Anda di halaman 1dari 3

Analisa Forces Five Porter

Perusahaan Levi’s

Analisa Forces Five Poter memberikan gambaran yang powerfull mengenai bagaimana tingkat
persaingan dari suatu industri baik dari sisi supply chain (suppler dan pelanggan) serta pasar (pemain
baru dan substitusi). Keempat dari forces (dorongan) ini memberi kontribusi terhadap completitive
rivalry atau tingkat persaingan dalam industri

a. Threat of a substitute pruduct


Bagimana substitusi terhadap barang/jasa Levi’s. Apakah konsumen memperoleh barang
substitusinya dengan mudah? Semakin banyak dan dekat barang substitusi, maka pelanggan
juga bisa beralih dengan mudah. Force ini dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
switching cost, kecenderungan untuk substitusi, diferensiasi produk dan lain-lainnya.
b. The threat of the entry of new competitors
Bagaimana tingkat kesulitan/kemudahan bagi pesaing buru untuk masuk dalam industri
Levi’s Force ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity. Hambatan masuk seperti paten
dan sebagainya, distribusi skill atau core competence tertentu. Economies of scope, cost
advantage dan lain-lainya,

c. The bargaining power of customers.

Bagaimana kekuatan yang dimiliki levi’s Force ini antara lain dipengaruhi oleh: jumlah
pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli, kesedian barang, besar order
pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi dan sebagainya.

d. The bargaining power of suppliers.


Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk bahan
produksi. Force ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: switching cost ke supplier
lain, jumlah suppler, konsentrasi supplier, kesediaan substitusi input, tingkat diferensiasi
infut, hingga tingkat hubungan dengan supplier

e. The intensity of competitive rivalry


Bagaimana intensitas persaingan dalam industri Levi’s ? Semakin banyak jumah pesaing,
dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin tinggi tingkat
persaingan. Force ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: jumlah pesaing,
perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk, perbedaan harga, ext barriers
dan sebagainya.

1. Barang substitusi dari Levi’s memang banyak namun, loyalitas pelanggan terhadap levi’s
tidak berubah. Levi’s tetap menjadi pilihan bagi kalangan yang ingin tampil tredy
2. Dalam hal persaingan Levi’s mengalami banyak pengalaman ada terjadi pasang surut
usaha. Pernah suatu ketika dimana perusahaan sedang berkembang dan mereka mulai
melakukan diversifikasi produk Levi’s berubah menjadi produsen lengkap namun kalah
bersaing dengan produsen pakaian wanita lainnya. Untungnya, meskipun gagal dalam
bisnis pakaian, produk jinsnya terus mengalami perkembangannya. Puncaknya pada
tahun 1981, Levi’s berhasil menjual 502 jins hanya di pasar Amerika saja. Pasarnya pun
meluas sehingga menjangkau segmen pasar yang belum terjangkau sebelumnya. Levis
menghadapi gempuran dari banyak kompetitor. Beberapa desainer dan merek yang
lebih terfokus mulai masuk ke produk jins. Levi’s cukup kesulitan menghadapi
persaingan ini , namun demikian karena Levi’s ini memiliki kekuatan merk yang terkenal
diseluruh dunia, memiliki banyak pilihannya serta kualitas produk yang memuaskan
juga memiliki vendor sendiri, ukurannya lebih komplek,ketersediaan barang pun selalu
ada maka Levi’s tetap Levi’s bertahan. Sebagai gambaran, pada tahun 1990, Levi’s
memiliki pangsa pasar sebesar 48.2 persen dari pasar jins. Pada tahun 1998, pangsa
pasar turun menjadi 25 persen.
3. Kunci sukses Levi’s adalah mendengar pelanggan dan dalam menghadapi kompetitor,
Levi’s semakin canggih dalam marketing, semakin kreatif serta tidak pernah berhenti
untuk berinovasi maka Levi’s sehingga sampai saat ini tetap bertahan
4. Hal yang akan dan tetap dilakukan oleh Levi’s agar tetap bertahan dan tetap berkenan
dihati pelanggannya yaitu mempertahankan kualitas produknya, dan untuk memicu
masyarakat untuk berkeinginan membeli produk tersebut yaitu berusaha agar penjualan
dengan harga terjangkau, menyisihkan sedikit modal untuk media promosi yang variatif
agar produk lebih dikenal, memproduksi lebih banyak lagi agar ukuran jeans lebih
komplit, akan melakukan kontrol rutin aat produksi agar hasil yang diinginkan
memuaskan, memperluas pengenalan produk kekota-kota

Tabel Analisis SWOT jika dibanding dengan Jeans merek lain (Battersea Jeans)
Sumber bacaan:
http://e-journal.uajy.ac.id/9781/4/3MTF02310.pdf

https://marketeers.com/16-levi-strauss-the-truly-trend-setter/

Anda mungkin juga menyukai