Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS JURNAL

Fokus Masalah : Beberapa peserta didik di kelas 1 MI Miftahul Huda kurang dalam
keterampilan membaca permulaan
Jurnal I
Identitas Jurnal Jurnal ini merupakan kajian dari Sarkiyah yang merupakan seorang
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Penddikan Universitas Tadulako. Jurnal telah diterbitkan oleh
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol.4 No.4 ISSN 2354-614X
Judul Upaya meningkatkan keterampilan Membaca Permulaan Melalui
Media Kartu di Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat Uemalingku
Kecamatan Ampana Kota.
Tujuan  Mengetahui hasil peningkatan dari pelaksanaan kegiatan
keterampilan membaca bagi permulaan di Kelas 1 Madrasah
Ibtidaiyah Alkhairat Uemalingku Kecamatan Ampana Kota
melalui media kartu
 Mengetahui proses pelaksanaan kegiatan keterampilan membaca
bagi permulaan di Kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat
Uemalingku Kecamatan Ampana Kota melalui media kartu
Teori yang Tarigan, (2003), menyatakan bahwa membaca merupakan proses
Mendukung menafsirkan makna bahasa tulis secara tepat. Pengenalan makna kata
sesuai dengan konteksnya merupakan prasyarat yang di perlukan
untuk memahami pesan yang terdapat pada bahan bacaan.
Menurut Arifin, (2004), membaca permulaan merupakan membaca
awal yang diberikan kepad anak di kelas I dan II sebagai dasar untuk
pelajaran selanjutnya. seiring dengan itu Sahari dalam (Pattiha, Hawa
2006) mengemukakan membaca adalah kegiatan dalam menerapkan
dalam kemampuan berbahasa (linguisti) dengan melibatkan faktor
biologis dan psikis yang di pengaruhi oleh lingkungan denagn huruf,
suku kata, kata dan kalimat sebagai objek bacaan sebagai tingkatan
awal dalam belajar membaca.
Supryadi dalam (Sulistyarini, Dian 2007) mengemukakan bahwa
“kemampuan membaca yang di peroleh pada membaca permulaan
akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut”.
Sebagai kemampuan yang mendasari kemampuan berikutnya maka
kemampuan membaca permulaan benarbenar memerlukan perhataian
guru, sebab jika dasar itu tidak kuat, pada tahap membaca lanjut anak
akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki kemampuan yang
memadai.
Menurut Rita Wati dalam (Ritawati Wahyudin, 1996) tujuan
pengajaran membaca permulaan adalah “agar siswa dapat membaca
kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat. Pengajaran
membaca permulaan disesuaikan dengan kemampuan dan
perkembangan kejiwaan peserta didik”.
Rita Wati dalam (Soedarso. 2001), mengemukakan langkah-langkah
membaca permulaan sebagai berikut: 1) Mengenal unsur kalimat, 2)
Mengenal unsur kata, 3) Mengenal unsur huruf, 4) Merangkai huruf
menjadi suku kata dan 5) Merangkai suku kata menjadi kata.
Menurut Akhadiah dalam (Dwi Indri Oktaviani 2003)
mengemukakan langkah-langkah pengakaran membaca permulaan
sebagai berikut: 1) Menentukan tujuan pokok bahasan yang akan di
berikan. Tujuan ini dapat di ambil dari GBPP 2) Mengembangkan
bahan pengajaran 3) Setelah bahan pelajaran dan bahan latihan
disusun, kemudian harus memikirkan bagaimana cara
menyampaikan. Bagaimana urutan pemberian bahan-bahannya, dan
bagaimana cara mengaktifkan siswa. 4) Pada tahap latihan, guru
dapat membuat kombinasi baru, baik dengan kata maupun suku kata,
dan huruf. Hal ini mudah dilakukan dengan menggunakan kartu-
kartu yang tersedia, anak dapat bermain dengan kartu-kartu tersebut.
Misalnya membentuk suku kata, kata ataupun kalimat. 5) Untuk
memantau apakah anak telah mencapai tujuan yang di tetapkan, guru
dapat membuat tes formatif. Dalam hal ini guru dapat menggunakan
berbagai cara yang dianggap terbaik untuk kelangsungan
pembelajaran. Berdasarkan hal di atas, agar tujuan pengajaran
membaca dapat tercapai dengan baik, sebaiknya guru menetapkan
langkah-langkah tersebut dilakukan secara berulang-ulang.
Metodologi  Penelitian dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Alkhairat
Uemalingku Kecamatan Ampana Kota
 Subjek penelitian adalah siswa kelas 1 berjumlah 20 siswa yang
terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan yang
mengikuti mata pelajaran bahasa Indonesia tahun ajaran
2014/2015.
 Penelitian ini dimulai dengan pratindakan, dengan memberikan
tes awal kepada siswa
 Pelaksanaan tindakan ini berlangsung 2 siklus dan setiap siklus
terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
 Penelitian menggunakan media kartu bergambar
 Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif.data kualitatif yaitu data yang
berasal dari observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil
wawancara dalam kegiatan pembelajaran sedangkan data
kuantitatif diperoleh dari tes hasil belajar bahasa indonesia siswa
 Indikator yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran atau
peningkatan hasil belajar siswa adalah jika daya serap individu
memperoleh minimal 65 %, ketuntasan belajar klasikal minimal
80% dan daya serap klasikal minimal 65% (KTSP)
 Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini dapat
dilihat dari dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dan
pengelolaan pembelajaran oleh guru.
Hasil Penelitian  Siklus I, siswa belum mampu memenuhi indikator pembelajaran
yang ditetapkan,sejumlah siswa masih kurang dalam membaca
nyaring dan ketepatan membaca suku kata.
 Siklus II, Siswa telah mampu mencapai indikator pembelajaran
yang ditetapkan
 Dengan metode penerapan media kartu bergambar hasil belajar
siswa meningkat ditandai dengan hasil belajar yang menunjukan
peningkatan dan aktifitas siswa yang jauh lebih baik.
 dengan menerapkan media kartu bergambar siswa telah
mencapai ketuntasan belajar melebihi standar yang ditetapkan
yaitu ≥ 80%. Dari data hasil observasi terhadap kegiatan
pembelajaran siklus I ke siklus II tampak bahwa aktifitas siswa
dan guru selama mengikuti pembelajaran sudah memenuhi
indikator kinerja
Rencana yang Rencana yang akan saya ambil untuk penyusunan proposal
digunakan untuk berdasarkan artikel ini adalah media yang akan digunakan, yaitu
menyusun proposal menggunakan kartu bergambar namun kartunya akan nanti akan saya
buat lebih bervariasi misalnya saja selain gambar bisa ditambahkan
simbol yang dapat membuat siswa lebih mudah untuk
mengingat,selain itu juga dapat membantu siswa untuk merangsang
daya imajinasi siswa serta membangkitkan semangat serta kaeaktifan
siswa dalam belajar membaca peermulaan. Dalam penggunaannya
pun juga bisa dengan menggunakan sebuah permainan sehingga
pembelajaran tidak terkesan monoton.

Jurnal II
Identitas Jurnal Jurnal ini merupakan kajian dari Septia Sugiarsih yang merupakan
seorang Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Universitas NegeriYogyakarta. Jurnal telah diterbitkan oleh L-
BIDAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar Islam Volume 9, Nomor 02,
Desember 2017; ISSN: 2085-0034
Judul PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI
DROP EVERYTHING AND READ (DEAR) PADA SISWA
SEKOLAH DASAR (MI)
Tujuan Meningkatkan minat baca dan keterampilan membaca pada siswa
sekolah dasar dengan menggunakan strategi DEAR (Drop
Everything and Read)
Teori yang Nikki Heath (2017) mendefinisikan DEAR sebagai sesi dimana
Mendukung seluruh sekolah berhenti, meninggalkan apa yang mereka lakukan
dan membaca untuk kesenangan selama 20 menit.
Alta Allen (2017) menyampaikan bahwa DEAR adalah waktu yang
disisihkan setiap hari untuk pembacaan independen baik oleh siswa
dan guru. Susan Verner menyatakan bahwa untuk memulai sesi
DEAR dalam kelas siswa diberi penjelasan bahwa setiap orang, baik
siswa maupun guru akan menghentikan segala aktivitas untuk
membaca.
Alta Allen (2017) biasanya mengalokasikan waktu 5 menit untuk
sesi DEAR di awal tahun, dan meningkat menjadi 10 menit, dan
membuat siswa membaca lebih lama seiring tahun berjalan. Biasanya
di akhir tahun siswa membaca selama 20 ampai 30 menit.
Susan Verner (2017) memulai sesi DEAR selama 5 menit dan akan
meningkat lebih lama sesuai dengan peningkatan semester. Traci
Gradner (2017) waktu yang digunakan untuk DEAR setiap hari
kurang lebih 20 sampai 30 menit. Morteimer Adler (2017)
menyampaikan waktu yang digunakan dalam DEAR adalah sepuluh
menit sehari untuk siswa yang lebih muda atau dua periode lima
belas menit atau dua puluh menit untuk siswa yang lebih tua.
Morteimer Adler (2017) menyatakan DEAR dijadwalkan untuk
waktu yang sama setiap hari atau minggu sehingga siswa menyadari
bahwa DEAR adalah prioritas dan agar mereka dapat menantikan
periode khusus ini. Morteimer juga mencontohkan jika waktu DEAR
dimulai pukul 2.15 setiap hari Selasa dan Kamis, maka harus dimulai
pukul 2.15 setiap hari Selasa dan Kamis, kecuali dalam kasus
keadaan darurat.
DEAR idealnya dilakukan oleh seluruh anggota sekolah (Nikki Heat,
2017). Peserta DEAR jika memungkinkan tidak hanya terbatas pada
siswa dan guru, tetapi juga dilakukan oleh seluruh karyawan sekolah.
Pembentukan komunitas/lingkungan membaca sangat penting untuk
dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mendorong/memotivsi siswa
agar terbiasa dan gemar membaca. Namun, apabila tidak
memungkinkan DEAR dapat dilakukan oleh siswa bersama guru di
dalam kelas.
Tujuan dari DEAR menurut USAID (2015) merupakan upaya
penggalakan kebiasaan membaca pada anak melalui program rutin.
Dengan tujuan tersebut diharapkan siswa senang membaca, memiliki
rasa gemar membaca sehingga tercipta budaya membaca pada
masing-masing siswa baik di lingkungan sekolah maupun di rumah,
sehingga keterampilan membaca siswa akan meningkat.
Dalam DEAR siswa diberi waktu untuk membaca apa yang ingin
mereka baca, setelah itu siswa mencatat yang telah dibaca dalam
reading log. Cambourn & Turbill (1990) dalam USAID (2015: 59)
mengartikan reading log (jurnal membaca siswa) sebagai catatan
harian dari kebiasaan dan ketertarikan membaca siswa yang
disimpan selama periode latihan membaca mandiri. Dalam reading
log siswa mencatat judul buku/bacaan, pengarang, dan tanggal
membaca, serta dapat pula diberikan tambahan isian mengenai
respon terhadap buku apakah buku mudah, menarik atau menantang,
serta hal menarik/disukai dari buku dan sebagainya. Traci Gardner
(2017) menyebutkan sesi membaca harian DEAR berlangsung antara
dua puluh dan tiga puluh menit dan diikuti lima belas menit di mana
siswa dapat menulis dalam reading log mereka.
Metodologi Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan melakukan
penenelitian kepustakaan (library research). Penelitiannya digali
melalui beragam informasi kepustakaan (buku,ensiklopedi, jurnal
ilmiah,koran, majalah dan dokumen. Fokus penelitian berupa
berbagai teori,hukum,dalil,prinsip atau gagasan yang digunakan
untuk menganalisis dan memecahkan pertanyaan yang peneliti
rumuskan.
Hasil Penelitian Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk
diajarkan sejak sekolah dasar. Keterampilan membaca di sekolah
dasar merupakan fondasi dasar penentu pencapaian
akademik/keberhasilan siswa. Keterampilan membaca siswa sekolah
dasar harus terus ditingkatkan. Keterampilan membaca siswa sekolah
dasar dapat ditingkatkan melalui DEAR atau Drop Everything and
Read. DEAR dilaksanakan untuk membiasakan siswa gemar
membaca, dan menanamkan pada diri siswa bahwa membaca
merupakan aktivitas yang menyenangkan. Melalui DEAR
diharapkan siswa senang membaca, memiliki minat yang tinggi
dalam membaca, memiliki rasa gemar membaca, menjadikan
membaca sebagai kebutuhan, sehingga tercipta budaya membaca
pada masingmasing siswa baik di lingkungan sekolah maupun di
rumah, sehingga keterampilan membaca siswa akan meningkat.
Rencana yang Rencana yang akan saya ambil untuk penyusunan proposal
digunakan untuk berdasarkan artikel ini adalah metode yang digunakan untuk dapat
menyusun proposal meningkatkan minat baca dan keterapilan memebaca siswa yaitu
menggunakan metode DEAR (Drop Everything And Read).
Diharapkan melalui metode ini membuat siswa senang membaca,
gemar membaca, terbiasa membaca, dan menjadikan membaca
sebagai kebutuhan sehingga tercipta budaya membaca pada masing-
masing siswa baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.

Jurnal III
Identitas Jurnal Jurnal ini merupakan kajian Sunanih dari Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya. Jurnal telah diterbitkan oleh
Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitan Pendidikan dan Pembelajaran 2
Judul KEMAMPUAN MEMBACA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS
RENDAH BAGIAN PENGEMBANGAN BAHASA
Tujuan membuka wawasan bagi para orang tua/pendidik untuk memahami
bagaimana mengajar anak membaca sesuai dengan karakteristi dan
perkembangannya dimana hal ini tidak menjadi polemik lagi di
masyarakat.
Teori yang Marjorry Ebbeck (1991) seorang pakar anak usia dini dari australia
Mendukung menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah pelayanan pada
anak mulai dari lahir sampai usia delapan tahun tahun. Jadi anak usia
SD kelas rendah masih digolongkan kepada kategori anak usia dini,
sehingga perlakuanpun harus spesial termasuk dalam mengajarkan
membaca.
Menurut Rahman (2002:31) bahwa “pengalaman yang dialami anak
pada usia dini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan
selanjutnya” pengalaman tersebut akan bertahan lama bahkan tidak
dapat terhapuskan. Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing
pengalaman hidup yang pernah dialaminya maka efek tersebut akan
muncul kembali dalam bentuk yang berbeda. Kepentingan pendidik
memberi pengalaman yang berkesan yang akan berdampak pada
kehidupan anak pase berikutnya.
Kemampuan membaca bagi SD kelas rendah merupakan
kemampuan yang kompleks yang dapat dikuasai melalui proses
bertahap selama masa perkembangan anak, karena ada proses yang
bertahap, tidak salah jika anak dipersiapkan sejak dini untuk
mengenal dan menguasai kemampuan awal membaca. Kemampuan
awal bahasa anak adalah bahasa ibunya, dengan demikian anak yang
diasuh oleh ibunya yang cerewet, banyak bicara maka anaknya
cenderung lebih cepat perkembangan bahasanya dan sebaliknya anak
yang diasuh oleh ibunya yang pendiam bahkan tuna wicara anak
akan kesulitan bicara hingga ia dewasa, dengan demikian hampir
semua pakar pendidikan sepakat bahwa cerita merupakan media
pembelajaran bahasa yang sangat kaya (suyadi. 2014:207).
Hainstock (2002:85) menyebutkan bahwa membaca merupakan
pengenalan huruf-huruf atau bunyi huruf dengan cara melihat,
menyentuh dan mendengarkan setiap huruf yang diucapkan satu
persatu kemudian digabungkan untuk membentuk kata-kata pendek.
Adapun menurut Shofi (2008:21) berpendapat bahwa membaca bagi
anak usia dini merupakan aktivitas kompleks yang mencakup fisik
(gerakan mata dan ketajaman penglihatan), aktivitas mental (daya
ingat) dan pemahaman. Lebih lanjut Shofi mengemukakan bahwa
setiap anak akan dapat membaca dengan baik bila mampu melihat
huruf-huruf dengan jelas dapat menggerakkan mata secara lincah,
memahami simbol-simbol bahasa secara tepat, dan memiliki
penalaran yang cukup untuk memahami bacaan.
Prasetyono (2008:170) bahwa belajar membaca dan menulis bagi
anak bersifat auto telic artinya, belajar mempunyai daya tarik bagi
anak-anak kecil karena mereka ingin belajar untuk kesenangan.
Belajar bukan dorongan oleh rasa takut, persaingan, atau pujian. Jadi
diusahakan menghilangkan setiap tekanan yang bisa dirasakan oleh
anak. Sebagaimana diketahui bahwa anak usia dini berada pada tahap
praoperasional, pada tahap ini anak sudah bisa menggunakan kata-
kata utuh dalam menggambarkan suatu objek. Tahap ini merupakan
tahap perkembangan yang sangat penting dalam perkembangan
bahasa anak, karena pengalaman berbahasa dumilai pada tahap ini.
Dengan demikian tahap ini mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan selanjutnya.
Baron Brown S. Rebeca (1990: 5) bahwa: ”A teacher must integrate
the four language groups of listening, speaking, and writing as well
as all content areas that extent learning”. Dengan demikian membaca
bagian dari kemampuan berbahasa dan ada empat pokok konteks
pengembangan bahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis.
Diungkapkan pula oleh Novan Ardy Wiyani ( 2014: 103)
pengembangan kemampuan bahasa meliputi pengembangan aspek
mendengar, berbicara, menulis, dan membaca. Berdasarkan aspek
kemampuan anak usia dini, aspek kemampuan bahasa yang paling
utama dikembangkan adalah kemampuan mendengar dan berbicara.
Keempat keterampilan berbahasa sebagaimana disebutkan oleh para
ahli diatas, pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan, begitu pula setiap keterampilan berbahasa erat kaitannya
dengan proses berfikir seseorang.
Metodologi Metode yang digunakan dalam penelitian adalah dengan melakukan
penenelitian kepustakaan (library research). Penelitiannya digali
melalui beragam informasi kepustakaan (buku,ensiklopedi, jurnal
ilmiah,koran, majalah dan dokumen. Fokus penelitian berupa
berbagai teori,hukum,dalil,prinsip atau gagasan yang digunakan
untuk menganalisis dan memecahkan pertanyaan yang peneliti
rumuskan.
Hasil Penelitian Stimulus yang diberikan kepada anak usia/ SD kelas randah akan
berdampak hingga anak usia dewasa, setiap orang tua tentunya
menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik
sehingga dambaan memiliki regenerasi yang cerdas bisa terwujud.
Untuk memenuhi tuntutan kemampuan membaca bagi anak yang
tidak boleh dilupakan oleh para pendidik yang paling utama metode
yang menarik dan pendekatan kepada anak dengan tulus dan penuh
kasih sayang, berusaha bagaimana anak bisa nyaman dengan
pendidik sehingga metode apapun yang yang disampaikan kepada
anak, mereka akan senang menerimanya.
Rencana yang Rencana yang akan saya ambil untuk penyusunan proposal
digunakan untuk berdasarkan artikel ini adalah metode dan pendekatan yang dapat
menyusun proposal digunakan untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca
pada siswa, terutama bagi siswa kelas rendah, bagaimana metode
atau pendekatan tersebut dibentuk agar menjadi lebih efektif,unik
dan kreatif

Anda mungkin juga menyukai