Anda di halaman 1dari 50

KISTA RADIKULER

• Kista odontogen yg paling banyak ditemukan


• Inflamasi + invasi bakteri pada pulpa → kematian pulpa
→ degenerasi pulpa
• Sering sbg kelanjutan granuloma pada gigi non vital

Klinis:
• Gigi non vital dg karies dalam/restorasi besar/tx
endodontik/pasca trauma
• Asimtomatik, kecuali ada keradangan dan ekspansi
• Perkusi negatif
• RA > RB, terutama I dan C
Radiografik:
• Radiolusen, unilokuler, batas jelas/radiopak
• Bila batas tidak radiopak sulit dibedakan dg granuloma,
kecuali diameternya > 1cm
• Kadang2 → resorpsi akar internal dan atau eksternal

Diagnosa banding:
1. Granuloma periapikal
2. Defek reseksi apeks
3. K. lateral periodontal/ odontogenic keratocyst bila kista
berasal dari I2 RA diantara I2 & C
4. Periapical cemental dysplasia stadium awal
Kista
Beradang

Kista Radikuler

Kista Dentigerous
KISTA DENTIGEROUS
• Mengelilingi mahkota gigi impaksi
• Terbanyak setelah kista radikuler
• 5% kasus pd gigi kelebihan terutama mesiodens
• Pada gigi pergantian tumbuh di sekitar mhk permanen
pengganti yg akan erupsi → kista erupsi

Klinis:
• Sering M3 RB, M3 RA, C RA
• Tidak terlihat gigi, kdg ada pembengkakan, palpasi keras
• Asimtomatik, kdg parestesi
• Kista erupsi → sakit → menekan pulpa terbuka gigi
sulung o.k resorpsi akar fisiologis
• Cenderung ekspansi → asimetri wajah
Radiografik:
• Radiolusen dg batas radiopak di atas mhk gigi impaksi,
unilokuler, diameter dpt > 3cm, selalu melekat pd cej
• Dapat meresorpsi akar gigi sebelahnya, dislokasi gigi
bersangkutan
• Di RA dpt meluas ke antrum, di RB dpt menekan canalis
mandibula ke inferior

Diagnosa banding:
Ameloblastoma, amelobastic fibroma, calcifying
odontogenic cyst, kista radikuler pd apeks gigi sulung,
odontogenic keratocyst
KISTA RESIDUAL
Dapat berkembang dari:
• Sisa k. radikuler/ k. lateral periodontal/ k. dentigerous
• Degenerasi kistik dr sisa granuloma setelah pencabutan
• Sisa epitel dr ligamen periodontal setelah pencabutan

Klinis:
• Lbh sering pria dewasa dg riwayat pencabutan
• RB > RA
• Asimtomatik, terdeteksi tidak sengaja dr pemeriksaan
radiografik kecuali beradang atau ekspansi
Radiografik:
• Radiolusen dg batas radiopak, tepi halus, pada regio
tidak bergigi o.k pencabutan
• Episenter pada daerah periapikal, RB → di atas kanalis
mandibula, bila besar dpt mendesak kanalis ke inferior

Diagnosa banding:
1. Odontogenic keratocyst
2. Traumatic bone cyst
Kista Residual
ODONTOGENIC KERATOCYST
• Kista odontogen yg non inflamasi
• Dari dental lamina → gangguan pertumbuhan →
degenerasi kistik
• Tingkat kekambuhan tinggi (5 - 10 th stlh operasi)

Klinis:
• Anak-anak – usia lanjut, terbanyak 20 - 30 th
• Pria > wanita ; RB > RA
• Dapat pada regio tidak bergigi
• Asimtomatik, pembengkakan sedikit o.k tumbuh ke
internal tulang → ekspansi sedikit, kec di ramus dan
proc.coronoideous
Radiografik:
• Sulit dibedakan dg kista odontogen lainnya
• Radiolusen batas radiopak, unilokuler/kdg multilokuler,
tepi halus/ireguler
• 90% di posterior C RB, 50% di ramus mandibula
• Diameter dapat > 5cm
• Dislokasi, resorpsi gigi sekitarnya

Diagnosa banding:
1. Kista residual
2. Traumatic bone cyst
3. Kista dentigerous
4. Ameloblastoma (awal) & odontogenic myxoma
Odontogenic Keratocyst
KISTA LATERAL PERIODONTAL
Tumbuh pd periodontium, meluas ke tulang
interproksimal antara apeks dan puncak alveolar
→ tumbuh intraosseous = k.lateral periodontal
→ tumbuh ekstraosseous = k.gingiva

Klinis:
• Klinis teridentifikasi sbg kista gingiva
• Asimtomatik
• RB > RA, I2 – P2 RB dan antara I2 & C RA
• Px rata2 50 th
Radiografik:
• Radiolusen oval/bulat, diameter < 1cm, batas jelas,
diantara cervical margin dan apeks gigi sebelahnya.
• Kontak/ tidak kontak dg akar gigi
• Unilokuler, kdg tdd beberapa kista kecil shg seperti
multilokuler

Diagnosa banding:
1. Abses periodontal
2. Kista radikuler
3. Ameloblastoma kecil, bila tdd bbrp kista kecil
4. Foramen mentale (anatomis)
Kista Lateral Periodontal
CALCIFYING ODONTOGENIC CYST
• Sangat jarang
• Karakteristik spt kista dan spt neoplasma o.k proliferatif
dan cenderung terus tumbuh tp sangat lambat
• Gb histologis mirip ameloblastoma tp benar2 kista dan
jinak

Klinis:
• Plg sering wanita < 40 th, pria > 40 th
• Asimtomatik, ada pembengkakan
• Ekspansi dpt merusak cortical plate → teraba
• Sering I & C RA → erupsi gigi terhalang
Radiografik:
• Radiolusen unilokuler atau multilokuler
• Batas jelas dg dinding halus atau batas tdk jelas dan
ireguler
• Ada bercak radiopak (foci hasil kalsifikasi) dalam area
radiolusen

Diagnosa banding:
1. Kista dentigerous
2. Adenomatoid odontogenic tumor
3. Ameloblastic fibroodontoma
Calcifying Odontogenic Cyst
KISTA KANALIS NASOPALATINA
Klinis:
• 10% dari semua kista rahang
• Px 40 – 60 th, pria 3X lbh banyak
• Asimtomatik
• Sedikit pembengkakan pd posterior papila palatina. Bila
dekat permukaan → fluktuasi, mukosa kebiruan
• Ekspansi → bengkak di bawah frenulum → resorpsi akar
eksternal dan divergensi akar I RA
Radiografik:
• Radiolusen bulat/oval/bentuk hati di daerah kanalis
nasopalatina, sering superimposed dg akar I1 RA
• Gb bentuk hati → bila superimposed dg nasal septum
• Letak kista tdk selalu simetris

Diagnosa banding:
1. Fossa insisivus yg berukuran besar
2. Granuloma periapikal/ kista radikuler
3. Kista dentigerous, bila ada mesiodens
Kista Kanalis Nasopalatina
TRAUMATIC BONE CYST
• Bukan kista sebenarnya
• Rongga dlm tulang, dibatasi jar.ikat, kosong/berisi
cairan, tp tdk mempunyai batas epitel o.k.itu bukan
termasuk kista sebenarnya
• Etiologi belum pasti, tidak ada bukti krn trauma

Klinis:
• Rata2 17 th, pria : wanita = 2 : 1
• Asimtomatik
• Jarang ekspansi dan dislokasi gigi
• Gigi terlibat vital
• Ditemukan tidak sengaja dr radiografik
Radiografik:
• Hampir semua di RB, terutama posterior dan ramus
mandibula
• Batas lbh jelas pd tl.alveolar sekitar gigi dibandingkan yg
dekat inferior mandibula
• Oval atau scallop border , terutama antara akar dan gigi
• Lamina dura utuh atau sedikit terputus-putus
• Tumbuh memanjang di mandibula, ekspansi minimal

Diagnosa banding:
• Odontogenic keratocyst
Traumatic Bone Cyst
SINUS MAKSILARIS
FUNGSI SINUS MAKSILARIS :
1. Memberi resonansi suara
2. Sebagai ruang penyimpan udara, menghangatkan dan
membasahi udara pernafasan, shg menghasilkan udara
hangat dari sinus.
3. Mengurangi berat tengkorak

ANATOMI SINUS MAKSILARIS :


- Bentuk piramida terbalik
- Ruang sinus berisi udara yang dikelilingi oleh muco-
periosteum dg pseudo stratified siliata kolumner epithelium
- Menempati sebagian besar tulang maksila.
- Letak di belakang rongga hidung
- Permukaan dalam halus, bersudut dg septa yg menonjol
- Dinding lateral mengandung kanal yg berisi syaraf & pemb.
darah → unt. supply nutrisi gigi posterior RA.
- Pada usia 3 th besar sinus ½ dari ukuran orang dewasa
- Ukuran sinus rata-rata :
panjang → 34 mm (antero - posterior)
lebar 23 mm (medio - lateral)
tinggi 33 mm (supero – inferior)
-Kapasitas rata-rata orang dewasa 10-20 ml.

SINUS MAKSILARIS :
 DIINERVIR OLEH SARAF:
N. trigeminus; N. palatinus mayor; N. alveolaris superior,
Cab. N. infra orbitalis
 DISUPLAY DARAH OLEH:
a. maksilaris; a. palatinus mayor; a.palatinus postero-
superior dan a. palatinus antero-posterior
GAMBARAN RADIOGRAFIK SINUS MAKSILARIS :

- tampak gambaran sangat radiolusen di ruang sinus


- dibatasi out line radiopak yg jelas & teratur, tdk terputus
- bentuk garis radiopak dg huruf “W”
TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI :

1. Periapikal, tampak :
- sebagian dasar sinus maksilaris - hubungan dg gigi posterior RA
2. Panoramik, tampak :
- dasar sinus maksilaris - dinding posterior
- dasar dari cavum sinus maksilaris - hubungan dg gigi posterior RA
- membandingkan 2 sisi
3. Oblique oklusal RA, tampak :
- dasar sinus maksilaris
- ½ bag. Bawah sinus maksilaris
- hubungan dg gigi posterior RA
4. Tomografi linear sagital, tampak :
- cavum sinus utama - dasar sinus maksilaris
- dinding posterior, anterior, lateral medial
5. Water’s, tampak :
- cavum sinus utama
- dinding lateral, superior, medial
- membandingkan 2 sisi
MACAM-MACAM PENYAKIT PADA ANTRUM /
ANTRAL / CAVUM SINUS
Tanda-tanda umum yg hrs diperhatikan :
1. Gambar radiografik, radiolusen dalam antrum :
- total
- partial
- bentuk, luas, letak → hrs dibandingkan sebab tergantung
kadar cairan.
2. Dinding sinus
- diskontinyu ok. fraktur
- perubahan integritas ok. desakan tumor intrinsik atau
ekstrinsik
3. Perubahan bentuk sinus :
- adanya ekspansi tumor
4. Rongga dalam sinus :
- adanya benda asing
5. Bandingkan bayangan pada kedua sinus (densitasnya)
6. Periksa dinding bagian medial bag. ini yg paling sulit
(untuk diinterpretasi)

I. INFEKSI / INFLAMASI
1.1 SINUS AKUT
√ kausa :
- infeksi trak. Respiratorius bag atas (ex. Influensa)
- trauma oleh karena gigi
- infeksi apikal pada gigi posterior atas

√ efek yang khas :


- penebalan mukosa
- peningkatan sekresi
- pembentukan pus
- pengrusakan dan pembentukan kembali dasar sinus
√ radiografik :
- tampak radiopak pd seluruh cavum sinus maksilaris
- pada proses awal pembentukan pus blm terkombinasi
penebalan mukosa → radiopak di dasar sinus
- jika gigi yg terinfeksi terlibat maka apikal akan memacu
resorbsi pada dasar sinus
- jika ada benda asing maka tampak dengan jelas
1.2 SINUS KRONIK :
√ kausa :
- infeksi dg proses yg lama
- tampak bentukan asing radiopak dalam cavum

√ efek yang khas :


- pengerutan/ pengecilan mukosa yg menebal pada fase
akut.
- pembentukan sekresi & pus yg berlanjut.
- kadang berbentuk polip
- kadang ada penebalan dinding cav. sinus.

√ radiografik :
- radiopak irregular di dalam cav. sinus
- bayangan radiolusen di sentral cavum diikuti
pengerutan mukosa.
- bag. dasar cav. sinus → radiopak ok. proses awal
- kadang radiopak bulat, kubah ok. mukosa dasar polip
- dinding tulang menebal
2. TRAUMA
2.1 SAMBUNGAN ORO-ANTRAL :
√ kausa:
- ekstraksi gigi posterior RA dpt menggeser dasar cav.
sinus & fraktur tuberositas
- penggunaan elevator yg tdk tepat

√ radiografik :
- dasar cav. sinus fraktur (Dx hub. Oro-antral hanya di
dpt. secara klinis).
- tampak gambaran sinusitis akut/ kronis
- tampak akar/ gigi yg masuk ke dlm cav. sinus

2.2 FRAKTUR TULANG MAXILLO-FACIAL


√ Bagian fraktur yg berhubungan dg. sinus yaitu :
- Le fort I, LF II dan LF III
- Tulang zygomaticus
- naso ethmoidale
- orbital
- dento-alveolar

√ radiografik :
- dinding cav. sinus fraktur tergantung tipe fraktur
- radiocapacity pd cavun tergantung dg tingkat cairan
- tampak gambar sinusitis → jarang
- fraktur pd orbita tampak bentukan radiopak spt. tetes air
mata pd bag. atas cavum
2.3 BENTUKAN ASING PADA ANTRUM :
√ kausa :
- perindahan akar gigi
- pengisian bahan yg berlebihan pd perawatan RCT
- antrolith-antrum yg mengalami pengapuran
- bahan asing yg terdesak ke dalam antrum

√ radiografik :
- jelas terbaca sesuai bendanya

3. KISTA
Kista intrinsik → K. retensi mukosa
Kista ekstrinsik → K. odontogen (K. radikuler, K. residual,
K. dentigerous).
3.1 KISTA RETENSI MUKOSA
√ kausa :
tdk diketahui, prediksi sementara ok buntunya
pengeluaran sel sekresi mukous di lapisan cav sinus

√ radiografik :
- ditemukan secara kebetulan
- terbungkus, bulat, berbentuk kubah, radiolusen ukuran
bervariasi
- lapisan epitel tdk ada penebalan
- berbentuk cavum tdk berubah
- kadang bilateral
3.2 KISTA ODONTOGEN :
Bersifat ekstrinsik pd bentukan cavum di daerah dasar
sinus

√ radiografik :
- bulat, bentuk kubah gelap pd dasar cavum, radiopak
pada tulang kortikal margin. Beda dg polip dan kista
retensi mukosa yg halus
- ekspansi ke lateral tulang alveolar
- kadang ada pergeseran gigi yg berdekatan
4. TUMOR
4.1 TUMOR JINAK INTRINSIK

Tumor ini jarang terjadi hanya untuk membandingkan


saja antara :
- Papiloma → tampak jar lunak radioluse, jelas dlm cav.
sinus.
- Ivory osteoma → massa jelas, bulat, lonjong, homogen
di dlm cav. sinus
4.2 TUMOR GANAS INTRINSIK
Squamous cell carcinoma → menghasilkan massa jar.
yg sangat cepat, agresif, dpt terjadi kerusakan satu
atau lebih dinding cavum

√ radiografik :
- radiolusen total di dlm cav. sinus (tanpa gejala) infeksi
scr klinis & RÕ)
- dinding cavum rusak
- invasi ke jar. lainnya (perlu CT SCAN atau tomografi)
- kadang terjadi resorbsi atau pergeseran gigi yang
berdekatan
Resorpsi Akar

• Fisiologis
Merupakan proses resorpsi akar normal pada masa pergantian gigi
geligi, dimana geligi sulung akan mengalami resorpsi akar oleh karena
adanya benih geligi permanen.

2. Patologis
Resorpsi akar yang terjadi oleh karena keadaan patologi, dapat
disebabkan oleh berbagai macam etiologi, antara lain :
- Iritasi Lokal (obat-obatan, Alat Ortho, Trauma oklusi)
- Tekanan dari massa tumor, kista, dll
Macam Resorpsi akar patologis
a. Internal root resorption
b. External root resorption
c. Internal and External root resorption
Resorpsi akar Fisiologis

Resorpsi akar Patologis


Resorpsi akar Patologis
Resorpsi akar Patologis

Anda mungkin juga menyukai