Anda di halaman 1dari 14

.:  BARIUM KLORIDA :.

[BARIUM CHLORIDE]
 
 
 

 
  
Barium Dichloride
 
 
Rumus Molekul : BaCl2                                                                             
Massa Molekul : 208,25 Dalton
1. PENANDA PRODUK
NOMOR REGISTER : 10361-37-2
CAS
NOMOR HS : 2827.38.00.00
NOMOR UN : 1564
 
Sinonim dan nama dagang
 
Barium chloride (BaCl2); Barium dichloride; Barium chloride anhydrous
 
 
2. SIFAT KIMIA DAN FISIKA
a. Keadaan fisik : Padatan berbentuk kristal, berwarna putih, tidak
berbau dan memiliki rasa pahit dan asin.
b. Titik leleh : 963°C
c. Titik didih : 1560°C
d. Tekanan uap : < 0,1 mmHg pada 20°C
e. Berat jenis : 3,917 (air = 1)
f. Volatilitas : 0%
g. Volatilitas : Kelarutan dalam air 59% pada 100°C. Larut dalam
metanol. Larut sedikit dalam asam hidroklorat, asam
nitrat Tidak dapat larut dalam etanol, aseton, etil
asetat
 
 
3. ELEMEN LABEL BERDASARKAN GHS
a. Penanda Produk : (mencakup informasi tentang nama senyawa atau
komposisi kimia penyusun produk dan/ atau nama
dagang serta nomor pengenal internasional seperti
Nomor Registrasi CAS, Nomor UN atau lainnya).
b. Identitas Produsen/Pemasok : (mencakup nama, nomor telepon dan alamat lengkap
dari produsen/ pemasok bahan kimia)
c. Piktogram Bahaya :

d. Kata Sinyal : "BAHAYA"


e. Pernyataan bahaya :  Toksik jika tertelan
 Menyebabkan iritasi kulit
 Menyebabkan iritasi pada mata
 Diduga merusak fertilitas atau janin
 Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit
f. Pernyataan kehati-hatian :  Dilarang makan, minum atau merokok sewaktu
(hanya memuat sebagian menggunakan bahan ini
dari pernyataan kehati-  Basuh tangan dengan saksama sesudah
hatian yang ada)
menangani bahan ini
 Kenakan sarung tangan pelindung sesuai dengan
spesifikaasi yang ditentukan oleh produsen/
pemasok atau pihak berwenang yang kompeten
 Hindari menghirup debu/ asap/ gas/ kabut/ uap/
semprotannya
 Pakaian kerja yang terkontaminasi tidak
diperbolehkan dibawa keluar dari tempat kerja
4. PENYIMPANAN
Pisahkan dari bahan yang tidak boleh dicampurkan.
 
 

5. PENGGUNAAN
Dalam pembuatan pigmen, gelas; sebagai mordant untuk zat warna asam; penimbangan dan
pewarnaan kain tekstil; pemurnian aluminium; sebagai pestisida; digunakan dalam ketel uap untuk
menghilangkan kesadahan air, dalam penyamakan kulit.
 
 
6. STABILITAS DAN REAKTIVITAS
a. Stabilitas   : Stabil pada suhu dan tekanan normal.
b. Peruraian yang berbahaya : Hasil urai pada pemanasan berupa oksida barium
dan asam hidroklorat.
c. Polimerisasi : Tidak terjadi polimerisasi.
d. Kondisi untuk dihindar   : Hindarkan dari panas, nyala api, percikan dan
sumber api lain.
e. Inkompatibilitas : Tidak dapat dicampurkan (incompatible) dengan
Barium Klorida   dengan : halogen dan bahan mudah terbakar.
 Brom trifluorida : Bereaksi cepat dan hebat.
 Asam 2-furan perkarboksilat : Bereaksi disertai ledakan.
 Bahan organik : Bereaksi hebat.

 
7. INFORMASI DAN TAKSIKOLOGI
a. Data Toksisitas :
LD50 tikus – oral 118 mg/kg
LD50 tikus dewasa – oral 132 mg/kg
LD50 tikus (weanling)– oral 220 mg/kg
LD50 tikus – subkutan 178 mg/kg
LD50 tikus – intraperitoneal 24 mg/kg
LD50 mencit – intraperitoneal 39 mg/kg
LD50 mencit – intraserebroventikular 2,4 mg/kg
LD50 mencit – intravena 12 mg/kg
LD50 marmut – oral 76 mg/kg
b. Data Mutagenik :  
Uji konversi gen dan
rekombinasi miotik  
– Saccharomyces
cerevisae 14 mmol/L
c. Data
 
Karsinogenik : Data
tidak tersedi  
d. Data
Iritasi/Korosi : Data  
tidak tersedia
   
e. Data
Teratogenik : Data
tidak tersedia
   
f. Data Tumorigenik :
TDLo tikus – oral 108
mg/kg/27 hari, terputus-
 
putus
TCLo tikus – terhirup 10  
mg/m3/56 minggu,
terputus-putus  
TDLo tikus – subkutan
1200 mg/kg/26 minggu,
terputus-putus
TDLo tikus – intratrakeal
315 mg/kg/34 minggu,
terputus-putus
 
g. Data Efek
Reproduktif :
TDLo tikus jantan –
intratestikular 16659
µg/kg selama 1 hari
 
h. Efek Lokal :
Iritasi : melalui paparan
terhirup, kulit, mata
 
i. Organ Sasaran :
Sistem kekebalan
(sensitisasi)
 
j. Kondisi Medis yang
Diperburuk oleh
Paparan :
Penyakit jantung atau
kardiovaskular,
pernafasan, penyakit kulit
dan alergi.
 
8. EFEK TERHADAP KESEHATAN
a. Terhirup   
 Paparan Jangka Pendek : Dapat menyebabkan
iritasi pada saluran
pernafasan disertai sakit
tenggorokan, batuk dan
sukar bernafas. Jika
terabsorbsi dalam jumlah
yang cukup, gejala dapat
menyerupai paparan
tertelan jangka pendek.
 Paparan Jangka Panjang : Data tidak tersedia
 
b. Tertelan   
 Paparan Jangka Pendek : Dosis fatal pada manusia
dilaporkan sebesar 0,8
hingga 0,9 gram. Efek
awal  yang diakibatkan
paparan terhadap
senyawa barium terlarut
dalam air ialah gejala
iritasi parah pada
lambung dan usus,
termasuk mual, muntah,
diare disertai atau tanpa
kolik pada daerah perut,
dan pengeluaran air liur.
Juga dapat timbul rasa
kekeringan dan rasa
sesak pada mulut dan
tenggorokan, serta timbul
rasa logam. Gejala
tersebut diikuti dengan
efek sistemik yang
meliputi perubahan okular
yang menyebabkan
penglihatan kabur. Dapat
terjadi hipokalemia dan
menyebabkan
ketidaknormalan pada
fungsi miokardial dan
kerusakan pada fungsi
otot syaraf, dengan
variasi mulai dari
kelemahan hingga
kelumpuhan. Efek lainnya
dapat meliputi
kegelisahan, kelemahan,
dan rasa mengantuk yang
terus meningkat disertai
kebingungan mental.
Susunan syaraf pusat
pada awalnya dapat
terstimulus yang
kemudian mengalami
depresi. Pendarahan
dapat terjadi pada perut,
usus dan ginjal.
Dilaporkan dapat terjadi
kerusakan ginjal dan
kegagalan fungsi ginjal.
Juga dapat terjadi kolaps
dan kematian akibat
kegagalan pada fungsi
pernafasan, hipokalemia
yang parah serta
terhentinya kerja jantung.
 Paparan Jangka Panjang : Dalam studi pemberian
  barium klorida dihidrat
dalam air minum selama
dua tahun, dilaporkan
adanya peningkatan pada
kejadian timbulnya
penyakit ginjal pada
mencit jantan dan betina.

c. kontak dengan mata   


 Paparan Jangka Pendek : Pemberian larutan barium
klorida dengan
konsentrasi 0,08 hingga
0,01 M selama 10 menit
pada mata kelinci, setelah
epitel kornea diangkat,
tidak menyebabkan
keburaman. Namun,
dapat menyebabkan
radang selaput pelangi
yang dapat mereda dalam
waktu beberapa hari.
 Paparan Jangka Panjang : Paparan berulang atau
terus menerus dengan
iritan dapat menyebabkan
radang selaput mata
d. Kontak dengan kulit   
 Paparan Jangka Pendek : Dapat menyebabkan
iritasi dan dermatitis. Jika
terabsorbsi dalam jumlah
yang cukup, dapat timbul
gejala sebagaimana
halnya pada paparan
tertelan jangka pendek.
 Paparan Jangka Panjang : Paparan berulang atau
  terus menerus dengan
iritan dapat menyebabkan
dermatitis

9. ANTIDOTUM
Larutan Natrium sulfat (oral, saluran lambung); Kalium.
10. INFORMASI EKOLOGI
 
a. Perilaku dan Potensi Migrasi di Lingkungan : Data tidak tersedia
 
b. Data Ekotoksisitas :
 Toksisitas pada Ikan :
LC50 > 1000000 µg/L selama 96 jam (mortalitas) Fundulus heteroclitus
(Mummichog)
 Toksisitas pada Invertebrata :
Kemampuan untuk menetas 100000 µg/L selama  7 jam Cancer anthonyi
(Kepiting batu kuning)
 Toksisitas pada Alga :
Pertumbuhan Populasi 10000 µg/L selama 14 jam Chlorella kessleri (Alga
hijau)
 Toksisitas pada Tumbuhan :
EC50 25000 µg/L selama 96 hari (pertumbuhan) Lemna minor (Duckweed)
 
 
 
11. KONTROL PAPARAN DAN ALAT PELINDUNG DIRI
a. Batas paparan :
0,5 mg/m3 OSHA TWA
0,5 mg/m3 ACGIH TWA
0,5 mg/m3 NIOSH TWA 10 jam yang direkomendasikan
0,5 mg/m3 DFG MAK (total partikel, 4 kali/shift)
b. Metode Pengambilan Sampel :
Filter partikel; Air; Spektrometri Serapan Atom (Atomic Absorption Spectrophotometry);
NIOSH III # 7056, Barium, senyawa yang dapat larut
c. Metode/ prosedur pengukuran paparan : Data tidak tersedia.
d. Ventilasi :
Sediakan peralatan penyedot udara atau sistem ventilasi proses tertutup. Pastikan
sesuai dengan batas paparan yang ditetapkan.
e. Alat pelindung diri :
 Respirator :
Respirator dan konsentrasi
maksimum penggunaan
berikut dikutip dari NIOSH
dan/atau OSHA.
Unsur yang diukur :
Barium (Ba)
 Jenis respirator
yang digunakan :
 Paparan 5 mg/m3
o Respirator
debu dan
kabut
jenis apa
saja.
o Respirator
dengan
pasokan
udara
jenis apa
saja.
 Paparan 12,5
mg/m3
o Respirator
dengan
pasokan
udara
jenis apa
saja.
o Respirator
pemurnia
n udara
bertenaga
mesin
jenis apa
saja
dengan
filter
partikel
berefisien
si tinggi.
 Paparan 25
mg/m3
o Respirator
pemurnia
n udara
jenis apa
saja
dengan
pelindung
wajah
penuh
dan
partikel
berefisien
si tinggi.
o Respirator
dengan
pasokan
udara
jenis apa
saja
dengan
pelindung
wajah
penuh.
o Respirator
pemurnia
n udara
bertenaga
mesin
jenis apa
saja
dengan
filter
partikel
berefisien
si tinggi.
o Alat
pernafasa
n serba
lengkap
jenis apa
saja
dengan
pelindung
wajah
penuh.
 Paparan 50
mg/m3
o Respirator
dengan
pasokan
udara
jenis apa
saja
dengan
pelindung
wajah
penuh
yang
dioperasik
an sesuai
dengan
tekanan
yang
dibutuhka
n atau
mode
tekanan-
positif
lainnya.
 Tindakan
penyelamatan :
o Respirator
pemurnia
n udara
jenis apa
saja
dengan
pelindung
wajah
penuh
dan filter
partikel
berefisien
si tinggi.
o Alat perna
fasan serb
a lengkap
jenis apa
saja yang
sesuai.
 Untuk konsentrasi
yang tidak
diketahui atau
seketika/
langsung
berbahaya
terhadap
kehidupan atau
kesehatan
o Respirator
dengan
pasokan
udara
jenis apa
saja
dengan
pelindung
wajah
penuh
yang
dioperasik
an sesuai
dengan
tekanan
yang
dibutuhka
n atau
mode
tekanan-
positif
lainnya
dikombina
sikan
dengan
peralatan
pasokan
udara
keselamat
an yang
terpisah.
o Alat
pernafasa
n serba
lengkap
jenis apa
saja
dengan
pelindung
wajah
penuh.
 Pelindung Mata :
Gunakan  kacamata  keselamatan yang tahan pecahan yang dilengkapi dengan
pelindung wajah. Jangan gunakan lensa kontak ketika bekerja dengan bahan
kimia ini. Sediakan kran air pencuci mata untuk keadaan darurat dan semprotan
air deras di sekitar lokasi kerja.
 
 Pakaian :
Gunakan pakaian pelindung tahan bahan kimia yang sesuai
 
 Sarung Tangan :
Gunakan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
 
 Sepatu : Data tidak tersedia
12. TINDAKAN PERTOLONGAN PERTAMA
a. Jika terhirup : Jika aman untuk memasuki area,
  jauhkan korban dari paparan.
Gunakan masker berkatup atau
peralatan sejenis untuk melakukan
pernafasan buatan (pernafasan
keselamatan) jika
diperlukan. Pertahankan suhu
tubuh korban dan istirahatkan.
Segera bawa ke dokter.

b. Jika tertelan : Jangan dirangsang untuk muntah


  atau memberikan minum kepada
korban yang tidak sadar. Jika
terjadi muntah, jaga posisi kepala
agar lebih rendah dari pinggul
untuk mencegah aspirasi. Jika
korban tidak sadar, palingkan
kepala ke samping. Segera bawa
ke dokter.

c. Jika terkena mata : Basuh mata segera dengan air


  yang banyak atau menggunakan
larutan garam fisiologis setidaknya
selama 15 menit sambil sesekali
membuka kelopak mata atas dan
bawah hingga tidak ada bahan
kimia yang tertinggal. Segera
bawa ke dokter.

d. Jika terkena kulit : Lepaskan segera pakaian,


  perhiasan dan sepatu yang
terkontaminasi. Cuci bagian yang
terkena dengan sabun atau
deterjen lunak dan bilas dengan
air yang banyak hingga tidak ada
bahan kimia yang tertinggal
(setidaknya selama 15
menit). Segera bawa ke dokter.

13. TINDAKAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN


a. Bahaya ledakan : Bahaya kebakaran dapat diabaikan.
dan kebakaran
b. Media pemadam : Bahan kimia kering, busa, dan air. Bila terjadi kebakaran
besar : Gunakan busa atau dengan menyemprotkan air
yang banyak.
c. Tindakan pemadaman : Pindahkan kemasan dari lokasi kebakaran jika dapat
  dilakukan tanpa risiko. Padamkan api besar dari lokasi
  terlindungi atau jarak yang aman. Jaga agar posisi jauh dari
ujung tangki. Bendung untuk pembuangan lebih lanjut.
Jangan menyemprot bahan yang tumpah dengan aliran air
bertekanan tinggi.
 
 

 
d. Produk pembakaran : Data tidak tersedia
yang berbahaya
 
14. TINDAKAN PENANGANAN TUMPAHAN/ BOCORAN
Cara penanggulangan tumpahan/ bocoran jika terjadi emisi:
 
a. Di tempat kerja :  Jangan sentuh bahan yang tumpah. Hentikan
  kebocoran jika dapat dilakukan tanpa risiko. Kurangi
  uap dengan menyemprotkan air.
 Tumpahan sedikit : Serap dengan menggunakan pasir
atau bahan lain yang tidak dapat terbakar. Kumpulkan
bahan yang tumpah ke dalam kemasan yang sesuai
untuk pembuangan.
 Tumpahan sedikit dan kering : Jauhkan kemasan dari
lokasi tumpahan dan pindahkan ke tempat yang aman.
 Tumpahan banyak : Bendung untuk pembuangan lebih
lanjut. Isolasi daerah bahaya dan orang yang tidak
berkepentingan dilarang masuk. Beri ventilasi pada
tempat yang tertutup sebelum memasuki area.

b. Ke udara : Data tidak tersedia


b. Ke air : Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran pembuangan
air limbah.
d. Ke tanah : Data tidak tersedia

PENGELOLAAN LIMBAH
Sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
 
16. INFORMASI TRANSPORTASI

 
a. Pengangkutan Udara IATA/
ICAO : Data tidak tersedia
b. Pengangkutan Laut IMDG :
Kode instruksi kemasan : P 002
Kelompok kemasan : III

17. INFORMASI LAIN


Nomor RTECS :  CQ8750000
Nomor EINECS : 233-788-1
 
 
18. PUSTAKA
 Budavari, S. (ed.), (2001), The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and
Biologicals,  13th ed., Merck And Co. Inc., New Jersey, p. 169
 IMO (International Maritime Organization), (2000), IMDG Code (International Maritime
Dangerous Goods Code), 2000 Ed, vol. 1 and 2, IMO Publication, London
 IPCS, (1998), Chemical Safety Training Module, Suppl. I, The Finnish Institute of
Occupational Health, Helsinki.
 Lewis, Richard J., Sr., (1999), Sax’s Dangerous Properties of Industrial Materials, 10th ed., A
Wiley-Interscience Publication, John Wiley & Sons, Inc., Toronto, p. 345
 OHS02370,  Barium chloride, MDL Information Systems, Inc., 1994, pp. 1-12
 Sax, N. Irving and Lewis, Richard J., Sr, (1987), Hazardous Chemicals Desk Reference, Van
Nostrand Reinhold, New York, p. 200
 The Dutch Institute for the Working Environment and the Dutch Chemical Industry
Association, (1991), Chemical Safety Sheets, Samson Chemical Publishers, Netherland, p. 085
 U.S. National Library of Medicine, National Institutes of Health, Hazardous Substances Data
Bank, Department of Health & Human Services, Rockeville Pike, Bethesda MD 20894, 2004,
http://www.toxnet.nlm.nih.gov

Anda mungkin juga menyukai