Anda di halaman 1dari 19

TEORI DAN KONSEP HEALTH INFORMATION SYSTEM

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi
Keperawatan

Disusun Oleh :

Nama : Esa Lalita Candra


SK : 118020
Kelas : PSIK II A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL

2018/2019

1
KATA PENGANTAR

 
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul TEORI DAN KONSEP HEALTH INFORMATION
SYSTEM. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah SISTEM
INFORMASI KEPERAWATAN, Program Studi S1 Keperawatan.

Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari


berbagai sumber buku referensi di perpustakaan. Oleh karena itu, Penulis menyadari
bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah
ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi untuk saya maupun
untuk semuanya.

Kendal, 4 Mei 2019

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….4


1.2 Rumusan Masalah 5

1.2 Tujuan Penulisan 5

2.1 Tujuan Umum 5

2.2 Tujuan Khusu 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1.1 Pengantar dan Pengertian SIK 7

2.1.2 Landasan Teori 7

2.1.3 Sistem Informasi Kesehatan…………………………………..8

2.1.4 Peran SIK dalam Sistem Kesehatan…………………………..10

3.1.1 Alur Integrasi Yang diusulkan ……………………………….12


4.1.1 Sistem Informasi Klinis (CIS)………………………………..16
4.1.2 Computer Based Patient Recordas……………………………17

BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan ……………………………………………………………..18

4.2 Saran ……………………………………………………………………18

DAFTAR PUSTAKA 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang, teknologi informasi mempunyai peranan penting dalam


bidang industri maupun kehidupan kita sendiri. Salah satu bidang industri yang
memanfaatkan berkembangnya teknologi informasi adalah bidang kesehatan.

Teknologi informasi sudah berkontribusi banyak dalam kehidupan kita, salah


satu contohnya dalam bidang kesehatan yaitu rekam medis elektronik (EMR) yang
digunakan oleh dokter untuk mengetahui riwayat penyakit anda, obat-obatan apa saja
yang sudah pernah di konsumsi, apakah anda mempunyai sebuah alergi, dan lain-lain.

Tanpa teknologi informasi, pengumpulan dan pengambilan data tersebut


tidaklah mudah untuk rumah sakit yang mempunyai ribuan pasien jika dilakukan secara
manual. Teknologi informasi juga memudahkan komunikasi jarak jauh dengan adanya
internet. Seluruh rumah sakit akan mengakses database yang berisi dengan data pasien,
sehingga memudahkan pasien dan rumah sakit apabila pasien menggunakan rumah
sakit yang berbeda.

Ketersediaan sistem informasi layanan kesehatan merupakan salah satu faktor


yang tidak dapat dipisahkan dari sistem kesehatan di suatu negara. Dengan sistem
tersebut, masyarakat akan dimudahkan untuk mendapatkan layanan kesehatan dari
berbagai institusi kesehatan yang ada, disamping itu, masyarakat dapat berperan aktif
dalam memberikan berbagai informasi tentang kesehatan yang terjadi di
lingkungannya.

Sebagian besar institusi di Kota Pekalongan, seperti rumah sakit, puskesmas,


klinik kesehatan dan apotik, sudah menerapkan sistem informasi berbasis komputer,
namun belum saling terintegrasi, sehingga tidak mudah bagi masyarakat untuk
mendapatkan informasi terkait kesehatan, seperti informasi ketersediaan kamar rawat

4
inap, informasi jadwal praktek dokter dan informasi ketersediaan darah. Selama ini,
untuk mendapatkan informasi tersebut, masyarakat harus mengakses sistem informasi
dari masing-masing institusi kesehatan, sehingga hal tersebut merepotkan jika
memerlukan informasi waktu yang cepat dan akurat. Berdasarkan uraian diatas maka
ketersediaan satu sistem informasi layanan kesehatan yang mengintegrasikan semua
institusi kesehatan di kota Pekalongan dan dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat kota Pekalongan dari manapun dan kapanpun menjadi kebutuhan yang
penting dan harus dapat diwujudkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

 Apa yang dimaksud sistem informasi kesehatan?


 Apa peran sistem informasi kesehatan bagi sistem kesehatan?
 Bagaimana Cara penggunaan sistem informasi kesehatan?
 Apa yang dimaksud dengan CIS?
 Apa yang dimaksud Computer Based Patient Records?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


 Untuk mengetahui apa pengertian sistem informasi kesehatan.
 Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep pengembangan sistem
informasi kesehatan.
 Untuk mengetahui bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan
pada sistem informasi rumah sakit.
 Untuk mengetahui apa tujuan pengembangan sistem informasi
kesehatan.
 Untuk mengetahui ruang lingkup sistem informasi kesehatan

5
1.3.2 Tujuan khusus

Terbentuknya sistem informasi layanan kesehatan berbasis mobile


yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan
mudah diakses dari manapun/kapanpun.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1

2.1.1 Pengantar Dan Pengertian Sistem Informasi Kesehatan

Di dalam peraturan pemerintah RI no.46 tahun 2014 tentang sistem informasi


kesehatan, disebutkan bahwa suatu sistem informasi kesehatan adalah seperangkat
tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi dan
sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk
mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan. Dan untuk mendukung penyelenggaran pembangunan kesehatan tersebut,
diperlukan data, informasi dan indikator kesehatan yang dikelola dalam sistem
informasi kesehatan.

Menurut WHO dalam buku design and implementation of health information


system, sistem informasi kesehatan tidak dapat berdiri sendiri, melainkan sebagai
bagian dari suatu sistem kesehatan. Suatu sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua
jenjang. Sistem informasi harus dijadikan sebagai alat yang efektif bagi manajemen.

2.1.2 Landasan Teori

Joseph Kasumba Sewanyana membuat ICT Access and poverty in Uganda


(Sewanyana, 2007). Pada penelitian tersebut melalui akses ICT dapat membantu
peningkatan komunikasi pribadi dan masyarakat terutama mendukung sektor
pendidikan, kesehatan, pencarian kerja, dan pemerintah.
Penelitian Nela Safelia tentang Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Baru
terhadap Kinerja Individu (Safelia Nella, 2012). Hasil peneltian tersebut menyatakan

7
bahwa adanya hubungan peningkatan kinerja individu dengan penerapan teknologi
informasi.
Pada penelitian sebelumnya (Susanto, Christianto, & Kurniawan, 2016) telah
dibuat prototipe untuk sistem informasi layanan kesehatan. Akan tetapi prototipe
tersebut dibuat hanya pada bagaian sisi user umum/masyarakat yang akan mengakses
sistem informasi layananan kesehata.

2.1.3 Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan adalah suatu sistem yang menyediakan dukungan


informasi bagi proses pengambilan keputusan di setiap jenjang administrasi
kesehatan, baik di tingkat unit pelaksana upaya kesehatan, di tingkat
kabupaten/kota, di tingkat provinsi, maupun di tingkat pusat (Indonesia, 2011).

Sistem Informasi Kesehatan merupakan gabungan perangkat dan prosedur


yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan.
Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan
mulai dari analisis situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi,
pengembangan program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.

 Adapun yang dimaksud dengan Informasi kesehatan disini adalah informasi


yang  terdiri dari :
a) Informasi upaya kesehatan.

Untuk informasi ini paling sedikit harus memuat mengenai informasi


penyelenggaraan pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan

b) Informasi penelitian dan pengembangan kesehatan.

8
Informasi harus memuat hasil penelitian dan pengembangan kesehatan dan hak
kekayaan intelektual bidang kesehatan.

c) Informasi pembiayaan kesehatan.

Untuk informasi disini paling sedikit harus memuat informasi mengenai sumber
dana, pengalokasian dana dan pembelanjaan.

d) Informasi sumber daya manusia kesehatan.


Informasi disini harus memuat :
 jenis, jumlah, kompetensi, kewenangan dan pemerataan sumber daya
manusia kesehatan.
 sumber daya untuk pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan.
 penyelenggaraan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan.
e) Informasi sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.

Informasi ini paling sedikit harus memuat :

 Jenis, bentuk, bahan, jumlah dan khasiat sediaan farmasi.


 Jenis, bentuk, jumlah, dan manfaat alat kesehatan.
 Jenis dan kandungan makanan.

f) Informasi manajemen dan regulasi kesehatan.

Informasi ini paling sedikit harus memuat :

 Perencanaan kesehatan.
 Pembinaan dan pengawasan kesehatan, penelitian dan pengembangan
kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan,
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan, pemberdayaan masyarakat.
 Kebijakan kesehatan dan produk hokum

9
g) Informasi pemberdayaan masyarakat.

Meliputi informasi mengenai :

 Jenis organisasi kemasyarakatan yang peduli kesehatan.


 Hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, termasuk
penggerakan masyarakat.
h) Penjabaran sistem sampai ke aplikasi menggunakan struktur hirarkis yang
mudah dipahami. Oleh karena penjabaran sistem informasi cukup luas dan
menimbulkan kesulitan, maka dalam penjabarannya sering digunakan istilah :
 sistem
 subsistem
 modul
 submodul
 aplikasi

Masing-masing subsistem dapat terdiri atas beberapa modul, masing-masing


modul dapat terdiri dari beberapa submodul dan masing-masing submodul dapat
terdiri dari beberapa aplikasi sesuai dengan kebutuhan. Struktur hirarki seperti ini
sangat memudahkan dari segi pemahaman maupun penamaan.

2.2 Peranan Sistem Informasi Kesehatan dalam Sistem Kesehatan

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO), Sistem


Informasi Kesehatan (SIK) merupakan salah satu dari 6 “building block” atau
komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen
( building block ) sistem kesehatan tersebut adalah :
1. Pelaksanaan pelayanan kesehatan (Service delivery)
2. Produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan (Medical product,
vaccine, and technologies)
3. Tenaga medis (Health worksforce)
4. Sistem pembiayaan kesehatan (Health system financing)
5. Sistem informasi kesehatan (Health information system)

10
6. Kepemimpinan dan pemerintah (Leadership and governance)

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Sistem Informasi


Kesehatan (SIK) merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem
manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan. Sub sistem manajemen dan
informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola fungsi-fungsi
kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan, dan hukum
kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya
kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung
penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam SKN sebagai satu kesatuan yang
terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:

 Upaya kesehatan
 Penelitian dan pengembangan kesehatan
 Pembiayaan kesehatan
 Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
 Sediaan farmasi, alat kesehatan,dan makanan
 Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
 Pemberdayaan masyarakat.
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen
setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan agar setiap sistem informasi
kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi
komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis Komputer
(Computer Based Information System) (Indonesia, 2011).

11
3.1
3.1.1 Alur Integrasi Yang diusulkan

Gambar 3. 1 Alur Integrasi Sistem


Instansi kesehatan yang telah menjadi member atau anggota pada sistem
informasi layanan kesehatan (silayaksehat) dapat membagikan informasi yang
akan di-publish melalui aplikasi brigding database. Selanjutnya aplikasi brigding
database akan mengirimkan informasi tersebut ke sistem informasi layanan
kesehatan. Informasi tersebut dapat berupa jadual dokter, informasi ruangan rawat
inap, stok darah, dan informasi lainnya yang dibutuhkan.

3.1.2 User dan Kewenangannya


User atau pemakai pada aplikasi brigding database sistem informasi
layanan kesehatan (silayaksehat) terdiri dari administrator dan member.
Administrator dikelola oleh Pemerintah Kota Pekalongan, sedangkan member
terdiri dari instansi kesehatan yang telah mendaftar menjadi anggota atau
member.

12
User Tipe User Kewenangan
Pemerintah Kota Administrator -Mengola menu berita
Pekalongan -Mengola menu member
-Mengola menu suara
masyarakat
-Puskesmas Member Mengola informasi yang
-Rumah Sakit akan ditampilkan pada
-Apotik sistem informasi layanan
-Instansi Kesehatan kesehatan

3.1.3 Desain Sistem


Halaman Admin
 Halaman Login

Gambar 3. 2 Login Administrator

Halaman login digunakan oleh administrator untuk masuk ke dalam sistem.


Admin diwajibkan untuk menginput username, password, dan memilih tipe user.
Jika valiadasi penginputan tidak terdapat kesalahan maka admin dapat mesuk ke
halaman beranda administrator.

13
3.1.4 Halaman Beranda
Halaman beranda administrator terdiri dari tiga menu utama, yaitu berita, member,
laporan pelayanan, laporan masyarakat.

Gambar 3. 3 Halaman Beranda Administrator


Menu Berita

Gambar 3. 4 Menu Berita

Menu Berita digunakan untuk mengelola berita yang akan di-publish. Melalui
menu berita admin dapat menambah, mengedit dan menghapus berita.

Menu Member
Menu Member digunakan untuk mengelola member atau anggota. Melalui menu
member admin dapat menambah, mengedit, dan menghapus member/anggota.

14
Gambar 3. 5 Menu Member

Menu Laporan Pelayanan dan Laporan Penyakit


Menu suara masyarakat diugnakan untuk mengelola keluhan, pesan, laporan dari
masyakarat.
Gambar 3. 6 Menu Lapor Pelayanan

Gambar 3. 11 Menu Info Ruangan

15
4.1

4.1.1 Sistem Informasi Klinis (CIS)

Sistem informasi klinis (CIS) adalah sistem informasi yang dirancang


khusus untuk digunakan dalam lingkungan perawatan kritis, seperti di Unit
Perawatan Intensif (ICU). Ia dapat berjejaring dengan banyak sistem komputer di
rumah sakit modern, seperti patologi dan radiologi. Ini menarik informasi dari
semua sistem ini ke dalam catatan pasien elektronik, yang dapat dilihat dokter di
samping tempat tidur pasien.

Tujuan dari Sistem Informasi Klinis (CIS), adalah untuk memperoleh hasil
yang akurat, mempercepat pelayanan dan menghemat tenaga. Sementara manfaat
dari sistim ini adalah pemintaan tujuan dan target untuk memperhatikan
kebutuhan pelayanan, alokasi sumber daya, pengendalian mutu pelayanan dan
evaluasi program.

CIS dapat bermanfaat bagi pasien dan dokter dengan:

 meningkatkan komunikasi antara banyak profesional kesehatan yang


merawat setiap pasien
 memberikan semua informasi yang dibutuhkan dokter untuk membuat
keputusan yang baik
 sehingga memudahkan pasien untuk melakukan rontgen dan pemindaian
saat dibutuhkan
 mendorong peningkatan kualitas
 memungkinkan penelitian klinis yang lebih baik.

16
4.1.2 Computer Based Patient Records

Suatu sistem yang berisi informasi yang dikelola secara elektronik tentang
status kesehatan dan perawatan seseorang. Ini berfokus pada tugas-tugas yang
berhubungan langsung dengan perawatan pasien, tidak seperti sistem informasi
perawatan kesehatan lainnya yang mendukung proses operasional penyedia dan
pembayar (yang dapat, bagaimanapun, berfungsi sebagai sistem sumber atau
pemberi makan untuk RJP). CPR sepenuhnya menggantikan bagan medis kertas
dan dengan demikian harus memenuhi semua persyaratan klinis, hukum, dan
administrasi.

17
BAB III
PENUTUP

5.1

5.1.1 Kesimpulan

Sistem informasi kesehatan merupakan sarana untuk menunjang


pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi
kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan
keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau di rumah sakit kecil
sekalipun. Bukan hanya data, bahkan juga informasi yang lengkap, tepat, akurat,
dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang
tertata dan terlaksana dengan baik

5.1.2 Saran

Pada sistem informasi layanan kesehatan yang diusulkan membutuhkan


akses database ke instansi kesehatan yang akan memberikan informasinya.
Sehingga untuk mengakses informasi tersebut diperlukan izin dalam mengakses
data. Untuk itu diperlukan regulasi atau peraturan daerah atau payung hukum
yang memuat hal tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, K. K. (2011). Pedoman Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia.

Purbo, O. W. (2006). Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.

Safelia Nella, d. (2012). Pengaruh Teknologi Sistem Informasi Baru terhadap


Kinerja Individu. Jurnal Penelitian Universitas Jambi.

Sewanyana, J. K. (2007). ICT Access and poverty in Uganda. International


Journal of Computing and ICT Research, Vol. 1, No. 2, 2.

Susanto, E. B., Christianto, P. A., & Kurniawan, M. F. (2016). Sistem Informasi


Layanan Kesehatan Berbasis Mobile Yang Mengintegrasikan Instansi Layanan
Kesehatan di Kota Pekalongan. Volume 16 .

19

Anda mungkin juga menyukai