Anda di halaman 1dari 3

Nama : Hilda Hazarani

NIM : PO.71.24.1.18.018
Tingkat : II Reg A
KESEHATAN MASYARAKAT

HEPATITIS A MEREBAK DI PACITAN, INDONESIA

Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penyebaran virus
ini terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh feses orang yang terinfeksi.
Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, lemas, hilang napsu makan, kulit
dan sklera mata berubah menjadi kuning, demam, dan gejala lainnya (Sjaifoellah Noer, 2007).

Proses penyembuhan penyakit ini membutuhkan waktu sekitar beberapa minggu hingga
beberapa bulan. Hal ini dapat menimbulkan dampak sosioekonomi dalam masyarakat (WHO,
2012. Hepatitis A merupakan yang umum terjadi di seluruh dunia dimana infeksi virus hepatitis
A lebih sering mengenai anak-anak (CDC, 2011). Didaerah dengan 4 musim, infeksi virus
hepatitis A terjadi secara epidemik musiman yang puncaknya terjadi pada akhir musim semi dan
awal musim dingin. Didaerah tropis, puncak insidensi pernah dilaporkan cenderung terjadi
selama musim hujan dan pola epidemik siklik berulang setiap 5-10 tahun sekali yang mirip
dengan penyakit virus lainnya (Sjaifoellah Noer, 2007).

Pada Tahun 2011-2012, dilaporkan terjadi kejadian luar biasa hepatitis A di beberapa daerah
seperti Bandung, Bogor, Lampung Timur, Depok, dan Tasikmalaya. Kejadian ini sering
mengenai anak sekolah dan mahasiswa (Depkes, 2012). Baru-baru ini penyakit Hepatitis A
kembali merebak di kalangan mahasiswa. Hepatitis A ini sendiri sudah menjangkiti ratusan
warga Negara di Indonesia.

Awal mula dugaan kejadian ini pun dilaporkan oleh Puskesmas Kecamatan Sudimoro,
ketika merawat 24 pasien dengan ciri-ciri sama pada 14 Juni. Namun, pihak puskesmas maupun
dinas kesehatan belum bisa memutuskan bahwa puluhan pasien tersebut terjangkit hepatitis.
Sekitar tiga hari kemudian, dilakukan pemantauan serta penyelidikan epidemiologi setelah
banyak pasien berdatangan memenuhi seluruh ruangan puskesmas di Kecamatan Sudimoro. Hal
tersebut terjadi pada 17 Juni, dan kemudian meluas ke wilayah kecamatan lain yakni Ngadirojo
dan Kecamatan Tulakan. Melihat situasi semakin bertambah, diambil sampel darah untuk
dilakukan penyelidikan epidemiologi. Sampel kemudian dikirim ke Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), guna memastikan jenis virus
tersebut hepatitis atau bukan. Pada 18 Juni jumlah penderita sudah membengkak menjadi 161
orang.

Tanda dan Gejala penderita yang terjangkit Hepatitis A adalah mual, muntah, lemas, hilang
napsu makan, kulit dan sklera mata berubah menjadi kuning, serta demam. Dimana tanda dan
gejala ini semuanya ada pada 161 orang yang terjangkit di Pacitan yang semakin memperkuat
dugaan menderita Hepatitis A.

Pada 20 Juni, penderita hepatitis A di wilayah Kecamatan Sudimoro di Puskesmas Sudimoro


mencapai lebih dari 200 pasien. Puncaknya pada 24 Juni lalu tercatat jumlah kasus mencapai 513
orang. "Saat itu hasil penelitian laboratorium dari BBTKLPP susah keluar dan dinyatakan positif
hepatitis A sehingga pada 25 Juni Bupati menetapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB)," ujar Eko Budiono. Sebanyak enam kecamatan, yang teridentifikasi menjadi sebaran
virus hepatitis A tersebut,  yaitu Kecamatan Sudimoro, Ngadirojo, Tulakan, Tegalombo,
Arjosari, dan Kebonagung Pacitan. Total penderita yang dilaporkan ke Dinkes Pacitan hingga 27
Juni pukul 07.00 WIB mencapai 824 penderita. Jumlah itu menyeluruh pada data kasus pasien
yang sudah maupun sedang dirawat di puskesmas-puskesmas kecamatan maupun rumah sakit.
Kemungkinan, jumlah penderita hepatitis di wilayah kabupaten Pacitan akan terus bertambah.
Diduga, penyebaran virus hepatitis tersebut terjadi ketika Hari Raya Idul Fitri 2019. Sehingga
penyebaran virus hepatitis dengan cepat mewabah dan menjangkit hampir seribu warga Pacitan.

Kasus hepatitis A ini sendiri telah menjangkiti warga Inndonesia di provinsi lain misalnya
Sulawesi Utara (50 kasus), Banten (63 Kasus), Jawa Barat 9468 kasus), Kalimantan Selatan (62
kasus), DKI Jakarta (30 kasus) hingga Sumatera Selatan (108 kasus). Pada November 2019
sendiri pemkot Depok melaporkan jika kasus hepatitis A di Depok telah menjangkiti sebanyak
306 orang warga Depok.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto


menjelaskan hepatitis A adalah terminologi yang digunakan untuk penyakit infeksi pada hati
yang disebabkan oleh virus tipe A. "Hepatitis A masuk ke dalam tubuh melalui saluran makanan.
Jadi bisa melalui makanan yang tercemar virusnya atau minuman yang tercemar virusnya," jelas
Achmad. Orang yang terjangkit penyakit ini kemudian menyebarkan virus Hepatitis A melalui
cairan kencing atau feses. Virus ini kemudian menyebar ke makanan atau minuman dengan
berbagai metode dan cara yang kemudian dikonsumsi orang banyak. "Yang paling
memungkinkan dengan outbreak (wabah) yang seperti ini mungkin ada cemaran sumber air oleh
virus A sehingga air ini digunakan secara massal oleh banyak orang padahal air ini mengandung
virus A," jelasnya. "Ini kemudian menjadi jawaban mengapa cepat sekali dalam waktu singkat
langsung banyak [orang yang terjangkit virus hepatitis A]," jelasnya. Selain itu, berkurangnya
pasokan air bersih di daerah terjangkit ditengarai menjadi penyebab merebaknya penyakit
hepatitis A di wilayah itu. Penyebaran penyakit ini semakin meluas karena kebanyakan dari
warga yang terjangkit Hepatitis A enggan dirawat inap.

Hal yang dapat dilakukan dalam menangani dan menyelesaikan kejadian tersebut adalah bagi
orang yang telah terjangkit maka diharapkan agar istirahat total guna mengurangi beban liver
semaksimal mungkin dan yang perlu dilakukan kemudian adalah mengamankan sumber
makanan dan air yang diduga tercemar dan mengamankan orang yang sudah terjangkit untuk
tidak menjadi sumber pencemaran yang baru.

Pasca-penetapan KLB hepatitis A, Dinas Kesehatan Pacitan langsung memberikan zat


desinfektan air terhadap sumber dan tempat penampungan air. Selain itu, pihaknya bekerja sama
dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk menyediakan pasokan air bersih
bagi daerah yang kekurangan air bersih. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Eko
Budiono pun mengimbau masyarakat untuk selalu mencuci tangan sebelum menjamah makanan
dan sesudah buang air besar. Selain itu, ia mengimbau masyarakat untuk memasak air terlebih
dulu sebelum dikonsumsi "Karena virus hepatitis A itu tahan terhadap panas. Jadi kalau
mendidih, jangan langsung digunakan, tunggu dua tiga menit terlebih dulu," kata dia.
Pascapenetapan KLB, Pemerintah Kabupaten Pacitan intensif melakukan sosialisasi untuk
memutus rantai penularan hepatitis A.

Efek dari kejadian tersebut pun selain mengenai sosioekonomi. Efek yag sangat dirasakan
oleh masyarakat setempat adalah pengetahuan tentang seberapa pentingnya mengonsumsi air
bersih dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat. Kejadian tersebut juga membuat masyarakat
setempat berbondong-bondong menuntut pemerintah dalam pemberian Air bersih kepada warga
didaerah yang kekurangan pasokan air bersih.

Anda mungkin juga menyukai