Anda di halaman 1dari 36

INTERPRETASI KISTA & TUMOR

DR. DRG. RINI WIDYANINGRUM, M.BIOTECH

Prodi S1 Pendidikan Dokter Gigi


Topik 3 Semester 4 – Kelainan Dentomaksilofasial
INTERPRETASI LESI INTRAOSEOUS
Prins ip LoPISSS
Interpretasi lesi yang tampak pada radiograf
harus mencantumkan informasi antaralain : • Location → Lokasi
anatomis lesi
 Site or anatomical position
• Periphery/outline/edge →
 Size tepi lesi
 Shape • Internal structure →
 Outline/edge or periphery struktur internal lesi
• Size → ukuran (vertical
 Relative radiodensity / internal structure dan horizontal)
 Effects on adjacent surrounding structures • Shape → bentuk lesi
 Time present – if known. • (effect on) Surrounding
structures → efek lesi
Referensi : White and Pharoah, Oral Radiology Principles and
Interpretation, 7th ed, pp 288-301
terhadap jaringan sekitar
TAHAPAN INTERPRETASI LESI
INTRAOSSEOUS PADA RADIOGRAF
INTERPRETASI KISTA
KIS TA ODO NTO G E NIK - KIS TA NO N-O DO NTO G E NIK – C Y S TL IK E L E S IO N
KISTA
DEFINISI DAN GAMBARAN RADIOGRAFIS
Kista Dentigerus
 Kis ta adalah kavitas (rongga) patologis yang berisi
cairan, yang dilapisi epitelium serta jaringan ikat
tertentu pada dinding terluarnya.
 Gambaran radiografis kis ta → area radiolus en
berbentuk membulat, batas jelas (well defined),
dengan tepi lesi berupa area radiopak Kista Radikular
tipis/terkortifikas i.
 Efek kis ta terhadap jaringan s ekitarnya →
pergeseran gigi, resorbsi akar gigi, ekspansi tulang
kortikal mandibula dan antrum maksila.
Simple Bone Cyst
KLASIFIKASI KISTA

Odontog enic Cys ts Nonodontog enic Cys ts


 Radicular C yst
 Nasopalatine C yst
 Residual C yst
 Nasolabial C yst
 L ateral Periodontal C yst
 Dentigerous C yst
Cys tlike Les ions
 Keratocystic Odontogenic
 S imple Bone C yst (S BC )
Tumor (KO T)
KISTA ODONTOGENIK
KIS TA RA DIKUL A R – KIS TA RE S IDUA L – KIS TA L ATE RA L PE RIO DO NTA L – KIS TA
DE NTIG E RUS - KO T
KISTA RADICULAR (RADICULAR CYST)
 Sinonim : Kista periapikal, kista apikal periodontal, kisat dental.
 Merupakan jenis kista yang paling banyak ditemukan pada rahang.
 Asimtomatis (tidak disertasi keluhan), kecuali jika disertasi infeksi sekunder.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → pada apikal gigi non vital.
o Tepi & bentuk → jelas/tegas, terkortikasi (well defined cortical border),
bentuk membulat/oval/sirkular.
o Internal lesi → radiolusen
o Ukuran → > 2 cm
o Efek → pergeseran gigi terdekat, resorbsi akar gigi, ekspansi tulang kortikal.
Jarang terjadi : invaginasi ke sinus maksila, pergeseran canalis mandibula ke
inferior.
 Differential Diagnosis (DD) / Diagnosis Pembanding : granuloma periapikal,
periapical pocket cyst.
KISTA RESIDUAL (RESIDUAL CYST)
 Merupakan kista yang ditemukan setelah pengambilan kista primernya. Sering
ditemukan setelah gigi dicabut.
 Asimtomatis, pada radiograf tampak di area edentulous.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → pada area edentulous , pada rahang bawah ditemukan di atas
canalis mandibula.
o Tepi & bentuk → jelas/tegas, terkortikasi (well defined cortical border)
→ kecuali jika terjadi infeksi sekunder. bentuk membulat/oval/sirkular.
o Internal lesi → radiolusen
o Ukuran → > 2 cm
o Efek → pergeseran gigi terdekat, resorbsi akar gigi, ekspansi tulang kortikal.
Jarang terjadi : invaginasi ke sinus maksila, pergeseran canalis mandibula ke
inferior.
 DD: keratocystic odontogenic tumor (KOT) karena dapat ditemukan soliter
seperti kista residual.
KISTA
LATERAL
 Asimtomatis, diameter < 1 cm. Apabila terjadi infeksi sekunder → menyerupai
abses periodontal
 Gambaran radiografis :
(LATERAL o Lokasi → lateral akar gigi yang vital, umumnya gigi 1 sd P2 RB dan gigi
anterior RA.
PERIODONTAL
o Tepi & bentuk → jelas/tegas, terkortikasi (well defined cortical border) →
CYST) kecuali jika terjadi infeksi sekunder. bentuk membulat/oval/sirkular.
o Internal lesi → radiolusen
o Ukuran → umumnya kecil dan unilocular, bisa juga ditemukan multilocular.
o Efek → jika ukuran kecil: hilangnya lamina dura pada gigi yang terlibat. Jika
ukuran besar: pergeseran gigi.
 DD: KOT kecil, foramen mentalis, neurofibroma kecil, kista radicular pada kanalis
lateral (kanalis asesoris)
KISTA DENTIGERUS
(DENTIGEROUS CYST / FOLICULAR CYST)
 Kista yang mengelilingi mahkota gigi impaksi dengan gambaran folikel gigi > 5
mm. Sering ditemukan pada impaksi gigi supernumerary.
 Asimtomatis. Terdapat area yang tidak bergigi, benjolan, dan asimetri wajah.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → epicenter lesi terletak diatas mahkota gigi yang impaksi. Kis ta
dentigerus berikatan pada cemento-enamel junction (CEJ) gigi
yang impaks i.
o Tepi & bentuk → jelas/tegas, terkortikasi (well defined cortical border)
→ kecuali jika terjadi infeksi sekunder. Bentuk membulat/oval/sirkular.
o Internal lesi → radiolusen disertai area radiopak berupa benih gigi impaksi
o Efek → pergeseran gigi terdekat, resorbsi akar gigi, ekspansi tulang
kortikal. Jarang terjadi : invaginasi ke sinus maksila.
o DD: hiperplasi folikel (ukuran normal folikel 2-3 mm), KOT, ameloblastic
fibroma, cystic ameloblastoma
KERATOCYSTIC ODONTOGENIC TUMOR (KOT)
/ ODONTOGENIC KERATOCYST (OKC) / PRIMODIAL CYST
 Tumor jinak dengan gambaran mirip kista dengan tepi lesi berupa jaringan
epitel berkeratin, dapat ditemukan pada gigi impaksi (mirip kista dentigerus).
 Asimtomatis, kecuali jika terjadi infeksi sekunder (terasa nyeri). Kadang
disertasi pembengkakan ringan.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → pos terior mandibula dan ramus, epicenter lesi di atas
canalis mandibula.
o Tepi & bentuk → jelas/tegas, terkortikasi (well defined cortical border)
→ kecuali jika terjadi infeksi sekunder. Bentuk membulat/sirkuler/oval atau
tepi nya scalloped
o Internal lesi → Radiolusen unilocular atau multilocular. Dapat disertai
area radiopak berupa benih gigi impaksi atau gambaran septa internal
apabila multilocular.
o Efek → ekspansi tulang kortikal. Jarang terjadi : pergeseran gigi terdekat,
resorbsi akar gigi, invaginasi ke sinus maksila.
 DD: kista dentigerus, odontogenic myxoma, simple bone cyst
KISTA NON-ODONTOGENIK
KIS TA DUKTUS NA S O PA L ATINA – KIS TA NA S O L A BIA L
KISTA NASOPALATINA
(NASOPALATINE CYST)
 Sinonim : kista kanalis nasopalatina, kista kanalis incisivus, kista duktus nasopalatina,
kista median palatina, kista median maksila anterior
 Umumnya asimptomatis, berukuran kecil, tampak bengkak pada palatum atau
maksila.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → midline anterior, pada foramen atau ductus nasopalatina. Jika meluas
ke palatum keras → kista median palatina, jika meluas ke inter-incisivus → kista
median maksila anterior
o Tepi & bentuk → jelas/tegas, terkortikasi (well defined cortical border) →
kecuali jika terjadi infeksi sekunder. Bentuk membulat/oval/sirkular, jika
superimposisi dengan spina nasalis anterior akan tampak gambaran ‘heart
s hape’.
o Internal lesi → radiolusen, dengan bercak radiopak jika ada kalsifikasi distrofik.
o Efek → gigi incisivus sentral divergen, resorbsi akar gigi, ekspansi tulang kortikal.
o DD: foramen incisivus yang besar, kista radicular pada gigi incisivus sentral atas.
KISTA NASOLABIAL
(NASOLABIAL CYST / NASOALVEOLAR CYST)

 Jarang ditemukan. Umumnya berukuran kecil pada lipatan


nasolabial, dapat meluas ke dasar kavitas nasal, distorsi lubang
hidung, bibir atas tebal, dan disertasi nyeri.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → berasal dari jaringan lunak pada apikal gigi insivus
atas. Umumnya tidak tampak jelas pada radiograf 2D.
Sehingga perlu pemeriksaan CT.
o Tepi & bentuk → jelas/tegas. Bentuk
Radiograf oklusal membulat/oval/sirkular.
– kista nasolabial
o Internal lesi → radiolusen, homogen.
o Efek → erosi tulang
o DD: abses dentoalveolar akut
Citra
axial CT
LESI YANG MENYERUPAI KISTA
(CYSTLIKE LESION)
- S IMPL E BONE C Y S T -
KISTA TULANG (S IMPL E BONE C Y S T / SBC)
 Sinonim : traumatic bone cyst, hemorrhagic bone cyst, extravasation cyst,
progressive bone cavity, solitary bone cyst, unicameral bone cyst.
 Merupakan kavitas pada tulang yg dilapisi jaringan ikat, kosong atau berisi cairan.
Tidak memiliki lapisan epitel sehingga bukan merupakan kis ta.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → banyak ditemukan pada mandibula, terutama bagian posterior dan
ramus, sering ditemukan dengan cemento-osseous dan fibrous dysplasia.
o Tepi & bentuk → variatif : well-defined dengan kortek hingga ill-defined dengan
tepi membaur dengan tulang sekitarnya.
o Internal lesi → radiolusen, multilocular (jarang ditemukan)
o Efek → umumnya tidak berefek terhadap gigi, jarang menyebabkan pergeseran
dan resorbsi gigi.
o DD: KOT, kista radikuler, kista lateral
HIPERPLASIA
TORUS PALATINUS - TORUS MANDIBULARIS – HIPERESTOSIS – DE NS E BONE
IS L A ND
HIPERLASIA
TORUS PALATINUS - TORUS MANDIBULARIS – HIPERESTOSIS - DBI
 Bukan merupakan
tumor karena potensi
pertumbuhannya
terbatas
 Merupakan respon
terhadap stimulus,
tanpa keluhan Dense bone island (DBI)
(asimptomatis).
Torus palatinus
 Gambaran radiografis:
area radiopak
berbatas tegas

Torus palatinus
Hyperostosis/exostosis
INTERPRETASI TUMOR ORAL
TUMO R BE NIG NA DA N TUMO R MA L IG NA
TUMOR ORAL
Tumor Benigna Tumor Maligna
 ‘Tumor jinak’  ‘Tumor ganas’
 Tumbuh lambat, asimtomatik (tidak sakit),  Tumor dengan pertumbuhan tidak terkontrol, bersifat invasif lokal,
perluasan lokal, tidak menyebar melalui metastase.
dan mengalami metastase.
 Gambaran radiografis secara umum:
 Gambaran radiografis secara umum :
o Letak : Tumor odontogenic → pada prosesus
alveolaris (di atas canalis mandibula); Tumor o Letak : area oral dan maksilofasial bagian manapun.
neurovascular → di dalam canalis mandibula;
Tumor kartilago → area kondilus o Tepi : tidak tegas/tidak jelas, ill-defined border, tidak ada
o Tepi : Jelas/tegas, well defined, kadang gambaran kortikasi maupun enkapsulasi → infiltrating pattern,
terkortikasi. finger-like extension. Bentuk : ireguler
o Internal lesi : rediopak, radiolusen, mix o Internal lesi : umumnya radiolusen
radiopak-radiolusen
o Efek : destruksi jaringan di sekitarnya, destruksi tulang alveolar
o Efek : pergeseran gigi, resorbsi akar gigi,
ekspansi dan perforasi tulang kortikal, reaksi → floating teeth, pembentukan spikula tulang → gambaran ‘hair-
pada periosteal. on-end’ atau ‘sunburst’. Reaksi periosteal → gambaran ‘onion skin–
like’
TUMOR BENIGNA

Tumor benigna cenderung


berbentuk oval/membulat. Tumor benigna dapat menyebabkan ekspansi
Perluasan tumor dapat tulang kortikal dan memicu remodeling tulang
menyebabkan pergeseran pada periosteum
gigi
TUMOR BENIGNA
A ME L O BL A S TO MA – C E O T – ODO NTO MA – BE NIG N C E ME NTO MA
TUMOR BENIGNA
▪ Odontogenic tumor
➢ Ameloblastoma
▪ Odontogenic Ephitelial Tumors
➢ Calcifying ephitelial odontogenic tumor (CEOT)
▪ Mixed Odontogenic tumor:
➢ Odontoma
▪ Benign cementoma
AMELOBLASTOMA
 Tumor odontogenik yang terbanyak. Berasal dari epitel
odontogenik. Agresif, invasif lokal, tidak metastase. Tanpa keluhan.
Intraoral: benjolan dengan kondisi mukosa normal, gigi goyah.
 Terdiri 3 tipe : solid/multikistik, unikistik, and desmoplastik.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → mandibula, regio molar&ramus, area gigi 8 atas.
o Tepi & bentuk → well-defined, tepi kortikal. Beberapa tampak
irregular dengan tepi ill-defined.
o Internal lesi → radiolusen unilokular atau multilokular, dg pola
honeycomb atau soap bubble.
o Efek → resorbsi dan pergeseran gigi, ekspansi tulang kortikal
(pola eggshell), reaksi periosteal.
 DD: kista dentigerus, odontogenic keratocyst, giant cell
granuloma, odontogenic myxoma, ossifying fibroma
CALCIFYING EPITHELIAL ODONTOGENIC TUMOR / CEOT
(PINDBORG TUMOR)

 Jarang ditemukan (1% dari tumor odontogenik). Tumor tulang


yang disertasi kalsifikasi. Mirip ameloblastoma namun disertasi
dg kalsifikasi, dan kurang agresif dibandingkan ameloblastoma.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → mandibula, bisa ditemukan dekat dg gigi impaksi.
o Tepi & bentuk → well-defined cystlike cortex. Beberapa
tampak irregular dengan tepi ill-defined.
o Internal lesi → mixed radiopak & radiolusen, unilokular atau
multilokular, radiopak berupa trabekula ke berbagai arah.
o Efek → pergesaran gigi, menghalangi erupsi gigi, ekspansi
mandibula.
o DD: ameloblastoma, kista dentigerus,
BENIGN CEMENTOBLASTOMA
(TRUE CEMENTOMA)

 Tumor mesenkim yg berkembang lambat, terdiri dari jaringan


menyerupai sementum, membulat pada apek gigi atau
superimposisi dengan akar.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → mandibula, gigi premolar dan molar
o Tepi & bentuk → well-defined, dengan area radiolusen di
dalam tepi kortikal.
o Internal lesi → mixed radiopak & radiolusen, dominan
radiopak, pola amorphous atau wheel spoke pattern.
o Efek → resorbsi eksternal akar gigi, ekspansi kortikal,
perforasi, reaksi periosteal.
 DD: periapical osseous dysplasia, periapical sclerosing osteitis,
DBI, and hypercementosis.
ODONTOMA
 Tumor yang dicirikan dengan jaringan email, dentin sementum,
dan pulpa dalam berbagai tahap histodiferensiasi. Berkembang
lambat. Merupakan jenis hamartoma.
 Terdiri 2 tipe : odontoma compound dan odontoma complex.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → tipe compound banyak ditemukan pada rahang
Compound odontoma
atas, tipe complex di area posterior mandibula.
o Tepi & bentuk → well-defined. Tampak kapsul radiolusen
dalam tepian yg terkortikasi.
o Internal lesi → radiopak. Tipe compound → menyerupai
dentikel, tipe complex → masa terkalsifikasi ireguler.
o Efek → menghalangi erupsi gigi permanen.
 DD: ossifying fibroma, periapical osseous dysplasia, DBI
Complex odontoma
TUMOR MALIGNA
S QUA MO US C E L L C A RC INO MA
A A, Ill-defined, tepi invasif dg destruksi tulang.
E.1
B, destruksi kortikal (dasar antrum) dg masa jaringan lunak pd apikal gigi.

C, Invasi tumor sepanjang membran periodontal → penebalan membran


B periodontal. 2

D, lesi multifocal pada apikal dan papila gigi permanen muda, disertasi
kerusakan korteks dan pergeseran gigi ke oklusal. 3

E, Empat tipe kerusakan tulang kortikal dan reaksi periosteal (1)


C destruksi tulang kortikal tanpa reaksi periosteal (2) destruksi tulang 4
kortikal dg reaksi pembentukan tulang periosteal berlapis, (3) destruksi
tulang kortikal dengan reaksi periosteal bentuk segitiga Codman’s, (4)
reaksi periosteal tipe spikula / sunray appearance.
F
F, destruksi tulang sekitar gigi → floating teeth.
D

GAMBARAN RADIOGRAFIS
TUMOR MALIGNA
SQUAMOUS CELL CARCINOMA
(EPIDERMOID CARCINOMA)
 Jenis malignansi yang terbanyak pada rongga mulut.
 Intraoral: lesi putih atau merah, ulseratif, masa jaringan lunak,
parastesi, nyeri, foul smell, trismus, kehilangan gigi, hemoragi.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → di area oral manapun, tapi lebih sering pada
mandibula.
o Tepi & bentuk → ill-defined, tidak terkortikasi. Bentuk
irregular atau membulat.
o Internal lesi → radiolusen.
o Efek → destruksi cavitas nasal, destruksi tepi kortikal
canalis mandibula, floating teeth.
 DD: metastase karsinoma, fibrosarcoma, multiple myeloma,
apabila kecil menyerupai kista radicular.
OTHER BONE DISEASE
FIBRO US DY S PL A S IA - PE RIA PIC A L OS S E O US DY S PL A S IA
FIBROUS DYSPLASIA
 Perubahan metabolisme tulang lokal → tulang cancellous digantikan oleh
jaringan fibrosa → gambaran tulang abnormal yg variatif
 Gambaran radiografis :
o Lokasi: dominan di rahang bawah posterior, unilateral. Soliter dan
multipel.
Fibrous dysplasia tahap awal dan tahap akhir
o Tepi & bentuk → ill-defined, campuran trabekula normal ke abnormal
o Internal lesi → trabekula abnormal (lebih pendek, tipis, ireguler) dg
densitas dan pola trabekulasi bervariasi. Lesi tahap awal lebih radiolusen,
lesi tahap akhir lebih radiopak → pola: ground-glass appearance,
menyerupai kulit jeruk, pola cotton wool, amorphous, dense pattern,
fingerprint,
o Efek → hampir tidak berefek ke jaringan sekitar. Penipisan korteks apabila
ukuran fibrous dysplasia besar.
 DD: kondisi tulang pada penderita hyperparathyroidism dan Paget’s disease;
osteomyelitis, osteogenic sarcoma
FIBROUS DYSPLASIA

Pola granular / ground-glass Fibrous dysplasia - pola cotton-wool

Fibrous dysplasia - Pola fingerprint

Referensi : White and Pharoah, Oral Radiology Principles


and Interpretation, 7th ed, p.423
Fibrous dysplasia - pola orange peel
PERIAPICAL OSSEOUS DYSPLASIA
(POD)
 Sebelumnya dikenal dg periapical cemental dysplasia (PCD).
 Perubahan metabolisme tulang secara lokal→ tulang cancellous
digantikan oleh jaringan fibrosa dan tulang amorphous.
 Gambaran radiografis :
o Lokasi → apikal gigi vital. Umumnya soliter, namun dapat
multipel
POD tahap awal POD tahap akhir
o Tepi & bentuk → well-defined, kadang tepinya sklerotik.
Bentuk membulat atau ireguler.
o Internal lesi → Tahap I: radiolusen. Tahap II: mixed
radiopak&radiolusen, Tahap akhir: radiopak.
o Efek → hilangnya lamina dura dan ligamen periodontal pada
apeks gigi. Memicu sclerotic bone.
 DD: POD tahap awal: periapical rarefying osteitis, POD tahap
POD tahap awal – mixed – akhir (mature) akhir: benign cementoblastoma.
TERIMA KASIH …

Anda mungkin juga menyukai