Anda di halaman 1dari 7

 

VENTILASI

Dalam pengertian umum ventilasi adalah pergerakan udara dari luar  bangunan ke dalam.
Agar pengertian tidak rancu, pengertian ini berbeda dengan  peralatan pembakar yang
menggunakan udara seperti pemanas air, perapian dan tungku kayu. Sistem pembuangan
udaranya dinamakan exhausts. Hasil  pembakaran dibuang keluar agar tidak meracuni
penghuni bangunan. Sementara  pergerakan udara dalam ruangan dinamakan transfer
udara. Ventilasi udara diperkenakan untuk menjaga kualitas dalam ruangan. Tujuan utama
dari sebuah sistem ventilasi udara adalah untuk membatasi konsentrasi karbondioksida
serta polutan seperti debu, asap dan komponen organik halus. Ventilasi udara seringkali
didesain untuk menjaga temperatur dan kelembaban ruangan. Untuk menyediakan sebuah
kondisi iklim mikro yang dapat diterima didalam sebuah ruangan, baik dari aspek
kenyamanan maupun kesehatan bagi para penghuni ruangan (occupant ). Dalam hal ini,
iklim mikro mengacu pada lingkungan termal dan kualitas udara ruang dalam ( IAQ, indoor
Air Quality). Pengendalian udara dalam lingkungan kerja industri diperlukan untuk menjaga
agar kualitas udara memenuhi standard kualitas yang ditetapkan bagi kesehatan pekerja,
dan memenuhi syarat kondisi udara yang sesuai bagi proses  produksi, lingkungan kerja
mesin-mesin atau peralatan yang digunakan dan  penyimpanan barang atau hasil produksi.
Salah satu cara pengendalian udara dalam ruang adalah ventilasi, yaitu pemasukan dan
pengeluaran udara kedalam ruang melalui bukaan atau lubang yang ada untuk
mendapatkan udara yang memenuhi standard kualitas kesehatan dan proses produksi
industri.

B. Fungsi
Fungsi utama ventilasi dan jendela antara lain : Sebagai lubang masuk dan keluar angin
sekaligus Sebagai lubang pertukaran udara atau lubang ventilasi yang tidak tetap (sering
berupa jendela atau pintu) Sebagai lubang masuknya cahaya dari luar (sinar matahari). Untuk
mengurangi konsentrasi debu dan gas-gas yang dapat menyebabkan keracunan, kebakaran,
dan peledakan. Menghilangkan gas-gas yang tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh
keringat dan sebagainya dan gas-gas pembakaran (CO2) yang ditimbulkan oleh pernafasan
dan  proses-proses pembakaran. Menghilangkan kalor yang berlebihan. Selain itu, ada pula
sisi negatif yang ditimbulkan dari system ventilasi, yaitu adanya penurunan kualitas udara
ruang dalam (indoor air quality) yang dialami khususnya pada gedung-
gedung fasilitas umum. Istilah „ sick building syndrome‟
semakin menjadi fenomena buruk pada era penghematan energi. Permasalahan kualitas udara
ruang dalam ini berkaitan dengan perawatan instalasi yang rendah, konsentrasi tinggi dari
polutan yang tumbuh secara internal dan laju pemasukan ( supply) udara luar rendah.

C. Syarat
Agar udara dalam ruangan tetap terjaga, dapat dilakukan persyaratan teknis ventilasi dan
jendela sebagai berikut : Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan
dan luas lubang ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai,
dengan tinggi lubang ventilasi minimal 80 cm dari langit-langit. Tinggi jendela yang dapat
dibuka dan ditutup minimal 80 cm dari lantai dan  jarak dari langit-langit sampai jendela
minimal 30 cm. Udara yang masuk haruslah udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
pembakaran sampah, knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.

Untuk itu maka sistem pemasangan ventilasi slot tersebut harus dipasang di atas dan sejajar
dengan permukaan tangki seperti gambar D. Gambar yang ditunjukkan pada gambar diatas
menggambarkan tentang Pemasangan sistem ventilasi yang tidak sempurna Apabila udara
yang dikeluarkan ke tempat terbuka dari suatu sistem ventilasi mengandung sejumlah
kontaminan, sedang sistem ventilasi tanpa dilengkapi dengan alat pembersih seperti
 scrubber, cyclone, bag  house filter
dan lain-lain, kemungkinan udara tersebut sebagian akan masuk kembali dan mencemari
lingkungan kerja. Demikian pula yang jatuh di luar industri, meskipun dalam jumlah kecil
namun lama kelamaan akan mengendap dan menumpuk yang akhirnya menyebabkan
gangguan kesehatan.

Aliran udara diusahakan cross ventilation dengan menempatkan lubang hawa berhadapan
antara dua dinding ruangan.Aliran udara ini diusahakan tidak terhalang oleh barang-barang
seperti almari, dinding, sekat-sekat, dan lain-lain. Kelembaban udara dijaga antara 40% s/d
70%.

D. Prinsip
Prinsip utama dari ventilasi adalah menggerakan udara kotor dalam rumah atau di tempat
kerja, kemudian menggantikannya dengan udara bersih. Sistem ventilasi menjadi fasilitas
penting dalam upaya penyehatan udara pada suatu lingkungan kerja. Menurut ILO (1991),
ventilasi digunakan untuk memberikan kondisi dingin atau panas serta kelembaban di tempat
kerja.

E. Jenis
Secara umum jenis- jenis ventilasi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Ventilasi alami (Natural Ventilation)
Merupakan suatu bentuk pertukaran udara secara alamiah tanpa bantuan alat-alat mekanik
seperti kipas. Ventilasi alami masih dapat dimungkinkan membersihkan udara selama pada
saat ventilasi terbuka terjadi pergantian dengan udara yang segar dan bercampur dengan
udara yang kotor yang ada dalam ruangan. Secara umum, standar luas ventilasi alami
dihitung lebih dari 20 % luas lantai tempat kerja
(Suma‟mur, 1987)
. Penggunaan ventilasi alami tidak efektif jika digunakan dengan tujuan untuk mengurangi
emisi gas, debu dan vapours ditempat kerja. Hal ini disebabkan tingkat kesulitan yang tinggi
pada ventilasi alami terkait penentuan  parameter yang harus kita ketahui menyangkut
kecepatan angin, tekanan angin dari luar, arah angin, radiasi panas dan berapa besar pengaruh
lubang-lubang yang ada pada dinding dan atap, Ventilasi alami biasanya digunakan dengan
tujuan untuk memberikan kesegaran dan kenyamanan pada tempat Kerja yang tidak memiliki
sumber bahaya yang tinggi. Ventilasi umum dapat berlangsung dengan baik bila : Kadar
kontaminan udara dalam ruang tidak terlalu tinggi agar volume udara pengencer tidak terlalu
besar. Pekerja berada cukup jauh dari sumber pengencer agar tidak terpengaruh  pencemaran,
kadar kontaminan udara masih dibawah nilai ambang batas. Toksisitas kontaminan masih
rendah Pencemaran terjadi merata.

2. Ventilasi mekanik
Ventilasi mekanik merupakan ventilasi buatan, beberapa conoth ventilasi mekanik adalah
seperti di bawah ini: Ventilasi Umum (General Ventilation) Jenis ventilasi ini biasanya
digunakan pada tempat kerja dengan emisi gas yang sedang dan derajat panas yang tidak
begitu tinggi. Jenis ventilasi ini biasanya dilengkapi dengan alat mekanik berupa kipas
penghisap contohnya adalah (exhaust fan). Prinsip kerja dari general ventilation ini adalah
udara yang dibangun di luar tempat kerja di hisap dan di hembuskan oleh kipas kedalam
rungan bercampur dengan bahan  pencemar sehingga terjadi pengenceran. Kemudian udara
kotor yang telah diencerkan tersebut dihisap dan di buang keluar, sehingga udara di dalm
ruangan dapat tetap tejaga kebersihannya.
 
Ventilasi pengeluaran setempat ( Local Exhaust Ventilation)
 
Jenis ventilasi ini dipakai dengan pertimbangan teknis, bahwa bahan  pencemar berupa gas,
debu dan vapours yang ada pada tempat kerja dalam konsentrasi tinggi tidak dapat dibuang
atau diencerkan hanya dengan menggunakan ventilasi umum ataupun ventilasi alami, namun
harus dengan ventilasi pengeluaran setempat yang diletakan tepat pada sumber  pencemar.
Bahan pencemar yang keluar dari proses kerja akan langsung di hisap oleh ventilasi, sebelum
sampai pada tenaga kerja

Comfort Ventilation
Jenis ventilasi ini dengan menggunakan alat yang biasa disebut Air Conditioner (AC) pada
suatu ruangan. Jenis ventilasi ini berfungsi menciptakan kondisi tempat kerja agar menjadi
nyaman, hangat bagi tempat kerja yang dingin, atau menjadi sejuk pada tempat kerja yang
panas. Sementara pendapat serupa mengatakan, bahwa untuk memperoleh ventilasi yang
baik dapat dilaksanakan dengan cara : Ventilasi alamiah, merupakan ventilasi yang terjadi
secara alamiah, dimana udara masuk kedalam ruangan melalui jendela, pintu, atau lubang
angin yang sengaja dibuat. Ventilasi Mekanik, merupakan ventilasi buatan dengan
menggunakan:
 AC (Air Conditioner), yang berfungsi untuk menyedot udara dalam ruang kenudian
disaring dan dialirkan kembali dalam ruangan
 Fan (Baling-baling) yang menghasilkan udara yang dialirkan ke depan
 Exhauser, merupakan baling-baling penyedot udara dari dalam dan luar ruangan untuk
proses pergantian udara yang sudah dipakai. Faktor yang harus diperhatikan dalam
membangun sistem ventilasi, selain  bentuk juga harus sangat diperhatikan kekuatan aliran
dan tata letak ventilasi. Letak ventilasi harus sesuai dengan priciples of dilution ventilation,
terutama untuk tempat kerja dengan resiko paparan bahan kimia. Berikut merupakan contoh
bagan kerja sistim ventilasi :
Keterangan : Gambar A : udara masuk melalui ventilasi alami dan langsung keluar melalui exhaust
fan. Gambar B : udara masuk melalui ventilasi melewati bahan yang ada di meja kerja, dihisap
melalui exhaust fan. Gambar C : posisi ventilasi berada di belakang tenaga kerja dengan ketinggian
yang sama. Gambar D : udara masuk melalui ventilasi dan langsung dibuang melalui exhaust fan.
Udara tidak sampai bercampur dengan udara di bagian belakang tempat kerja. Gambar E : udar yang
masuk dari belakang langsung dibuang ke exhaust fan yang ada di flapon ruangan Gambar F : udara
yang masuk dari depan tenaga kerja langsung dibuang melalui flapon ruangan. Berikut adalah
contoh dari pemasangan ventilasi yang tidak tepat. Gambar yang ditunjukkan pada gambar diatas
adalah menggambarkan tentang Pemasangan sistem ventilasi yang tidak tepat. Contoh gambar C
menunjukkan  pemasangan sistem ventilasi tipe slot yang dipasang di bawah tangki proses
pencelupan yang berisi solven yang mudah menguap (amyl acetate). Tujuan dari  pemasangan
sistem ventilasi tipe ini untuk mengamankan lingkungan tempat kerja dari bahaya
kebakaran/ledakan. Namun ditinjau dari kesehatan dan keselamatan kerja, tipe ini tidak memadai,
karena tenaga kerja akan terpapar oleh amyl acetate
Untuk itu maka sistem pemasangan ventilasi slot tersebut harus dipasang di atas dan sejajar
dengan permukaan tangki seperti gambar D. Gambar yang ditunjukkan pada gambar diatas
menggambarkan tentang Pemasangan sistem ventilasi yang tidak sempurna Apabila udara
yang dikeluarkan ke tempat terbuka dari suatu sistem ventilasi mengandung sejumlah
kontaminan, sedang sistem ventilasi tanpa dilengkapi dengan alat pembersih seperti
 scrubber, cyclone, bag house filter dan lain-lain, kemungkinan udara tersebut sebagian akan
masuk kembali dan mencemari lingkungan kerja. Demikian pula yang jatuh di luar industri,
meskipun dalam jumlah kecil namun lama kelamaan akan mengendap dan menumpuk yang
akhirnya menyebabkan gangguan kesehatan

F. Dampak
Kualitas udara di dalam ruangan mempengaruhi kenyamanan lingkungan ruang kerja.
Kualitas udara yang buruk akan membawa dampak negatif terhadap  pekerja/karyawan
berupa keluhan gangguan kesehatan. Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap
tubuh terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara
meliputi organ sebagai berikut :
1. Iritasi selaput lendir: Iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair
2. Iritasi hidung, bersin, gatal: Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering

 
3. Gangguan neurotoksik: Sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit
berkonsentrasi.
4. Gangguan paru dan pernafasan: Batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa berat
di dada dan juga hydropneumonia (paru-paru basah)
5. Gangguan kulit: Kulit kering, kulit gatal
6. Gangguan saluran cerna: Diare / mencret
7. Lain-lain: Gangguan perilaku, gangguan saluran kencing

G. Solusi
Adapun Secara Umum Solusi Penempatan Ventilasi Yang Baik Diantaranya : a. Lubang-
lubang ventilasi ditempatkan pada dinding-dinging yang saling  berhadapan agar terjadi
aliran udara yang baik dalam ruang.  b. Lubang-lubang ventilasi ditempatkan tidak sama
tinggi dari lantai agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang. c. Cerobong udara keluar
dibuat setinggi mungkin agar terjadi aliran udara yang baik dalam ruang (efek cerobong). d.
Tinggi letak lubang ventilasi masuk sedemikian sehingga aliran udara masuk mengenai
daerah hunian (living zone) pada batas ketinggian 0.30 m- 1.80m diatas lantai. e. Lubang-
lubang ventilasi sebaiknya dibuat dengan kombinasi ventilasi horizontal dan vertikal. f.
Untuk kenyamanan ruang, kecepatan aliran udara dibuat berkisar antara 0.10-0.15 m/detik.
Untuk kesehatan tidak melebihi 0.5 m/det, atau kurang dari 0.10 m/det. Suhu udara yang
mengalir mempengaruhi kenyamanan, udara yang mengalir dengan kecepatan 0.6 m/det pada
suhu 300C tidak terasa jelek, tetapi aliran udara dengan kecepatan 0.15 m/det. Pada suhu
120C terasa tidak enak. Udara yang mengalir diatas lantai yang dingin terasa tidak enak.
Udara yang mengalir dengan kecepatan 0.10 m/det didaerah  pegunungan terasa sangat
dingin pada kaki. Pada tempat-tempat dengan kecepatan udara tinggi, dikendalikan dengan
memasang penahan atau  pembelok arah angin (deflektor) pada bukaan, yang dapat
digerakkan untuk mengatur arah angin, dan kecepatan angin masuk.
 
g. Pemeriksaan kualitas udara dalam ruangan secara berkala sesuai parameter kualitas udara
(kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi) agar tercipta lingkungan kerja yang sehat.
h. Monitoring kesehatan dengan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mengetahui
sejak dini gangguan kesehatan yang terjadi sebelum berkoloni di dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai