Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ANALISIS RIIL

BARISAN MONOTON

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
Nama : 1. Leki Pasinda (A1C016023)
2. Vania Ulfa Shabrina (A1C017016)
3. Clara Fadhilah Inayah (A1C017040)
4. Sisti Hartanti (A1C017044)
5. Fika Syahtarina (A1C017046)
6. Meicindy Jeny Klorina (A1C017054)
Dosen Pengampu : Syafdi Maizora, S.Si., M.Pd.
Ringki Agustinsa, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Barisan
Monoton”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Riil pada semester
lima tahun ajaran 2019.
Tujuan dari makalah ini, yaitu untuk memberitahukan atau menjelaskan tentang materi
barisan monoton. Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat menambah ilmu terutama
dalam bidang pendidikan dan analisis.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak menjumpai kesulitan-kesulitan dan
hambatan-hambatan pada saat memahami materi dan penyusunan makalah. Namun berkat
bimbingan dan dorongan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat terwujud. Kami
menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kejanggalan dalam makalah ini. Hal itu
disebabkan sangat terbatasnya kemampuan dan ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terutama dari pihak-pihak yang lebih
kompeten. Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Atas kekurangannya kami mohon maaf dan kepada Tuhan Yang
Maha Esa kami mohon ampun.

Bengkulu, November 2019

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.................................................................................................... Latar Belakang 1
1.2............................................................................................... Rumusan Masalah 1
1.3................................................................................................................................ Tujua
n.............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1... Barisan Monoton........................................................................................... 3
2.2... Definisi Barisan Monoton.............................................................................. 3
2.3... Teorema Konvergensi Monoton.................................................................... 4
2.4... Contoh Teorema Konvergensi Monoton....................................................... 5
2.5... Perhitungan Akar Kuadrat............................................................................. 8
2.6... Bilangan Euler............................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
3.1. Keimpulan......................................................................................................... 11
3.2. Saran.................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Analisis riil merupakan salah satu cabang ilmu matematika yang membahas
mengenai himpunan bilangan riil dan fungsi-fungsi dalam bilangan riil. Salah satu materi
utama pada pengantar analisis riil adalah barisan bilangan riil. Barisan bilangan riil
membahas mengenai barisan bilangan riil, barisan konvergen, barisan terbatas, barisan
monoton, dan barisan Cauchy serta terdapat beberapa lemma dan teorema-teorema salah
satunya teorema konvergen monoton. Kajian kemonotonan barisan memberikan
kemampuan mengkaji bahwa suatu barisan monoton naik, monoton tidak turun, monoton
turun dan monoton tidak naik.
Klasifikasi materi dan pendekatan pada analisis rill bersifat abstrak dan intuitif untuk
memahami dan mengembangkan metode-metode dan teknik-teknik yang dipergunakan
dalam bukti-bukti sehingga suatu pemahaman yang baik sangat diperlukan dalam
mempelajari analisis matematika. Kajian analisis modern pada pembahasannya
didasarkan pada pengembangan konsep dasar dan teori dengan menggunakan penalaran
untuk memperoleh prinsip-prinsip yang berupa lemma, corollary, dan teorema-teorema
beserta pembuktiannya.
Pada pembahasan kali ini yang akan di bahas yaitu mengenai barisan monoton beseta
terema konvergensicmonoton. Dalam pembahasan teorema konvergensi monoton kita akan
memperoleh beberapa contoh beserta aplikasi yang memungkinkan dari konvergensi monoton dari
barisan bilangan real yang tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah barisan monoton itu?
2. Bagaimana definisi dari barisan monoton?
3. Bagaimana teorema konvergensi monoton?
4. Bagaimana contoh teorema konvergensi monoton?
5. Bagaimana perhitungan akar kuadrat?
6. Bagaimana bilangan euler?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa itu barisan monoton
1
2. Mengetahui serta memahami definisi dari barisan monoton
3. Memahami isi teorema konvergensi monoton
4. Memahami contoh dari teorema konvergensi monoton
5. Mengetahui dan memahami tentang perhitungan akar kuadrat
6. Memahami dan mengetahui tentang bilangan euler

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Barisan Monoton


Sekarang kita telah memperoleh beberapa metode untuk menunjukkan bahwa barisan X =
( x n) dari bilangan real adalah Konvergen.
i. Kita dapat menggunakan definisi 3.1.3 atau petunjuk teorema 3.1.5. Ini seringkali
(tetapi tidak selalu) susah untuk dilakukan
ii. Kita dapat menguasai ‫׀‬xn-x‫ ׀‬dengan mengalikannya dengan aturan pada urutan (a n)
yang diketahui untuk mengubahnya menjadi 0, dan gunakan teorema 3.1.10
iii. Kita dapat mengidentifikasi x sebagai urutan yang dipeoleh dari urutan lainnya yang
diketahui untuk mengkonferensinya dengan mengambil ekor, kombinasi aljabar, nilai
mutlak, atau akar kuadrat, dan gunakan teorema 3.1.9,3.2.3, 3.2.9, atau 3.2.10
iv. Kita dapat “menekan” X diantara dua urutan yang diubah menjadi batas yang sama
dan gunakan teorema 3.2.7
v. Kita dapat menggunakan “tes rasio” dari teorema 3.2.11
Kecuali untuk (iii), semua metode harus sudah kita ketahui (atau paling tidak dugaan)
untuk nilai dari batasnya, dan kita periksa apakah dugaan kita benar.
Ada banyak contoh, namun, tidak ada kandidat yang jelas untuk batas dari sebuah
urutan, meskipun analisis awal memberi kesan konverensi mungkin terjadi. Pada bagian
ini dan dua bagian selanjutnya, kita akan menetapkan hasil yang dapat digunakan untuk
menunjukkan suatu urutan adalah kovergen meskipun nilai dari batasnya tidak diketahui.
Metode yang kita kenalkan pada bagian ini lebih terbatas cakupannya daripada metode
yang akan diberikan pada dua bagian selanjutnya, namun ini lebih mudah untuk
digunakan.ini berlaku untuk urutan yang monoton menurut artinya.

2.2 Definisi Barisan Monoton


X = ( x n ¿ adalah barisan dari bilangan asli. Kita katakan bahwa X adalah naik jika
memenuhi ketidaksetaraan
x 1≤ x 2≤… ≤ x 3≤ x n+1≤ …
kita katakan X turun jika memenuhi ketidaksetaraan
x 1≥ x 2 ≥… ≥ x n≥ x n+1 ≥ …
kita katakan X monoton jika diantara naik dan menurun

3
Berikut ini adalah barisan naik:
(1,2,3,4,…,n,…), (1,2,2,3,3,3,…),(a,a2, a3, …, an,…) jika a > 1
Berikut ini adalah barisan menurun :
1 1 1 1 1 1
(1, , ,…, , …), (1, , 2 ,…, n−1 ,…), (b,b2, b3, …, bn,…) jika 0 < b < 1
2 3 n 2 2 2
Berikut ini adalah barisan yang tidak monoton:
(+1.-1,+1,…,(-1)n+1,…), (-1,+2,-3,…,(-1)nn,…)
Beriut ini barisan yang tidak monoton, tetapi “akhirnya” monoton :
1 1 1
(7,6,2,1,2,3,4,...), (-2,0,1, , , ,…)
2 3 4
2.3 Teorema Konvergensi Monoton
Suatu barisan monoton dari bilangan real adalah konvergen jika dan hanya jika barisan itu
berbatas. Lebih jauh lagi:
(a) Jika X =(x n ) adalah suatu barisan monoton naik yang terbatas, maka
lim ( x n) =⁡{x n :n ∈ N }.

(b) Jika Y =(Y n ) adalah suatu barisan monoton turun yang terbatas, maka
lim ( y n )=inf ⁡{ y n :n ∈ N }.
Bukti.
Berdasarkan teorema 3.2.2, barisan konvergen haruslah berbatas. Sebaliknya, jika X
menjadi barisan monoton terbatas. Maka X adalah meningkat atau juga menurun.
a. Pertama, kita selesaikan kasus dimana X =( x n ) adalah barisan monoton naik yang
berbatas. Karena X terbatas, maka terdapat M sedemikian sehingga x n ≤ M untuk
semua n ∈ N . Berdasakan sifat kelengkapan 2.3.6, suprimum x ¿ = ¿ ⁡{x n :n ∈ N }

terdapat di R ; kita akan membuktikan x ¿=¿ lim ( x n) .


Jika diambil ε > 0, maka x ¿−ε bukanlah batas bawah dari himpunan {x n :n ∈ N } , dan
karena itu ada x k sedemikan sehingga x −ε < x k . Faktanya X adalah suatu barisan naik
¿

sehingga x k < x n untuk n ≥ K, maka berlaku :


x ¿−ε < x k ≤ x n ≤ x ¿ < x ¿ + ε untuk semua n ≥ K
Maka dari itu, kita punya
|x n−x ¿|<ε untuk semua n ≥ K
Karena ε > 0 adalah sembarang, kita simpulkan bahwa ( x n) konvergen ke x ¿.

4
b. Jika Y =( y n ) adalah barisan monoton turun yang berbatas, maka pasti
X ∶=−Y =(− y n) adalah barisan naik terbatas. Telah dibuktikan pada bagian a

bahwa lim X= {− y n :n ∈ N }, Sekarang lim X = −lim ⁡Y , berdasarkan latohan

2.4.4(b), kita mempunyai ¿ {− y n :n ∈ N } = inf ⁡{ y n : n∈ N }. Oleh karena itu lim Y =

−lim ⁡X = inf { y n :n ∈ N } .
2.4 Contoh Teorema Konvergensi Monoton
1
a. Lim( ¿=0
√n
Berdasarkan teorema 3.2.10, jelas bahwa 0 adalah batas bawah dari himpunan {1/
√ n :n ∈ N }, dan tidak sulit untuk menunjukkan bahwa 0 adalah infimum dari
himpunan {1/√ n :n ∈ N }; akibatnya 0 = lim (1/√ n).
Disisilain setelah kita tahu bahwa X ∶=¿ (1/√ n) adalah berbatas dan menurun, kita
tahu bahwa itu konvergen untuk beberapa bilangan real x. Karena X =¿ (1/√ n)
konvergen ke x, berdasarkan teorema 3.2.3 maka X . X =(1/n) konvergen ke x 2. Oleh
karena itu x 2 = 0, berasal dari x=0.
1 1
b. Jika h n ∶=1+ + +…+1/n untuk semua n ϵ N .
2 3
Karena h n+1=h n+1 /(n+1)> hn , dapat diketahui bahwa h n adalah barisan naik.
Berdasarkan teorema kekonvergenan monoton 3.3.2, untuk pertanyaan apakah suatu
barisan itu konvergen atau bukan, diubah menjadi pertanyaan apakah suatu barisan itu
berbatas atau tidak. mencoba menggunakan perhitungan numerik langsung untuk
sampai pada dugaan kemungkinan batasas dari suatu barisan (h n ¿ menyebabkan
kegagalan yang tidak meyakinkan. Komputer akan menunjukkan perkiraan nilai
h n ≈ 11,4 untuk semua n = 50.000 dan h n ≈ 12,1 untuk semua n = 100.000. Sehingga
fakta numerik seperti itu dapat mengarahkan pengamat biasa untuk menyimpulkan
bahwa barisannya dibatasi . Namun, barisan ternyata berbeda, yang ditetapkan dengan
mencatat bahwa
1 1 1 1 1
n
2 2 4 ( ) (
h2 =1+ + + + …+ n−1 + …+ n
2 2 )
1 1 1 1 1
¿ 1+ +( + ) +…+ +…+
2 4 4 ( 2 2 ) n n

1 1 1
¿ 1+ + +…+
2 2 2

5
n
¿ 1+
2
Karena (hn) tidak terikat, Teorema 3.2.2 menyiratkan bahwa ia berbeda. (Ini
membuktikan bahwa deret tak hingga yang dikenal sebagai deret harmonik
menyimpang. Lihat Contoh 3.7.6 (b) pada Bagian 3.7.)
Istilah hn meningkat sangat lambat. Sebagai contoh, dapat ditunjukkan bahwa
untuk mencapai hn50 akan memerlukan sekitar 5,2 x 1021 penambahan, dan komputer
normal yang menghasilkan 400 juta tambahan per detik akan membutuhkan lebih dari
400.000 tahun untuk melakukan perhitungan (ada 31.536.000 detik dalam setahun) .
Komputer super yang dapat melakukan lebih dari satu triliun tambahan per detik akan
membutuhkan waktu lebih dari 164 tahun untuk mencapai tujuan sederhana itu. Dan
superkomputer IBM Roadrunner dengan kecepatan operasi quadrillion per detik akan
memakan waktu lebih dari satu setengah tahun.
Barisan yang didefinisikan secara induktif harus diperlakukan secara berbeda.
Jika barisan seperti itu diketahui konvergen, maka nilai batas kadang-kadang dapat
ditentukan dengan menggunakan hubungan induktif.
Sebagai contoh, misalkan konvergensi telah ditetapkan untuk barisan (x,) yang
didefinisikan oleh
1
x 1=2n , x n+1=2+ , n∈N
xn
Jika kita membiarkan x=lim (x n ), maka kita juga memiliki x=lim (x n+1 ) karena 1-tail
( x n+1 ) menyatu dengan batas yang sama. Selanjutnya, kita melihat bahwa x n ≥ 2 ,
sehingga x ≠ 0 dan x n ≠ 0 untuk semua n ∈ N Oleh karena itu, kita dapat menerapkan
teorema batas untuk memperoleh urutan
1 1
x=lim ( x n+1 )=2+ =2+
lim ( x n) x

Dengan demikian, batas x adalah solusi dari persamaan kuadrat x 2−2 x−1=0 , dan
karena x harus positif, kami menemukan bahwa batas barisannya adalah x = 1 +√ 2.
Tentu saja, masalah konvergensi tidak boleh diabaikan atau diasumsikan santai.
Sebagai contoh, jika kita mengasumsikan urutan ( y ¿¿ n)¿didefinisikan oleh
y 1 ∶=1 , y n +1 ∶=2 y n +1 adalah sama dengan batas y, maka kita akan mendapatkan y
= 2y + 1, sehingga y = -1 . Tentu saja, ini tidak masuk akal.
Dalam contoh-contoh berikut, kami menggunakan metode ini untuk mengevaluasi
batas, tetapi hanya setelah secara hati-hati menetapkan konvergensi menggunakan

6
Teorema Konvergensi Monoton. Contoh tambahan dari tipe ini akan diberikan pada
Bagian 3.5.
Contoh yang lainnya :
1
(a) Misalkan Y =( y n ) didefinisikan secara induktif oleh y 1 ∶=1 , y n +1 ∶= (2 y n+3)
4
untuk ≥ 1 . Kita mungkin menunjukkan bahwa lim Y = 3/2

5
Perhitungan langsung menunjukkan bahwa y 2 = . Maka kita memiliki y 1 <
4
y 2 < 2. Kami menunjukkan, oleh Induksi, itu y n < 2. untuk semua n ∈ N Memang, ini
berlaku untuk n = 1, 2. Jika y k < 2 berlaku untuk beberapa k ∈ N, kemudian
1 1 7
y k +1 = (2 y k + 3) < (4 + 3) = < 2.
4 4 4
sehingga y k +1 < 2. Oleh karena itu yn < 2 untuk semua n ∈ N.
Kami sekarang menunjukkan, dengan Induksi, bahwa y n < y n+ 1 untuk semua n
∈ N. Kebenaran dari pernyataan ini telah diverifikasi untuk n = 1. Sekarang
anggaplah itu bahwa y K < y k +1 untuk beberapa k; kemudian 2 y k + 3 < 2 y k +1 + 3, hal
itu mengikuti
1 1
y k +1 = (2 y k + 3) < (2 y k +1 + 3) = y k
4 4
Jadi, y k < y k +1 menyiratkan itu y k +1< y k +2. Karena itu y n< y n+ 1 untuk semua n ∈ N.
Kami telah menunjukkan bahwa barisan Y = (yn) naik dan dibatasi di atas oleh
2. Ini mengikuti dari Teorema Konvergensi Monoton yang Y konvergen ke limit yang
paling banyak 2. Dalam hal ini tidak begitu mudah untuk mengevaluasi lim ( y n)

dengan menghitung sup { y n :n ∈ N } . Namun, ada cara lain untuk mengevaluasi

1
batasnya. Dari y n+ 1 = (2 y n + 3) untuk semua n ∈ N. suku ke-n dalam 1- tail y 1 = y
4
memiliki hubungan aljabar yang sederhana dengan suku ke-9 Y. Karena, menurut
Teorema 3. I .9, kita memiliki y := lim y 1 = lim y, karena itu mengikuti dari Teorema
3.2.3, maka
1
y= (2y + 3), Dari situlah y = 3/2.
4
(b) Jika Z = ( z n) menjadi barisan bilangan real yang didefinisikan oleh z 1:= 1, z n+1:=√ 2 z n
untuk n ∈ N. Kami akan menunjukkan bahwa lim ( z n) = 2.

7
Catat jika z 1 = 1 dan z 1 = √ 2 ; karenanya 1 < z 1 < z 2< 2. Kami mengklaim
bahwa urutan Z naik dan dibatasi di atas oleh 2. Untuk menunjukkan ini, kami akan
menunjukkan, dengan Induksi, bahwa 1 ≤ z n< z n+1 < 2 untuk semua n ∈ N. Fakta ini
telah diverifikasi untuk n = 1. Misalkan benar untuk n = k; kemudian 2 ≤ 2 z k < 2 z k+1
< 4, maka
2< √ 2 ≤ z k+1 < √ 2 z k < z k+2 = √ 2 z k +1 < √ 4 = 2.
[Pada langkah terakhir ini kita telah menggunakan Contoh 2. l.13 (a).] Karenanya
validitas ketidaksetaraan 1 ≤ z k < z k+1 < 2 menyiratkan validitas 1 ≤ z k+1 < z k+2 < 2
Karena itu 1 ≤ z n < z n+1< 2 untuk semua n ∈ N.
Karena Z = ( z n) adalah barisan naik berbatas, itu mengikuti dari Teorema
Konvergensi Monoton yang konvergen ke angka z := sup { z n } . Ini dapat ditunjukkan
secara langsung bahwa { z n } = 2. sehingga z = 2. Atau kita dapat menggunakan
metode yang digunakan pada bagian (a). Hubungan z n+1 = √ 2 zn memberikan
hubungan antara istilah ke - n dari 1-tail z 1 dari Z dan istilah ke-Z dari Z. Menurut
Teorema 3.1.9, kita memiliki lim Z1 = z = lim Z. Selebihnya oleh Teorema 3.2.3 dan
3.2. 10, maka batas z harus memenuhi relasi
z = √2z .
Karenanya z harus memenuhi persamaan z 2 = 2z, yang memiliki akar z = 0, 2. Karena
syarat dari Z = ( z n) semua memenuhi 1 ≤ z n ≤ 2, berikut dari Teorema 3.2.6 yang
harus kita miliki 1 ≤ z ≤ 2. Karena itu z = 2.

2.5 Perhitungan Akar Kuadrat


kami sekarang memberikan aplikasi teorema konvergensi monoton untuk perhitungan
akar kuadrat dari angka positif
Contoh :Jika a > 0; kami akan membentuk barisan ( sn) dari bilangan real yang konvergen
ke √ a .
1 a
Jika s1 > 0 berubah-ubah dan didefinisikan sn +1 :=
2(s n+
sn)untuk nϵ N . Kami akan

menunjukkan bahwa barisan ( sn) konvergen ke √ a.

Pertama-tama kita perlihatkan s2n ≥ a untuk n ≥ 2. Karena sn memenuhi persamaan

kuadrat s2n - 2 sn +1 sn + a = 0, persamaan ini memiliki akar yang sebenarnya. Karenanya

diskriminan 4s2n+1 - 4a harus tidak negatif; sehingga s2n+1 ≥ a untuk n ≥ 1.


8
Untuk melihat bahwa ( sn) pada akhirnya menurun, kita perhatikan bahwa untuk n ≥ 2
kita punya
2
1 a 1 (s −a)
sn - sn +1= sn -
2(s n+
sn 2 )
= ⋅ n
sn
≥0

Karenanya, sn +1 ≤ sn untuk semua n ≥ 2. Teorema konvergensi monoton menyiratkan


bahwa s := lim( sn) ada. Selain itu, dari teorema 3.2.3, batas s harus memenuhi relasi
1 a
s=
2 ( )
s+ ,
s
Maka s = a/s atau s2 = a. Jadi s = √ a .
Untuk keperluan perhitungan, seringkali penting untuk memperkirakan seberapa cepat
barisan ( sn) konvergen ke √ a . Seperti di atas, kita memiliki √ a ≤ sn untuk semua n ≥ 2,
dari mana a/ sn ≤ √ a ≤ sn . Demikian yang kita miliki
(s2n−a)
0 ≤ sn - √ a ≤ sn - a/ sn= untuk n ≥ 2
sn
Menggunakan ketidaksetaraan ini dapat menghitung √ asampai tingkat ketelitian.

2.6 Bilangan Euler

( 1n )
Contoh Jika e n := 1+ n
untuk n ∈ N . Sekarang kita akan menunjukkan bahwa urutan

E = (e n) adalah terbatas dan naik: dikarenakan itu konvergen. Limit dari barisan ini
adalah nomor euler e yang terkenal, yang nilai perkiraannya adalah 2. 718 281 828 459
045.. . , yang diambil sebagai basis logaritma ''alami''.
Jika kita menerapkan Teorema Binomial, kita punya
2
+ n 1 n(n−1) 1 n ( n−1 ) ( n−2) ∙ 1 n ( n−1 ) ∙∙ ∙ 2∙ 1 ∙ 1
e n = 1+ 1 = 1
( ) n
∙ +
1 n 2!
∙ 2 +
n 3! n 3 + .... +
n! nn
Jika kita membagi kekuatan n ke dalam istilah dalam pembilang dari koefisien binomial,
kita mendapatkan
1 1 1 1 2
e n=1+1+ ( ) ( )( )
2!
1− +
n 3!
1−
n
1− +¿
n
1 1 2 n−1
. . ..+ ( 1− )( 1− ) . .. . ( 1−
n! n n n )
Sama seperti yang kita miliki
1 1 1 1 2
e n=1+1+
2!( ) (
1− +
n 3!
1−
n+1
1−
n+1
+¿ )( )
9
1 1 2 n−1
. . ..+( )( ) (
n!
1−
n+1
1−
n+1
. .. . 1−
n+1 )
+1 1 2 n
(n+1)! ( 1−
n+1 )( 1−
n+1 ) .. . . ( 1−
n+1 )
Perhatikan bahwa ekspresi untuk e n berisi istilah n + 1 , sementara itu untuk e n+1
mengandung ketentuan n + 2 . Selain itu, setiap istilah yang muncul dalam e n kurang
dari atau sama dengan istilah yang sesuai di e n+1, dan e n+1 memiliki satu lagi istilah
positif. Karena itu kita memiliki 2 ≤ e 1< e 2 < · · · < e n < e n+1 <· · ·, Sehingga ketentuan E
meningkat.
Untuk menunjukkan bahwa syarat-syarat E dibatasi di atas, kita perhatikan bahwa jika
p = 1, 2, ..., n, maka (1 – p/n) < l. Apalagi 2 p−1 ≤ p ! [lihat l .2.4 (e)] sehingga 1 / p!
≤ 1/ 2 p−1. Karena itu, jika n > 1, maka kita miliki
1 1 1
2<e n <1+1+ + 2 +. . .+ n−1
2 2 2
Karena dapat diverifikasi bahwa [lihat 1 .2.4 (f)]
1 1 1 1
+ 2 +. . .+ n −1 =1− n−1 <1
2 2 2 2
Kita menyimpulkan bahwa 2 < e n <3 untuk semua n  N. Teorema Konvergensi
Monoton menyiratkan bahwa urutan E konvergen ke bilangan real yaitu antara 2 dan 3.
Kita mendefinisikan angka e menjadi batas urutan ini.
Dengan menyempurnakan estimasi , kita dapat menemukan perkiraan rasional
yang lebih dekat dengan e, tetapi kita itidak dapat mengevaluasinya dengan tepat, karena
e adalah bilangan irasional. Namun, dimungkinkan untuk hitung e ke banyak tempat
desimal yang diinginkan. Pembaca harus menggunakan kalkulator (atau a komputer)
untuk mengevaluasi e n untuk nilai "besar" dari n.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
X = ( x n ¿ adalah barisan dari bilangan asli. Kita katakan bahwa X adalah naik jika
memenuhi ketidaksetaraan x 1≤ x 2≤… ≤ x 3≤ x n+1≤ …, kita katakan X turun jika
memenuhi ketidaksetaraan x 1≥ x 2 ≥… ≥ x n≥ x n+1 ≥ …, dan kita katakan X monoton jika
diantara naik dan menurun.
Suatu barisan monoton dari bilangan real adalah konvergen jika dan hanya jika
barisan itu berbatas. Jika X =( x n ) adalah suatu barisan monoton naik yang terbatas, maka
lim ( x n) =⁡{x n :n ∈ N } dan Jika Y =(Y n ) adalah suatu barisan monoton turun yang terbatas,

maka lim ( y n )=inf ⁡{ y n :n ∈ N }.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami tulis memiliki banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah oleh pembaca agar bisa kami jadikan
sebagai acuan untuk memperbaiki makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bartle, Robert, Donald R. Sherbert. 2010. Introduction to Real Analysis Fourth Edition.
University of Illinois, Urbana-Champaign

12

Anda mungkin juga menyukai