On
Budi Suhardiman, Sri Yamini, Ecih Suningsih, Faksi Riana,
Indri Pudjiati, Nur Amaliah, Riyan Anugerah, Nurjanah Laila,
Nuraini, Andri, Juju Yuningsih, Lily Suliyatiningrum, Sumi
LestarI, Supriyati, Rina Kurnia, Irma Kartikasari, Putri Sri
Jayanti, Supriad, Arie Wijayanti, Utin Linda Mersianti, Sri
Mujayati, Gita Erlangga K, Ida Fitriyati, Nurani Fimutho Haroh
Jangan
On
"Jangan Gagal Move On"
Kisah-Kisah Inspiratif para Pendidik
Pelopor Perubahan
Penulis:
Budi Suhardiman, Sri Yamini, Ecih Suningsih, Faksi Riana, Indri Pudjiati, Nur
Amaliah, Riyan Anugerah, Nurjanah Laila, Nuraini, Andri, Juju Yuningsih, Lily
Suliyatiningrum, Sumi LestarI, Supriyati, Rina Kurnia, Irma Kartikasari, Putri
Sri Jayanti, Supriad, Arie Wijayanti, Utin Linda Mersianti, Sri Mujayati, Gita
Erlangga K, Ida Fitriyati, Nurani Fimutho Haroh
Diterbitkan Oleh:
Didaksi bekerja sama dengan PIPP Pusat
JL. Melati 2 No 18 RT. 001 RW. 005
Kelurahan Doplang, Kecamatan Purworejo,
Kabupaten Purworejo 54114 | Email: didaksi081@gmail.com
Telp. (0275) 323856 | www.didaksi.com
ISBN:
Cetakan Pertama: Januari 2020
14 x 20 cm; ….. halaman
Kata Pengantar
v
~ Jangan Gagal Move On ~
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................v
Daftar Isi..................................................................................... vii
vii
~ Jangan Gagal Move On ~
viii
Daftar Isi
ix
01
DARI SEKOLAH PINGGIRAN
MERAJUT KESUKSESAN
Oleh: Budi Suhardiman
T
ak terasa pada bulan Desember 2019 ini masa kerja
saya sebagai PNS sudah 25 tahun. Pertama kali
diangkat sebagai guru PNS pada 1 Desember 1994 di
SMPN 2 Bayongbong. Sekolah ini terletak di pinggiran kota
Garut, tepatnya di Kampung Cijelereun, Desa Cikedokan,
Kecamatan Bayongbong, Kabupaten. Garut. Di sebelah barat
daya dari kota Garut. Di sekolah ini bertugas sampai 2008.
Mata pelajaran yang ditampung yaitu mulok bahasa daerah
(bahasa Sunda) sesuai dengan ijazah yang saya miliki. Jarak
dari kotaGarut ke SMPN 2 Bayongbong sekitar 15 km dan
bisa ditempuh menggunakan kedaraan roda dua selama 25
menit. Untuk bisa sampai ke sekolah harus masuk gang dulu
1
~ Jangan Gagal Move On ~
2
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
3
~ Jangan Gagal Move On ~
yang dia punya dengan nilai-nilai imtaq dalam bentuk karya tulis.
Setelah menunggu beberapa bulan, ke sekolah ada undangan dari
kementerian. Di dalam lampiran undangan itu ada daftar peserta
lomba yang masuk final. Dari sekian yang masuk final ada nama
saya dari SMPN 2 Bayongbong Garut. Saya merasa senang dan
terharu karena pertama kali mengikuti lomba karya tulis tingkat
nasional langsung masuk final. Saya berangkat ke Jakarta tepatnya
ke Wisama Handayani miliknya Depdikbud di Jl. Fatmawati,
Cipete, Jakarta Selatan. Bersama teman-teman yang masuk final
dari seluruh Indonesia saya mempresentasikan karya tulis yang
berjudul “Integrasi Iptek dan Imtaq pada Mata Pelajaran Bahasa
Sunda Pokok Bahasan Peribahasa” Alhamdulillah pada waktu
diumumkan juri, saya menjadi juara harapan 1 tingkat nasional.
Hadiahnya berupa uang pembinaan, buku-buku agama Islam,
dan ensiklopedi Islam. Pada 2002 ke sekolah ada surat dan brosur
lomba karya tulis tentang lingkungan hidup yang diselenggarakan
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdikbud. Tema
karya tulisnya yaitu pemanasan global. Saya merasa tertarik dengan
lomba karya tulis lingkungan itu walaupun mata pelajaran yang
diampu tidak ada hubungannya dengan tema tulisan. Kemudian
saya banyak membaca buku tentang lingkungan yang membahas
pemanasan global. Selain membaca, saya banyak bertanya pada
guru-guru IPA yang ada di sekolah. Setelah dirasakan cukup
bahan-bahan untuk menulis, kemudian saya mulai menulis
sampai tulisan itu selesai. Judul tulisannya yaitu “Masa Depan
Bumi di Tangan Kita Semua”. Setelah mendapat pengesahan dari
kepala sekolah dan pengawas, tulisan tersebut dikirim ke alamat
panitia yang tercantum pada brosur. Setelah menunggu sekitar 1
bulan, alhamdulillah tulisan saya itu masuk finalis. Saya diundang
4
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
5
~ Jangan Gagal Move On ~
6
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
7
~ Jangan Gagal Move On ~
8
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
9
~ Jangan Gagal Move On ~
10
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
11
~ Jangan Gagal Move On ~
12
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
13
~ Jangan Gagal Move On ~
14
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
15
~ Jangan Gagal Move On ~
16
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
17
~ Jangan Gagal Move On ~
18
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
19
Jangan Gagal Move On
20
Dari Sekolah Pinggiran Merajut Kesuksesan
Jawa Barat, terpilih sebagai penulis buku bahan literasi nasional tahun
2018, juara 3 lomba inovasi untuk pembangunan daerah tahun 2018,
memperoleh nilai tertinggi pada lelang jabatan (open bidding) untuk calon
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut 2018. Namun oleh bupati
tidak diangkat, malah dikukuhkan kembali menjadi kepala SMPN 2 Garut,
Juara 2 kepala sekolah berprestasi tk, Jawa Barat 2019, dan sebagai
pemenang lomba menulis Writing thon tk. nasional 2019.
Aktif menulis artikel di berbagai media massa dan buku. Buku terbaru
yang berjudul KH. Mustofa Kamil Sang Pendekar dari Kota Intan (2018)
terpilih sebagai bahan bacaan literasi tingkat nasional dan mendapat
penghargaan dari Kemendikbud RI. Sejak tahun 2010 s.d .sekarang
sering diundang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk ikut
berkontribusi dalam menyusun dan mengembangkan berbagai regulasi
dalam bidang pendidikan. Sebagai fasilitator pada program pertukaran
kepala sekolah tingkat nasional tahun 2010 s.d. sekarang.
21
02
KUN FAYAKUN KALAU SUDAH
RIZKI TIDAK AKAN KEMANA ???
Oleh: Sri Yamini, S.Pd
P
ada tahun 1985 ada seorang calon guru yang lagi magang
untuk menjadi guru. Padahal ia baru sekolah kelas 2 SPG
(Sekolah Pendidikan Guru). Tujuannya magang supaya
pas praktik jadi guru sd dalam ujian sudah bisa trampil dan
bisa menguasai kelas. Gadis tersebut bernama Sri. Dia dari
keluarga yang sederhana, punya adik 5 orang yang terdiri 1
orang adik laki-laki dan 4 adik perempuan. Ayahnya bekerja
sebagai pns suatu perusahaan di Bandung. Pada waktu itu
seorang pns gajinya kecil. Ibunya tidak bekerja karena harus
mengurus ke 6 anak-anaknya. Keluarga kecil dan diam di
rumah kontrakan yang hanya 2 kamar tidur, 1 ruang tamu
dan 1 ruang dapur, kalau kamar mandi ikut ke kamar mandi
22
Kun Fayakun kalau Sudah Rizki Tidak Akan Kemana ???
23
~ Jangan Gagal Move On ~
guru sd. Beliau sedang rapat dan Sri waktu itu masih magang.
Pundak ku ada yang menepuk dibelakang. Ey...Sri lagi apa di
sini??? Saya kaget sekali, langsung membalikkan badan untuk
melihat, siapa yg menepuk pundak ku sampai kaget. Ee... Bapak
Guru, Apa kabarnya??? Sri sambil salaman kepada bapak guru
tersebut. Alhamdulillah... Bapak sehat dan keluarga bpk juga
dalam keadaan sehat walafiat. Sri... kamu lagi apa di sekolah ini???
Sri, menjawab Saya lagi mengajar di sekolah ini sudah 2 tahun.
Memangnya kamu lulusan sekolah guru??? Kata bapak guru lagi.
Ya, Pak... Sri baru lulus sekolah guru. Kebetulan di sekolah bapak,
ada yang pindah sekolah dan rumahnya ,jadi mengajarnya juga
pindah. Oh... Boleh, pak guru... mau mengajar di sekolah pak
guru. Sri bertanya lagi, Apa persyaratannya untuk melamar jadi
guru honor??? Sudah... tidak usah pakai lamaran segala. Yang
terpenting nanti kamu datang ke sekolah. Kebetulan bapak jadi
kepala sekolah. Waduh... Alhamdulillah sekali, pak guru...
Singkat cerita Sri diterima mengajar sebagai wali kelas 3 SD
dengan jumlah murid sekitar 40 orang. Pertama mengajar agak
kaku, karena melihat murid yang banyak. Tetapi karena sudah
terbiasa, lama-lama senang juga jadi guru. Dihargai dan dihormati
oleh murid-murid, orang tua dan masyarakat sekitar. Tibalah Sri
mengajar sudah 1 bulan, Bapak Kepala Sekolah memanggilku
disuruh ke kantor. Hatiku deg…degan, dalam pikiranku ada apa
yah?....
Bapak Kepala Sekolah memberikan sebuah buku, Sri ayo
tanda tangan di buku ini ???Sri kaget ada apa, pak….Tidak ada apa-
apa.Ini gajimu bulan ini. Maaf ,Bapak tidak bisa memberi gajih
yang layak, ini juga dari uang iuran bulanan dari orang tua siswa.
24
Kun Fayakun kalau Sudah Rizki Tidak Akan Kemana ???
25
~ Jangan Gagal Move On ~
26
Kun Fayakun kalau Sudah Rizki Tidak Akan Kemana ???
27
~ Jangan Gagal Move On ~
Sri lulus. Lalu Sri sengaja telepon kepada teman. Bagaimana kamu
lulus juga ??? Ya, angkatan kita banyak yang lulus. Padahal usiaku
sudah 40 tahun. Itulah keagungan dari doa-doaku kepada Allah
Subhanahu wa taala kalau sudah tiba pada waktunya/ rezkinya.
Selalu dinanti sejak tahun 1987 sampai tahun 2006 tidak disangka
dan tidak diduga. Sri sujud syukur karena sudah dapat berita
tersebut. Karena Sri belum mengecek kebenarannya, mau mencari
waktu yang sepi di kantor Dinasnya. Sekitar jam 17.00 Sri minta
antar kepada suami mau ke kantor dinas. Suamiku juga memang
ada apa mau ke sana ???
Ayo…Pak antar saja mamah ke sana ada perlu. Kata suamiku
jam 17.00 kantor sudah tutup. Ya, sudah tutup, sebentar saja.
Akhirnya suamiku mau mengantar sambil ngomong terus. Sudah
sampai di tempat parkir di depan kantor dinas, hanya ada beberapa
orang yang lagi melihat-lihat ke dinding kantor dinas. Mah…
ada apa ??? Tidak tahu, ada apa orang-orang melihat ke papan
pengumuman ??? Lalu Sri mendekati papan pengumuman sambil
melihat satu per/satu kertas yang ditempel. Pas tepat ada namaku
yang sudah dilingkari oleh seseorang yang kenal denganku. Nih…
Pak, yang dimaksud mamah ini sambil menujukkan namaku yang
sudah dilingkari. Suamiku memandang namaku yang ada ditulis
dalam kertas yang sudah ditempel. Suamiku tidak malu, langsung
memelukku. Alhamdulillah, Ya, mah…lulus juga.Ya,pak….kalau
sudah rizki dari Allah hanya kita perlu kesabaran,keikhlasan dan
taqwa kepada Allah. Suamiku bertanya lagi” Kapan testingnya,
kok bapak tidak tahu ???Biasanya minta diantar sambil menepuk
pundakku. Supaya jadi kejutan, takut tidak lulus.Jadi ikut tesnya
sembunyi-sembunyi.Waktu mamah telat terus pulang sekolah.
Di dalam SK gol 2b masa kerja 18 tahun 9 bulan diberi gajih Rp
28
Kun Fayakun kalau Sudah Rizki Tidak Akan Kemana ???
29
Jangan Gagal Move On
PROFIL PENULIS
30
Kun Fayakun kalau Sudah Rizki Tidak Akan Kemana ???
31
Jangan Gagal Move On
12. Buku Antalogi Essay dari Grup Literasi Jawa Barat sedang dicetak
tahun 2019
13. Buku Antalogi Cernak dari Grup Literasi Jawa Barat sedang dicetak
tahun 2019
14. Buku Mengenal Kepribadian seseorang dengan Grafologi dari Grup
Komunitas Guru Masa Depan dari Solok- Padang Sumatera (Tunggal
) tahun 2019 sedang dicetak
32
03
KEJORA DI JELANG SENJA
Oleh: Ecih Suningsih, M.Pd
A
ku terlahir dari pasangan pekerja keras. Ayah dan
ibuku pedagang dan juga petani. Mereka berdagang
di pasar desa tanpa kios seminggu dua kali. Jika hari
pasar tiba ibu akan bangun tengah malam untuk memasak
nasi dan sayur serta lauk pauk yang akang di jual di pasar. Jika
sudah matang ayah akan membawanya ke pasar yang tidak
jauh dari rumah. Saat itu aku masih duduk di bangku sekolah
dasar, aku akan ikut bangun dan memperhatikan kesibukan
ibu di dapur. Aku berkata dalam hati jika dewasa nanti aku
tidak ingin seperti ibu yang harus bangun tengah malam untuk
memasak dan berjualan hingga siang hari begitu lelahnya.
Jika musim hujan tiba ayah dan ibu harus membajak sawah
yang kami miliki untuk ditanami padi. Sungguh pekerjaan
33
~ Jangan Gagal Move On ~
34
Kejora di Jelang Senja
35
~ Jangan Gagal Move On ~
36
Kejora di Jelang Senja
37
~ Jangan Gagal Move On ~
38
Kejora di Jelang Senja
39
~ Jangan Gagal Move On ~
40
Kejora di Jelang Senja
41
~ Jangan Gagal Move On ~
42
Kejora di Jelang Senja
43
Jangan Gagal Move On
BIODATA
Moto hidup
“ Sebaik – baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lain”
Bekerjalah untuk duniamu seolah engkau hidup selamanya, beribadahlah
untuk akheratmu seolah engkau akan mati esok
44
04
INI TAKDIRKU
Oleh: R. Riana Chendrakasih, S.Pd SD
1. Masa Kecil
N
amaku Mariana, lahir di Garut 14 Juli 1975. Aku
adalah anak pertama dari dua bersaudara, buah hati
dari pasangan RA. Syamsudin dan Masitoh. Anna
adalah panggilan kesayanganku. Aku terlahir dari keluarga
yang sangat sederhana. Ayahku semasa hidupnya merupakan
seorang Bintara Polisi di POLDA Metro Jakarta Raya dan
berdinas sehari-hari sebagai instruktur di Sekolah Polisi
Negara Lido, Cigombong, Bogor. Sedangkan ibuku adalah
seorang PNS di lingkungan dinas pendidikan yang sehari-hari
mengabdi sebagai guru SD di sekitar tempat tinggalku. Sejak
kecil aku tumbuh dan berkembang di lingkungan asrama
45
~ Jangan Gagal Move On ~
46
Ini Takdirku
2. Masa Sekolah
Ketika aku berumur 6 tahun, aku mulai bersekolah di SDN
Srogol 01 tempat ibuku mengajar. Aku memang tidak mengalami
bersekolah di TK, karena menurut ibuku saat aku bersekolah di
TK hanya bertahan seminggu saja. Hal ini disebabkan karena
aku yang menangis terus setiap harinya akibat dijahilin oleh
teman sebangkuku. Akhirnya dengan terpaksa orangtuaku
memberhentikan aku bersekolah di TK Bhayangkari.
Lingkungan tempat aku bersekolah di SD tentu saja sudah
tidak asing lagi bagiku, karena saat belum bersekolah pun aku
kerap diajak ibuku ke sekolah tersebut. Hal ini tentu sangat
menguntungkan bagiku, karena aku tidak perlu membutuhkan
waktu yang lama untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah
baru. Saat itu tidak sedikit dari teman sekelasku yang harus dan
masih ditemani orangtuanya di dalam kelas untuk beberapa bulan
lamanya. Guru-guru dan sebagian murid yang menjadi kakak kelas
angkatanku sudah banyak yang aku kenal, bahkan aku lebih sering
bermain bersama kakak kelas dibandingkan teman sekelasku.
Belajar di SD sangat menyenangkan bagiku karena aku
merasa seperti belajar di rumah sendiri. Prestasikupun saat itu
cukup membanggakan kedua orangtuaku, walaupun tidak pernah
menjadi yang nomor 1, tetapi peningkat 4 besar selalu menjadi
langgananku saat bersekolah di SD Pada tahun 1987-1990 aku
mulai bersekolah di SMPN Cijeruk (saat ini namanya SMPN 1
Cigombong). Pada masa inilah mulai terlintas dalam pikiranku
tentang sebuah cita-cita. Saat itu setiap aku ditanya tentang cita-
cita, aku dengan pasti selalu menjawab ingin menjadi dokter,
47
~ Jangan Gagal Move On ~
48
Ini Takdirku
49
~ Jangan Gagal Move On ~
50
Ini Takdirku
3. Masa Bekerja
Bulan Agustus 1994 saat yang membahagiakan bagi diriku,
saat itu aku berhasil diwisuda menjadi lulusan SMAKBO dengan
nilai prestasi yang tidak mengecewakan orangtuaku. Mulailah
dalam kehidupanku aku sudah harus bisa mandiri tidak
mengandalkan kedua orangtuaku. Saat itu adikku sudah duduk di
51
~ Jangan Gagal Move On ~
kelas 3 SMP, yang tentu saja setahun lagi harus mulai memikirkan
untuk melanjutkan ke sekolah mana.
Tidak perlu waktu lama, saat bulan Nopember 1994 aku
diterima menjadi karyawan PT. Nilam Widuri. PT.Nilam Widuri
merupakan Sebuah perusahaan keluarga yang dimiliki oleh
pengusaha keturunan Arab yang bergerak dibidang pembuatan
bibit minyak wangi dan parfum yang berlokasi di Cicadas,
Gunung Putri, Bogor. Aku diterima di perusahaan ini sebagai
staff di laboratorium Research & Development (R&D) dengan
penghasilan yang cukup lumayan besar untuk saat itu. Perusahaan
tempatku bekerja menyediakan mess dilingkungan perusahaan
bagi karyawannya tak kecuali untuk diriku. Aku diberikan sebuah
rumah yang cukup besar beserta isinya untuk ditinggali bersama
teman kerja wanita lainnya. Kebetulan kami wanita berenam
tinggal bersama dalam rumah tersebut. Karena tempat tinggalku
masih satu kota dengan perusahaan tempatku bekerja, aku tidak
setiap hari tinggal di mess, sesekali aku pulang ke rumah untuk
bertemu orangtua dan adikku. Sabtu dan Minggu merupakan hari
libur bagi perusahaanku. Tugas pokokku di laboratorium R&D
adalah meneliti dan mencari formula bibit minyak wangi dan
parfum yang baru atau yang sesuai dengan permintaan pelanggan
atau konsumen perusahaan kami. Pelanggan dan perusahaan kami
kebanyakan adalah perusahaan dibidang kosmetik dan bahan
rumah tangga yang menggunakan parfum sebagai bahan dasarnya.
Perusahaan tempatku bekerja menggunakan jasa konsultan
perfumer langsung dari Prancis, untuk keperluan pengembangan
formula terbaru dari suatu parfum atau bibit minyak wangi.
Selama bekerja, aku senantiasa menunjukan kinerja yang baik,
sehingga atasanku merasa puas dengan pekerjaanku. Gaji, bonus,
52
Ini Takdirku
53
~ Jangan Gagal Move On ~
54
Ini Takdirku
55
~ Jangan Gagal Move On ~
56
Ini Takdirku
57
~ Jangan Gagal Move On ~
58
Ini Takdirku
6. Ini Takdirku
Pada penghujung tahun 2008 aku mengikuti tes CPNS di
lingkungan pemerintah Kabupaten Bogor untuk formasi tenaga
pendidik. Alhamdulillah rezeki yang sangat luar biasa bagi
diriku dan keluargaku, aku saat itu berhasil masuk 15 orang yang
terpilih sebagai tenaga pendidik SD menyisihkan beribu-ribu
pelamar lainnya. Aku menilai berkah luar biasa ini karena ridho
dari suamiku dan orangtuaku, serta keikhlasan ku saat aku harus
memutuskan untuk berhenti bekerja dari perusahaan tempat
bekerja ku dahulu. Februari 2009, resmilah aku menjadi seorang
guru dengan status CPNS. Aku saat itu ditugaskan di suatu sekolah
yang letaknya sangat terpencil di Kecamatan Rumpin yaitu, SDN
Leuwibatu 04. Saat itu aku telah memiliki 3 orang buah hati,
2 putri dan 1 putra. Berkah sebagai CPNS disisi lain menjadi
59
~ Jangan Gagal Move On ~
60
Ini Takdirku
61
~ Jangan Gagal Move On ~
62
Ini Takdirku
63
~ Jangan Gagal Move On ~
64
Ini Takdirku
65
05
HADAPI REALITA
JADILAH PEMENANG
Oleh: Indri Pudjiati
H
ai..hai.. hallo sahabat millenial.. Sapaan ini sangat cocok
bila tertuju untuk para sahabat yang masuk ke generasi
Y, generasi Z dan generasi Alpha. Awal kelahiranku
berasal dari generasi Y era tahun 1980-1990an yang dikenal
dengan sebutan generasi milenial. Perkenalkan namaku
Indsha Rinjani, panggil aku Ind. Anak pertama dari tiga
bersaudara, sebut saja kedua adikku bernama Diva Aviciena
dan Lastmie Cantika. Aku dilahirkan tepat sehari setelah
ulang tahunnya ibukota Indonesia yaitu Jakarta dan diriku pun
dilahirkan di kota tersebut. Ketika akan memasuki jenjang
66
Hadapi Realita Jadilah Pemenang
67
~ Jangan Gagal Move On ~
68
Hadapi Realita Jadilah Pemenang
69
~ Jangan Gagal Move On ~
70
Hadapi Realita Jadilah Pemenang
71
~ Jangan Gagal Move On ~
72
Hadapi Realita Jadilah Pemenang
73
~ Jangan Gagal Move On ~
74
Hadapi Realita Jadilah Pemenang
75
~ Jangan Gagal Move On ~
76
Hadapi Realita Jadilah Pemenang
dari Yang Maha Kuasa aku lolos tes CPNS 2018. Pengumuman
hasil nilainya langsung di publikasi secara transparan dari website
di internet. Hal ini membuat gempar seisi sekolah terutama orang
tua murid-muridku, tiba-tiba semua isi sekolah harus terima
kenyataan bahwa aku akan dipindah tugaskan dalam mengajar
setelah SK CPNS keluar. Aku tetap mengajar di SD, hanya nama
SDnya yang berubah dari SD swasta dipindah ke SD negeri tetapi
masih dalam wilayah sama di Bogor. Suasana haru sekaligus
bahagia ketika perpisahan itu terjadi, karena aku harus kembali
resign untuk sesuatu pengalaman disertai petualangan yang baru.
Banyak suka duka yang aku lalui selama berada disitu, lebih
banyak sukanya daripada dukanya, seperti yang sebelumnya aku
ungkap sekolah adalah rumah kedua buatku, teman-teman guru
rasa saudara. Sempat muncul rasa bingung untuk napak tilas ke
tempat yang baru. Berbagai pertanyaan melintas difikiranku, salah
satunya: “Apakah aku sanggup keluar dari zona nyaman ini?”. Pada
tahun 2019, jawaban itu dapat aku jawab sendiri dan aku buktikan
sendiri ketika aku sudah keluar dari zona nyaman. Memulai
sesuatu yang baru ternyata aku sanggup dan aku bisa, karena
aku cepat beradaptasi di tempat yang baru. Justru kesempatan
ini membuatku semakin ada ruang untuk bisa terus berinovasi,
peluang ke depan semakin terbuka lebar menjadi seorang guru
PNS (Pegawai Negeri Sipil) yang profesional dalam mendidik.
Menurutku, profesionalisme adalah orang yang menjalani profesi
secara berkualitas dilandasi dengan nilai dasar tanggung jawab
juga beretika, landasannya harus nasionalisme, tindakannya tidak
77
~ Jangan Gagal Move On ~
78
Hadapi Realita Jadilah Pemenang
79
Jangan Gagal Move On
80
06
MENJADI BINTANG
Oleh: Nur Amaliah
Part 1
Bertemu Bersinergi
A
da kegundahan di hati Elmira ketika kembali ke
Jakarta setelah menyelesaikan kuliah strata satunya
di sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam di Malang.
Apa yang akan dilakukan. Bagaimana cara mengamalkan
ilmu yang sudah diperoleh selama empat tahun. Beberapa
bulan setelah tinggal di Jakarta Elmira bertemu dengan
kawan-kawan SMA nya dulu yang sebagian dari mereka
sudah ada yang berhasil namun ada juga yang masih sama
nasibnya, mencari lapangan pekerjaan. Elmira mencoba
beberapa keberuntungan salah satunya dengan menjadi
81
~ Jangan Gagal Move On ~
82
Menjadi Bintang
83
~ Jangan Gagal Move On ~
Part 2
Sekolah Baru
Melihat Elmira bekerja keras membawa barang pesanan
kesana kemari, ayah Elmira mulai merasa tak nyaman. Karena
sudah banyak yang sampai ketelinga sang ayah tentang pekerjaan
anaknya yang menjadi pedagang keliling. Padahal ayahnya adalah
seorang “juragan kontrakan” begitu julukan bagi orang Betawi
yang punya banyak kontrakan. Ayahnya merasa telah sia-sia
menyekolahkan Elmira kalau hanya akan menjadi pedagang.
Meski dulu ayah Elmira adalah seorang pedagang matrial bahan
bangunan dan menjual hasil kebun, ayah Elmira tak ingin
anaknya menjadi pedagang seperti dirinya dulu. Elmira pun
bingung. Apa yang akan jadi keputusannya. Jiwa dagang sang
ayah sudah mengalir ke dalam tubuhnya. Kemana lagi harus
bekerja. Apakah harus ditinggalkan kesenangannya ini, karena
bagi Elmira berdagang itu adalah kesenangan, hobby yang bisa
membantu orang lain mendapatkan apa yang mereka butuhkan
tanpa harus membuang waktu mereka untuk berbelanja. Ayah
Elmira mendatangi seorang ustadz tempat ayahnya mengaji.
Ustadz tersebut adalah salah seorang pengajar di sebuah sekolah
yang tak jauh dari rumah mereka tinggal. “ Kalau mau ngajar,
ayah sudah bilang sama Ustadz Arif, kamu tinggal datang saja
ke sekolahan” ayah Elmira menawarkan Elmira menjadi guru
di sekolah tersebut. Ternyata ustadz tersebut adalah salah satu
pendiri dari yayasan pendidikan yang terkenal dan tertua di
daerahnya. “ ga ah Yah, nanti saya cari ditempat lain saja. Itu
terlalu dekat lokasinya” . Sang ayah merasa diabaikan lalu dengan
sedih meninggalkan Elmira. Sebagai bukti dia mencoba mengikuti
84
Menjadi Bintang
85
~ Jangan Gagal Move On ~
Part 3
86
Menjadi Bintang
87
~ Jangan Gagal Move On ~
88
Menjadi Bintang
89
Jangan Gagal Move On
RIWAYAT PENULIS
90
07
GURU
ADALAH TEMAN
Oleh: Riyan Anugerah
S
aya Riyan Anugerah, saya seorang pendidik ABK dan
shawdo teacher di SLB C Tri Asih Kebun Jeruk – Jakarta.
Saya akan membagi pengalaman saya terkait dengan
penerapan guru adalah teman untuk anak berkebutuhan
khusus. Pengalaman yang akan saya bagikan, pengalaman
ketika saya mendampingi seorang anak, sebut saja “Kem”.
Remaja autisme kelas sebelas yang sedang mempelajari
transaksi. Menurut saya guru menjadi teman untuk anak
berkebutuhan khusus adalah bukan hanya sekedar nilai,
tetapi lebih kepada proses pembelajaran dan apa yang
menjadi kebutuhan anak tersebut. Awalnya, Kem belum bisa
meregulasi diri sehingga ia suka menolak ketika hendak
belajar dan lebih asyik sendiri dengan aktivitas yang ia buat,
baik itu membuka semua buku yang ia pegang lalu
91
~ Jangan Gagal Move On ~
92
Guru Adalah Teman
93
~ Jangan Gagal Move On ~
94
Guru Adalah Teman
95
~ Jangan Gagal Move On ~
96
Guru Adalah Teman
97
~ Jangan Gagal Move On ~
98
Guru Adalah Teman
99
~ Jangan Gagal Move On ~
100
Guru Adalah Teman
101
Jangan Gagal Move On
01
RIWAYAT HIDUP PENULIS
102
08
GURU, SEBUAH REFLEKSI DIRI
Oleh: Nurjanah Laila
M
embahas mengenai kegembiraan, mengajar adalah
salah satu kegembiraanku. Bertemu dengan murid-
murid yang lucu dan imut. Serunya duniaku
berbaur dengan mereka, beradaptasi dengan dunia anak-
anak. Menyelami hakikat kegembiraan dalam belajar dan
mengajar adalah sesuatu yang menakjubkan. Anak-anak
yang lucu dan lugu tertawa riang dalam balutan seragam
merah putih. Aku terpana mengamati keceriaan mereka.
Sebenarnya bukan mereka yang belajar dariku, tetapi
103
~ Jangan Gagal Move On ~
104
Guru, Sebuah Refleksi Diri
tahu menjadi tahu. Anak yang tadi suka berkata yang tidak
baik, alhamdulillah berkat kesabaran guru menjadi baik
karakternya. Pendidikan bukanlah proses sekali jadi, tetapi
membutuhkan tahap-tahap yang berkelanjutan. Karena
kita bukan mendidik benda mati tetapi manusia hidup
yang penuh pernik-pernik. Sosok guru bisa kita temukan
bukan pada pendidik di sekolah saja, di rumahpun orangtua
berperan sebagai guru pertama bagi anak-anaknya. Karena
itu perlu kerjasama yang erat antara guru dan orangtua
sebagai pendidik anak-anak. Aku teringat lagu Hymne Guru,
begini syairnya :
“ Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terimakasihku tuk pengabdianmu....
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk
Dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia ...”
Saat aku menyanyikan lagu ini teringat sosok seorang guru
yang sangat sabar mendidik dan membimbingku . Sekaligus aku
berterimakasih kepada semua guru . Dari yang tidak bisa membaca
,tak bisa menulis, tak bisa berhitung, sampai aku jadi guru PNS
sekarang ini. Guru adalah pelita dalam kegelapan. Tanpa guru
dunia tanpa cahaya. Dulu ketika Jepang dibombardir oleh Sekutu,
yang meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki, inilah yang
ditanyakan oleh Kaisar Hirohito : “ berapa guru yang masih ada ?
Demikian begitu penting peran guru dalam membentuk pribadi
105
~ Jangan Gagal Move On ~
106
Guru, Sebuah Refleksi Diri
Story of My Life , Kisah Nyata Perempuan Bisu, Tuli dan Buta yang
Mengguncang Dunia “. Gurunya Anna Sullivan menjadi matanya,
menjadi cahaya yang menerangi kebisuan dunia seorang Hellen
Keller. Ia mengajarkan Hellen mengeja kata dengan sentuhan.
Ketika aku membaca halaman 36-37, kita dapat mengetahui apa
yang dirasakan Hellen.
“ Cahaya-cahaya beri aku cahaya ! “
Pagi itu dia membimbingku ke ruangannya dan memberiku
boneka. Setelah aku bermain-main beberapa menit dengan
boneka itu, Nona Sullivan perlahan-lahan mengeja kata
“ d-o-l-l “ ( boneka ) di tanganku. Aku tertarik dengan
permainan jari ini dan berusaha menirukannya. Ketika
aku akhirnya berhasil membuat huruf-huruf dengan benar,
aku menjadi tersipu-sipu karena rasa senang dan bangga.
Aku berlari ke lantai bawah dan memegang tangan ibu.
Lalu membuat huruf-huruf yang menyusun kata “ doll “.
Aku tidak tahu bahwa aku tengah mengeja kata atau bahwa
kata itu ada. Aku semata-mata menggerakkan jari-jariku
bagai seekor monyet. Pada hari-hari berikutnya aku belajar
mengeja banyak kata : pin , hat , cup , sit , stand ,walk, dengan
cara yang tidak bisa aku pahami. Tetapi setelah guruku
bersamaku selama beberapa minggu, aku baru mengerti
bahwa segala sesuatu punya nama.
Sungguh aku tak bisa membayangkan betapa menakjubkan
hal itu. Aku yang normal saja begitu senang saat aku mengetahui
bahwa aku bisa membaca untuk pertamakalinya. Aku melompat
bagai kelinci dan berlari ke hadapan ayahku. “ Ayah, aku bisa
membaca ! Apalagi seorang Hellen Keller yang mempunyai
kekurangan fisik, tentu kebahagiaannya melebihi kegiranganku
waktu itu.Oh, guru sungguh aku berterimakasih kepadamu.
107
~ Jangan Gagal Move On ~
108
Guru, Sebuah Refleksi Diri
A Teacher Is A Learner
Saya berterimakasih kepada Allah penciptaku. Berkat jasa
guru , kini menjadi guru. Saya mengajar di SD Rawajati 01
Jakarta Selatan. Dulu diajar sebagai murid , sekarang mengajar
sebagai guru. Banyak suka duka yang aku alami sejak menjadi
seorang guru. Tetapi lebih banyak suka daripada duka. Dengan
mengajar saya bisa mengamalkan ilmu yang diperoleh dari bangku
kuliah dulu. Ada pepatah Inggris mengatakan : “ A Teacher is
a Learner “, seorang guru adalah seorang pembelajar. Karena
menjadi guru , otomatis kita belajar lagi. Memperbaharui ilmu
dengan mengikuti pelatihan , seminar guru , dan lain-lain. Guru
pembelajar tak pernah malu dan gengsi untuk meng-update
ilmunya. Karena jaman semakin maju , teknologi semakin
canggih. Kita guru hendaknya selalu memperdalam pengetahuan
agar tidak ketinggalan jaman. Guru bak pelita , penerang dalam
gulita , jasamu tiada tara. Tanpa guru gelaplah dunia ilmu.
Terimakasih guru , berkat jasamu kini saya menjadi guru sekaligus
seorang penulis. Alhamdulillah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia ( Edisi Ketiga , Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Nasional Penerbit Balai Pustaka tahun 2007 halaman 377 ),
guru adalah orang yang pekerjaannya / mata pencahariannya
/ profesinya mengajar. Jadi , orang yang profesinya mengajar
disebut guru. Baik itu guru di sekolah ataupun di tempat lain.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional ( Permendiknas )
Nomor 74 Tahun 2008 tentang guru dijelaskan bahwa guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik ,mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
109
~ Jangan Gagal Move On ~
110
Guru, Sebuah Refleksi Diri
yang polos dan lucu. yang selalu tersenyum ceria. Mereka juga
yang menghias hari-hariku dengan canda tawa juga kejailan
, kepolosan mereka. Mereka akan menampilkan doa belajar.
Berikut petikan doa yang ku hafal baik sejak aku kecil :
Robbi dzidni ‘ilman warzuqni fahman. artinya ya Allah ,
tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku pemahaman
yang baik.
Keseruan menjadi guru sungguh mencengangkan dan
ajaib. Aku belajar dari banyak hal. Belajar dari ciptaan Tuhan,
alam semesta. Belajar untuk menjadi diri sendiri. Belajar dari
guru. Belajar dari orangtua, belajar dari sesama guru, belajar
dari siswa. Belajar dari hewan semut dan lebah dan lain-lain.
Belajar dari hujan dan pelangi. Belajar dari orangtua siswa ,
kepala sekolah dan pengawas sekolah . Belajar dari buku dan
seminar. Bahkan belajar dari pengalamanku sendiri. Sungguh
pengalaman adalah guru yang terbaik. Tetapi menjadi guru
adalah pengalaman terbaik. Segala sesuatu yang aku lakukan
untuk kebaikan bukan semata-mata untuk diriku sendiri. Tetapi
untuk orang lain agar dunia ini menjadi lebih baik. Semoga
ke depan para siswa juga meneruskan kebaikan yang telah
diwariskan oleh gurunya. Karena anak adalah peniru ulung.
A teacher is a learner, seorang guru adalah pembelajar. Guru
bukan hanya seorang pengajar, yang lebih utama dia seorang
pendidik. Sebagai pendidik, guru harus memiliki bermacam
kemampuan sebagai kompetensi yang harus dimiliki sebagai
pendidik profesional. Apakah itu kompetensi secara personal
ataupun kompetensi profesi dan sosial. Ukuran maju tidaknya
suatu pendidikan di suatu negara tergantung kualitas gurunya.
111
~ Jangan Gagal Move On ~
112
Guru, Sebuah Refleksi Diri
RIWAYAT PENULIS
113
09
TAK KENAL LELAH
UNTUK BELAJAR
Oleh: Nuraini S.Pd
114
Tak Kenal Lelah untuk Belajar
115
~ Jangan Gagal Move On ~
serbet bekas yang sudah rombeng, lidi panjang yang saya ambil
dari sapu lidi ibu di halaman rumah, saya pun siap menjadi ibu
guru di depan teman-teman saya. “Ayo anak-anak, perhatikan ibu
guru yah”, suara cemprengku mulai terdengar. Dan dengan
kompaknya teman-temanku pun langsung terdiam dan tidak
berani ribut lagi. Suasana menjadi sepi. Teras depan rumah
tetangga pun di sulap menjadi ruangan kelas. Yang saya sebut
sekolah-sekolahan. “Sudah siap yah kita belajar, kita baca doa dulu
yah...” Dan serentak saya dan teman-temanpun membaca surat al
Fatihah. Dan hampir semuanya hafal karena kami semua terbiasa
membacanya ketika belajar ngaji lekar dimalam hari. Selesai
membaca surat al al Fatihah tersebut, saya pun mulai beraksi.
“Ikuti ibu guru yah”. Satu...dua...tiga ...saya pun mulai berhitung.
Dan baru hafal sampai sepuluh saja. Maklum ibu guru nya belum
bisa sampai dua puluh bahkan lebih. Dan sebagai selingan
biasanya saya menggambar di tembok rumah. Yang saya sebut
papan tulis bohongan. Gambar pemandangan dengan dua buah
gunung menjadi gambar favorit ketika saya dan teman-teman
bermain guru-guruan ataupun sekolah-sekolahan. Di karenakan
saya belum hafal abjad, jadi saya menuliskannya hanya beberapa
huruf saja. Semisalnya a-b-c-d dan e. Ataupun menyebutkan kata-
kata “ ini Budi”, “ini ibu Budi” yang itu itu saja yang di ucapkan.
Walaupun demikian saya dan teman-teman menikmati masa
kanak-kanak dengan bermain guru-guruan atau sekolah-
sekolahan tersebut. Semua pengalaman itu terbawa sampai
waktunya saya masuk sekolah dasar. Dan usia ketika saya masuk
sekolah dasar sudah sangat ideal. Karena saat itu peraturan
mengharuskan usia tujuh tahun. Kematangan dan kesiapan saya
untuk belajarpun sudah sangat sesuai dengan perkembangan yang
116
Tak Kenal Lelah untuk Belajar
117
~ Jangan Gagal Move On ~
118
Tak Kenal Lelah untuk Belajar
119
~ Jangan Gagal Move On ~
120
Tak Kenal Lelah untuk Belajar
121
~ Jangan Gagal Move On ~
122
Tak Kenal Lelah untuk Belajar
123
~ Jangan Gagal Move On ~
124
Tak Kenal Lelah untuk Belajar
125
Jangan Gagal Move On
PROFIL PENULIS
126
10
“ANAK PETANI DESA
TERTINGGAL MENJADI KEPALA
SEKOLAH BERPRESTASI KOTA
BOGOR 2019
Oleh: Andri, S.Pd.,M.Pd
I
ni adalah sebuah kisah perjalanan hidupku. Saya
dilahirkan dikeluarga petani di sebuah desa tertinggal
yang bernama Dusun Limbur Lama, Kecamatan Bermani
Ilir, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Desa tersebut
sangat terpencil berjarak sekitar 20 Km dari ibukota
kabupaten. Saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar,
Desa kami belum ada listrik, jalan desa masih belum diaspal,
masih batu kerikil dan koral jika hujan jalan menjadi becek
dan licin tetapi pada saat musim panas jalannya berdebu,
Jalannya buntu, tidak ada akses ke desa lainnya. Masyarakat
desa kami bermata pencaharian petani kopi, merica, kemiri
127
~ Jangan Gagal Move On ~
128
“Anak Petani Desa Tertinggal Menjadi Kepala Sekolah Berprestasi Kota Bogor 2019
129
~ Jangan Gagal Move On ~
130
“Anak Petani Desa Tertinggal Menjadi Kepala Sekolah Berprestasi Kota Bogor 2019
131
~ Jangan Gagal Move On ~
132
“Anak Petani Desa Tertinggal Menjadi Kepala Sekolah Berprestasi Kota Bogor 2019
133
~ Jangan Gagal Move On ~
134
“Anak Petani Desa Tertinggal Menjadi Kepala Sekolah Berprestasi Kota Bogor 2019
IDENTITAS PENULIS
135
11
BUKAN IMPIAN SEMUSIM
Oleh: Juju Yuningsih
M
enjadi guru adalah sebuah pilihan ketika tidak
ada pilihan lainnya ketika itu. Akhirnya Sekolah
Pendidikan Guru ( SPG ) jadi pilihan dengan harapan
ketika lulus kelak bisa jadi guru. Inspirasi awal, masa kecil
saya di kota Bandung adalah guru Bahasa Indonesia namanya
Bu Tien, entah kenapa apa saja yang beliau lakukan kesannya
sangat menarik. Dari cara menulis di papan tulis, sampai
menghapus papan tulis. Semuanya melekat, saya ingin
seperti bu Tien guru SD saya ketika di kelas tiga. Pada masa
itu saya bersekolah di sekolah yang sudah menggunakan
bidang studi. Lulus dari sekolah guru saya tidak melanjutkan
kuliah. Dengan pertimbangan masalah biaya. Saya si sulung
dengan lima adik laki-laki harus mengalah. Sedih ya….
136
Bukan Impian Semusim
137
~ Jangan Gagal Move On ~
138
Bukan Impian Semusim
139
~ Jangan Gagal Move On ~
140
Bukan Impian Semusim
141
~ Jangan Gagal Move On ~
142
Bukan Impian Semusim
143
Jangan Gagal Move On
PROFIL PENULIS
144
12
CATATAN PERJALANAN
SEORANG GURU
Oleh: Lily Suliyatiningrum, S. Pd
Jadi GURU.
Dulu profesi itu jauh dari keinginan saya.
Dua puluh tahun lalu ketika tawaran PMDK dari IKIP Jakarta
pada saat saya kelas 3 SMU, saya langsung menolak. Bayangan
saya, yang kuliah di IKIP itu lulusannya jadi guru. Duuh… enggak
banget deh. Bukannya mengecilkan profesi guru. Tapi, saya saat itu
berkeinginan masuk jurusan lain yang tidak ada dalam penawaran
itu.
Kini, setelah dua puluh tahun lalu itu saya akhirnya
berkecimpung dalam dunia pendidikan. Setelah kuliah jurusan
non pendidikan dan menikmati masa kerja di klinik dan juga
laboratorium, saya menemukan kebahagiaan batin dengan
145
~ Jangan Gagal Move On ~
146
Catatan Perjalanan Seorang Guru
147
~ Jangan Gagal Move On ~
148
Catatan Perjalanan Seorang Guru
149
~ Jangan Gagal Move On ~
150
Catatan Perjalanan Seorang Guru
dalam menekuni profesi sebagai guru. Guru yang baik adalah guru
pembelajar. Dimana saja. Kapan saja. Dengan siapa saja. Demi
generasi penerus bangsa. Karena zaman selalu berubah. Dan
sebagai pendidik harus memiliki bekal untuk mendidik mereka
sesuai zamannya dengan tidak melupakan rambu-rambu nilai
moral. Karena sosok guru tidak bisa digantikan oleh robot atau
mesin. Yang dididik adalah manusia yang memiliki hati, maka
yang mendidik pun manusia yang punya hati. Agar bukan saja
menjadi insan cendikia tapi juga insan yang mulia. Ucapan terima
kasih untuk Ibu Djuhana, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDIT
Mawaddah Depok yang membuat saya menemukan cinta dalam
cinta, mawaddah dalam mawaddah.
Depok. Di penghujung tahun 2019.
151
~ Jangan Gagal Move On ~
PROFIL PENULIS
152
13
BERTAHAN
DI ATAS KERIKIL TAJAM
Oleh: Sumi Lestari
J
ika hidup itu sebuah pilihan, maka Akupun berhak
memilih oleh siapa Aku akan dilahirkan....tapi hidup
itu bukan sebuah pilihan sebab hidup itu merupakan
sebuah kewajiban yang harus dijalani oleh setiap mereka
yang dilahirkan....ya dilahirkan di dunia....
Aku lahir dari seorang wanita Jawa kuno yang tak bisa
membaca, menulis hanya bisa menghitung angka saja...dilahirkan
disebuah rumah sakit umum Muhamadiyah dibilangan Jakarta
Selatan tepatnya di daerah Taman Puring, tahun 1972.
Wanita yang melahirkan ku biasa kupanggil dengan kata
“Emak” yang artinya Ibu...
153
~ Jangan Gagal Move On ~
154
Bertahan Di atas Kerikil Tajam
155
~ Jangan Gagal Move On ~
156
Bertahan Di atas Kerikil Tajam
157
~ Jangan Gagal Move On ~
158
Bertahan Di atas Kerikil Tajam
Selesai itu semua ada lagi ujian aku tidak dapat membayar
semester akhir dan ingin berhenti sebab memang tidak
memiliki biaya...kembali Allah mengirimkan dewa penyelamat,
tutorku memberikan pinjaman biaya untuk semester akhir
sampai wisuda...Pak Pepen nama beliau...akhirnya aku dapat
menyelesaikan kuliahku tepat waktu dan wisuda namun ijazah
tertahan sampai aku bisa selesaikan cicilan biaya. Alhamdulillah
semua kulalui dengan keikhlasan....
Seiring waktu Aku tetap berjuang demi anak anakku
sekolah dan lainnya,dengan gaji honor yang kuandalkan yang
kuterima setiap per 3 bulan dengan jumlah yang fantastik sebesar
Rp.1.500,000,-,ditambah adanya tunjangan kesehatan perbulan
yang saat itu nilainya hanya sekitar Rp.500,000,- kuterima tiap
bulannya, Aku harus dapat terlihat tegar depan keluargaku apalagi
Emak semakin tua dan aku tak ingin Emak tahu bagaimana
keadaanku...
Pernahkah kalian diusir dari rumah kontrakan ?? Aku
alami itu....malam-malam ketika aku ingin beristirahat kulihat
barang-barang rumahku berada diluar.... aku diusir tanpa diberi
kesempatan lagi...ya Allah ingin teriak namun aku harus bertahan
agar tidak terlihat lemah... saat aku kebigungan ada salah satu
orang tua muridku menawarkan rumahnya untuk ditempati....
Alhamdulillah ya Allah...malam itu diantara rintik hujan dan
deraian air mata masih ada yang menolong keluargaku....
Terkadang saat merenung dalam kesendirian sering ku
berfikir ini jalan hidupku namun mengapa penuh derita...sampai
ada seorang tetangga mengatakan...udahlah bu keluar jadi guru
159
~ Jangan Gagal Move On ~
160
Bertahan Di atas Kerikil Tajam
161
Jangan Gagal Move On
PROFIL PENULIS
162
14
PETIR BERPELANGI
Oleh Supriyati, S.Pd, M.Pd
Rintihan Si Kecil
Riyati, itulah nama yang kusandang sebagai nama kesayangan
dari Ayah dan Ibu. Aku lahir dari keluarga sederhana yang berada
di sebuah desa terpencil yang jauh dari keramaian. Bapakku
bernama Marno dan Ibuku Herah dari keluarga inilah aku
merasakan pahit getirnya kehidupan. Kisah pilu lebih banyak
kurasakan daripada kisah bahagia, yah…karena aku sadar betul
Ayahku hanyalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang kala
itu gajinya hanya cukup untuk makan seadanya, sedangkan
untuk kebutuhan yang lain masih harus mencari tersungkur-
sungkur. Ibuku hanyalah Ibu Rumah Tangga biasa namun
mampu mengatur uang seadanya hingga cukup untuk makan
sebulan. Bersyukur setiap bulan Ayahku dapat jatah beras dari
pemerintah. Beras itulah yang selalu kami masak setiap hari,
163
~ Jangan Gagal Move On ~
164
Petir Berpelangi
165
~ Jangan Gagal Move On ~
166
Petir Berpelangi
antara siswa baru dan juga kakak kelas, ospek juga bertujuan
untuk memperkenalkan berbagai program sekolah yang sangat
membantu kami untuk mengembangkan minat dan bakat siswa.
Kami diberi motivasi untuk giat belajar dan saling bekerjasama
walaupun berasal dari daerah kampung yang berbeda. Tiga hari
berlalu kegiatan Ospekpun selesai, kami dipisahkan berdasarkan
kelas dan mulai masuk ke kelas masing-masing.
Pagi buta setelah mengerjakan salat subuh, aku bersiap diri
untuk berangkat ke sekolah. Ayahku setia mengantar sampai jalan
raya dengan berjalan kaki, karena kami tidak memiliki kendaraan.
Ayahku khawatir terjadi apa-apa, mengingat aku perempuan dan
berangkat masih dalam keadaan subuh buta. Obor berbahan bakar
minyak tanah dengan pegangan bambu menjadi penerang jalan
yang masih sangat gelap. Langkah demi langkah aku susuri jalan
setapak dengan beralas sandal jepit. Sepatu aku simpan di dalam
tas yang nanti akan aku pakai jika sudah dekat ke jalan raya. Ini
adalah salah satu trik yang ayahku ajarkan supaya sepatuku tidak
cepat rusak. Jalan raya sudah mulai terlihat, segera aku matikan
obor dan kupakai sepatu dengan terlebih dahulu mencuci kaki
di parit. Ayahku masih setia menunggu sampai aku naik angkot.
Angkot di daerahku terbilang masih langka. Karena dirasa
sudah cukup lama angkot yang ditunggu belum juga datang, aku
berpamitan kepada Ayahku untuk berjalan kaki, sebagai langkah
antisipasi apabila tak menemukan angkot atau sampai datang
angkot sehingga aku tidak kesiangan datang ke sekolah.
Pukul 07.00 aku sampai di sekolah. Aku langsung menuju
ruang kelas karena sebentar lagi bel masuk akan segera
dibunyikan. Teeeeeeeet terdengar bunyi bel, semua siswa masuk
167
~ Jangan Gagal Move On ~
168
Petir Berpelangi
169
~ Jangan Gagal Move On ~
170
Petir Berpelangi
171
~ Jangan Gagal Move On ~
172
Petir Berpelangi
sehingga biaya kuliahku tak pernah minta sama orang tua, kami
berusaha sendiri sebisa kami.
Dua tahun aku menjalani kuliah sambil ngurus anak, ngajar
aku jalani dengan sabar, banyak omongan orang yang kadang
membuat aku patah semangat “buat apa perempuan sekolah
tinggi-tinggi ujung-ujungnya juga ke dapur” ada lagi “Hujan-
hujan ngajar, digaji berapa sih, honor ga berhenti-berhenti,
mending tidur di rumah” “anak Marno mana bisa jadi orang, ga
ada sejarahnya” kata-kata mereka aku jadikan cambuk untuk
terus berjuang membuktikan kalau aku bisa menjadi apa yang aku
impikan. Sakit, panas telinga namun orang tua, suami dan anakku
yang membuat aku jadi kuat tak mau menyerah.Tahun 2008
aku lulus SI PGSD dengan nilai yang baik. Aku terus mengabdi
tak memperdulikan omongan orang. Aku yakin bahwa kelak
Allah akan memberiku imbalan yang lebih. Saat ini aku sedang
menabung untuk kelak mengambil hasilnya, itulah kata-kata
semangat dari aku untuk diriku sendiri. Dan tahun 2009 aku ikut
tes CPNS dengan mendaftar di dua tempat kota dan kabupaten
Serang karena pada waktu itu boleh mendaftar lebih dari satu.
Kedua lamaranku mendapatkan balasan dan aku memiliki dua
kartu peserta di kota dan di kabupaten serang. Aku bingung mana
tempat yang akan aku ambil mengingat tesnya berbarengan jadi
aku harus memilih satu diantara dua tempat. Basmallah akhirnya
aku memilih di Kota Serang karena beberapa kali aku ikut tes di
Kabupaten selalu gagal dan aku memutuskan untuk merubah
haluan dengan harapan berhijrah ke tempat baru akan memberi
harapan baru. Dengan langkah mantap aku ikut tes, berbekal
doa suami, orang tua, anak dan saudara aku mampu melalui tes
dengan lancar. Lebih kurang 2 minggu setelah tes, pengumuman
173
~ Jangan Gagal Move On ~
174
Petir Berpelangi
175
~ Jangan Gagal Move On ~
176
Petir Berpelangi
177
~ Jangan Gagal Move On ~
178
Petir Berpelangi
179
15
SI MUNGIL YANG TENGIL
Oleh : Rina Kurnia
180
Si Mungil yang Tengil
memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar. Saat itu belum ada
HP, setiap hari mereka bereksplorasi menyusuri perkampungan di
desanya. Aktivitas fisiknya terus bergerak memanfaatkan apa saja
yang mereka temukan. Tidak perlu mainan mahal yang banyak
mengeluarkan uang untuk membuat mereka bahagia. Bahkan
ketika bermain mereka sering memanfaatkan kolong rumah
yang lumayan luas untuk bermain. Di sana banyak permainan
yang bisa mereka buat, seperti memburu undur-undur, membuat
lubang undur-undur, bahkan saking kreatifnya mereka kadang
memanfaatkan air pipisnya untuk membuat suatu bentuk benda.
Memang terdengarnya jorok, tapi itulah anak-anak, ide kreatifnya
muncul begitu saja. Tentu masih banyak permainan yang sangat
mengasikkan selain bermain tanah, seperti masak-masakan,
petak umpet, galasin, congklak, petok lele, bedil-bedilan dari
pelepah pisang, bermain sepeda, beburu ikan di kali, memanjat
pohon, main di kebun pisang, main karet, dan masih banyak lagi
permainan yang tak pernah mereka lewatkan.
Sebagai anak pertama dari orang tuanya dan sekaligus sebagai
kakak, Nia merasa bertanggung jawab terhadap adiknya. Dan
pastinya Nia sangat menyayangi adik perempuannya yang semata
wayang itu. Kemana pun Nia bermain, pasti adiknya diajak.
Hampir tak pernah Nia main sendirian.
Sekitar pukul 2 siang mereka bermain ke tempat orang
yang sedang mengadakan pesta pernikahan. Dalam adat Sunda
prosesi pernikahan itu biasa dilakukan saweran pengantin yaitu
menyawer pengantin dengan uang, beras, dan permen.
“Dek, kita ikutan mungutin duit yu?”
“Hayu..dimana teh?”
181
~ Jangan Gagal Move On ~
182
Si Mungil yang Tengil
183
~ Jangan Gagal Move On ~
184
Si Mungil yang Tengil
185
~ Jangan Gagal Move On ~
186
Si Mungil yang Tengil
187
~ Jangan Gagal Move On ~
abang supir yang bisa menyetir mobil. Pokoknya masa itu bagi Nia
bisa membawa mobil adalah sesuatu yang sangat keren.
Sore itu pulang sekolah sekitar pukul 4 sore, rasa penasaran
Nia semakin menjadi, akhirnya Ia memutuskan untuk mendekati
mobil tersebut dan mencoba menyelinap masuk ke dalam mobil
tersebut. Sambil melihat ke kanan dan ke kiri perlahan-lahan Nia
berusaha mebuka pintu mobil tersebut. Betapa terkejutnya Nina
ternyata mobil tersebut tidak dikunci jadi dengan mudah Nia
membukanya. “Wah..asyik nih aku bisa masuk mobil ini dengan
mudah” gumam Nia. Setelah sampai di dalam, Nia mecoba-coba
mengotak-ngatik sambil mengingat-ingat bagaimana si abang
supir mengendarai mobil tersebut. Sejenak Nia pun berfikir
keras “Bagaimana ya menyalakan mobil ini?”di dalam mobil itu
Nia bermain-main seolah-olah Ia adalah abang supir. Nia pun
praktikan cara menyetir mobil seperti si abang supir dengan suara
mulutku berpura-berpura-pura menstater dan memutar-mutar
stang mobil. “Cekes..kes..kes.. brum..brum…ngeeeng…”sambil
bermain menjalankan mobil tersebut, tiba-tiba Nia melihat ada
kabel kecil yang terputus yang tergantung dibawah stang mobil
berwarna merah dan biru, “ Duh aku penasaran ni..itu kabel
apa ya?” sambil berfikir keras. Nia perlahan-lahan berusaha
memegang kabel tersebut, sambil khawatir kesetrum. Eh ternyata
kabel tersebut tidak berbahaya. Karena rasa ingin tahunya
yang besar, Nia penasaran “ kalau kabel ini aku sambung apa
yang terjadi ya?” Nia pun aku ragu untuk menyambungkannya.
Akhirnya Ia menepis keraguannya dan tiba-tiba Ia gabungkan
kedua kabel tersebut menjadi satu. Ternyata apa yang terjadi…
mobil itu tiba-tiba menyala…Wah..betapa terkejutnya Nia…
saking kagetnya Nia bingung dan ketakutan. Takut dimarahin
188
Si Mungil yang Tengil
pak supir dan takut mobil itu berjalan sendiri. sambil menangis
dan meminta tolong. “Bang supir …!!! mobilnya nyala sendiri!!!
Tolong bang !!! saya takut mobilnya jalan..” sambil ketakutan juga
ketakutan kalau abang supir itu akan memarahinya. Tak lama
kemudian abang supir pun menghampirinya yang sedang shook.
Kenapa Dek…Ini bang mobilnya nyala…emang adek apain?...
Saya cuma nyambungin kabel yang ada dibawah stang mobil
bang..”Wah..kamu ini pinter sekali ya, padahal dari tadi malam
mobil ini mogok ga bisa distater. Eh ternyata sama kamu bisa.
Makasih ya Dek.”Aku fikir abang supir itu akan memarahiku, ini
malah terbalik jadi memujiku.” Dengan hati sumringah Nia pun
merasa tersanjung. “Wah keren juga ya, Cuma menyambungkan
kabel mobil bisa nyala.” Gumam Nia.
Dan ternyata dua kabel yang menggantung di bawah stang itu
adalah kabel kunci untuk menyalakan mobil, bukan pakai kunci
mobil pada umumnya. Maklumlah mobilnya sudah tua. “Ya sudah
sekarang abang ajari Adek tuk bawa mobil mau ga?” Wah…Nia
jadi membayangkan betapa bahagianya jika Ia bisa nyetir mobil.
“ Mau bang” jawabnya. Ya udah sekarang masuk mobil dan kita
jalan ke jalan besar ya…”Ya bang” jawab Nia dengan semangat dan
hati yang berbunga-bunga. “Yes! Akhirnya kesampean juga nih.”
Kami pun pergi ke jalan besar. Karena kami berada di
pedesaan, suasana jalannya pun sepi dan sangat jarang mobil yang
lewat.
Moment yang sangat Nia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.
Nia diajari cara menstater, menginjak kopling, menginjak gas, dan
menginjak rem. Dengan modal rasa penasaran dan keberanian,
akhirnya hari itu juga Nia bisa membawa mobil dengan bimbingan
189
~ Jangan Gagal Move On ~
abang supir. “Wah.. perasaanku hari ini sangat bahagia dan sangat
berkesan, karena impianku menyetir mobil bisa terwujud.”
Untuk meyakinkan kemampuannya akhirnya dengan rasa
pede besoknya Nia meminta izin pada pak supir untuk membawa
mobil itu ke pasar yang tidak jauh dari rumahnya. “Bang boleh
tidak saya coba bawa ke pasar mobil ini?” Tanya Nia kepada abang
supir. “Boleh-boleh” jawab abang supir sambil mengerutkan
dahinya dan matanya terlihat bahwa dia sedang berfikir. “Boleh,
tapi hati-hati ya” Bang supir menegaskan lagi. “Ya bang.” Sahut
Nia.
Dengan hati deg-degan Nia pun memberanikan diri untuk
mencoba membawa mobil itu sendirian tanpa bimbingan abang
supir. Sambil mengingat-ingat apa yang diajarkan oleh abang supir
Nia mulai menstater mobil tersebut. “Bismillahirrohmanirrohiim”
Nia menjalankan mobil tersebut. Dengan rasa bangga dan
percaya diri Nia menikmati perjalanannya, sambil melambaikan
tangannya kearah temannya yang Ia jumpai di jalan. “Dah…”
dalam hatinya selalu berkata “ Yes aku bisa..yes aku bisa.!” Detik-
detik akan sampai ke pasar, tiba-tiba apa yang terjadi, karena
Nia baru bisa menyetir, ban belakang samping kanan mobilnya
terperosok ke selokan dekat. Akhirnya…”Abang supir…!!!” Nia
menangis sambil meminta tolong.
Nia pun keluar dari mobil dan berusaha memberhentikan
setiap mobil truk yang melintasi jalan, selang 30 menit belum
juga bertemu dengan orang yang bersedia menolongnya.
Akhirnya Dia berusaha mencari alat untuk mendongkrak ban
mobil dengan membuka box yang ada di dalam mobil sambil
kebingungan benda yang mana yang bisa ban menyelesaikan
190
Si Mungil yang Tengil
Sinopsis
“Akhirnya saat yang kutunggu-tunggu tiba juga”, dengan
hati yang sangat bahagia, Gep koin itu Nia raih di tanah dan dia
191
~ Jangan Gagal Move On ~
192
Si Mungil yang Tengil
193
Jangan Gagal Move On
PROFIL PENULIS
194
16
CAMP TEACH
Oleh: Irma Kartikasari
Kelahiran keempat
Aku adalah seorang wanita yang lahir pada tanggal 20 April
1983, di sebuah desa yang strategis, dengan kemudahan akses
ke pusat kesehatan, keamanan, pendidikan, s.d jual beli (pasar),
bagian dari kota yang penuh pesona alam dan sejarah, Bogor
Kota Hujan. Orangtuaku bekerja di bidang pendidikan, ibu
bekerja sebagai PNS di sekolah dasar, sedangkan bapakku bekerja
sebagai guru honor mata pelajaran keterampilan di SMP, mereka
dikaruniai 5 orang anak, 2 putra dan 3 putri, aku adalah anak
keempat. Aku dilahirkan menjelang perayaan Hari Ibu Kartini.
Ketika itu, ibuku sudah mempersiapkan diri dan membeli kebaya
cantik untuk mengikuti perayaan tersebut. Selama kehamilan
ibuku merasa baik-baik saja sehingga bermaksud tetap mengikuti
perayaan meski dengan perut besar. Namun bukan hanya ibu yang
195
~ Jangan Gagal Move On ~
ingin ada di momen Hari Kartini, dengan proses yang mudah aku
dilahirkan sehari sebelum perayaan tersebut. Kata ibu aku bayi
yang dilahirkan cukup besar dibandingkan anak-anaknya yang
lain.
Hal-hal merepotkan mulai muncul ketika aku mulai tumbuh
dan berkembang, sulit makan, badan kurus dan mudah sakit,
cengeng, dan seringkali melihat hal-hal ghaib. Aku seringkali
menyampaikannya kepada orangtuaku, aku melihat banyak
bayangan, dan lebih sering melihatnya ketika sakit. Aku merasa
semua bayangan itu ingin menarikku kedalam dunia mereka,
terkadang aku takut kehilangan diriku sendiri. Hal tersebut
mempengaruhi diriku, aku mengalami kesulitan dalam bergaul
dan bersikap. Aku memiliki sedikit teman, umumnya aku
memiliki pertemanan dari sekolah. Tetapi aku memiliki dua orang
sahabat, mereka adalah Tika dan Wida, kami bertiga bertetangga,
mereka sangat baik, memahami dan menerimaku apa adanya.
Dalam perjalanan persahabatan kami, banyak hal yang terjadi,
namun semua permasalahan atau kebodohan yang terjadi dapat
kami atasi dan menjadikan lebih saling memahami.
Selebihnya aku jarang sekali keluar rumah, aku seringkali
menghabiskan waktu didalam rumah, membuat prakarya dari
bahan-bahan bekas yang ada di rumah, kardus-kardus bekas,
kain sisa-sisa jahitan atau limbah kayu. Beberapa hasil karyaku
dijual oleh keponakanku ke teman-teman sekolahnya. Hasil karya
tersebut berupa notes book atau rumah boneka. Bahan rumah
boneka (BP) itu sangat murah dan sederhana, bahkan merupakan
sampah, yaitu kardus kotak makanan, kertas-kertas warna atau
kertas kado. Anak-anak menyukai hasil karyaku, aku membuat
196
Camp Teach
Menjadi Guru TK
Setelah lulus SMA aku lulus tes SPMB fakultas Konservasi
Sumber Daya Hutan di IPB. Tetapi tidak dilanjutkan karena tidak
ada biaya, terutama ketika itu kedua kakakku sedang kuliah.
Setahun setelah kelulusan aku menghabiskan waktu di rumah.
Membantu ibuku mengurus rumah, memasak atau bersih-bersih.
Menginjak tahun kedua kelulusan SMA, bibiku yang seorang guru
SMP memberi tahu lowongan pekerjaan sebagai guru TK. Dengan
ijazah SMA aku melamar sebagai guru TK. Ada dua kelas A dan B,
aku mendampingi seorang guru di kelas B.
Pembelajaran di TK disampaikan melalui kegiatan
bermain, segala upaya yang dilakukan oleh guru adalah agar
mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Banyak
pembelajaran dan kenangan yang sangat berkesan selama menjadi
guru TK. Guru TK menurutku bertanggung jawab lebih dari
sekedar pendidik. Siswa yang tidak ditunggu oleh orangtua maka
guru TK lah yang harus mengurus s.d jam pulang sekolah. Ketika
jam istirahat, kami harus memeriksa apakah mereka membawa
makanan, memastikan mereka memakannya, terkadang kami
harus menyuapi. Bahkan ke kamar mandi pun jika siswa belum
bisa mengurus keperluan mereka, maka guru TK harus siap
membantu.
198
Camp Teach
199
~ Jangan Gagal Move On ~
dari Cirebon dan Mariana dari Cianjur. Kami berkawan akrab dan
mulai berbagi banyak hal karena sama-sama di perantauan. Ketika
kami kehabisan uang untuk makan, kami sering membeli “Chicken
Hull” yaitu makanan berupa kepala ayam yang dimasak dengan
tepung, bukan hanya kami yang membeli banyak mahasiswa
kere atau kehabisan uang yang membelinya untuk bertahan
hidup. Suatu pagi ketika libur semester Marlia tiba-tiba datang
ke tempat kostku. “Irma ayo ikut aku ke Cirebon. Untuk apa
kamu disini, makan dan uang pas-pasan, ayo ke rumahku, ibuku
buka rumah makan, kamu mau makan aja silahkan” katanya
memintaku untuk langsung bersiap-siap berangkat ke Cirebon.
“Ongkosnya bagaimana?” kataku khawatir “Udah jangan mikirin
ongkos” katanya meyakinkanku untuk bersegera. Aku tidak tahu
bagaimana, tetapi kami naik bus gratis ketika itu. Yang aku tahu
Marlia punya kawan di PO Bus tersebut, dan rumah Marlia di
depan PO tersebut, para pekerja sering makan di rumah makan
milik ibunya. Setelah perjalanan beberapa jam kami sampai di
Cirebon. Keluarga Marlia cukup berada menurutku. Selama kuliah
pun sebenarnya dia tidak terlalu susah seperti diriku.
Marlia menunjukkan beberapa tempat yang penting baginya,
kami ke SD dia sekolah dulu, dia ingin bekerja di SD itu suatu hari
nanti. Marlia memiliki cacat tubuh, salah satu kakinya tumbuh
kecil tidak se normal kaki-kaki satunya, sehingga dia sedikit
kesulitan dalam berjalan. Dia bercerita kepadaku banyak hal-hal
menyakitkan yang dia alami karena kekurangan fisik tersebut.
Ejekan atau perbedaan perlakuan sudah sering dia terima, bahkan
dia sempat melakukan bunuh diri karena banyaknya tekanan
batin yang dia alami. Tetapi dia sadar bahwa umur adalah rejeki
yang tak terhingga dari Allah yang harus dia nikmati dan jalani
200
Camp Teach
201
~ Jangan Gagal Move On ~
guru honorer tidak ada aturan yang jelas mengenai aturan kerja
maupun penggajian dari pemerintah. Kesejahteraan honorer
tergantung kepada sekolah yang mempekerjakan mereka. Karena
itu tidak ada keadilan yang merata dirasakan antar sesama guru
honor. Selain menjadi guru, aku pun menjadi operator sekolah.
Menjadi operator sekolah semakin tidak ada aturan yang jelas
dalam hal penggajian dan sistem kerja. Banyak laporan yang harus
dibuat, bahkan disaat satu pekerjaan belum selesai, tiba pekerjaan
baru, dan satu pekerjaan tidaklah tunggal, seringkali bercabang
dan saling berkaitan namun beberapa tetap dalam laporan yang
berbeda.
Di tempat manapun secara umum sepakat bahwa guru atau
tenaga honor belum mendapatkan kesejahteraan yang layak
sesuai dengan kerja keras dan jasa mereka di bidang pendidikan.
Selama menjadi tenaga honorer, aku sering mengikuti Tes
CPNS, tetapi belum beruntung untuk mendapat kelulusan.
Bahkan sampai mengikuti tes ke Banten belum juga beruntung.
Kemudian melanjutkan kuliah S1 ke UT Bogor. Ketika ujian di
semester akhir, bersamaan dengan ujian Tes CPNS. Pagi itu aku
memutuskan untuk mengikuti Tes CPNS dahulu, kemudian
ketika menuju lokasi ujian UT sudah terlambat. Aku tak sendiri,
beberapa tak menerima dengan marah-marah dan menangis terus
menerus berharap diberi kesempatan untuk mengikuti ujian
semester. Aku berusaha untuk tenang, menerima dengan lapang
dada dan berharap Tes CPNS lulus. Beberapa minggu kemudian
kelulusan Tes CPNS, berharap lulus sehingga menjadi penghibur
karena harus mengulang semester dan tidak jadi wisuda. Namun,
202
Camp Teach
Menjadi CPNS/PNS
Setahun setelah lulus S1 UT ada Tes CPNS, seorang rekan
kerja di sekolah menyampaikan mengikuti tes CPNS harus
disiapkan dengan sebaik-baiknya, jangan mengikuti tes tanpa
belajar, beliau menyarankan pula untuk lebih sering bershalawat.
Ketika itu geliat penggunaan internet di sekolah mulai tumbuh.
Aku memanfaatkan fasilitas internet untuk mencari soal-
soal latihan tes CPNS berupa file yang dapat dicetak ataupun
dioperasikan secara online maupun offline. Hampir setiap hari
aku belajar sampai malam dan tertidur di meja belajar. Setiap ada
waktu luang aku manfaatkan untuk belajar, hingga akhirnya aku
menulis ulang soal-soal dalam beberapa buku. 23 Desember 2013,
Pagi itu aku dan guru-guru satu sekolah akan pergi jalan-jalan ke
bandung. Aku, suami dan anakku duduk di bus bagian depan.
Kami berhenti di kampus IPB Dermaga membeli Koran mencari
pengumuman Tes CPNS. Hari itu penuh puji dan syukur, banyak
sms, telpon, dan ucapan selamat yang kuterima. Sambil menangis
aku memeluk suami dan anakku. Air mataku menetes di kertas
koran, namaku tertera dalam urutan ke 28 dari 54 peserta yang
lulus Tes CPNS Guru Tahun 2013. Kepingan kenangan muncul
dalam ingatan hari demi hari sebelum hari itu. Beragam usaha yang
aku lakukan sebelum pengumuman Tes CPNS. Dalam beberapa
kali Tes CPNS rasanya baru pertama aku mempersiapkan diri
dengan sungguh-sungguh. Sebuah usaha yang tidak mengkhianati
203
~ Jangan Gagal Move On ~
Camp Teach
Selama di Cijeruk aku disambut dengan tangan terbuka oleh
sesama rekan guru baik dalam satu sekolah maupun dari sekolah
lain, begitu pula dengan pengawas sekolahku, dari awal aku tiba
di Cijeruk beliau selalu mendukungku, Ibu Hj. Atit. Dua tahun
kemudian aku mengikuti seleksi Guru SD Berprestasi mulai
di tes di tingkat gugus lalu kecamatan. Aku mendapatkan nilai
tertinggi di tingkat gugus sampai dengan di tingkat kecamatan.
Akhirnya aku menjadi utusan Guru SD Berprestasi Kecamatan
Cijeruk Tahun 2016. Sebelum mengikuti lomba aku merasa
kurang percaya diri. Dari mulai persaipan aku sudah mengetahui
posisiku. Pengetahuan dan portofolio masih jauh dari penilaian
yang terpenuhi. Dan hasilnya pun aku tidak mendapatkan
peringkat apapun dalam ajang lomba Guru SD Berprestasi Tingkat
Kabupaten Bogor saat itu.
Ketika mengikuti lomba Guru SD Berprestasi hal yang
menarik bagiku adalah portofolio. Dalam portofolio itu banyak
aspek menjadi penilaian. Memperhatikan dengan seksama
mengapa hal itu penting, Guru SD Berprestasi bukan guru biasa.
Siapapun yang memiliki poin-poin dalam portofolio tersebut
204
Camp Teach
205
~ Jangan Gagal Move On ~
206
Camp Teach
207
~ Jangan Gagal Move On ~
208
Camp Teach
209
Jangan Gagal Move On
RIWAYAT PENULIS
210
17
MENGAKAR KE TANAH
MENJULANG KE LANGIT
Oleh : Putri Sri Jayanti
P
agi itu matahari terbit dengan megah. Menghangatkan
mata hati bagi orang-orang yang sedang menjalani
kehidupan. Di saat itu juga, sesosok guru muda
yang bernama Mentari, hendak berpulang ke kampung
halamannya. Ia ingin mendedikasikan dirinya bagi para
generasi muda di kampung, agar mereka mendapatkan
pendidikan yang baik.
Tari, itulah nama singkatnya. Tujuh tahun lamanya Tari
merantau ke Kota Bandung untuk menimba ilmu dan memperluas
pola pikirnya. Di kota itu, Ia pun mendapatkan berbagai
pengalaman dalam belajar dan mengajar. Tak hanya mengajar
211
~ Jangan Gagal Move On ~
212
Mengakar Ke Tanah menjulang Ke Langit
213
~ Jangan Gagal Move On ~
214
Mengakar Ke Tanah menjulang Ke Langit
215
~ Jangan Gagal Move On ~
216
Mengakar Ke Tanah menjulang Ke Langit
TENTANG PENULIS
217
18
GURU PEKERJAAN MULIA
Oleh: Supriadi
S
upriadi adalah anak seorang Pedagang Kecil. Ayahku
bernama Abdillah bin Ahmad. Ibuku bernama Siti
Ratna Djuwita binti Muhammad Dahlan. Aku lahir di
Kota Kecil Kecamatan Kembayan pada tanggal 24 Apri 1969.
Aku anak kesebelas dari sebelas bersaudara. Saudaraku
terdiri dari 4 orang perempuan dan 7 orang laki-laki. Biasa
orang menyebutku anak bungsu. Karena aku anak yang
paling kecil, maka keluarga dari pihak ayah maupun pihak ibu
memanggil aku dengan panggilan Pakcik. Panggilan Pakcik
bukan hanya dari keluarga saja akan tetapi semua lapisan
juga memanggilku dengan panggilan Pakcik. Panggilan
Pakcik untuk diriku menjadi sangat populer sampai sekarang.
Masa kecilku ikut orang tua berdagang antar kampung satu
ke kampung lainnya. Ada banyak kampung yang singgahi
ketika ayahku berdagang. Adapun kampung yang disinggahi
218
Guru Pekerjaan Mulia
219
~ Jangan Gagal Move On ~
220
Guru Pekerjaan Mulia
221
~ Jangan Gagal Move On ~
222
Guru Pekerjaan Mulia
223
~ Jangan Gagal Move On ~
224
Guru Pekerjaan Mulia
225
~ Jangan Gagal Move On ~
226
Guru Pekerjaan Mulia
227
~ Jangan Gagal Move On ~
228
Guru Pekerjaan Mulia
229
~ Jangan Gagal Move On ~
belok sedikit arah kiri maka kita kan menuju ke Singapor. Kalau
yang ini apa nama om? Ini namanya radar. Radar ini untuk
mengetahui apa yang ada di depan. Misalnya kalau di depan kita
ada pulau, kapal laut atau lautnya dangkal, maka akan di radar ini.
Coba adik lihat di depan kita ada pulau kecil. Diradar ini ada titik
yang menunjukkan sebuah pulau ada di depan. Menurut
penjelasan ABK, Kecepatan kapal perang ini 12 Mil/jam.
Perjalanan Pontianak Jakarta kurang lebih 40 Jam. Pada malam
hari saya memperhatikan ada lampu kelap-kelip dari kejauhan,
lalu saya menuju kakak pembina untuk menanyakan apa benda
itu. Tidak lama kemudian saya ketemu kakak Pembina. Kak apa
nama benda itu seperti lampu yang berkedip-kedip? oh itu
namanya”mercusuar”. Oh mercusuar, ya kak. Ya dek. Terimakasih,
ya kak. Hari sudah menunjukkan pukul 21.00 saya menuju ke
tempat tidur, untuk istirahat. Pada malam kedua, KRI Teluk
Tomini 508 telah berlabuh di sekitar kepulauan seribu. Sayup-
sayup kedengaran ada yang mengatakan kita telah sampai di
Jakarta, lampu-lampu kota Jakarta nampak dari kejauhan. Indah
sekali kota Jakarta di malam hari. Kelihatan juga lampu Monas.
Tepat jam 07.00 WIB kapal dengan ditarik kapal kecil untuk
merapat ke pelabuhan Tajung Periok II.
Barang-barang kami sudah dimasukkan kedalam bis. Semua
persiapan telah selesai. Rombongan Pramuka sudah semua masuk
Kedalam bis. Bis yang kami membawa kami sudah berangkat
menuju ke Bumi Perkemahan Cibubur. Dalam perjalanan tidak
ada kendala sama sekali. Karena bis kami dikawal oleh mobi
kepolisian. Pengawalan ini dimulai dari pelabuhan Tanjung Periok
II sampai ke Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta. Selama di bumi
perkemahan saya banyak mengikuti kegiatan. Diantara kegiatan
230
Guru Pekerjaan Mulia
231
~ Jangan Gagal Move On ~
232
Guru Pekerjaan Mulia
adalah dengan mendekati siswa dan orang tua. Untuk siswa setiap
satu sabtu pada istirahat kedua, saya memanggil 3 orang untuk
diberikan nasihat. Terutama tentang bagaimana cara
meningkatkan hasil pelajaran. Saya harus menjelaskan kalau
sekolah harus rajin belajar dan jangan nakal. Bagi anak yang nakal
saya memberikan nasihat dan menggali kenapa mereka nakal.
Untuk yang nakal saya memberikan surat panggilan kepada orang
tua supaya datang ke Sekolah. Tujuan memanggil orang tua adalah
untuk memberitahu bahwa anaknya nakal, nilainya kurang.
Honor saya di SMP Negeri 02 Kembayan di kelompu ini hanya Rp.
1200 perhari. Jarak tempuh dari rumah ke sekolah 15 Km.
stambang Bis tahun 1992 sudah Rp. 500, jadi kalau Pulang Pergi
Rp. 1000. Kadang-kadang saya juga membeli indomie dan telur.
Harga indomei Rp. 200. Harga telur Rp. 50. Jadi saya harus
menambah Rp. 50 untuk biaya dalam satu hari jika mengajar ke
SMP 02 ini. Namun mempunyai akal untuk menambah uang
honor. Apabila saya mempunyai rezki lebih saya harus menabung.
Uang tabungan saya membeli Tustel yang murah. Adapun harga
Tustel saya beli dengan harga Rp. 50.000. Alhamdulillah setelah
mempunyai Tustel tersebut saya bisa mengantongi uang ratusan
ribu rupiah dalam satu minggu. Karena saya sudah menjadi tukang
photo. Saya setiap hari minggu berangkat ke Kota Sanggau untuk
mencuci photo. Hasilnya cukup lumayan. Pada awalnya harga
photo per lembar ukuran 3R Rp. 500. Dan yang ukuran 8R
harganya Rp. 20.000. Photo yang ukuran 8R, jika ada yang minta
dengan bingkai harganya Rp. 30.000 Pada tanggal 1 Juni 2003
saya menerima SK sebagai guru bantu. Pada hari berikutnya saya
mengambil surat tugas di Dinas Pendidikan Kabupaten Sanggau.
Pada saat menerima SK guru Bantu ini ada keputusan yang harus
233
~ Jangan Gagal Move On ~
234
Guru Pekerjaan Mulia
235
~ Jangan Gagal Move On ~
236
Guru Pekerjaan Mulia
237
~ Jangan Gagal Move On ~
238
Guru Pekerjaan Mulia
239
~ Jangan Gagal Move On ~
240
Guru Pekerjaan Mulia
241
Jangan Gagal Move On
242
Guru Pekerjaan Mulia
243
19
METAMORFOSA GURU IDAMAN
Oleh: Arie Wijayanti
N
ama saya Arie Wijayantie. Saya mengajar di SDN
Bojonggede 07 Kecamatan Bojonggede Kabupaten
Bogor sejak tahun 2011. Saat ini saya mengajar di
kelas 6. Awalnya, pada tahun 2003 saya mengajar di SDN
Pabuaran 03 setelah mendapatkan Surat Keputusan (SK)
Pengangkatan Guru Bantu Kabupaten Bogor.
Kemudian Setelah mendapat Surat Keputusan (SK)
Pengangkatan Guru Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) Kabupaten Bogor pada tahun 2008, saya mendapat tugas
mengajar di SDN Kedung Waringin 05. Pada tahun 2011 saya
mutasi tempat mengajar di SDN Bojonggede 07 sampai saat ini.
Dalam menjalankan kewajiban seorang guru, saya termasuk
guru yang memenuhi kewajiban profesi sebagai guru. Saya
mengajar dan mendidik siswa di kelas, disiplin waktu, dan
mengerjakan administrasi guru dengan tertib. Saya berusaha
244
Metamorfosa Guru Idaman
untuk menjadi guru yang baik bagi para siswa. Para siswa pun
senang belajar dengan saya.
Saya memberikan materi pelajaran yang sesuai dengan
kurikulum. Berjalannya waktu, di mana perkembangan teknologi
semakin maju dan cara berfikir siswa semakin berkembang, saya
mulai berfikir untuk mengembangkan cara mengajar saya. Saya
merasa ketika mengajar di kelas terasa monoton, siswa lebih
terfokus pada buku pelajaran, pembelajaran terasa pasif dan tidak
berkembang. Berangkat dari hal tersebut, saya harus mengubah
metode dan strategi mengajar serta mengembangkan kompetensi.
Saya ingin memberikan pembelajaran sesuai dengan
perkembangan zaman. Tidak hanya mengandalkan buku
pelajaran, metode ceramah, dan pemberian tugas saja. Dalam
mengerjakan administrasi kelas saya masih dengan menulis. Dan
ini menjadikan pekerjaan menjadi lebih lama. Saya sangat ingin
seperti beberapa teman saya yang mengerjakan administrasi
menggunakan laptop maupun komputer. Tetapi saya belum
bisa menggunakannya. Dalam meningkatkan kompetensi, saya
kemudian membeli sebuah laptop.
Untuk pertama kalinya saya memberanikan diri memegang
laptop. Saya sangat awam dengan laptop apalagi untuk
menggunakan program yang ada di laptop seperti MS Word, MS
Excel, dan PowerPoint. Saya pun meminta bantuan kepada teman
saya Pa Jakaria seorang guru TIK di sekolah saya.
Saya mulai belajar sedikit demi sedikit program-program
tersebut. Lama kelamaan saya mulai lancar mengetik RPP dan
administrasi kelas lainnya menggunakan program MS Word. Saya
pun belajar mengunduh materi pelajaran menggunakan Google.
245
~ Jangan Gagal Move On ~
246
Metamorfosa Guru Idaman
247
~ Jangan Gagal Move On ~
248
Metamorfosa Guru Idaman
249
~ Jangan Gagal Move On ~
250
Metamorfosa Guru Idaman
251
~ Jangan Gagal Move On ~
PROFIL PENULIS
252
20
JADI GURU ITU, SESUATU
Oleh Utin Linda Mersianti
S
ejak duduk di bangku SMA dan mengenal pelajaran
Kimia, aku benar-benar jatuh hati pada pelajaran itu.
Cita-citaku yang sedari kecil ingin menjadi dokter
berubah dengan seringnya kegemaran ku mengerjakan
soal-soal yang diberikan Pak Dzu’ie, guru kimia ku kala itu,
aku ingin menjadi ahli kimia. Karena senangnya dengan
pelajaran kimia, aku sampai senang juga dengan gurunya.
Bagi ku Pak Dzu’ie tidak hanya seorang guru tapi beliau juga
seorang teman sharing yang asyik. Banyak hal yang sering
kami ceritakan, dari masalah pelajaran sampai masalah
tempat kerja untuk ahli-ahli kimia seperti yang ku impikan.
Beliau juga yang mengarahkan ku untuk bisa bergabung di
Badan Tenaga Atom Nasional atau disingkat BATAN.
Aku jadi terobsesi untuk menaklukkan pelajaran yang tidak
semua anak menyukainya dan aku bisa. Pada suatu hari ketika
253
~ Jangan Gagal Move On ~
254
Jadi Guru Itu, Sesuatu
255
~ Jangan Gagal Move On ~
256
Jadi Guru Itu, Sesuatu
257
~ Jangan Gagal Move On ~
258
Jadi Guru Itu, Sesuatu
259
~ Jangan Gagal Move On ~
260
Jadi Guru Itu, Sesuatu
261
Jangan Gagal Move On
PROFIL PENULIS
262
Jadi Guru Itu, Sesuatu
263
21
SEMUA KARENA EMAK
Oleh: Sri Mujayati,
E
mak jatuh pingsan ketika jenasah bapak
diberangkatkan ke tempat pemakaman. Orang-orang
yang berdiri disamping emak yang melihat segera
menahan tubuh emak, pandangan orang-orang tertuju
pada emak. Tanpa dikomando beberapa orang mengangkat
tubuh emak masuk ke rumah. Aku dan adikku, Yuni, hanya
bisa menangis, mengiringi emak. Waktu itu aku baru lulus
SMP dan telah mendaftar ke SMK (SMIP), sedang Yuni
lulus SD mendaftar ke SMPN. Kakakku ada tiga semuanya
laki-laki. kakak pertama, mas Sugi, sudah menikah yang
bekerja serabutan. Mas Yanto dan mas Yono, kakak kedua
dan ketiga, kerja di pengrajin perak di kampungku dengan
penghasilan yang cukup buat mereka sendiri. Jadi aku adalah
anak keempat dari lima bersaudara. Ketiga kakak hanya
lulusan SD dan orang tua kami tidak lulus SD. Bapak dulu
264
Semua Karena Emak
265
~ Jangan Gagal Move On ~
266
Semua Karena Emak
267
~ Jangan Gagal Move On ~
268
Semua Karena Emak
269
~ Jangan Gagal Move On ~
dan emak tidak lagi tidur di warung karena dirasa warung sudah
aman bila dikunci. Ketika di rumah aku habiskan waktu untuk
istirahat sambil nonton TV. Sewaktu menonton TV ada iklan
Universitas Swasta, tempat kuliah Kastiq, teman SMP. Segera aku
telpon dan meminta Kastiq mengambilkan brosur Universitas
tersebut. Seminggu kemudian aku mendapatkan brosur itu.
Brosur Universitas yang berisi tentang Fakultas dan Jurusan yang
ada, serta rincian biaya yang harus dibayar selama setahun dengan
jumlah angsuran yang harus dibayar per bulan. Aku membaca
satu per satu kata dan bagian brosur. Mataku terhenti pada
Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris dan bergerak-gerak
mengamati rincian biayanya. Pandangan mataku beralih,
mengamati biaya-biaya dari fakultas lain. Biaya kuliah fakultas
Sastra termasuk tidak mahal kalau dibandingkan dengan fakultas
yag lain. Brosur pun aku perlihatkan ke mas Yono. “Mas, kalau
kuliah biayanya sini bisa tidak membayari?” tanyaku. Mas Yono
mengambil brosur tersebut dan memperhatikan rincian biaya
tersebut. “Bisa,” katanya sambil mengangguk. Sorenya dengan
diantar Ani, sobatku yang tahu lokasi universitas tersebut, aku
pergi ke kota untuk mendaftar. Aku pun mengundurkan diri dari
kerja untuk kuliah. Saat kuliah aku tidak kost, waktu tempuh dari
rumah ke kampus sekitar 2 jam dengan 1 kali angkot 2 kali bus
kota. Untuk uang saku ke kampus aku mengambil dari warung,
untuk biaya kuliah sampai selesai aku memintanya pada ketiga
masku, mana yang ada. Yang paling banyak aku mintai biaya bayar
kuliah adalah mas Sugi. Itu pun aku minta pada istrinya karena
aku merasa kakak iparku ini seperti kakak kandungku sendiri.
Tiap pagi sampai sore ke kampus, sehabis Maghrib tukar shift
dengan emak menjaga warung. Aku dan Yuni menjaga warung tiap
270
Semua Karena Emak
271
~ Jangan Gagal Move On ~
272
Semua Karena Emak
273
~ Jangan Gagal Move On ~
274
Semua Karena Emak
275
~ Jangan Gagal Move On ~
276
Semua Karena Emak
277
~ Jangan Gagal Move On ~
278
Semua Karena Emak
”Saya itu pak, hanya ingin ikut tes dan itu belum tentu lulus kan?”
Beliau menjawab, “Justru karena itu. Takutnya nanti, kamu lulus
namun tidak sesuai dengan persyaratan dan timbul masalah di
kemudian hari.” Aku pun pulang dengan perasaan kecewa setelah
dua kali ke Dinas Pendidikan, dua kali ke BKD. Masak tahun ini
aku tidak ikut test, rugikan jauh-jauh datang ke sini tapi tidak ada
hasil. Sebuah pikiran terlintas tentang keluarga yang ada di Tanah
Bumbu, aku pun menelpon beliau mencari informasi tentang
formasi yang ada di sana. Katanya yang setiap formasi guru di
sana, bisa dari FKIP atau Sarjana S1 dengan Akta IV. Tempat itu
letaknya sangat jauh ada di balik penungungan Meratus. Untuk
mengirim lamaran ke sana aku diantar Hari, adik sepupuku
ke BKD Tanah Bumbu. Tempatnya sangat jauh, kami melalui
pegunungan Meratus untuk sampai disana. Alhamdulillah tanpa
menemuai hambatan di BKD aku bisa langsung menyerahkan
berkas lamaran dan mendapatkan nomor ujian test CPNS. Dari
BKD aku diajak menginap di rumah salah satu keluarga istri Hari,
di sana aku bisa merasakan nikmatnya daging rusa. Waktu test
CPNS pun tiba, dari rumah aku berangkat sendirian. Di Tanah
Bumbu aku bertemu saudara jauh dari emak yang sama-sama
mengikuti test. Jadi untuk menginap dan cari tempat ujian dia yang
mengarahkan, aku hanya mengikuti. Test pun dapat aku kerjakan.
Apa pun hasilnya yang penting aku sudah berusaha. Aku juga
yakin apa pun hasilnya itulah yang terbaik untukku. Kupikir-pikir
sepertinya aku membutuhkan sepeda motor untuk memperlancar
kegiatanku. Aku telpon emak dan mas Sugi minta ditranfer uang
untuk membeli sepeda motor bekas. Seminggu kemudian uang
pun ditransfer sebesar Rp 4,5 juta, yang berasal dari mas Sugi
Rp 2,5 juta dan dari mas Yono Rp 2 juta. Alhamdulillah dengan
279
~ Jangan Gagal Move On ~
uang itu aku bisa membeli sepeda motor Hokaido bekas. Di dekat
rumah mertua paman ada SD, dengan adanya sepeda motor aku
bisa membeli barang dagangan untuk dijual, yang hasilnya nanti
bisa aku gunakan untuk membeli bensin. Di SMP aku hanya
mengajar tiga hari penuh, jadi aku bisa jualan saat kosong. Hasil
pengumuman test penerimaan keluar dan namaku tidak tertera di
kolom surat kabar yang aku baca. Ini artinya aku tidak lulus tapi
aku tidak kecewa. Tanah Bumbu tempatnya jauh dari saudara-
saudara di sini, mungkin karena itulah aku tidak lulus. Jadi tempat
itu bukan yang terbaik untukku. Tahun ajaran pun berganti, aku
mulai berani bergabung dengan grup MGMP di kabupaten yang
bertempat di SMPN 1. Dalam pertemuan MGMP kali ini aku
mendengar bahwa sekolah ini sedang membutuhkan guru honor
Bahasa Inggris karena guru yang memegang mapel ini sedang
mengikuti Pendidikan Profesi Guru dan akan berakhir 3 bulan
ke depan. Maka selama 3 bulan aku menghonor di dua tempat
dengan seijin Pak Imam selaku Kepsek yang pertama.
Di bulan Oktober formasi penerimaan CPNS pun dibuka lagi.
Dari koran ku lihat di kabupaten sebelah ada formasi Guru Bahasa
Inggris dengan syarat S1 dengan Akta IV. Dengan bersepeda motor
sendiri, aku nekat mencari BKD setempat, untuk daftar dan
menyerahkan berkas lamaran. Aku mendapat no urut pendaftar
no 3, yang mana no ini nantinya ditukar sehari sebelum test
sekaligus untuk mengetahui tempat test. Syukurnya ada tetangga
satu desaku yang tinggal di kabupaten ini. Jadi saat mengikuti test
CPNS aku menginap di rumahnya. Tahun berganti, di semester
genap ini aku mendapat sedikit sekali jam mengajar karena dua
guru yang mengikuti PPG telah kembali. Jam mengajar sedikit
tentu honorku akan semakin kecil karena honor dihitung dari jam
280
Semua Karena Emak
281
~ Jangan Gagal Move On ~
SD, namun tidak satu tempat dengan SD, baru buka dan hanya
mempunyai 2 orang siswa dengan 6 guru proyek, serta kami, 3
guru CPNS. Akhir tahun pelajaran tiba, masa kerja guru proyek
yang sebagian guru SD pun habis. Tinggallah kepsek, 3 CPNS, dan
2 guru proyek yang berubah menjadi guru honor. Di tahun ajaran
berikutnya jumlah siswa bertambah, ada siswa pindahan dan
siswa baru. Tiap tahun berikutnya jumlah murid selalu bertambah
walau tidak banyak.
Sebulan setelah aku menjadi CPNS emak dan Yuni
mendatangi rumah kontrakanku. Senang rasanya melihat
raut wajah emak menatapku bangga. Sekali Yuni ikut aku ke
sekolah. Sepulang dari sekolah dia bercerita pada emak bahwa
jalan menuju sekolahan tidak mulus dan sulit dilalui. Emak lalu
berkata, “Enggak apa-apa. Nanti juga pasti dibangun jalan sama
pemerintah. Ketika aku ajak kembali ikut, Yuni menolak. Emak
dan Yuni hanya sebulan menemaniku di kontrakan dan balik lagi
ke Jawa. Ketika liburan kenaikan kelas aku pulang ke Jawa untuk
menikah. Pernikahan yang sederhana. Yang hanya dihadiri oleh
keluarga kami berdua dan beberapa sahabatku. Hari Minggu
menikah, hari Selasa kami berlayar di Kalimantan. Di kapal kami
hanya mampu di kelas ekonomi saja, yang luas terbentang tanpa
sekat seperti di lapangan. Tapi perjalananku kini berbeda tidak
seperti biasanya, ada suami di sisi. Ya Allah, Alhamdulillah atas
segala karuniamu ini. Setelah jadi CPNS, Engkau kirimkan seorang
suami di usia ku yang ke 31. Menginjak 3 bulan pernikahan,
seminggu sepulang pra jabatan, test pack menunjukkan hasil
positif. Syukurlah, kandunganku tidak manja dan tidak ngidam
yang aneh. Jadi selama mengandung keadaan fisikku baik-baik
walaupun jalan yang ku lalui cukup rawan untuk wanita hamil.
282
Semua Karena Emak
283
~ Jangan Gagal Move On ~
Kupandangi wajah kecil anakku. Iya... ya... Allah itu Maha Tahu,
kalau mungkin aku yang meninggal, bagaimana dengan anakku.
Tugas emak padaku telah emak selesaikan, kini giliranku. Ya...
aku harus tangguh seperti emak. Ku tarik napas dalam-dalam di
sela hembusan angin malam. Mungkin ini yang terbaik, hatiku
menjadi sedikit tenang. Sampai rumah, di Jawa, air mata sudah
tidak bisa mengalir. Dalam diam aku melangkah, jenasah emakku
sudah siap untuk diberangkatkan hanya tinggal menunggu
kedatanganku saja. Aku hanya mampu memandangi tubuh emak
yang telah terbungkus kain kafan, dan tak lama kemudian jenasah
emak diberangkatkan ke makam. Dengan menggendong anakku,
kulangkahkan kaki mengantar kepergian emak sampai ke tempat
peristirahatan yang terakhir. Aku mengandung untuk kedua
kalinya dan seperti kandungan yang pertama, tidak ada yang
gangguan. Aku melakukan kegiatan dan aktivitas seperti biasa.
Tiga tahun sudah masa jabatan IIIa, kini waktunya aku dan teman-
teman satu sekolah yang seangkatan mengajukan naik golongan
ke IIIb. Proses pengajuan berjalan lancar, hanya perlu sedikit saja
perbaikan. Menjelang kelahiran anak kedua, aku mendapat SK
Kenaikan Pangkat IIIb. Aku melahirkan anak laki-laki lagi melalui
operasi caesar. Lengkap sudah kebahagiaanku, sayangnya emak
sudah tidak ada lagi untuk ikut serta merasakan kebahagiaanku.
Tahun ini aku dan Adi, salah satu teman di sekolah yang
seangkatan, berusaha bersama menyusun PTK untuk pertama
kalinya. Tekadku yang penting aku sudah berusaha, bila nantinya
ada kesalahan ya diperbaiki. Ini masih tahap belajar, daripada
aku tidak menyusun tidak tahu dimana salahnya dan bagaimana
benarnya. Akibatnya pengetahuan tidak berkembang dan
kenaikan pangkat pun tersendat. Begitu laporan PTK selesai, kami
284
Semua Karena Emak
285
Jangan Gagal Move On
BIODATA PENULIS
286
22
ADA PELANGI DI MATA
PENDIDIK
Oleh: Gita Erlangga K,S.Si,MM
A
ssalamualaikum, Nama saya Gita Erlangga atau
yang biasa dipanggil angga. Saya lahir di Cirebon
15 April 1985, Orang tua selalu mengajarkan saya
jangan mengandalkan bantuan teknis atau non teknis dari
orang tua agar bisa menyelesaikan diri sendiri bila berjumpa
suatu permasalahan. Baiklah saya akan menceritakan fiksi
tentang diri sendiri. Saya waktu dilahirkan dengan sempurna
panca indera tetapi dalam keadaan premature, sejak bayi saya
selalu berobat ke RS jakarta bersama orang tua saya untuk
penyembuhan saya. Hampir 4 tahun saya waktu itu saya
belum bisa jalan selayaknya anak kecil seumuran waktu itu,
untuk berlatih berjalan saya harus memakai sepatu khusus
yang menopang kaki saya. Kata dokter yang menangani
sasya berkata bahwa kaki saya harus dioperasi sehingga
287
~ Jangan Gagal Move On ~
288
Ada Pelangi di Mata Pendidik
289
~ Jangan Gagal Move On ~
290
Ada Pelangi di Mata Pendidik
291
Jangan Gagal Move On
Pada tahun 2016 saya pindah mengajar ke SMP dan Universitas kota
Cirebon, Ketika awal mengajar di sekolah negeri tersebut alhamdulilah
saya konsisten memberi prestasi bidang eksak untuk nama baik sekolah
tersebut. Dengan menjadi pelatih dan pembina science (ipa) tingkat kota
cirebon. Pada tahun 2018 saya menghantar sisiwa kejuaaran Olimpiade
IPA tingkat Jabar di Garut sehingga saya berjumpa adik tingkat saya
waktu kuliah,waktu itu adik tingkat saya bisa mengajar siswa-siswa
seluruh provinsi Jawa Barat sehingga saya termotivasi lagi untuk mencari
prestasi di berbagai bidang, alhamdulilah akhir tahun 2018 saya menjadi
penulis soal mata pelajaran IPA tingkat SMP yang diselenggarakan
Puspendik,Proyek membuat soal dari Indonesia Digital Learning, membuat
buku bertema permainan science,buku komputer, saya menyadari jadi
pendidik jauh lebih menantang dan menyenangkan untuk mengupgrade
diri agar lebih baik lagi, Kemudian pada tahun 2019 awal saya diterima di
Ralawan TIK Kota Cirebon, alhmdulilah saya dipercaya menjadi pemateri
di instansi-instansi kota Cirebon. Alhamdulilah di tingkat Universitas
saya sering menulis jurnal-jurnal penelitian dan dipercaya pemateri
tetap dengan teman saya Teni Noviyanti,M.Si pada jurnal internasiaonal
bertema kewirausahaan nelayan cirebon
Alhamdulilah pada pertengahan 2019 saya ke bogor melihat informasi
yang sangat menarik sehingga bisa menjadi anggta PIPP yang dikepalai
Ibu Nina Ramdhani dan Ibu Nanda sebagai sekretarisnya, mereka sangat
baik sampai membeli buku saya 5 buah sehingga saya terharu sekali. Pada
akhir tahun 2019 saya mengikuti ujian sertifikasi penulis non fisksi yang
dienggarakan BNSP alahmdulialh saya lulus, dan ketika di ujung tahun ini
saya diberi keprcayaan oleh Ibu Nina sebagai Ceo PIPP Pusat, saya bisa
menjadi pemateri pelatihan online tentang menulis soal berbasis anroid.
292
Ada Pelangi di Mata Pendidik
293
23
PERJALANAN SEORANG GURU
TIDAK BERPENDIDIKAN
Oleh: Ida Fitriyati
Tugas Pertama
Alisa adalah seorang guru dari lulusan S1 non pendidikan
yang telah mengambil izin mengajar di salah satu kampus negeri
yang ada di Indonesia sehingga dia mendapatkan seperti SIM
untuk dapat mengajar di kelas. SIM mengajar ini didapatnya
dengan perjuangan yang sangat panjang sekali karena dari
pendaftaran sampai menyelesaikannya penuh dengan lika liku.
Alisa ingat sekali pertama lulus dari salah satu kampus ternama di
daerahnya dengan jurusan non pendidikan, karena memang itulah
pilihan pertama waktu ujian masuk perguruan tinggi tahun 2000.
Untuk pilihan keduanya Alisa Mengambil jurusan Pendidikan
Matematika, karena orang – orang bilang, kalo pilihan kedua itu
yang sering lulus ujiannya. Tetapi pada akhirnya pada tahun 2009
294
Perjalanan Seorang Guru Tidak Berpendidikan
295
~ Jangan Gagal Move On ~
mengabdi. Dengan perasaan dag dig dug dihati dan pikiran yang
tidak menentu, Alisa pelan – pelan membuka SK yang telah
diberikan, dan pada akhirnya terbacalah pada suatu daerah yang
belum pernah dia kunjungi yaitu salah satu daerah yang ada di
kecamatan kabupaten Alisa bertugas yang paling dekat dengan
perbatasan negara Indonesia – Malaysia. Setelah menerima SK
penempatan tugas, Alisa akan dihadapkan dengan beberapa
administrasi yang akan diurus untuk mendapatkan legalitas dalam
mengajar ditempat tugas yang diberikan. Alisa termasuk seorang
yang sangat beruntung, karena begitu banyak orang baik yang
disekitar dia yang membantu dalam kepengurusan administrasi
tersebut sampai akhirnya Alisa mendapatkan Surat Tugas
Mengajar resmi dari Dinas pendidikan Alisa sekarang mengabdi.
Surat tugas ini jelas merupakan awal perjalanan Alisa menjadi
seorang guru di Kota Perbatasan Indonesia - Malaysia.
296
Perjalanan Seorang Guru Tidak Berpendidikan
297
~ Jangan Gagal Move On ~
298
Perjalanan Seorang Guru Tidak Berpendidikan
Mutasi Ke kota
Pada awal tahun 2012, Alisa sudah mulai mencari informasi
bagaimana cara untuk mutasi ke kota kabupaten. Hal ini
dilakukan Alisa karena ingin berkumpul bersama keluarga
tercinta dalam satu atap tanpa terpisah lagi dengan jarak. Alisa
mulai mengungkapkan keinginannya ke kepala sekolahnya pada
saat waktu santai. Dan apa yang dipikirkan Alisa benar sekali,
bahwa kepala sekolah akan mengizinkan jika Alisa mendapatkan
guru penggantinya di sekolah tersebut sebelum dia mutasi ke
kota. Keberuntungan saat itu berpihak ke Alisa, dia mendapatkan
seorang guru pengganti yang bersedia menggantikannya disana
karena alasannya juga sama yaitu ingin berkumpul bersama
keluarganya yang ada di tempat tugas Alisa saat itu. Dan akhirnya
proses mutasi Alisa terlaksana pada pertengahan tahun 2012.
299
~ Jangan Gagal Move On ~
300
Perjalanan Seorang Guru Tidak Berpendidikan
301
~ Jangan Gagal Move On ~
302
Perjalanan Seorang Guru Tidak Berpendidikan
303
~ Jangan Gagal Move On ~
304
Perjalanan Seorang Guru Tidak Berpendidikan
305
~ Jangan Gagal Move On ~
306
Perjalanan Seorang Guru Tidak Berpendidikan
307
Jangan Gagal Move On
BIODATA PENULIS
308
24
MY JOURNEY, START HERE
Oleh : Nurani Fimutho Haroh
M
alam ini langit tak begitu cerah. Bulan terlihat samar
tertutup sedikit awan. Dengan berat kulangkahkan
kaki ke tempat pengajian. Bukannya mengapa. Aku
juga tidak tahu apa yang sedang terjadi. Sedari soreaku
mencoba menyapa satu per satu orang yang lalulalang di
rumahku. Tapi tidak ada satu pun yang menjawab. Lebih
mengherankan lagi, ketika aku membantu Lik Imah
membawa beras ke tempat memasak di pengajian tadi.
”Kula nuwun¸Bulik. Ini berasnya ditaruh mana, ya?”
”Alhamdulillah, sudah datang, kamu, Nduk! Sini, taruh
di dekat pintu, sini!” jawab Bulik Imah, sembari memotong
bawang. Wah, ini dia. Baru kelihatan. Sudah tidak sibuk, Mbak
Runni? Ngelesinya, libur? Banyak pasti, ya, sekarang siswanya?”
ucap Mbak Siti. ”Pasti, Mbak Siti. Lha, sekarang saja pulangnya
sudah mala terus. Sampai menolak banyak siswa. iya, kan, Mbak
309
~ Jangan Gagal Move On ~
310
My Journey, Start Here
311
~ Jangan Gagal Move On ~
312
My Journey, Start Here
313
~ Jangan Gagal Move On ~
314
My Journey, Start Here
315
~ Jangan Gagal Move On ~
316
My Journey, Start Here
tak mau lagi bermain di deoan rumah. Hingga para tetangga yang
selalu menatapku sinis. Bahkan mereka tak pernah membalas
sapaanku. Kini, aku tahu apa penyebabnya. Tidak apa-apa jika
banyak orang yang akhirnya percaya dengan perkataan Mbak Wati.
Bahkan jika akhirnya aku dikucilkan karena hal itu. Akan tetapi,
tak perlu membawa-bawa orang tuaku. Aku mulai meremat dada
kiriku. Sesak. Menyakitkan. Mereka tak tahu bagaimana aku
berjuang setelah lulus SMA hingga sekarang. Mereka juga tak
pernah tau bagaimana perjuangan orang tuaku. Mereka hanya
bisa mempercayai apa yang mereka dengar. ”Jadilah seperti bola
bekel, Nduk. Kau tahu bola bekel?” tanyanya lirih.Aku hanya
mengangguk pelan.
”Bola bekel itu, semakin keras dilemparkan ke tanah,
pantulannya akan semakin tinggi.” bulik tersenyum ke arahku
sambil mengusap lembut kedua pundakku. Setelah kejadian itu,
aku jadi makin dekat dengan bulik. Aku ceritakan semua yang
terjadi padaku. Tak kusangka, bulik pun pernah mengalami hal
yang sama. Tapi ia bisa melewatinya dengan luar biasa. Bahkan saat
ini, orang yang pernah meremehkannya malah sering meminta
bantuan pada bulik. Hari-hari berlalu dengan cepat. Semakin lama
aku pun semakin memahami dan bisa menerima apapun dengan
lebih lapang. Gelapnya malam semakin menggelayut. Indahnya
suara jangkrik dan katak yang bersahutan mulai tersamar.
Kemudian menghilang. Suasana semakin sunyi. Kini tinggal suara
angin yang menderu. Beberapa masuk melalui pintu, ventilasi dan
lainnya masuk melalui celah genting. Dingin. Aku menutup rapat
pintu rumahku. Lelah sekali. Malam ini ada 5 anak yang datang
ke rumahku. Lebih tepatnya, mereka menungguku sejak sore tadi.
Untuk apa lagi jika bukan untuk les denganku. Ini bahkan sudah
317
~ Jangan Gagal Move On ~
ketiga kalinya mereka datang. Tak hanya itu. Mereka pun rela
menungguku pulang. Walaupun sampai malam hari.
”Nduk, itu ada undangan, dari PKK.”
”Undangan, apa , Nek?”
”Tadi Bu Ning dan Mbak Fajar kemari. Minta izin ke Nenek,
mereka mau minta
tolong kamu untuk jadi MC di acara PKK dusun. Mau
mengundang dari Dinas
Kesehatan.”
”Kok, Runni, Nek? Apa tidak ada yang lain?” ucapku sambil
sibuk membaca isi surat
undangan.
”Kan, kamu sekarang sudah mengajar, jadi guru di sekolah. Di
kuliah juga sering jadi
MC di acara-acara. Bu Ning bilang, kamu yang cocok. Sudah
banyak belajar juga
pasti di sekolah.”
Aku menghela nafas.
”Mau saja, ya. hitung-hitung membantu. Sekalian belajar dan
nambah pengalaman,
ya, Nduk?”
Aku hanya mengangguk sambil membalas senyuman
nenek. Mungkin ini juga saat yang tepat untuk mengembangkan
kemampuanku. Toh sudah lama juga aku tidak mengikuti acara di
desa seperti ini. Aku harus mempersiapkan diri. Malam semakin
318
My Journey, Start Here
319
Jangan Gagal Move On
320
25
PERMEN NANO NANO DARI
SEORANG IBU
Oleh: R. Novalia Nurcahyani
N
amaku Anik, lahir kota Yogyakarta dan mempunyai
satu orang kakak dan satu orang adik. Semuanya cowok
dan aku seorang cewek sendiri, sehingga terkadang sifat
keras kepala menyelimuti diriku karena merasa dibedakan
dengan anak yang lain. Aku merasa bahwa semua anak itu
sama baik cowok maupun cewek. Dari sinilah asal muasal
aku mulai mendapat jiwa berontak karena ide idealisme yan
didapat waktu kuliah..hehehehe.. (padahal aliran yang salah
dan tidak benar). Untuk meluluhkan sifatku yang keras kepala
itu, akhirnya dimasukkan kedalam fakultas keguruan supaya
menjadi anggun, lemah gemulai dan keibuan sesuai dengan
kodratku. Tidak membutuhkan waktu yang lama, diawal
semester nilaiku anjlok karena sempat berpikir bahwa untuk
menjadi Guru itu kesulitan terbesar buatku yang terbiasa
321
~ Jangan Gagal Move On ~
322
Permen Nano Nano Dari Seorang Ibu
323
~ Jangan Gagal Move On ~
oleh bapaknya ..?” Tanya bibi penjual ikan. “ tidak mbak, bapakku
lagi pergi. Beliau ada urusan keluarga yang dilampung” jawabku
sambil berjalan membawa kantong plastic berisi sepatu dan tas
dipungung buat mengajar anak didik.
Hari berganti bulan, bulan pun memasuki wilayah musim
hujan. Waduh ini harus tenaga ekstra dikeluarin, selain membawa
kantong plastic berisi sepatu, tas ransel dan harus membawa
paying supaya tidak kebasahan. Pagi hari siap-siap, tidak bisa
membawa obor, akhirnya kami hanya bermodalkan cahaya senter
saja yang terbatas bias cahayanya, Akhirnya ibu dan aku telah
sampai ditepian sungai, sesuai dengan dugaan, sungai meluap,
melampiaskan deras curahan hujan. Ibu terlihat kwatir dan
cemas, begitu juga aku..terlihat pak tukang sampan pun agak
kecut melihat ombak sungai. Akhirnya beliau melambaikan
tangan supaya aku siap dihilir sungai dan beliau mulai berjuang
menggerakkan sampan dengan tenaganya. Jujur, aku ngak bisa
berenang dan aku hanya pasrah dengan sang maha pencipta saja.
Aku tepuk pundak ibuku,” ibu, yang sabar. Mungkin ini ujian
buatku supaya aku mundur dari perjalanan ini, nyakinlah Alloh
maha mengetahui apa yang terbaik buat hamba-Nya” ujarku pada
sang ibu walaupun dalam hati cemas juga memikirkan deras aliran
sungai. Tetapi tekad membaja dalam hatiku supaya dapat hasil
dan meringankan beban ayah dan ibu karena adikku masih kuliah
dan kakakku juga masih kuliah yang sempat stop out, ngambil
cuti akademik supaya aku bisa kuliah mengalahkan rasa takutku
melihat derasnya curah hujan dan aliran sungai yang meluap.”iya
nak, yang hati-hati dijalan ya. Ibu merestui perjalananmu,” ujar
ibukku dengan wajah yang cemas. Pak sampan pun berkata”
ayo cepat naik, saya nga kuat nahan laju ombak lebih lama lagi
324
Permen Nano Nano Dari Seorang Ibu
karena ini sudah mulai deras sekali”. “ iya ya pak” jawabku sambil
tergopoh-gopoh naik ke dalam perahu dan duduk. Untunglah baju
mengajarku masih tersimpan dalam ransel jadi bangku yang aku
duduki basah tidak berpengaruh padaku, sambil bepegangan kuat
di tepian sampan, tangan satunya melambai kearah ibu.”novaaa…
pegangan yang kuat.. ndak usah melambaikan tangan” ujar ibuku
teriak untuk mengalahkan suara deras hujan. “ iya bu” sahutku.
Akhinya selamatlah aku ditepian dan ucapan terimakasih yag
sangat dalam buat pak sampan. Aku berjalan sendirian karena bibi
penjual ikan ngak mungkin berangkat karena otomatis ngak ada
pelaut yang pergi kelaut di musim hujan ini. Akhirnya sampailah
aku di tempat sekolah yang aku ajari. Aku pergi ke toilet untuk
ganti baju seragam ngajar dan sandal jepitku.semuanya aku
masukkan kedalam kantong plastic dan titip dengan ibu kantin
sekolah. Guru-guru yang lainnya terkejut melihat aku datang,
mereka kira aku tidak datang karena hujan deras dan jarak
tempuh berjalan 1 jam. Mereka menasehatiku jika memang tidak
bisa lewat dan tidak masuk ke kelas mereka maklum kok, tapi aku
sangat takut makan gaji buta.
Tak terasa sudah 2 tahun aku mengajar dan aku tidak bisa
lewati sungai lagi karena pak sampan sudah tiada. Akhirnya
terpaksa aku lewat jalan darat yang memutar, jika biasanya bisa
dilewati 2 jam, ini bisa ditempuh sekitar 3 jam. Alhasilnya, aku
harus lebih bangun pagi lagi dibandingkan dengan hari kemarin.
Kasian ibuku yang setiap hari mengantarku karena aku takut
pada kegelapan dan aku tekadkan bahwa aku berani. Aku bilang
dengan ibuku, “ibu, hari ini ngak usah ngantar lagi. Nova sudah
besar dan berani sendirian kok”.”nak, bukan besarnya badanmu,
bukan beraninya kamu akan tetapi kamu itu cewek dan dipagi hari
325
~ Jangan Gagal Move On ~
masih sepi orang, jika ada apa-apa gimana ? “ Tanya ibuku sembari
memberikan penjelasan.”iya deh ibu, nova nga berangkat sendiri
kok, nova nunggu mobil jemputan pekerja pabrik aja. Serempak
dengan mereka dan nunggunya juga diujung desa.” jawabku sambil
memberikan alasan yang logis. “iya deh, ibu nyerah. Terserah ma
kamu aja, tapi jangan lupa makan pagi supaya ada tenaga ketika
naik truk angkutan sawit” ujar ibu. “iya bu” jawabku sambil
tersenyum. Dan akupun bergegas menuju ujung desa ditempat
semua pekerja harian yang sedang menunggu, mereka tersenyum
melihatku dan bertanya,” mbak nova mau kemana ?” mau ikut
mobil jemputan karena masih searah dengan tempatku mengajar”
ujarku sambil semangat. Mereka tertawa dan berkata, “ mbak,
emangnya nga takut kotor itu seragam dan buat apa kuliah jika
masih satu mobil dengan kami para pekerja harian seperti ini ?
mendingan nga usah kuliah, langsung kerja dapat gaji juga lebih
besar dibandingkan dengan kamu mengajar di sekolah. Lagipula
kami semua pakai celana, memang mbak bisa naik mobil truk
dengan rok seperti itu ? ujar mereka sambil tersenyum sinis.
“insyalloh bisa mbak, ngak pa pa gaji sedikit yang penting berkah
dan niatnya mbak, lagipula semua sudah ada yang ngatur jika
masalah rezeki mbak jadi nga perlu kwatir dan repot. Soalnya jika
nova disuruh kerja seperti mbak pasti ngak kuat karena fisiknya
nova lemah dari dulu”jawabku sambil tersenyum. Tak lama
kemudian datanglah mobil yang ditunggu-tunggu. Dalam hatiku
pun mengucapkan syukur terlepas dari pembicaraan para mbak-
mbak dan mak-mak. Akhirnya berawal dari celotehan tersebut
aku niatkan untuk membeli motor bebek yang berguna buatku
dan ibuku serta ayahku. Cita-cita tersebut terlaksana selama 3
tahun menabung.tak lama kemudian, datanglah jodohku dan aku
326
Permen Nano Nano Dari Seorang Ibu
327
Jangan Gagal Move On
328
Permen Nano Nano Dari Seorang Ibu
329