DISUSIN OLEH
1. M. ALDINO OKKA NUR UTAMA
2. AMALIA FATICHA
3. ANANG ADI SETIAWAN
4. ERNA AMELIA NOVIYANTI
5. ESA LALITA CANDRA
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul MODEL DAN METODE KOMUNIKASI. Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN, Program Studi S1 Keperawatan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai
layanan internet. Oleh karena itu, Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi untuk saya maupun untuk semuanya.
Dalam model komunikasi Shannon dan Weaver terdapat 6 (enam) elemen yaitu :
Pengirim pesan menyandi pesan dan mengirimkannya kepada penerima pesan melalui media.
Pengirim mengubah pesan ke dalam berbagai kode yang dapat dipahami ke dalam mesin. Pesan
dikirim dalam bentuk kode melalui media. Penerima harus menerima sandi pesan sebelum
memahami dan menginterpretasikannya. Mesin penerima dapat juga berperan sebagai penerima
sandi dalam beberapa kasus. Media dapat mengalami gangguan dan penerima bisa saja tidak
memiliki kapasitas untuk melakukan sandi-awa sehingga menyebabkan masalah dalam proses
komunikasi.
Menurut model ini, terdapat tiga macam permasalahan komunikasi, yaitu masalah teknis,
masalah semantik, dan masalah efektifitas.
Masalah teknis – masalah yang disebabkan oleh channel.
Masalah semantik – adanya perbedaan dalam mengartikan pesan yang dikirim dan
diterima.
Masalah efektivitas – reaksi penerima terhadap pesan yang disampaikan.
Model ini pada awalnya ditujukan untuk memperbaiki teknis komunikasi utamanya komunikasi
melalui telepon dengan tujuan memaksimalkan kapasitas telepon dan meminimalkan gangguan.
Namun dalam perkembangannya, model ini kemudian diterapkan bagi seluruh bentuk
komunikasi untuk mengembangkan komunikasi yang efektif.
Komunikasi berlangsung dalam dua proses yang membuatnya sebagai model yang dapat
diterapkan dalam semua bentuk komunikasi.
Konsep gangguan atau noise membantu dalam membuat komunikasi efektif dengan cara
menghilangkan gangguan atau masalah yang menyebabkan berbagai gangguan.
Hanya dapat diterapkan dengan baik pada komunikasi interpersonal dibandingkan dengan
komunikasi massa atau komunikasi kelompok.
Penerima pesan berperan sebagai bagian yang pasif dalam proses komunikasi.
Pengirim pesan berperan aktif dalam mengirim pesan.
Umpan balik tidak begitu penting jika dibandingkan dengan pesan yang dikirimkan oleh
pengirim
2. Model Komunikasi Lasswell
Harold D. Lasswell (1948) mengembangkan model komunikasi yang dikenal dengan model
komunikasi Lasswell. Model komunikasi Lasswell merupakan salah satu model komunikasi
linear atau model komunikasi satu arah dan merupakan model komunikasi yang sangat
berpengaruh.
Kelima komponen tersebut seringkali dijadikan sebagai bahan analisis atau kajian untuk
mengevaluasi masing-masing komponen dan proses komunikasi secara keseluruhan. Adapun
analisis yang dilakukan terhadap kelima komponen komunikasi tersebut adalah sebagai berikut :
Analisis kontrol, umumnya dilakukan untuk membantu pengirim pesan untuk memiliki
seluruh kekuatan.
Analisis isi, umumnya dikaitkan dengan stereoptipe dan representasi perbedaan
kelompok politik dan berhubungan dengan tujuan pesan yang disampaikan.
Analisis media, umumnya mengkaji pemilihan media yang akan digunakan untuk
mencapai khalayak
Analisis khalayak, umumnya mengkali siapa yang menjadi target sasaran.
Analisis efek, umumnya dilakukan sebelum proses dimulai dengan tujuan untuk
memprediksi efek pesan terhadap target sasaran
1. Pengirim (sender)
Sumber pesan atau orang yang mengorganisasi pesan. Seorang pengirim pesan atau sumber
pesan mengirimkan pesan kepada penerima pesan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pengirim pesan dan penerima pesan, yaitu :
2. Pesan (message)
Pesan adalah hal substansif yang dikirimkan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan. Pesan
dapat berbentuk suara, teks, video atau lain-lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pesan adalah
:
3. Media (channel)
Media yang digunakan untuk mengirim pesan misalnya telepon, internet sebagai media
komunikasi dan lain-lain dan biasanya digunakan dalam komunikasi bermedia (media massa
atau media baru). Namun, jika merujuk pada bentuk atau konteks komunikasi lain seperti
misalnya komunikasi interpersonal maka media komunikasi yang dimaksud merujuk pada
kelima rasa melalui panca indera yang dimiliki oleh manusia. Kelima rasa inilah yang turut
mempengaruhi arus dan efektivitas komunikasi. Kelima rasa tersebut adalah mendengarkan,
melihat, menyentuh, mencium, dan merasakan.
4. Penerima (receiver)
Orang yang menerima pesan yang dikirmkan oleh pengirim pesan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi penerima pesan sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengirim pesan,
yaitu :
Keterampilan komunikasi – Penerima pesan yang memiliki keterampilan komunikasi
(keterampilan berbicara, keetrampilan menulis, keterampilan membaca, kemampuan
mendengarkan dan lain-lain) yang baik akan dapat menerima pesan dengan baik.
Sikap – sikap yang dimiliki oleh penerima pesan untuk menerima pesan.
Pengetahuan – pengetahuan yang dimiliki oleh penerima pesan dapat membuat pesan
mudah diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Sistem sosial – Sistem sosial (nilai, kepercayaan, hukum, aturan, agama, dan lain-lain)
mempengaruhi cara menerima pesan yang menyebabkan perbedaan dalam menerima
pesan.
Budaya – perbedaan budaya dapat menyebabkan perbedaan dalam menerima pesan.
Perilaku dominan atau patuh biasanya meransang perilaku berlawanan dari orang lain;
dengan kata lain bertindak secara dominan akan membuat orang lain bertindak patuh,
atau bertindak tidak berdaya membuat orang lain bertindak dominan.
Perilaku membenci atau mencintai biasanya meransang perilaku yang sama dari orang
lain. Ini berarti bahwa bertindak baik biasanya mendorong orang lain berbuat kebaikan,
sementara berperilaku bermusuhan akan menstimulasi munculnya sikap agresif dari
orang lain.
Leary menyatakan bahwa aturan tersebut terjadi secara refleks. Perilaku komunikasi kita
secara otomatis menstimulasi apakah dominan atau patuh; cinta atau benci terhadap
orang lain.
Kekuatan model Leary : transaksional dalam komunikasi dengan adanya kekuatan dan
afiliasi dalam interaksi manusia.
5. Imogene M. King
Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang terdiri atas tiga sistem
yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi
yang dinamis-personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori
pencapaiantujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).
Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena merekaterutama berhubungan dengan
individu, sedangkan konsep yang ditempatkandalam sistim interpersonal karena menekankan
pada interaksi antara duaorang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial
karenamereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalamsistim yang lebih
besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem
perawat-klien berinteraksi dalam suatuarea (space). Menurut King, intensitas dari interpersonal
system sangatmenentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa
karakteristik teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995):
1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai sistemterbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi denganlingkungannya. Individu merupakan
anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak
danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal
dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri,
gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi
ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konseptentang peran, interaksi, komunikasi,
transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan
kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami
konsep organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia
seutuhnya ( Human Being) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan
lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being) meliputi sosial,
perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik
terhadap interaksi perawat – klien:
Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep
utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek
keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien.Konsep hubungan
manusia menurut King terdiri dari komponen :
1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami
atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui
hubungan perawat dan klien untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan
respon individu.
3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat
dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan
dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).
Penegasan Teoritis
Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan Proposisi berikut, yang
memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep King.
Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapatdigambarkan dalam skema dibawah
ini :
6. Model Komunikasi Osgood dan Schramm
Model Komunikasi Schramm dikenalkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang menggambarkan
proses komunikasi berlangsung secara dua arah baik pengirim pesan atau penerima pesan dapat
berganti peran dalam mengirim dan menerima pesan. Pesan dikirimkan setelah
proses encoding karenanya pengirim pesan juga disebut dengan Encoder. Sementara itu,
penerima pesan atau receiver disebut juga dengan decoder karena pesan yang telah di-
encode oleh pengirim pesan kemudian mengalami proses decoding yang dilakukan oleh
penerima pesan atau receiver.
Menurut Schramm, latar belakang individu yang terlibat dalam proses komunikasi memainkan
peranan yang sangat penting dalam komunikasi. Sebagaimana diketahui, setiap orang memiliki
latar belakang pengetahuan, pengalaman, serta budaya yang berbeda satu sama lain. Perbedaan
latar belakang ini mempengaruhi setiap individu dalam menginterpretasi pesan yang diterima.
METODE KOMUNIKASI
Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu
maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari. Komunikasi
sendiri merupakan bagian dari kehidupan manusia itu sendiri, paling tidak sejak ia
dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis yang pertama
pada saat ia dilahirkan adalah tanda komunikasi (Widjaja, 1986).
Sementara itu, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling
pengertian sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini faktor komunikasi memainkan
peran penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern yaitu manusia yang cara
berpikirnya tidak spekulatif, tetapi berdasarkan logika dan rasional (penalaran) dalam
melaksanakan segala kegiatan dan aktivitasnya.
Kegiatan dan aktivitasnya itu akan terselenggara dengan baik melalui proses
komunikasi antar manusia. Komunikasi telah menjadi bahan dari kehidupan manusia.
Berhasilnya suatu komunikasi ialah apabila kita mengetahui dan mempelajari unsur-
unsur yang terkandung dalam proses komunikasi.
Unsur-unsur yang dimaksud adalah sumber (resource), pesan (message), saluran
(chanel, media) dan penerima (receiver, audience).
Dalam proses komunikasi bersamaan tersebut diusahakan melalui tukar menukar
pendapat, penyampaian pesan informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Pada
hakekatnya setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur tersebut yaitu sumber pesan,
saluran, dan penerimaan, disamping masih terdapat pula unsur pengaruh (effects) dan
umpan balik (feed back). Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan
senantiasa menambah efek yang positif atau efektivitas komunikasi.
B. METODE KOMUNIKASI
1) Metode Informatif
Pengertian Informatif adalah, segala sesuatu yang memberi informasi atau
menerangkan. Apapun bentuk medianya jika dapat memberikan informasi dan
menerangkan sesuatu sehingga penerima informasi memahami apa yang di
sampaikan maka media itu dikatakan informatif, ada beberapa contoh informatif
seperti narasi informatif, dan pidato informatif.
Metode ini menjelaskan mempunyai suatu hal yang paling sederhana,
yaitu cukup dengan memberi suatu penerangan yang jelas tentang maksud pesan
kepada khalayak. Penerangan yang dimaksud adalah menyampaikan sesuatu apa
adanya yagn sesungguhnya berdasarkan data fakta dan opini yang benar jadi
khalayak dapat dengan bebas dalam merespon pesan ini.
2) Metode Persuasif
Komunikasi persuasif ini merupakan jenis komunikasi yang memiliki
tujuan untuk memberikan perngaruh kepada komunikan dari komunikator
terhadap kepercayaan, sikap, hingga perilaku komunikan. Di mana komunikasi ini
akan memberikan dampak yang membuat komunikan ini bertindak sesuai dengan
apa yang diminta oleh sang komunikator.
Dalam metode ini pada dasarnya mempunyai kesamaan dengan metode
informative. Keduanya sama-sama memberika suatu data dan fakta berdasarkan
dari pengalaman yang benar-benar terjadi dalam hidupnya. Namun perbedaanya
dengan metode informative, metode komunikasi ini lebih disengaja, terartur dan
terencana dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku manusia kearah yang
diinginkan.
3. Metode Instruktif