ETIOLOGI MALOKLUSI-wildan, Chiicy, Yaisa, Maryoliene
ETIOLOGI MALOKLUSI-wildan, Chiicy, Yaisa, Maryoliene
Maloklusi Oleh :
M. Wildan Nidhom 40621033
Maria Agustina W. Sadup 40621034
Maria Res Yosephin Ruwe 40621035
Maryoliene Robin de Fretes 40621036
Faktor Umum
1. Faktor Herediter
Faktor Lokal
2. Persistensi gigi
Gigi-geligi
Struktur Skelektal
Struktur Skelektal
Struktur Skelektal
Manifestasi klinis:
Proklinasi insisif RA
Retroklinasi insisif RB
Overjet bertambah
Open bite anterior
Konstriksi lengkung maksila (berbentuk “V”)
Palatum yang dalam
Bibir inkompeten
Jari tampak kemerahan, terdapat callus, kuku
pendek, dan rusak (dishpan thumb)
Mekanisme :
Memberi tekanan I RA
Overjet
tipping ke labial & I RB Bibir inkompeten
bertambah
tipping ke lingual
Thumb
sucking Erupsi berlebihan
Membuat gigi posterior Mencari titik Open bite
(ibu jari di supraerupsi
RA dan RB tidak kontak kontak kembali anterior
antara gigi RA gigi posterior
dan RB)
Secara objektif dengan melihat ibu jari anak, ibu jari anak tampak
thumb).
a
Manajemen 1
:
Pendekatan psikologis yaitu orang tua harus memberikan
2
perhatian dan kasih sayang lebih pada anak.
Simple tongue thrusting kelanjutan dari kebiasaan thumb sucking yang berkelanjutan
Complex tongue thrusting dikaitkan keradangan tonsil sakit saat tertekan pangkal
lidah dan mempersempit ruang untuk menelan makanan reflex mandibula turun/
posisinya menjadi lebih bawah gigi menjadi tidak oklusi terdapat ruang lidah maju
ke anterior ketika proses menelan tongue thrusting pangkal lidah tidak menekan tonsil
lagi dan menyediakan ruang yang lebih besar untuk menelan makanan
Bibir inkompeten 4
5
6
Lateral Tongue Thrusting
pemeriksaan pada lidah saat posisi istirahat serta saat sedang menelan
Manajem
en :
Terapi myofunctional
Elastic orthodontic
swallowing)
Tongue crib
c) Nail Bitting
orang tua (karena kebiasaan nail biting erat dikaitkan dengan parafunctional
habit),
Secara objektif dengan melihat kuku dari jari tangan anak, seluruh kuku jari anak
akan pendek dan akan tampak bagian luka pada daerah kutikula kuku.
Manajem
en :
Manajemen emosi
nyaman
d) Lip Sucking
Timbul karena adanya rasa nyaman saat menyangga gigi insisif RA dengan bibir bawah.
Manifestasi klinis :
Protrusi insisif RA
Mentolabial angle
Retrusi insisif RB
Lip trap
Crowding anterior RB
Manajemen
:
Lip over lip exercise
Lip protector
Lip bumper
Oral screen
Lip bumper
e) Mouth breathing
Mouth breathing normal pada saat tubuh membutuhkan oksigen lebih (pada saat olahraga), apabila mouth breathing
Kebiasaan mouth breathing posisi mandibula dan lidah lebih ke bawah & kepala tertengadah:
gigi posterior tidak berkontak mencari titik kontaknya erupsi yang berlebihan dari gigi posterior
(supraerupsi) open bite anterior pertumbuhan vertikal ramus mandibular lebih dominan
long face ketidakseimbangan antara tekanan dari lidah dan pipi posisi lidah menjadi lebih rendah tekanan
lidah terhadap bagian palatal gigi posterior RA turun & tekanan pipi akibat kontraksi M. Buccinator meningkat konstriksi
Crossbite posterior
Bibir inkompeten
Palatum dalam
Overjet bertambah
Maloklusi akibat mouth breathing
Adenoid face
o Mengecek keadaan rongga mulut yang ditandai dengan mouth breathing gingivitis, palatum dalam, konstriksi lengkung
geligi RA, overjet bertambah, dan crossbite posterior
o Mirror test/ fog test: dengan menempatkan kaca mulut di bawah lubang hidung, jika tidak ada embun pernafasan
melalui mulut
o Zwemer butterfly test/ cotton test: serat kapas diletakkan dilubang hidung & pasien diinstruksikan untuk membuang
nafas nasal breather : flutter downward (kapas akan terbang ke bawah) sedangkan mouth breather : flutter upward
(kapas akan terbang ke atas)
o Massler water holding test: pasien diinstruksikan untuk menahan air di dalam mulut nasal breather: mampu menahan
air dalam mulut dengan lama, mouth breather: tidak mampu menahan air dalam mulut dengan lama
o Rhinomanometry menghitung aliran udara hidung dan hambatan hidung menggunakan perangkat yang terdiri dari
pengukur aliran dan pengukur tekanan.
o Cephalometrics menghitung nasopharyngeal space, ukuran dari adenoid, serta membantu dalam diagnosa skeletal
yang berkaitan dengan keadaan long face
Manajemen
:
Apabila memiliki obstruksi nasal/ faringeal (contoh akibat inflamasi tonsil) dieliminasi
obstruksi tersebut
Terapi myofunctional
Oral screen/ vestibular screen
Piranti orthodonti rapid maxillary expansion (RME) untuk memperlebar lengkung geligi RA
(Hyrax appliance)
Secara objektif klinis seluruh gigi tampak atrisi, cek kontak premature dengan menggunakan articulating paper, serta
pemeriksaan electrompemeriksaan yographic yang menunjukkan apabila terdapat hiperaktif otot mastikasi
Manajemen
: Menghilangkan stress
Kondisi dimana gigi sulung yang sudah tanggal sebelum waktunya sementara gigi permanen
pengganti belum tumbuh, paling sering disebabkan oleh trauma, dan karies gigi
Tanggal prematur gigi sulung migrasi gigi-gigi tetangga (terutama ke arah mesial)
panjang lengkung geligi berkurang tempat gigi permanen erupsi berkurang maloklusi
Beberapa kemungkinan maloklusi akibat tanggal prematur gigi sulung :
Rotasi gigi
Mesioversi gigi
Berdesakan anterior
Rotasi gigi
gigi permanen tumbuh sesuai letak benih gigi gigi posterior akan bergerak ke mesial
permanen
(memiliki tendensi gerak ke mesial)
Berdesakan anterior
penyempitan ruang untuk gigi-gigi anterior
Pergeseran garis median
erupsi rotasi gigi
Impaksi gigi permanen
Beberapa kemungkinan maloklusi akibat tanggal prematur gigi sulung :
Rotasi gigi
gigi permanen tumbuh sesuai letak benih gigi M1 permanen akan bergerak ke mesial
permanen
mesioversi M1
Berdesakan anterior
Rotasi gigi
Mesioversi gigi
Berdesakan anterior
Rotasi gigi
Mesioversi gigi
atau palatoversi adalah persistensi gigi
sulung, letak salah benih dan tanggal
Gigi permanen tumbuh sesuai letak benih gigi premature.
permanen
Persistensi gigi sulung gigi sulung masih
Berdesakan anterior ada dan gigi permanen telah erupsi
Tanggal prematur gigi sulung telah
Pergeseran garis median
tanggal & terdapat space yang berkurang
Letak salah benih gigi permanen gigi
Impaksi gigi permanen
sulung telah tanggal & terdapat space
Beberapa kemungkinan maloklusi akibat tanggal prematur gigi sulung :
Berdesakan anterior
Rotasi gigi
Contoh: Gigi 83 sulung kanan tanggal
Mesioversi gigi
prematur gigi 41, 31 gerak ke mesial
Gigi permanen tumbuh sesuai letak benih gigi
permanen mengisi ruang kosong pergeseran garis
Rotasi gigi
Mesioversi gigi
Kondisi gigi sulung yang seharusnya sudah tanggal namun tidak tanggal
Gigi permanen tumbuh sesuai letak Persistensi gigi sulung anterior rahang
benih gigi permanen
atas gigi permanen pengganti erupsi
lebih ke palatal atau palatoversi.
Impaksi gigi permanen
Beberapa kemungkinan maloklusi akibat persistensi gigi sulung:
1. Gigi-gigi berdesakan karena anak mewarisi ukuran rahang yang kecil, dan ukuran
2. Multiple diastema karena anak mewarisi ukuran rahang yang besar, dan ukuran gigi
Fase geligi sulung tidak adanya diastema fisiologis pada anak usia 5-6 tahun (ugly duckling phase),
rotasi, serta berdesakan.
Fase geligi pergantian, akibat volume gigi yang besar, gigi permanen meresorpsi 2 gigi sulung. DDM pada
fase ini ditandai dengan palatoversi I2 permanen RA dan ektostem C permanen RA pada kedua sisi.
Fase geligi permanen ektostem C RA pada kedua sisi. Ektostem C terjadi pada rahang atas pada kedua
sisi dikaitkan dengan urutan erupsi gigi C permanen RA: P1 RA C RA P2 RA. Sedangkan, urutan
erupsi C permanen: RB C RB P1 RB P2 RB sehingga C RB tidak mungkin tumbuh di luar lengkung.
Manifestasi klinis DDM:
Manifestasi klinis DDM pada fase geligi permanen, yang ditandai dengan ektostem C pada kedua sisi
Pemeriksaan Radiografi DDM:
Foto panoramik: dari foto panoramik, tampak gambaran benih gigi C dan P1 seperti bunga buket
(bouquet position)
Foto sefalometri: pada kasus DDM, sudut γ yang terbentuk akan > 170°
β (normal: 100°)
γ: sudut yang terbentuk dari inklinasi M1 RA dengan M1 RB
(normal: 170°)
Terima Kasih . . . .