TUMOR TULANG
PEMBIMBING
OLEH
LATAR
BELAKANG
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami
Menurut WHO insiden tumor primer pada tulang
perubahan dari tubuh secara autonom, yang lepas
ialah 0, 2% dari seluruh tumor yang terjadi pada
kendali dari pertumbuhan sel normal sehingga Sebagian besar tumor jaringan lunak bersifat
manusia. Di Indonesia sendiri menurut data dari
bentuk dan strukturnya berbeda dengan sel jinak, dan mempunyai angka kesembuhan tinggi
Riskesdas 2007-2008 prevelensi nasional
normal. Perbedaan karakter sel tumor nantiya jika ditangani dengan pembedahan, sel tumor 2
penyakit tumor atau kanker adalah 0, 4% dan dari
bergantung pada seberapa besar penyimpangan bersifat parasitik dan menjadi pelawan bagi sel
Badan Registrasi Kanker (BRK) dari tahun 2003
bentuk, juga fungsi autonominya dalam sifat jaringan normal untuk kebutuhan metabolismenya
telah didapatkan 257 kasus tumor ganas di tulang,
perkembanganya, dan kemampuannya
196 di antaranya adalah tumor primer.
berinfiltrasi, dan bermetastasis
PRIMER SEKUNDER
TUMOR TULANG
USIA
MORFOLOGI
• BATAS/TEPI SINGLE
• DESTRUKSI TULANG MULTIPEL
• MATRIX
• REAKSI PERIOSTEAL
• SOFT TISSUE
LESI
LOKASI PADA
BAGIAN TULANG: LOKASI PADA
Epiphysis, Metaphysis TULANG APA
Diaphysis,
Central, Eccentric
1. Usia
KLASIFIKASI
2. Gambaran radiologi
• Batas/Tepi
• Destruksi Tulang
• Single/multipel
• Lokasi
• Reaksi Periosteal
• Opacity and Mineralization
• Soft – Tissue Component
Non-Aggressive
Lesi Aggressive
Lesi diskrit fokal disebut "geografis." Lesi geografis
diklasifikasikan sebagai tipe 1:
Tipe 1a (batas tegas dengan tepi sklerotik)
Tipe 1b (batas tegas tetapi tanpa tepi sklerotik) Tipe
1c (lesi litik fokal dengan batas tidak jelas)
Batas/Tepi
Lesi dengan geografik Tipe 1a
Tampak lesi litik tepi sklerotik, batas tegas
Lesi dengan geografik Tipe 1b
Tampak lesi litik tanpa disertai tepi yang
sklerotik, batas tegas
Lesi dengan geografik Tipe 1c
Tampak lesi litik batas tidak tegas
• Geografik
• Moth eaten Lesi infiltratif
• Permeatif
◦ "Moth eaten
◦ " (tipe 2): pertemuan area litik kecil
◦ “permeated” (tipe 3) : area
destruksi tulang litik yang kecil,
tidak beraturan, dan tidak berbatas
tegas.
Destruksi Tulang
Tampak lesi litik multipel destruktif berbagai ukuran yang memberikan gambaran mouth
eaten, batas tidak tegas
Tampak lesi litik multipel kecil kecil destruktif memberikan gambaran permeatif,
batas tidak tegas
LOKASI
Ephyphysis Metaphysis Diaphysis
Kortikal (gbr. 4)
Osteoid osteoma terletak di dalam
korteks dan perlu dibedakan dari
osteomielitis.
Juxtacortical
Osteochondroma. Korteks harus meluas
ke batang lesi.
Eksentrik pada tulang panjang (gbr 2) Osteosarkoma parosteal muncul dari
Osteosarcoma, NOF, chondroblastoma, chondromyxoid periosteum.
fibroma, GCT dan osteoblastoma terletak secara
eksentrik di tulang panjang.
ZoneTransisi
Zona yang berada diantara lesi dengan jaringan tulang yang normal
Zona transisi yang luas
Batas yang tidak jelas dengan zona transisi yang luas adalah tanda pertumbuhan yang
agresif (1).
Ini adalah ciri tumor tulang ganas.
Ada dua lesi mirip tumor yang mungkin menyerupai keganasan dan harus
dimasukkan dalam diagnosis banding.
Ini adalah infeksi dan granuloma eosinofilik.
Kedua entitas ini mungkin memiliki pola pertumbuhan yang agresif.
Merupakan reaksi non spesifik reaksi dan akan timbul jika
periosteum teriritasi,baik oleh tumor ganas, tumor jinak, infeksi
maupun trauma.
Dua macam reaksi periosteal :
- Jinak
- Agresif tipe
Reaksi Periosteal
Jinak periosteal Agresif Periosteal
reaksi Reaksi
Tebal Multilayer
Setiap proses agresif yang mengangkat periosteum dapat menghasilkan gambaran ini, bahkan
entitas jinak seperti infeksi & hematoma subperiosteal.
Kadang-kadang terjadi sebagai akibat dari fraktur patologis melalui tumor tulang.
PERIOSTEAL REACTION :
Codman triangle
Aggressive periosteal reaksi
• Periosteal reaksi terputus dengan Codman’ss triangle di proksimalnya
Terdapat formasi periosteal tulang tegak lurus dengan tulang kortikal dan
• ekstensive matriks tulang oleh tumor itu sendiri
Pada Ewing sarkoma lamellated dan reaksi periosteal lokal yang terputus
• Infeksi dengan multilayer reaksi periosteal
Destruksi korteksi
Destruksi korteks merupakan
Gambaran tersering dan
tidak terlalu berguna dalam
membedakan lesi jinak dan
ganas. Destruksi komplit
dapat terlihat pada lesi ganas
high grade, tapi dapat juga
ditemukan pada lesi jinak
agresif lokal seperti
Eosinophi granuloma (EG)
dan osteomyelitis.
Kiri: Chondrmyxoid fibroma : Jinak, batas tegas, ekspansil lesi dengan destruksi regular dari
tulang korteks dan lapisan perifer daritulang baru.
Kanan : Giant Cell Tumor : Lesi agresif lokal degan destruksi korteks, ekspansif dan tipis,
lapisan perifer terputus dari tulang baru.
Destruksi korteks-Permeative Pada Grup lesi jinak dengan
sel tumor kecil ( Ewing
sarkoma,Lymphoma tulang,
Small cell Osteosarcoma)
Korteks dapat terlihat seperti
normal pada foto
konvensional, padahal terdapat
Reaksi permeative pada
terowongan haversian.
Massa ini biasanya disertai
masa soft tissue yang besar
sehingga
Destruksi tulang nyaris tidak
terlihat.
SBC & GCT
Lytic
Litik
TUMOR Bone islands
S Sklerotik Sclerotic
Mixed Adamantinom
as Mixed
Chondroid matrix
Kalsifikasi pada tumor chondroid
memiliki banyak deskripsi: cincin-dan-
busur, popcorn, bintik-bintik fokus
atau flokulan.
Matrix
Chondral tissue
Punctate, flocculent, comma
shaped, arclike / ringlike
Enchondroma, Chondrosarcoma,
Chondroblastoma
Osteoid matrix
kiri
Pembentukan tulang seperti awan pada
osteosarkoma.
Perhatikan reaksi periosteal yang agresif dan
terputus (panah).
Baik
Pola osifikasi trabekula pada osteoid osteoma.
Perhatikan nidus osteolitik (panah).
SOFT-TISSUE
COMPONENT
◦ Osteosarcoma
◦ Ewing Sarcoma
◦ Lymphoma
PRIMARY SOFT TISSUE TUMOR VS
PRIMARY BONE TUMOR
ADVANCED IMAGING
CT MRI
•Mengevaluasi mineralisasi halus pada •Standar untuk mengevaluasi tingkat lokal
lesi litik dari proses keganasan untuk tujuan
staging
•Mendemonstrasikan secara radiografi
okultisme •Menilai respons tumor terhadap
•penghancuran tulang kemoterapi
KESIMPULAN
Tumor tulang dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Perkembangan atau perkumbuhan tumor tulang
tumor tulang benigna (tumor tulang jinak), dan dapat dihambat melalui terapi, farmakologi, dan
tumor tulang maligna (tumor tulang ganas). Adanya pembedahan. Tumor tulang dapat menyebabkan
tumor tulang dapat diketahui selain adanya massa infeksi, hemoragi, rekurens lokal, dan fraktur
dapat dilihat melalui pemeriksaan penunjang seperti patologis.
laboratorium, radiologi, biopsi.
TERIMAKASIH
Title Lorem Ipsum
LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET, NUNC VIVERRA IMPERDIET PELLENTESQUE HABITANT
CONSECTETUER ADIPISCING ENIM. FUSCE EST. VIVAMUS A MORBI TRISTIQUE SENECTUS ET
ELIT. TELLUS. NETUS.