JACKSON’S
Tujuan TRIAD
Orthos (benar, lurus)
Dentos (gigi)
1. Efisiensi fungsional
Ilmu khusus membahas pertumbuhan dan perkembangan 2. Keseimbangan struktural
rahang dan wajah dan pengaruhnya tehadap posisi gigi; 3. Estetis yang harmonis
pengaruh eksternal dan internal thdp perkembangan,
pencegahan dan koreksi pada perkembangan yang
GROWTH SPURT
menyimpang/ terhambat.
- Sebelum lahir
Klasifikasi perawatan:
- 1 tahun setelah lahir
o Preventif (normal;pencegahan)
o Interseptif (awal maloklusi; << keparahan) - Gigi : 8- 11 tahun
o Korektif (maloklusi nyata) Bercampur 7-9 tahun
4
o Bedah - Pubertas : 14-16 tahun
11-13 tahun
Kunci Oklusi Normal (Barnett)
dan lingual
posterior RB
yang
dari
kontaknya cusp bukal
gigi
+
≥4mm: dalam insisal edge
mahkota gigi lebih labial dari area
oklusal
4. Tidak ada rotasi gigi KURVA KURVA
5. Titik kontak gigi baik SPEE WILSON
6. Kurva Spee lurus ( ≤ 1,5mm dari kurva)
-BIOMEKANIKA ORTODONTI-
1. INTRAORAL 3. EKSTRAORAL
Sistem penjangkaran yang Sistem penjangkaran yang
diletakkan pada jaringan diletakkan DILUAR MULUT
lunak DALAM MULUT, dpt Tdd
di mukosa palatum atau pd 1. kranium (occipital
otot2 perioral anchorage) head gear
Tdd Gigi, tulang alveolar, 2. bagian belakang leher
tulang basal (cervical anchorage)
cervical head gear
3. tulang fasial face mask
2. MUSKULAR
-TUMBUH KEMBANG OKLUSI-
Distal dm2 RB
Permukaan
lebih distal dr
distal garis
dm2 RA
lurus
Distal dm2
RB lebih
mesial
Flush/ Vertical Plane
Mesial step
Distal step
Usia 5 tahun :
- Gigitan jadi edge to edge (karena pertumbuhan RB kedepan > dari RA
- Muncul developmental space (ruang antara I RA dan RB karena pertumbuhan rahang ke arah
transversal)
- Muncul primate space (ruang antara distal di2 dan mesial dc RA, distal dc dan mesial dm1 RB
mencegah crowded ante)
Inklinasi i sulung relatif tegak ; I permanen ke labial (kompensasi ruang lebih lebar untuk I
permanen)
Usia 8-9 tahun Fase ugly duckling
- Tekanan gigi C yang sedang erupsi mendorong akar I1 dan I2 RA ke mesial midline
diastema NORMAL! saat gigi C erupsi terjadi perbaikan spontan posisi I1 dan I2
-MALOKLUSI-
1 Intra-Arch 2 Skeletal
3 Inter-Arch
(malposisi gigi individual) Contoh: (malrelasi antar lengkung)
Contoh: - Sagital : RA/ RB
Contoh:
Tipping, displacement/ prognati/ retrognati
- Vertikal : lower facial - Sagital : Klas I/ II/ III
bodily movement/ versi, - Vertikal : Normal?
torsi (rotasi sentris), height
Openbite? Overbite?
torsiversi (rotasi - Transversal: penyempitan/
pelebaran rahang - Transversal : Normal?
asentris), transposisi.
Klasifikasi Angle 3
Distobukal
Crossbite?
cusp M1 RA
Scissorbite?
Mesiobukal cusp permanen beroklusi pada
M1 RA permanen bukal groove M1 RB
beroklusi pada permanen
bukal groove M1
RB permanen KLAS I KLAS II DIV I
I RA proklinasi
Bibir atas hipotonik
Lip trap (bibir bwh di
palatal I atas)
Lengkung RA:
berbentuk V
I1 RA retroklinasi
I2 RA proklinasi KLAS II DIV II KLAS III
Deepbite
Lengkung gigi : persegi
Mesiobukal cusp M1 RA
Aktivitas otot NORMAL
permanen beroklusi pd
interdental antara M1
dan M2 RB permanen
Hubungan Kaninus
KLAS I KLAS II KLAS III
Hubungan Insisivus
-ETIOLOGI MALOKLUSI-
Intrinsik Ekstrinsik
1. Anomali jumlah gigi 1. Herediter (turun lewat kromosom)
- Supernumerary (>> RA) 2. Kelainan kongenital (palato/
- Anadonsia (>> RB) labioschisisi, sifilis kongenital,dll)
- Hypodonsia (hilang 1-6 gigi) 3. Perkembangan/ pertumbuhan yang
- Oligodonsia (hilang >6 gigi) salah pd masa:
2. Anomali ukuran gigi - Prenatal
3. Anomali bentuk gigi - Postnatal
- Geminasi 4. Penyakit & keadaan metabolik yang
- Fusi menyebabkan adanya predisposisi ke
- Dens in dente arah maloklusi:
- Hutchinson teeth - Ketidakseimbangan kelejar
- Peg shaped endokrin (gigantisme/
4. Frenulum labii abnormal dwarfisme)
5. Prematur loss gigi desidui - Gang. Metabolis
6. Persistensi gigi desidui - Penyakit infeksi (rachitis, sifilis,
7. Erupsi gigi permanen terlambat, karena: TBC tulang)
- Tdk ada benih 5. Malnutrisi
- Ada supernumerary 6. Kebiasaan buruk
- Ada radiks desidui 7. Sikap tubuh
- Ada mukosa yang tebal dan kuat 8. Trauma
8. Jalan erupsi yang abnormal Thumb Sucking
9. Ankylosis
- I RA protrusif + I RB retrusif
10. Karies gigi - OJ meningkat
11. Restorasi gigi yang tidak baik - Supraerupsi gigi anterior
- Openbite ante simple tongue thrusting
- Bibir atas hypotonik, bwh hiperaktif
Tongue Thrusting - Kuku bersih + berkalus
Lip Bitting/ Sucking
- Simple kelanjutan dari - Akibat penghentian - Manajemen Palatal crib
prolonged thumb sucking thumb sucking
- Complex akibat inflamasi - I RA proklinasi + I RB - Faset/ aus pd perm oklusal Bruxism
tonsil sakit saat menelan retroklinasi - Hipertrofi otot mastikasi
RB mjd lebih ke bwh gigi tdk - Hipertrofi bibir bwh - TMD
beroklusi ada ruang utk lidah + Cracking of lips - Fraktur gigi + restorasi
bergerak ke depan - Manajemen Lip - Mobiliti gigi
- Gigi RA + RB tidak berkontak Bumper - Manajemen hilangkan stress + occlusal
- Mnjm habit breaker + muscle adjustment utk menghilangkan kontak
exercise + terapi miofungsional prematur + night guard
Mouth Breathing
- MB RB lbh ke bawah ada ruang utk lidah lebih ke bwh dpn melebarkan jalur masuk udara + kepala
tengadah udara masuk >> trjd pertumbuhan vertikal ramus mandibula supra erupsi gig poste open
bite ante long face tekanan otot pipi >> penyempitan lengkung maksila
- Manajemen Hilangkan obstruksi nasal/ faringeal + hentikan kebiasaan (bila perlu pakai vestibular screen) +
RME (Rapid Maxillary Expansion) + terapi miofungsional +rujuk THT + oral screen
-DIAGNOSA ORTODONTI-
1. Keluhan Utama
1 ANAMNESA
Trichion
2. Riwayat Individu
- K.U Tinggi + Berat badan 1/3 wajah
- Kelahiran normal/ komplikasi atas
- Urutan kelahiran Glabella
- Nutrisi lama ASI, lama susu
botol
- Penyakit infeksi yg pernah diderita 1/3 wajah
- Infeksi Sal. Pernafasan tengah
- Kelainan kongenital Subnasal
- Kebiasaan buruk
3. Riwayat Keluarga
1/3 wajah
- Kelainan rahang + gigi pada ayah/
bawah
ibu
Menton
1. Ekstra Oral
Wajah Depan
PEMERIKSAAN KLINIS 2
- Bentuk Wajah : Dolicho Cephaly (> 1.3) - Indeks Fasial :
Meso Cephaly (1- 1,3) Hyper Euryprosopic (x–78,9)
Brachy Cephaly (< 1) Euryprosopic (79,0-83,9)
Tinggi wajah (1/3 wajah tengah + 1/3 wajah bawah) Mesoprosopic (84,0-87,9)
Lebar wajah (Zig-Zig) Leptoprosopic (88,0-92,9)
Hyper Leptoprosopic (93,0-x)
- Proporsi Wajah :
Tinggi wajah
Normal ( 1-1,3) X 100
Lebar wajah
a. Arah Vertikal
1/3 wajah atas : 1/3 wajah tengah: 1/3 wajah bawah
- Simetri Wajah :
b. Arah Horizontal Rule of fifth Simetris/ Asimetris ke kanan atau kiri
Setiap bagian selebar 1 mata a. Arah Transversal Panduan garis
Dasar alar = Lebar intercanthal interpupil + dataran oklusal
Lebar mulut = Jarak tepi tengah iris b. Arah Vertikal Panduan midline wajah
(garis mid-philtrum +mid-glabella)
Wajah Samping
Profil Wajah :
Menurut Graber:
- Cembung (convex) :
Ls Li didepan garis Gla-Pog
- Lurus :
Ls Li tepat pada garis Gla-Pog
- Cekung (concave) :
Ls Li dibelakang garis Gla-Pog
2. Intra Oral
2 PEMERIKSAAN KLINIS
- Tonsil : Normal/ Besar
a. Apel gigi ( Karies, erupsi, radiks, tambalan, dll)
- Lidah : Normal/ Besar (scallop)/ Kecil
b. Keadaan jaringan lunak
- Palatum
- Gingiva : Normal/ Inflamasi/ Fibrous/ Hiperplasia
Indeks Korkhaus (N= 37%-42%)
- Frenulum Labii :
1. Bibir atas ditarik keatas dan ke luar
BLANCH
2. Lihat papila interdental
TEST tinggi
3. Apakah ada daerah pucat atau tidak?
1. PENELANAN
3 ANALISIS FUNGSI
4. PEMERIKSAAN TMJ
Instruksikan pasien melakukan penelanan. Ada clicking? krepitus? Nyeri otot
- Adakah protrusi ujung lidah? pengunyahan? Keterbatasan gerakan
- Kontraksi otot perioral selama menelan? rahang? Kelainan morfologi?
- Tidak ada kontak pada regio molar? Pembukaan mulut maksimum
Jika hal diatas terjadi N: 40-45mm
TIDAK NORMAL dan berada diantara gigi!
5. BERNAFAS
2. BICARA - Mirror test : 2 kaca mulut (1 antara hidung
Instruksikan pasien untuk membaca artikel dan mulut, 1 dimulut) berembun?
atau berhitung 1-20. - Butterfly test : kapas diatas bibir atas
- Amati pelafalannya! dibawah hidung terhembus?
- Pasien yg punya kebiasaan menjulurkan - Water Test : menahan air dalam mulut
lidah SULIT melafalkan huruf s, t, j kesulitan? Tumpah?
- Pasien dengan celah langit2 akan memiliki
suara hidung 6. PENUTUPAN MULUT
3. TERTAWA
Instruksikan pasien untuk tersenyum lebar
(beri video lucu, candaan)
- Amati apakah sebagian besar gusi terlihat
atau tidak!
VDI VDO
- Kepala tegak lurus terhadap lantai
- Instruksikan pasien berhitung 1- FREE - Keadaan oklusi sentis
10, saat hitungan ke sepuluh
WAY - Kepala tegak lurus terhadap lantai
berhenti dan dalam posisi - Tarik garis yang menghubungkan
istirahat SPACE subnasal dan pogonion
- Tarik garis yang menghubungkan - Hitung kedua titik
subnasal dan pogonion Jarak interoklusal pd
mandibula dalam posisi
- Hitung kedua titik
istirahat (N= 2-4mm)
4 ANALISIS MODEL
TRANSVERSAL
SAGITAL RA/RB
RA/RB - Mesio/disto/labio/buko/palato/linguo/versi/torsiv
- Inklinasi: normal/ proklinasi/ retroklinasi - Midline RA :
- Pergeseran gigi posterior Ante Titik pertemuan rugae palatina ke -2 kiri
(mesio/ disto versi dan diastema posterior) kanan
- Labio/ palato/ linguo/ versi/ torsiversi Poste Titik antara fossa palatina kanan kiri / ikuti
- Kurva spee (N= 0-1,5mm) garis raphe mediana
OKLUSI SENTRIK
- Overjet (Horizontal N= 2-3mm)
- Relasi molar/ kaninus
- Crossbite anterior
OKLUSI SENTRIK
- Pergeseran midline
- Crossbite posterior
- Scissor bite
VERTIKAL
RA/RB
- Infra/ Supra versi
OKLUSI SENTRIK
- Overbite (N= 2-3mm)
- Openbite
- Deepbite
-ANALISIS GIGI GELIGI DESIDUI-
- Analisis Moyers
Gigi Bercampur
- Analisis Barendonk
- Analisis Tanaka Jhonston
- Analisis Radiografi
Analisis Moyers
SYARAT Ukuran M-D gigi 42 + 41 + 31 + 32 (7+6,5+6,5+7) = 27 mm Rb
Lengkung gigi 42 + 41 dan 31 + 32 (13+13,5) = 26,5 mm
Selisih A = -0,5 mm
Dibagi 2 tergantung
dari selisih lengkung
dikurang ukuran M-D
Selisih A-RA masing2 kuadran
+1
+0,5 +0,5
Selisih B-RA Selisih C-RA +2 +2,5 +2,5 +3
SI OK 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Stuttzone 20.7 71.7 21.8 22.7 22.7 23.1 23.5 23.8 24
Zahnhogen 69.4 71.4 73.6 75.4 77.4 79.7 81 82.6 84
SI UK 20.6 21.4 22.1 21.9 23.6 24.4 25.1 25.9 26.6
Stuttzone 20 20.6 21.1 21.6 22.3 22.7 23 23.4 23.6
Zahnhogen 60.6 62.6 64.3 66.5 68.2 69.6 71.1 72.7 73.8
Analisis Radiografi
Y1 : lebar M-D gigi permanen yang belum tumbuh
Y1 = X1 x Y2 X1 : lebar M-D gigi permanen yang belum tumbuh diukur dari ro foto
Y2 : lebar M-D gigi sulung yang diukur pada model studi
X2 X2 : lebar M-D gigi sulung yang diukur pada ro foto
-ANALISIS GIGI GELIGI PERMANEN-
- Analisis Bolton
Gigi Permanen
- Analisis Ponts
- Analisis Howes
- Analisis Kesling Set Up
Analisis Bolton
Menentukan rasio secara keseluruhan
91,3 % : normal
Jumlah 12 gigi RB (I1 sampai M1) x 100% < 91,3 % : kelebihan materi gigi RA
Jumlah 12 gigi RA (I1 sampai M1) > 91,3 % : kelebihan materi gigi RB
Analisis Pont
Menentukan kebutuhan terhadap ekspansi lateral
Jumlahkan lebar M-D ke4 insisivus RA
Menentukan jarak premolar
RA pit distal P kanan kiri
RB titik kontak P1 P2 kanan kiri
Menentukan jarak molar
RA fissur bukal M1 ka-ki
RB ujung cusp mesiobukal M1 ka-ki
Pro
Ls
Li
Z spring
Finger Spring
T spring
= pegas jari/ proximal/ interdental/
Menggerakkan M,
palatal finger/ cantilevered spring
P, dan C ke bukal
Menarik gigi ke mesial/ distal
DIAMETER
DIAMETER 0,5- 0,6 mm
0,5mm
PEGAS
Bukal Retraktor Spring Bumpher spring
Menggerakkan
Menarik C ke distal
gigi poste ke bukal
DIAMETER 0,7mm
DIAMETER
Bentuk U loop, V loop 0,6mm
Lingual Spring
Paddle Spring
Menolak gigi terakhir
Pada gigi ante atau
(M) ke bukal
poste
DIAMETER 0,8mm
Reversed LB
Short LB
Long LB
Begg’s LB
Inverted LB
RME
Bersifat skeletal memisahkan
sutura mid palatinal
Lebar maxilla bertambah 10mm,
rata2 0,2-0,5mm pertumbuhan/
SKRUP hari
BERTONNI Screw
Ekspansi transversal dan sagital
BOW Screw
Ekspansi transversal RB
Single Screw
Menggerakkan gigi scr individual
-PIRANTI ORTODONTI LEPASAN-
CONTOH:
FUNGSI: 1. Elastik Kelas II
Sebagai komponen Menarik maksila ke posterior
kekuatan pada ELASTIK RB sebagai penjangkar, RA ditarik
pesawat yang ke distal
menggunakan 2. Elastik Kelas III
kekuatan ekstra oral Menarik mandibula ke posterior
RA sebagai penjangkar, RB ditarik
ke distal
FUNGSI:
- Basis/ landasan komponen lain dari pesawat
BASIS - Retensi
- Penjangkar
- Bite Plate
ANTERIOR BITE PLANE/ BITE PLATE
MACAM2 BITE PLANE:
Penebalan plat pd RA berupa
dataran (pd bagian palatinal
POSTERIOR BITE PLANE/
insisivus RA)
BITE WALL
Fungsi Mengurangi Overbite
Penebalan akrilik pd plat
yang meluas sebagian/
seluruhnya menutupi
permukaan oklusal gigi
posterior
INCLINED BITE PLANE RA
Fungsi Membuka
oklusi Penebalan plat berupa
Pada kasus Crossbite dataran miring pad regio
ante RA PBP anterior RA
diletakkan di daerah Mengurangi overbite
posterior RA untuk insisisal INCLINED BITE PLANE RB
membuka oklusi Menggerakkan RB kedepan Penebalan plat berupa dataran
Pesawat fungsional miring pad regio anterior RB
sederhana Mengoreksi 1 crossbite/ sekelompok
Biasa pd kasus deep bite kecil crossbite ante
dan anomali Klas II Ruang cukup + OB cukup
-PIRANTI ORTODONTI LEPASAN-
MACAM2 KLAMER
RETENSI:
Digunakan pd interdental
papila gigi posterior
DIAMETER: 0,7mm
ADAM CLASP
Korektif
Intersentif
Preventif
Early treament
Preventif Interseptif
Defenisi Antisipasi atau mencegah terjadinya maloklusi Menghambat anomali yang sedang
berkembang dan menuntunnya
kembali ke arah yg benar
Usaha Edukasi orangtua Space regaining (skrup/
Kontrol karies distalisasi)
Perawatan gigi desidui (prematur loss, persistensi) Membuang jaringan lunak dan
Menghilangkan kebiasaan jelek tulang yang menghalangi erupsi
Menjaga keseimbangan oklusi prematur kontak gigi
Pencabutan gigi berlebih
Space maintainer
PERTIMBANGAN:
Metode perawatan masa gigi
- Cukup/ tidak ruang
bercampur, hub Klas I dengan crowded
- Lama perawatan 4-5 tahun
berat dengan cara pencabutan secara
- Prosedur perawatan tidak berurutan secara pasti
berurutan dan kronologis
TEKNIK:
- EXO i2 desidui I1 permanen erupsi
- EXO c des I2 perm akan erupsi (akar
INDIKASI: C tlh terbentuk minimal ½)
SERIAL
- TIDAK ADA kelainan skeletal - EXO m1 des biasanya 6-12 bulan
- Hub molar Klas I EKSTRAKSI sblm erupsi akar P1 telah terbentuk
- Overbite normal minimal ½ sampai ¾ )
- Kekurangan ruang ≥ 10mm - EXO P1 C permanen akan erupsi
- Umur 7-8 tahun - EXO m2 des P2 erupsi
KONTRAINDIKASI: TEKNIK DEWEL:
- Crowded ringan - EXO c des susunan keempat
- Agenesis insisivus teratur
- Diastema - EXO m1 des P1 erupsi
- Deep Overbite - EXO P1 C permanen akan erupsi
-AKTIVASI -
8
1.
Cara mendapatkan ruang:
Proximal stripping/ slicing
2. Expansi rahang
3. Distalisasi
4. Protraksi anterior/ Flaring
5. Derotasi gigi posterior
6. Uprighting molar
7. Ekstraksi