Ketika gaya oklusal melebihi kapasitas adaptif jaringan, terjadi injuri. Injuri yang
dihasilkan disebut trauma from occlusion disebut juga traumatism atau trauma oklusal. TFO
merujuk pada jaringan yang injuri bukan gaya oklusal. Oklusi yang menyebabkan injuri
disebut traumatic occlusion. Gaya oklusal berlebihan dapat merusak fungsi otot mastikasi dan
menyebabkan nyeri spasme, melukai TMJ, atau menyebabkan excessive tooth wear.
- TFO Kronis:
o Etiologi:
Lebih sering ditemukan dan menunjukkan gejala yang lebih signifikan
daripada trauma oklusi akut. Sering disebabkan karenaperubahan secara
bertahap dari oklusi akibat adanya pergeseran gigi, ekstrusi gigi, dan
kebiasaan para fungsi seperti bruxism dan clenching.
Trauma oklusi sering disertai satu atau beberapa keluhan seperti rasa sakit bila
mengunyah, kegoyangan gigi, pembengkakan gusi (abses), pembesaran gusi, dan migrasi
gigi.
Tes perkusi
Bila mengalami trauma oklusi saat tes perkusi akan terasa sakit
Pemeriksaan mobilitas gigi
Pemeriksaan adanya asimetri muka oleh adanya pembengkakan atau sebab lain
Evaluasi kelainan sendi temporo mandibular:
a. Evaluasi kemampuan pasien membuka rahang secara maksimal.
b. Evaluasi arah buka tutup rahang, dan deviasinya terhadap midline.
c. Evaluasi adanya suara dan rasa sakit pada waktu mandibula digerakkan membuka
dan menutup mulut.
d. Evaluasi adanya keluhan pada palpasi sendi temporo mandibular.
e. Evaluasi adanya keluhan pada palpasi otot temporalis dan masseter.
Evaluasi klinis sendi temporo mandibular didapatkan status fungsi rahang, dengan
kemungkinan:
1. TMJ dalam batas normal, yaitu tidak ada rasa sakit atau disfungsi rahang dan
rahang dapat dibuka minimal 40mm.
2. Problem TMD (Temporo Mandibular Disorder) ringan, yaitu ada keluhan ringan
di daerah persendian atau otot.
3. Problem TMD memerlukan tindakan rujukan sebagai emergensi oleh adanya rasa
sakit persendisan atau otot, atau tidak dapat membuka mulut.
Pelebaran ruang periodontal dengan penebalan lamina dura di sepanjang sisi lateral
akar gigi, daerah apikal dan bifurkasi.
Destruksi vertikal septum interdental
Radiolusensi dan kondensasi tulang alveolar
Resorpsi akar
Rencana Perawatan2
Tujuan dari perawatan periodontal dalam hal perawatan trauma oklusi adalah menjaga
kenyamanan dan fungsi jaringan periodontal. Beberapa pilihan perawatan adalah:
- Occlusal adjustment
- Manajemen dari kebiasaan parafungsional
- Stabilisasi gigi goyang
- Pergerakan ortodontik
- Rekonstruksi oklusal
- Ekstraksi gigi
1. Occlusal adjustment
Occlusal adjustment, yang juga dikenal sebagai occlusal equilibration atau
coronoplasty, merupakan pembentukan kembali secara spesifik permukaan oklusal
dengan tujuan diperolehnya oklusi yang stabil dan non trauma.
Tujuan :
1. Mendapatkan oklusi yang fungsional seimbang
2. Mendapatkan perbandingan mahkota akar yang lebih fungsional
Cara :
Macam-macam pengasahan selektif ( selective grinding ) :
1. Pengasahan permukaan oklusal gigi
Pengasahan ini dilakukan untuk menghilangkan kontak prematur pada gigi saat oklusi
sentris, atau menghilangkan hambatan oklusi (blocking) pada gerak artikulasi. Bila
hanya ada kontak prematur saja pada oklusi sentris tanpa blocking, atau blocking saja
pada waktu artikulasi tanpa kontak prematur, dilakukan pengasahan pada gigi rahang
atas pada tempat dimana terjadi kontak prematur atau blocking, yang dapat terlihat
pada kertas artikulasi.
2. Pengasahan gigi bawah pada kasus-kasus ini dilakukan bila gigi bawah goyang
dengan proporsi mahkota akar yang tidak proporsional, dengan syarat-syarat gigi
tersebut indikasi dilakukan splinting, yaitu pada gigi-gigi dengan kegoyangan derajat
Dengan demikian kemungkinan terjadinya ekstrusi gigi oleh adanya hubungan oklusi
yang open (open bite) pada waktu oklusi sentris dapat dihindari.
3. Pada kasus dimana terdapat kontak prematur dan blocking sekaligus, dilakukan
pengasahan pada gigi bawah, yang sekaligus akan memperbaiki keduanya. Pada
keadaan gigi ekstrud disertai kontak prematur dan blocking, dilakukan pengasahan
pada gigi atas pada dua tempat yaitu pada bagian palatal untuk koreksi kontak
prematurnya dan pada permukaan insisal untuk koreksi blockingnya. Dengan
demikian pengasahan selektif yang dilakukan sekaligus akan menghasilkan proporsi
mahkota akar yang lebih proporsional.
2. Splinting
Berikut ini adalah indikasi dan kontraindikasi splinting dalam World Workshop in
Periodonticstahun 1989:
Indikasi splinting
3. Menstabilkan gigi-geligi yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak memberikan respon
terhadap penyesuaian oklusal dan perawatan periodontal, serta terjadi gangguan
fungsi normal dan kenyamanan pasien.
4. Mempermudah perawatan gigi-geligi pasien yang sangat mobile melalui splinting
sebelum instrumentasi periodontaldan prosedur penyesuaian oklusal
5. Mencegah tipping atau pergeseran gigi-geligi dan ekstrusi gigi-geligi yang tidak
memiliki antagonis.
6. Menciptakan stabilitas oklusal yang adekuat jika akan dilakukan penggantian gigi-
geligi
7. Menstabilkan gigi-geligi setelah trauma akut
Kontraindikasi splinting
2) Jika penyesuaian oklusal untuk mengurangi trauma dan/atau gangguan belum pernah
dilakukan
3) Jika tujuan splinting hanya untuk mengurangi mobilitas gigi setelah splint dilepas
Daftar referensi
1. Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR. Carranza’s Clinical Periodontology. 11th
ed. Elsevier Saunders; 2012:507-510.
2. Rupprecht D. Trauma from occlusion: a review. Nav. Postgrad. Dent. Sch. Natl. Nav.
Dent. Cent. 2004;26(1):25-7.