Anda di halaman 1dari 7

Modul 13 Radiologi Dental Sf., drg.

Laporan Kasus
ETIOLOGI DILASERASI AKAR PADA GIGI POSTERIOR
HUBUNGANNYA DENGAN BERBAGAI FAKTOR

Richard G Standerwick Departemen Ortodontik, Universitas British Columbia, Fakultas


Kedokteran Gigi, Vancouver, British Columbia, Kanada; Private Practice, Langley, British
Columbia, Kanada 

ABSTRAK 
Pendahuluan: Dilaserasi merupakan kelainan bentuk pada gigi dimana gigi melengkung
membentuk kurva atau sudut pada bagian mahkota atau akar gigi. Kelainan ini terjadi karena
adanya gangguan saat proses pembentukan gigi. Hal ini bisa ditemukan pada gigi susu maupun gigi
tetap yang biasanya terdapat pada gigi belakang rahang atas. Hipotesis: Dikemukakan bahwa
dilaserasi atau fleksi akar gigi mungkin merupakan akibat dari perpindahan selubung akar gigi
karena gradien remodeling tulang yang ada dalam tulang alveolar. Gradien ketebalan tulang
alveolar yang berbeda pada bagian koronal, apikal, dan basal inilah yang memengaruhi plastisitas
tulang. Ketika gigi erupsi atau mengalami keterlambatan erupsi, ada perubahan dento-skeletal
lainnya yang terjadi, seperti pergeseran mesial gigi-geligi dan pertumbuhan transversal rahang atas.
Selama perubahan fisiologis, bagian-bagian dari gigi yang berkembang dapat ditemukan satu atau
lebih zona plastis, yang berkontribusi terhadap perubahan selubung akar dan dilaserasi akar gigi. 

Kata kunci: Tulang alveolar, dilaserasi, remodeling, gigi 

Pendahuluan 
Gigi secara makroskopis terdiri dari gigi melengkung membentuk kurva atau sudut
mahkota dan akar gigi mahkota gigi pada bagian mahkota atau akar gigi.
merupakan bagian gigi yang dilapisi jaringan
Kelainan ini terjadi karena adanya
enamel/email dan normal terletak diluar
gangguan saat proses pembentukan gigi. Hal
jaringan gingiva, sedangkan akar gigi
ini bisa ditemukan pada gigi susu maupun
merupakan bagian gigi yang dilapisi jaringan
gigi tetap yang biasanya terdapat pada gigi
sementum dan ditopang oleh tulang alveolar
belakang rahang atas dan biasanya
dari maksila dan mandibular. Dilaserasi
meningkat kesulitan dalam perawatan gigi
merupakan kelainan bentuk pada gigi dimana
seperti misalnya pemasangan dental implant,
perawatan saluran akar, ekstraksi gigi, hal ini
1
Modul 13 Radiologi Dental Sf., drg.
Laporan Kasus
juga mempengaruhi rasio akar mahkota/ mendiagnosis dilaserasi akar gigi premolar
jaringan pendukung periodontal dan sebagian maksila.
besar kasus adalah idiopatik. Penggunaan radiografi panoramik adalah
untuk mendiagnosis dilaserasi akar yang tidak
Gigi-gigi yang dengan akar yang sedikit
cukup dalam kasus labial / bukal dan
membengkok tanpa adanya riwayat trauma
dilaserasi akar lingual / palatal. Radiografi
didefinisikan sebagai fleksi. Etiologi dari
panoramik menunjukkan seluruh area mulut,
dilaserasi dan fleksi akar gigi mungkin
dan gambar panoramik sangat baik untuk
berbeda tetapi prosesnya tampak sama secara
melihat gigi secara keseluruhan.  Ezoddini et
perkembangan, yang menyebabkan perubahan
al. menunjukkan bahwa prevalensi dilaserasi
posisi pada pertumbuhan mahkota dan
akar secara signifikan lebih tinggi dijumpai
perkembangan akar gigi. Beberapa peneliti
pada pria dari pada wanita. 
memperkirakan bahwa cedera mekanik akut
Tinggi tulang alveolar dan posisi rata-rata
pada gigi menjadi penyebab primer dilaserasi.
dari gigi yang erupsi pada tulang rahang
Namun, peneliti lain percaya bahwa dilaserasi
sangat penting karena tingkat remodeling
mungkin terjadi karena perkembangan
tulang yang bervariasi pada alveolus koronal,
anomali yang tidak terkait dengan riwayat
alveolus apikal dan tulang maksila dan
trauma.
mandibula basal.
Pada kasus tanpa riwayat trauma
Jumlah remodeling lokal yang lebih besar
dilaserasi akar lebih sering terlihat pada gigi
berkorelasi dengan penurunan mineralisasi
posterior. Pemeriksaan radiografi diperlukan
dan kekakuan tulang menyebabkan
untuk mendiagnosa dilaserasi akar, sedangkan
peningkatan plastisitas tulang dan
dilaserasi mahkota dapat diamati secara visual.
kemungkinan meningkatnya laju pergerakan
Malcic, dkk. menunjukkan bahwa dilaserasi
gigi. Ketika gigi sedang erupsi atau
akar paling sering terjadi pada sepertiga apikal
mengalami keterlambatan erupsi, ada beberapa
gigi insisivus dan sepertiga tengah gigi molar.
perubahan dento-skeletal yang relatif terjadi,
Muhammed, dkk. melaporkan tidak ada
seperti mesial drifting pada gigi dan impaksi
perbedaan statistik dalam mendeteksi keadaan
pada maksila.
periapikal antara radiografi panoramik dan
Hal ini dapat terjadi pada saat
radiografi intraoral. Namun, Grondahl,
pertumbuhan tulang alveolar dan tulang basal,
dkk. dan Ahlqwist, dkk. melaporkan bahwa
biasanya dapat ditemui satu atau lebih zona
radiografi panoramik tidak setepat radiografi
plastis pada pembentukan gigi. Dilaserasi akar
periapikal dalam studi epidemiologi. Selain
mungkin merupakan hasil dari penurunan
itu, Malcic, dkk. melaporkan bahwa
pergerakan gigi untuk pembentukan akar gigi
radiografi periapikal lebih tajam untuk
dengan zona plastis yang lebih sedikit. Jika
2
Modul 13 Radiologi Dental Sf., drg.
Laporan Kasus
bagian mahkota gigi lebih banyak zona platis, terlihat pada kasus gigi yang mengalami
maka pergerakan gigi makin banyak. Molar keterlambatan erupsi, oleh karena itu teori
atas/ maksila cenderung bergerak kearah mengenai dilaserasi akar dikarenakan oleh
mesial kira-kira 5mm pada usia 10-20 tahun trauma tidak adekuat.
sedangkan mandibular bergerak ke arah Dilaserasi akar juga dapat mempengaruhi
mesial dengan kisaran yang hamper sama hasil perawatan endodontik, diagnosa awal
dengan maksila. dilaserasi akar penting selama perawatan
Zona plastis lebih mudah dilihat tetapi hal saluran akar; penelitian sebelumnya
ini berhubungan tingkat plastisitas, terjadinya menunjukkan bahwa kegagalan mendiagnosis
dilaserasi akar berhubungan dengan plastisitas dilaserasi akar berkontribusi besar terhadap
tulang yang temasuk tingkat erupsi gigi, rotasi tingkat kegagalan perawatan endodontik.
rahang, panjang akar, panjang jalur erupsi, Selain itu juga akan mempersulit pencabutan
keterlambatan erupsi dan resopsi akar. gigi, jika gigi akan diekstraksi tidak dilakukan
pemeriksaan radiografi terlebih dahulu.
Tinjauan Pustaka
Dilaserasi merupakan suatu anomali pada
gigi, hal ini dapat terjadi karena adanya
trauma dan gangguan selama masa
pembentukan gigi, biasanya trauma terjadi
pada gigi sulung yang menyebabkan gigi
terdorong dan terdesak masuk ke dalam
tulang.

Gigi sulung yang terdorong tadi dapat


mengenai benih gigi permanen yang berada di
bawahnya, sehingga menyebabkan arah
pertumbuhan gigi permanen berubah sehingga Gambar 1: Menampilkan gigi insisivus sentral
maksila yang impaksi dan tumbuh dengan sendirinya
terjadilah dilaserasi akar setelah diberikan ruangan tetapi menampilkan
dilaserasi yang mungkin disebabkan oleh erupsi yang
tertunda atau trauma sebelumnya. Gigi taring rahang
Dilaserasi akar yang berhubungan dengan bawah menunjukkan tingkat fleksi yang mungkin
disebabkan oleh erupsi tertunda karena perubahan pola
trauma jarang ditemukan dari pada kasus erupsi; gigi taring mandibula biasanya erupsi sebelum
gigi premolar 1 mandibula. Gigi premolar 1 rahang
dilaserasi akar tanpa riwayat trauma pada gigi bawah menunjukkan dilaserasi ke arah yang
posterior. Dilaserasi akar pada gigi premolar berlawanan dengan arah pertumbuhan gigi normal dan
mungkin mencerminkan gigi tersebut dibraket dini
dan molar juga belum diketahui dengan jelas untuk pembuatan ruang

penyebabnya, walaupun begitu hal ini sering

3
Modul 13 Radiologi Dental Sf., drg.
Laporan Kasus
Perkembangan dan erupsi gigi terjadi kanan yang terkena dampak. Fleksi akar gigi
apikal 1/3 terlihat pada kaninus mandibula dan premolar. 
secara bertahap dan setiap tahap gigi dapat
terjadi pada usia yang berbeda. Perkembangan
gigi permanen succedaneous dan non- Tinggi tulang alveolar dan posisi erupsi
succedaneous dimulai dari ectomesenchymal gigi yang tidak tetap dilengkung rahang sangat
primodium, untuk succedaneous gigi penting karena banyak terdapat variasi
berkembang dalam hubungan dengan tunas remodeling tulang yang terdapat pada tulang
gigi primer. Kerusakan atau pencabutan gigi kornonal, tulang apikal, dan tulang maksila,
primer dapat mengubah posisi gigi permanen; mandibular, jumlah remodeling lokal tulang
perkembangan gigi dimulai dari yang besar berhubungan dengan
ectomesenchyme melalui tahap benih gigi, demineralisasi tulang dan kekakuan tuang
erupsi sebagian dan erupsi seluruhnya dimana yang dengan kata lain terjadi peningkatan
ectodermal mesenchyme ini menginisasi plastisitas tulang dan dapat meningkatkan
terjadinya diferensiasi ameloblas yang kemungkinan pergeseran gigi.
betanggung jawab dalam pembentukan email Pada saat gigi erupsi atau mengalami
dan odontoblas, dimana odontoblas ini akan keterlambatan erupsi terjadi perubahan
bertanggung jawab dalam pembentukan dento-skeletal seperti mesial drifting,
dentin. Setelah terjadi diferensiasi pada pertumbuhan maksila yang tidak normal, hal
ameloblas dan odontoblas terjadi mineralisasi ini dapat terjadi ketika terjadi perubahan
pada mahkota gigi sampai mencapai bagian pertumbuhan secara fisologis pada tulang
servikal dan disana terjadi pembentukan akar alveolar dan tulang basal, sebagian dari gigi
melalui selubung akar hertwig. Tampaknya yang dalam proses pertumbuhan dapat
erupsi gigi merupakan hasil kombinasi dari ditemukan satu atau lebih zona plastis.
resorpsi tulang yang terjadi pada bagian Dilaserasi akar mungkin merupakan hasil
mahkota gigi terlebih dahulu dan erupsi akibat dari hasil penurunan tingkat pergeseran
ligamen periodontal/akar. Terjadi gigi dari tahap pertumbuhan akar yang
pemanjangan selebung akar yang terjadi memiliki zona plastis yang sedikit. Jika bagian
akibat akar yang memanjang dari tempat
semulanya ditulang, jumlah erupsi gigi susu
dan gigi permanen yang relatif mungkin dapat
mempengaruhi jumlah tulang alveolar yang
berdekatan dengan gigi permanen yang belum
erupsi.

Gambar 2: Menampilkan gigi kaninus mandibula


4
Modul 13 Radiologi Dental Sf., drg.
Laporan Kasus
mahkota gigi lebih banyak zona platis, maka dikemukakan oleh, Ezoddini et al. menunjukkan
pergerakan gigi semakin banyak. Gigi molar bahwa prevalensi dilaserasi akar secara
atas/ maksila cenderung bergerak kearah signifikan lebih tinggi dijumpai pada pria dari
mesial kira-kira 5 mm pada usia 10-20 tahun pada wanita.  Di sisi lain, temuan kami
sedangkan gigi molar bawah/ mandibula menunjukkan prevalensi yang sama dari
bergerak ke arah mesial dengan kisaran yang dilaserasi akar pada maksila (1,30%) dan
hampir sama dengan maksila. mandibula (1,25%), konsisten dengan penelitian
Zona plastis lebih mudah dilihat tetapi hal Nabavizadeh et al. dan Miloglu dkk., Tetapi
ini berhubungan tingkat plastisitas, terjadinya tidak dengan Hamasha dkk dan Malcic et al.
dilaserasi akar berhubungan dengan plastisitas Beberapa penelitian telah dilaporkan bahwa
tulang yang temasuk tingkat erupsi gigi, rotasi prevalensi dilaserasi akar paling umum pada gigi
rahang, panjang akar, panjang jalur erupsi, posterior, khususnya gigi molar ketiga, yang
keterlambatan erupsi dan resopsi akar. sesuai dengan hasil penelitian ini.

Terdapat kontroversi mengenai etiologi


dilaserasi; oleh karena itu pada penelitian ini
peneliti ingin mencari tahu hubungan antara
dilaserasi akar yang terjadi dengan tingkat
remodelisasi tulang alveolar.

Laporan Kasus
Seorang pasien wanita usia 38 tahun datang

Gambar 3: Pembentukan akar gigi dapat dipengaruhi ke RSGM Trisakti dengan keluhan adanya
oleh fluktuasi posisi gigi relatif terhadap tulang
alveolar dan basal dengan pertumbuhan normal dan
benjolan pada gingiva di regio atas kanan
jenis rahang atas dan rahang bawah. Sebuah penurunan
tingkat kepadatan tulang setara dengan penurunan
plastisitas tulang yang dihipotesiskan untuk
meningkatkan ketahanan terhadap pergerakan
pertumbuhan akar relatif terhadap akar yang
termineralisasi, mengakibatkan peregangan dari
selubung akar dan dilaserasi akar atau fleksi

Latar Belakang
Dalam penelitian ini, analisis statistik tidak
menunjukkan perbedaan dalam prevalensi
dilaserasi akar antara jenis kelamin, sesuai
dengan Miloglu et al., Colak et al., Karataş et al.,
dan Hamasha et al. Sebagaimana yang telah belakang. Benjolan ini tidak terasa sakit sejak 1
5
Modul 13 Radiologi Dental Sf., drg.
Laporan Kasus
tahun yang lalu. Pasien ingin memeriksakan Radiodiagnosis Periodontitis gigi 14
giginya karena takut merupakan suatu disertai kista periapikal
keganasan. Pada pemeriksaan ekstraoral tidak
terdapat kelainan. Pada pemeriksaan intraoral
terdapat benjolan pada gingiva di regio 14. Oleh Pembahasan
sebab itu, dibutuhkan pemeriksaan penunjang Dilaserasi merupakan suatu anomali pada
(pemeriksaan radiografi) untuk membantu gigi, hal ini dapat terjadi karena adanya
menegakan diagnosis pada kasus ini. trauma dan gangguan selama masa
pembentukan gigi, biasanya trauma terjadi
INTERPRETASI RADIOGRAF pada gigi sulung yang menyebabkan gigi
Gigi 14 terdorong dan terdesak masuk ke dalam
Mahkota Normal tulang.
Akar Terdapat 2 akar dan 2
Gigi sulung yang terdorong tadi dapat
(jumlah dan bentuk) saluran akar dan
mengenai benih gigi permanen yang berada di
terdapat dilaserasi akar
bawahnya, sehingga menyebabkan arah
pada gigi 14 dan 15
pertumbuhan gigi permanen berubah sehingga
Ruang Ligamen Terdapat pelebaran
terjadilah dilaserasi akar
Periodontal ruang ligamen
1
periodontal pada Pada kasus yang dibahas dalam jurnal ini
3
terdapat dilaserasi akar pada gigi 14 dan 15,
servikal
hal ini mungkin disebabkan karena pasien
Lamina Dura Lamina dura
sewaktu masih kecil mengalami trauma
1
menghilang pada benturan pada giginya , yang menyebabkan
3
servikal gigi sulungnya terdorong masuk kedalam dan
Periapikal Terdapat gambaran mengenai benih gigi permanen sehingga
radiolusen berbatas pertumbuhan gigi permanen pasien menjadi
jelas dan tegas pada tidak normal hal inilah yang diduga
bagian periapikal gigi merupakan penyebab dilaserasi akar pada
14 yang meluas ke gigi pasien.
15 yang diduga
merupakan kista Kesimpulan
periapikal Dilaserasi akar yang terjadi pada kasus

Puncak Tulang Dalam batas normal ini pada gigi 14 disebabkan oleh karena

Alveolar adanya trauma pada gigi sulung yang

6
Modul 13 Radiologi Dental Sf., drg.
Laporan Kasus
menyebabkan gigi terdorong dan terdesak 6. Colak H, Bayraktar Y,Hammidi M .
masuk ke dalam tulang. Prevalence of Root Dilaceration in
Central Antolian Turkish Dental
Gigi sulung yang terdorong tadi dapat
Patients.Med J. 2012:61(6):635-639
mengenai benih gigi permanen yang berada di
7. Nisa S. Incidental Finding of two rare
bawahnya, sehingga menyebabkan arah
Development Anomalies: Fusion and
pertumbuhan gigi permanen berubah sehingga
Dilaceration; A Case Report and
terjadilah dilaserasi akar.
Literature Review. J Dent. Vol 6.
2015 :3; 163-166
8. Datana S, Ray S. Force Eruption and
Daftar Pustaka
Dilacerated Premolar. Medknow.
1. Richard G.S. A Possible etiology for
2017: 43-45
the Dilaceration and flexion of
9. Maryam K, Mohammad T,S.
permanent tooth roots relative to bone
Prevalance and Distribution of
remodeling gradient in alveolar bone..
Dilaceration in Permanent Dentition
Vol 5. 2014:7-10
of an Iranian Population. Eur J.Ant.
2. Muhammad K, Erhan T. prevalence of
2019 : 23; 273-277
Root Dilaceration in a Subpopulation
10. Panjawit.S,W, Ajit K.R, Shweta C.
of Northeast Turkey.J Dental
Review of Dilaceration of Maxilary
Sci.2015: 21(2) ; 71-76
Central Incisor A Multidisclipnary
3. Constatino L.M, Maria D J, Juan
Challenge. Int J Clin Pediatr Dent.
C.H.Dental Development Alterations
2016: 9; 90-98
in Patients with Dilacerated Teeth.
Med Oral Pato Oral Cir Bucal .2019:
24;8-11
4. Maria H,Tabbasum A,Omair M.
Comparing prevalence of Root
Dilaceration in Class 1 and Class 2
Malocclusion. Journal of Dental and
Medical Science.Vol 15.2016:
(8) ;127-129
5. Hans U Luder. Malformation of Tooth
Root in Human. Frointier. 2015. Vol 6
:307 : 1-15

Anda mungkin juga menyukai