys. Educ, 37: 45-52
penyelidikan dengan menggunakan LK tahap II, Surtiana, Y. 2004. Upaya Meningkatkan Hasil Siswa
kemampuan mengkomunikasikan hasil percobaan Pada Konsep Rangkaian Listrik Arus Searah
dengan menggunakan laporan, kemampuan menyusun Melalui Kegiatan Laboratorium.
prosedur penyelidikan, kemampuan memilih instrumen (http://pps.upi.edu/org/abstrakthesis). (14 Juli
T. Setiyowati, dkk., - Pengajaran Gelombang Elektromagnetik 25

2006). Pendidikan Regional Jawa Tengah, Jurusan


Wiyanto. 2006. Pembelajaran Sains Berbasis Empat Fisika Unnes, 12 September
Pilar Pendidikan Universal. Prosiding Seminar

Anda mungkin juga menyukai