Anda di halaman 1dari 13

OH buruk / kesehatan gimul tdk dirawat dgn baik

PERIODONTAL DISEASE
o
o Sudah pernah ada destruksi perio sebelumnya
o Penyakit sistem (DM, HIV)
Mekanisme penyakit
Assessment of perio disease
 Penyakit perio = sekumpulan kondisi yg ditandai dgn adanya respon
inflamasi host pada jar perio yg dpt menyebabkan perubahan  Pemeriksaan klinis dan radiograf saling melengkapi. Pemeriksaan
terlokalisir atau generalized pada jar lunak di sekitar gigi, hilangnya klinis = probing, gingival index, periksa kegoyangan gigi, + evaluasi
dukungan tulang, dan akhirnya kehilangan gigi. attached gingiva
 Penyakit perio = Pemeriksaan dgn radiograf  u/ identifikasi:
o Gingival diseases = plaque-induced & non plaque-induced o perluasan destruksi tulang alveolar
Gingivitis  gingiva bengkak, edema, eritema o faktor lokal yg berperan
o Periodontitis  kronis, agresif, dan manifestasi peny o kondisi jar perio yg mempengaruhi prognosis
sistemik o rasio mahkota akar  mempengaruhi prognosis dan
Perio  udh terbentuk poket absolut perencanaan protesa
o Kondisi perio lain = necrotizing perio disease; abses perio,
dan perio lesion associated with endodontic lesion
 Bakteri pada dental plaque berperan penting dalam inisiasi peny perio 10 clues penilaian kondisi perio:

 menyebabkan kerusakan jar host scr langsung (lewat toksin2nya) 1. Jumlah tulang yg tersisa
maupun scr indirek (memicu respon inflamasi). Respon inflamasi host, 2. Kondisi alveolar crest
terutama dr aktivitas neutrofil  menyebabkan kerusakan jar lunak 3. Bone loss di area furkasi
di sekitar gigi dan resorpsi tulang o/ aktivitas osteoklas  LOA, apical 4. Lebar ruang ligamen perio
migration  terbentuk poket  kolonisasi bakteri makin jauh. 5. Faktor lokal yg meningkatkan resiko peny perio
(kalkulus, restorasi overhanging)
 Faktor2 dr host yg mempengaruhi onset & progression dr peny perio:
6. Panjang & morfologi akar, rasio mahkota:akar
o Peny sistemik
7. Kontak proksimal (bisa jd tempat impaksi makanan
o Usia 8. Pertimbangan anatomis (posisi sinus maksilaris thd
o Genetik deformitas perio; gigi yg missing, supernumerary,
o Status sist imun impaksi, tipping)
o Trauma oklusal 9. Pertimbangan patologis (karies, resorpsi akar, lesi
o Stres periapikal)
10. Garis oklusi
 Individu yg berisiko lebih tinggi / rentan thd peny perio:
o Perokok
o Org lanjut usia
o Pendidikan rendah
 Radiograf dianggap menampilkan keadaan gigi yg sebenarnya thd
prosesus alveolaris jika:
o Tidak ada overlapping di area kontak proksimal
o Tidak ada overlapping akar pada gigi2 yg saling berdekatan
o Terdapat overlapping cusp bukal dan lingual gigi molar
 Utk radiograf tulang alveolar, energi berkas sinar X sebaiknya 70-80
kVp. Gambar yg sedikit lebih terang lebih berguna u/ memeriksa
tulang kortikal.

Gambaran anatomi normal

 Karakteristik tulang alveolar normal:


o Alveolar crest ditutupi oleh selapis tipis tulang kortikal yg
radiopak
o Tinggi crest 0,5-2 mm di bawah CEJ
o Pada gigi posterior, alveolar crest sejajar dgn garis imajiner
Keterbatasan radiograf IO yg menghubungkan 2 CEJ gigi yg bersebelahan
o Pada gigi anterior, alveolar crest berbentuk meruncing dan
 Menampilkan gambar 2D dr objek 3D  defek tulang yg tumpang korteksnya well-defined
tindih dgn dinding tulang lain yg lebih tinggi jd tidak terlihat; hanya o Tulang kortikal alveolar crest bersambung dgn lamina dura
tulang di interproksimal yg terlihat jelas  pakai buccal object rule u/ dan di gigi posterior akan membentuk sudut yg tajam
dpt info 3D misal utk tahu apakah ada kerusakan pada plat kortikal di o Ruang PDL agak sedikit lebih lebar di area servikal akar gigi,
bukal/lingual. terutama di gigi yg erupsi
 Kerusakan tulang terlihat lebih ringan dr yg sebenarnya (karena o Ketebalan bukal-lingual alveolar crest bervariasi  tipis di
destruksi mild tidak cukup u/ menyebabkan perubahan densitas tulang bagian korona  makanya di gambaran 2D, makin ke korona jd
yg terlihat pada radiograf) makin radiolusen
 Tdk menampilkan hubungan jar lunak dan jar keras  tdk bisa lihat
poket Gambaran radio penyakit perio
 Ketinggian tulang diukur dr CEJ dan CEJ sbg titik referensi tdk  Perubahan yg terjadi:
valid jika terjadi overerupsi / erupsi pasif pada gigi yg atrisi parah. o Perubahan morfologi tulang alveolar  hilangnya tulang
Prosedur teknis interproximal crest dan tulang di bukal & lingual gigi
o Perubahan densitas internal tlg alveolar dan pola trabekula 
bertambah/berkurangnya struktur tulang atau campuran
keduanya. Berkurangnya struktur tulang  peningkatan  Bone loss berlanjut ke bawah di sepanjang permukaan
radiolusensi krn penurunan jumlah dan densitas trabekula; akar gigi dan menyebabkan bertambahnya kedalam
peningkatan struktur tulang  peningkatan radiopasitas poket  outline tulang yg tersisa menjadi oblique
(sclerosis) krn peningkatan ketebalan, densitas, dan jumlah  Di tahap awal hanya berupa pelebaran abnormal pada
trabekula. PDL di alveolar crest
Lesi akut  bone loss yg dominan  Bisa memiliki 3 dinding (bukal-lingual masih ada), 2
Lesi kronis  komponen tulang sclerosis yg lebih banyak wall (salah satu plat bukal atau lingual udh ga ada),
dan 1 wall (kalo kedua plat bukal dan lingual udh ga
 Perbahan morfologi tulang alveolar ada)
1) Perubahan tulang awal (early bone changes)  Visualisasi kedalaman poket bisa pake guttap yg
 Anterior = penumpulkan alveolar crest dan tingginya dimasukin ke poket trs difoto  krn guttap bersifat
sedikit menurun tdk fleksible dan radiopak.
 Posterior = hilangnya sudut tajam antara tulang 4) Interdental craters
kortikal alveolar crest dan lamina dura  Berupa depresi dengan 2 dinding yg terbentuk di
 Pokoknya perm kortikal jadi menumpul, irregular, puncak tulang interdental di antara 2 gigi yg saling
diffuse bersebelahan  jd tulang kanselus di bagian tengah
2) Horizontal bone loss dr puncak alveolar mengalami resorpsi
 Yaitu hilangnya tulang alveolar di mana puncaknya  Gambaran radio = berupa area tulang iregular dgn
masih berbentuk horizontal (paralel thd garis densitas yg lebih rendah pada crest dan di dasar
imajiner yg menghubungkan 2 CEJ gigi yg saling creater ini (lebih apikal) adalah tulang dgn densitas
bersebelahan) namun beberapa mm di bawah CEJ normal; gambarannya bisa spt pita / bandlike
(dibawah normal). *arrows = dasar crater

Mild bone 20% tulang yg hilang / 1-2


loss mm di bawah normal
Moderate 20%-50% tulang yg hilang / 2
bone loss mm – setengah akar
Severe bone >50% tulang yg hilang /
loss >setengah akar

3) Vertical bone defects


 Terlokasir pada satu gigi, meskipun kadang dalam
5) Buccal or lingual cortical plate loss
satu individu ada beberap defek vertikal osseus ini
 Bisa terjadi sendiri atau bersama dgn tipe kehilangan
tulang yg lain spt horizontal bone loss
 Berupa peningkatan radiolusensi di akar gigi dekat
alveolar crest; semisircular shadow dgn apeks
radiolusensi tsb ke arah apikal.
 Keterlibatan fukasi di M RB terlihat lebih tajam dr
M RA krn di RA ada akar palatal yg tumpang tindih
dgn defek tulang di furkasi

 Perubahan densitas internal dan pola trabekula tulang


o Radiolusen  berkurangnya densitas dan jumlah trabekula
o Radiopak  tulang sklerotik  deposisi tulang pada trabekula
yg ada shg sumsum tulang mjd lebih kecil  trabekula mjd
lebih tebal
o Produk inflamasi dr lesi perio bisa meluas melewati korteks
dasar sinus maksilaris menyebabkan regional mucositis

6) Osseus deformities in the furcations of multirooted teeth


 Pola kerusakan tulang yg lain pada penyakit perio
 Pelebaran PDL di apeks puncak tulang
o Abses perio
interradikular merupakan bukti kuat adanya
 Terjadi ketika bagian korona dr suatu poket
keterlibatan furkasi  jika sudah terjadi kehilangan
tersumbat atau terhambat oleh benda asing yg
tulang yg cukup banyak di aspek bukal atau lingual
masuk di antara gigi dan gingiva
furkasi tsb  baru muncul radiolusensi yg jelas di
 Klinis = nyeri, bengkak, kadang ada fistula
radiograf
 Akut  tdk ad perubahan di radio
 Rute paling umum untuk terjadinya keterlibatan
 Kronis  area radiolusen sering tumpang tindih dgn
furkasi adalah sisi mesial dr M1 RA
akar, bisa berbentuk bulat dgn gambaran
 Trlihat sbg bayangan J terbalik dgn ujung J-nya itu
rarefaction; kadang ada bridge of bone di korona
di area trifurkasi (utk M RA) atau radiolusensi
lesi yg memisahkannya dr crest alveolar ridge.
triangular tumpang tindih di akar gigi ybs dgn apeks
mengarah ke furkasi
o Periodontitis agresif
 Peridontitis yg bersifat agresif dan kerusakannya
sgt cepat, di pasien yg biasanya < 30 thn
 Kerusakannya tdk sebanding dgn akumulasi plak yg o Pada gigi akar ganda = pelebaran PDL di apeks dan di regio
ada furkasi
 Penyebabnya tdk diketahui; tp faktor yg berperan:  Kontak terbuka
o Bakteri spesifik Actinobacillus o Kontak terbuka  potensi retensi makanan  memicu
actinomycetemcomitans kerusakan jar lunak & respon inflamasi yg berperan dalam
o Defek fungsional PMN terjadinya peny perio terlokalisir
o Respons imun berlebihan o Gigi yg alignment nya jelek  tdk menyebabkan peny perio
o Faktor genetik tapi menciptakan lingkungan yg mendukung terjadinya peny
 Localized  hanya di I dan M1, biasanya onset nya di perio krn menyulitkan pembersihan
usia2 pubertas  Faktor lokal yg mengiritasi
 Generalized  setidaknya 3 gigi lain jg kena selain I o Kalkulus  menyulitkan pembersihan sulkus, mendukung
dan M1 pembentukan plak dan peny perio
 Radio  deep vertical defects o Restorasi defektif  overhangin / poorly contoured

Kondisi dental yg berkaitan dgn penyakit perio Kondisi yg mempengaruhi peny perio

 Trauma oklusi Mempengaruhi pertahanan alami tubuh melawan iritan atau membatasi
o Menyebabkan perubahan degeneratif sbg respons thd kemampuannya untuk repair
tekanan oklusi yg lebih bsr dr toleransi fisiologis jaringan
a. Diabetes mellitus
pendukung gigi
 Mempengaruhi onset dan perjalanan peny perio  resorpsi
o Trauma oklusi tjd krn tekanan oklusi yg terlalu besar atau
alveolar lebih parah dan cepat ; lebih rentan thd abses perio
karena kemampuan jar perio yg menurun krn adanya
 Hanya berpengaruh pada pasien yg DM tdk terkontrol, kalo
kerusakan tulang
terkontrol kondisi perio nya sama aja kayak pasien normal
o Klinis = gigi goyang, facet, perkusi (+), riwayat kebiasaan
tanpa DM
buruk
 DM tdk terkontrol 
o Radio =
o Protein breakdown
 Pelebaran PDL
o Perubahan vaskular degeneratif
 Penebalan lamdur
o Menurunkan resistensi thd infeksi
 Peningkatan jumlah dan ukuran trabekula
o Meningkatkan keparahan infeksi
 Kegoyangan gigi
b. HIV
o Radio = pelebaran PDL
 Kerusakannya cepat  menyebabkan bone sequestration &
o Pada gigi dgn akar tunggal  bentuknya jd hourglass shape
hilangnya gigi
(krn adanya kerusakan tulang pendukung gigi)
 Tdk merespon perawatan perio standard
c. Terapi radiasi aja di sepanjang akar gigi krn
 Menyebabkan tulang jd hypovascular, hypocellular, hypoxic adanya kanal aksesoris atau
 susah remodelling dan lebih rentan thd infeksi  rapid perfor saat PSA atau fraktur
bone loss akar
 Kalo udh osteomyelitis 
inflamasinya udh meluas dan
biasanya di posterior mandibula
Batas tepi Ill-defined dgn gradual blending
pola trabekula normal ke pola
sklerotik atau dr pola normal ke area
bone loss yg radiolusen
Struktur interna Radiolusen / radiopak
Radiolusensi  resorpsi tulang
Radiopak  peningkatan
pembentukan tulang di trabekula yg
sudah ada  jd tampak tebal dan
banyak (menggantikan rongga
sumsum)
Osteomyelitis  adanya sequestra
(tampak sbg area radiolusensi
berbatas ill-defined dgn pulau2

INFLAMMATORY radiopak yg merupakan tulang yg


nonvital)

DISEASE
Efek pada jaringan  Stimulasi pembentukan tulang 
sekitar pola sklerotik
 Resorpsi tulang  area
radiolusensi
 Jika sumber inflamasi adalah pulpa yg nekrosis  lesi pada tulang  Pelebaran PDL (paling lebar di
terbatas hanya di area sekitar gigi  disebut lesi inflamasi periapikal; sumber inflamasi)
tapi jika sudah menyebar ke sumsum tulang dan tidak lagi hanya di  Kalo inflamasinya kronis 
resorpsi akar
sekitar apeks akar gigi  osteomyelitis
 Periosteum mengandung selapis
 Klinis = 4 cardinal signs of inflammation = merah, bengkak, panas, nyeri
sel2 pluripoten yg di bawah
 Gambaran radio
kondisi yg tepat akan
Lokasi  Apeks akar gigi, tp bisa dimana berdiferensiasi mjd osteoblas
dan membentuk tulang baru. Nah Osteomyelitis biasanya melibatkan volume tulang yg lebih besar,
eksudat inflamasi dr infeksi yg pusatnya sudah ga di apeks akar lagi, dan ada sequestra di
ada di tulang dapat menembus radiografnya
korteks dan mengangkat Yg berlanjut ke osteomyelitis  org2 dgn imun yg rendah dan
periosteum dr permukaan tulang peningkatan virulensi mikroorganisme patogen.
dan menstimulasi osteum u/
membentuk tulang baru  lapisan
tulang baru biasanya hampir
paralel dgn permukaan tulang

LESI INFLAMASI PERIAPIKAL


Klinis
Mekanisme penyakit
 Abses  nyeri, gigi goyang, bengkak, perkusi +, palpasi +, fistula
 Merupakan respon lokal tulang di sekitar apeks gigi yg terjadi akibat  Kronis  granuloma/kista  asimptomatik dgn flare-up intermittent
nekrosis pulpa atau akibat peny perio destruktif sehingga merusak jar dimana gigi terasa sakit (eksaserbasi akut) namun ketika asimptomatik
periapikal pun perkusi tetap +
 Nekrosis pulpa bisa disebabkan oleh karies / trauma
 Metabolit toksik dr pulpa yg nekrotik keluar ke area apeks akar dan Gambaran radio
menyebabkan reaksi inflamasi di ligamen perio periapikal dan tulang
Lokasi Apeks gigi / di mana saja sepanjang akar gigi
sekitarnya  periondontitis apikalis  sel yg dominan = PMN 
kalo ada kanal aksesoris / perfor saat PSA /
Tergantung dr keparahannya, neutrofil tsb bisa berkumpul dan
fraktur akar
membentuk pus  abses apikalis  inflamasi AKUT
Batas tepi Umumnya Ill-defined dgn transisi gradual dr
 Sbg usaha utk sembuh dr periodontitis apikalis  tubuh menstimulasi
pola trabekula normal ke pola yg abnormal. Tp
pembentukan jar granulasi yg bercampur dgn infiltrat inflamasi kronis bisa juga well-defined dgn zona transisi yg
yg sebagian besar tdr dari limfosit, plasma sel, histiosit  granuloma tajam dan adanya tepi kortikal
periapikal Struktur interna Perubahan paling awal  pelebaran PDL di apeks
 Epitel yg terperangkap (rests of Malassez  di ligamen perio) bisa yg makin besar dan melibatkan tulang
berproliferasi dan membentuk kista radikular sekitarnya  radiolusen
 Jika infeksi terus berlanjut hingga melibatkan sumsum tulang melalu Seiring berkembangnya lesi, muncul
penyebaran pyogenic organism (bakteri yg menstimulasi respon percampuran/mixed sclerosis dan rarefaction
inflamasi)  abses periapikal bisa jd osteomyelitis (bone loss  radiolusen). Area resorpsi paling
parah adalah di apeks akar, sedangkan pola
sklerotik ada di perifernya. Pola sklerotik ini
memiliki trabekula yg lebih tebal dan jumlah yg **pasien pasca PSA  biasanya area radiolusensi di apikal akan tetap ada dan
lebih banyak dr normal. jd mirip pericapical rarefying osteitis, karena tulang yg sudah rusak tdk
diganti dgn tulang normal melainkan diganti dgn jaringan parut yg terdiri dr
*kalo lesi sebagian besar terdiri dr bone fibrous.
formation = periapical sclerosing osteitis
Kalo sebagian besar resorpsi = periapical OSTEOMYELITIS
rarefying osteitis
Mekanisme penyakit
Efek thd jaringan  Hilangnya lamina dura
sekitar  Pembentukan tulang sklerotik  Merupakan inflamasi pada tulang, di mana inflamasi dpt menyebar ke
 Rusaknya batas kortikal di sekitar lesi,
tulang melibatkan sumsum, korteks, bagian kanselus, dan periosteum.
misalnya dasar sinus maksilaris
 Inflamasi dipicu oleh organisme pyogenic yg berasal dr abses gigi atau
 Memicu periosteal reaction  yg paling
infeksi post-surgical atau bisa jadi tdk ada sumber infeksi yg
sering adalah di DEKAR dasar sinus
teridentifikasi
maksilaris shg menyebabkan tebentuknya
selapis tipis tulang baru yg dbentuk oleh  Bakteri dan produk2nya menstimulasi reaksi inflamasi di tulang 
periosteum yg terinflamasi di dalam sinus menyebabkan resorpsi endosteal pada tulang kortikal  bisa berlanjut
maksilaris = halo shadow hingga ke periosteum  pd pasien yg muda yg periosteum nya masih
 Regional mucositis di sinus maksilaris loosely-attached ke korteks maka eksudat inflamasi akan mengangkat
periosteum dr permukaan korteks dan periosteum akan membentuk
tulang baru  tp ini cuma karakteristik, bukan suatu bentuk
Differential Diagnosis
pathognomonic
 Periapical osseus dysplasia (POD)  susah dibedakan scr radio  Ciri khas dr osteomyelitis  SEQUESTRA (yaitu segmen tulang yg jd
ketika POD masih dalam fase awal yg berupa area radiolusen jd nekrotik krn iskemik yg disebabkan oleh proses inflamasi)
bedanya yg pasti dr pemeriksaan klinis melalui pemeriksaan vitalitas   Tipe osteomyelitis  akut & kronis; terus ada jg Garre’s
pada POD giginya vital. Lesi POD yg sudah matur menunjukkan adanya osteomyelitis = merupakan respons inflamasi pada periosteal yg
struktur radiopak tebal di dalam area radiolusensi. berlebihan; terus ada juga Diffuse sclerosing osteitis = bentuk kronis
 Dense bone island (DBI)  ketika DBI ada di apeks akar jadi mirip dr osteomyelitis di mana respons sklerotik sgt dominan.
sama lesi inflamasi  tp bedanya di DBI, ligamen perio di sekitar  Osteomyelitis bisa sembuh scr spontan atau dgn intervensi antiobiotik
apeks gigi normal (lebarnya seragam) dan biasanya batas tepi DBI yg tepat
well-defined dan tdk ada gradual blending dgn trabekula di sekitarnya
FASE AKUT
 Granuloma / kista  lesi >1cm = kista radikular, dan sering
menyebabkan terdesaknya struktur di sekitar kista tsb dan ekspansi  Infiltrat inflamasi didominasi oleh neutrofil
outer cortical boundaries of the jaw  Perubahan yg menyertai fase akut adalah Garre  eksudat
inflamasi menyebar subperiosteal  mengangkat periosteum dan
menstimulasi pembentukan tulang baru  biasanya di org2 muda
di mana periosteumnya masih longgar dan menganduk sel2
osteogenic potential
 Klinis =
o Mandibula > maksila
o Rapid onset
o Nyeri, bengkak di jar lunak sekitar lesi
o Demam, limfadenopati
o Perkusi + pada gigi yg berkaitan
o Drainase purulen Osteomyelitis akut
o Paresthesia bibir bawah
 Gambaran radio

Lokasi Umumnya di posterior RB


Batas tepi Ill-defined dgn transisi gradual ke
trabekula normal
Struktur interna Radiolusen  di tahap awal
Seiring berkembangnya waktu, baru muncul
area sklerotik, tp ini biasanya di fase
kronis
Efek thd jar sekitar o Resorpsi tulang kortikal
o Periosteal reaction  pembentukan
tulang baru di bawah periosteum yg
sejajar atau sedikit konveks dibanding
permukaan tulang (dan ada garis
Contoh sequestra (panah hitam); periosteal reaction berupa pembentukan tulang
radiolusen yg memisahkan tulang baru
periosteal dgn permukaan tulang  baru (panah putih)
bisa ada beberapa lapisan tulang baru
jd terlihat spt onion-skin 
proliferative osteitis (lebih sering di
anak2)
terisi o/ tulang sklerotik granular
 jd lebih radiopak
 Kalo nyebar ke kondil dan sendi 
septic arthritis

RADIATION INDUCED-CHANGES TO THE JAWS

Mekanisme penyakit
 onion skin apperance
 Radiasi terapeutik terutama di area kepala dan leher  menyebabkan
FASE KRONIS kerusakan sel di jaringan tulang
 Semakin immature tulang, kerusakannya makin besar dibanding tulang
 Fase di mana metabolisme tulang cenderung ke arah peningkatan
yg mature
pembentukan tulang  terbentuknya pola tulang sklerotik di
 Radiasi menyebabkan pembuluh darah di tulang  tulang jd
radiograf
hypocellular dan hypovascular  lingkungan hipoksia  tulang jd
 Nyeri sudah tdk separah fase akut
gabisa healing dgn baik
 Gambaran radio
 Radiasi pada tulang dpt menyebabkan kerusakan tulang tanpa nekrosis
Lokasi Umumnya di posterior RB meskipun kerusakan tsb pada akhirnya menyebabkan tulang lebih
Batas tepi Tepi lebih defined dibanding fase akut, rentan thd nekrosis terutama setelah intervensi bedah.
terdapat transisi gradual antara pola
Gambaran radio
trabekula normal di sekitarnya dan pola
granular padat dr osteomyelitis  Lebih sering di posterior mandibula maupun maksila karena area ini
*ketika dlm fase aktif  batas tepinya dekat dgn area2 yg sering ada tumor malignant jd kena radiasi jg
jd lebih radiolusen dan ga jelas  Setelah perawatan radiasi biasanya ga ada perubahan yg lgsg terlihat
Struktur interna Lebih dominan pola sklerotik  di radiograf
radiopak
 Berupa area resorpsi tulang & struktur internal sklerotik dgn batas ill-
Bisa jd ada area radiolusensi tersebar
defined
di seluruh tulang radiopak  area
radiolusen ini kalo diliat2 ada pulau2
tulang atau sequestra di tengahnya.
Efek thd jar sekitar  Periosteal reaction  onion skin
appearance  tp lama2 area
radiolusen yg memisahkan tulang
baru dgn permukaan tulang akan
OSTEORADIONECROSIS

Mekanisme penyakit

 Kerusakan tulang yg dipicu oleh radiasi dpt menyebabkan kematian


tulang  biasanya dgn dosis > 50 Gy
 Nekrosis tulang = ketiadaan osteosit dalam lakuna

C = sebelum radiasi
D = setelah radiasi  pelebaran PDL

 Nekrosis tulang lebih sering terjadi di mandibula drpd maksila, karena


suplai vaskular di mandibula lebih dikit. Seringkali mukosa yg menutupi
tulang hilang sehingga tulang yg nekrosis tsb jd terekspos

Klinis

 Tulang terekspos setidaknya dalam 3 bulan setelah menerima terapi


Setelah radiasi  kombinasi tulang sklerotik dan destruksi tulang di radiasi
sekitar gigi dan alveolar crest dan pelebaran PDL  Lebih sering di posterior mandibula  krn lokasinya dgn tumor primer
 Gambarannya bisa berupa pelebaran ligamen periodontal yg iregular di jd termasuk area yg terkena radiasi dan krn deket dgn nodus limfa yg
sekitar gigi  biasanya terdeteksi 2 thn setelah radiasi dgn dosis seringkali ada lesi metastatis
radiasi >45 Gy. Efek lainnya adalah resorpsi alv crest yg gambarannya  Fraktur patologis
mirip pada peny perio biasa.  Bisa nyeri/tidak
 Bisa juga jd menyebabkan kerusakan osseus structure spt batas
Gambaran radio
kortikal sinus maksilaris yg jd hilang.
 Mirip dgn osteomyelitis dan radiation-induced changes
 Prominent bone sclerosis
 Identifikasi osteoradionekrosis melalui radio yaitu dgn cara  Gingiva di sekeliling bagian gigi yg udh erupsi terinflamasi ketika ada
menemukan sequestra (seringkali terlihat sbg segmen tulang kortikal debris makanan atau mikroba yg terperangkap di bawah jaringan lunak
yg terlepas / terpisah dr tulang normal)  mirip osteomyelitis tp kalo  Inflamas dr jar lunak tsb bisa meluas ke tulang di sekitar mahkota gigi
di osteoradionekrosis tidak ada periosteal reaction.
Klinis

 Nyeri, bengkak
 Trismus
 Operkulumnya bisa mengalami ulserasi  ini yg jd sumber rasa nyeri

Gambaran radio

 Jika inflamasinya terbatas hanya di jar lunak  tdk ada perubahan di


gambaran radio
 Kalo udh nyebar ke tulang  bervariasi mulai dr rarefaction atau
sclerosis lokal atau bahkan osteomyelitis
Arrow = sequestra
**Sequestra = bagian tulang yg mati dan jd tepisah dr tulang yg Lokasi o Pusatnya adalah di ruang
normal folikular gigi atau mahkota
 Seringnya diagnosis osteoradionekrosis adalah dr klinis  exposed yg masih tertanam di
necrotic bone yg tidak memberikan perubahan signifikan di panoramik tulang
jd lebih baik pakai CT. o Sering di M3 RB
Batas tepi Ill-defined dgn transisi gradual
Manajemen dr pola trabekula normal ke
bagian yg sklerotik
 Sequestrectomy + hyperbaric oxygen + antibiotik  kesuksesannya Struktur interna o Tulang di dekat perikoronitis
rendah krn healing pasca bedahnya buruk seringkali sklerotik dgn
 Lebih baik mencegah!  exo gigi yg kondisi perionya udh jelek dan trabeklula yg tebal
prognosisnya buruk + perbaikan OH sebelum terapi radiasi o Di dekat mahkota ada area
bone loss yg radiolusen
PERIKORONITIS = OPERCULITIS
sehingga follicular space gigi
Mekanisme penyakit terlihat makin besar
Efek thd jar sekitar Sclerosis and rarefaction of
 Yaitu inflamasi pada jaringan di sekitar mahkota gigi yg erupsi surrounding bone
sebagian (partially erupted)  sering di M3 RB
Panah hitam = reaksi tulang sklerotik di dekat korteks folikular
White arrow = periosteal reaction

Anda mungkin juga menyukai