REPUBLIK INDONESIA
2018
Success Story
Kepala Sekolah
SD
Edisi-1
Editor:
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si
• Success Story •
Kepala Sekolah
SD
Edisi-1
Penulis:
ISBN: 978-602-52537-0-6
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta
alam yang telah mencurahkan hidayah dan inayah-Nya yang tiada henti-
hentinya sehingga penulisan buku ini dapat dilakukan dengan baik.
Buku Success Story edisi-1 ini merupakan kumpulan naskah para finalis
kegiatan Best Practice yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan
Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peserta kegiatan
adalah Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah jenjang pendidikan dasar dan
menengah seluruh Indonesia. Kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan
yang bertujuan: (1) Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada Kepala
Sekolah/Pengawas Sekolah jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
secara nyata berprestasi dalam meningkatkan mutu sekolah yang menjadi
binaan dan mutu pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
telah berhasil melewati tahapan-tahapan seleksi pada Lomba Best Practices
Nasional Pengawas Sekolah Tahun 2018; (2) Menyediakan wadah/wahana
bagi para pengawas sekolah untuk menunjukkan kemampuan melakukan
perubahan dalam tata kelola sekolah melalui praktik-praktik baik (best
practices); (3) Meningkatkan motivasi pengawas sekolah secara berkelanjutan
untuk menciptakan kinerja yang lebih produktif; (4) Menumbuhkan
kebanggaan di kalangan pengawas sekolah jenjang pendidikan dasar dan
menengah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya; (5) Mendiseminasikan
praktik-praktik baik kepada teman sejawat sebagai model pengembangan
diri pengawas sekolah, Kegiatan Best Practice yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah/Pengawas Sekolah tersebut dituliskan dalam bentuk naskah ilmiah
vi
Success Story
Kepala Sekolah SD
popular, Beberapa naskah terbaik disajikan pada buku ini dengan harapan
bisa dimanfaatkan oleh Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah lainnya. Buku ini
diharapkan dapat menjadi contoh hal baik bagi Kepala Sekolah/Pengawas
Sekolah di seluruh Indonesia.
Kami menyadari bahwa setiap karya manusia tentu tidak lepas dari
kelemahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran membangun
demi kesempurnaan buku ini dapat disampaikan melalui email http://
tendikdikdasmen.kemdikbud.go.id/bestpractice2018.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuannya sehingga Buku Success Story edisi-1
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Dikdasmen Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Edisi-1 tahun 2018 ini dapat disajikan.
Salam
Kasubdit Kesharlindung Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
maka akan dapat dengan mudah guru memberikan pelajaran dan mudah
mengarahkan siswa untuk memperoleh prestasi baik akademik maupun non
akademik. Di sini lain Kepala Sekolah harus mampu membangkitkan motivasi
siswa (motivasi ekstrinsik) dengan memberikan hadiah /penghargaan kepada
siswa yang memperoleh prestasi.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mendulang prestasi
siswa dan guru adalah sebagai berikut: Siswa-siswi SD Negeri Ketanen yang
mendapatkan nilai 100 pada setiap mata pelajaran untuk Ulangan Tengah
Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), dan Ulangan Kenaikan Kelas
(UKK), diberikan hadiah berupa uang sebesar Rp 5.000 (Lima ribu rupiah)
sedangkan siswa maupun guru yang mendapatkan prestasi dalam bidang
lomba di tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi diberi hadiah berupa uang
sebesar Rp 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah), Rp 50.000,- (Lima puluh ribu
rupiah), dan Rp 100.000,- (Seratus ribu rupiah). Sementara untuk kegiatan
kenaikan kelas siswa yang berprestasi dalam bidang akademik diberikan
penghargaan dari sekolah berupa tropy untuk peringkat 1, 2 dan 3. Sementara
bagi Guru yang berprestasi dalam lomba tingkat Kabupaten, Provinsi maupun
Nasional diberikan apresiasi dari sekolah berupa uang kehormatan sesuai
dengan kemampuan sekolah. Dalam rangka mewujudkan alokasi dana yang
digunakan untuk hadiah, SD Negeri Ketanen mengajukan proposal kepada
Dunia Usaha dan Industri (DUDI) yang ada di Kabupaten Gresik sebagai
mitra, di antaranya adalah PT. Petrokimia Kayaku, PT. Petrosida, PT. Semen
Indonesia, PT. Varia Usaha, PT. Swa Bina Gatra dan PT. Aplus
Hasil-hasil yang capai dengan menerapkan solusi di atas dapat
menghasilkan struktur organisasi sekolah yang handal sesuai dengan
kompetensi masing-masing personil guru dan tenaga kependidikan yang
mendapatkan tugas pokok sebagai guru kelas, guru mata pelajaran maupun
tugas tambahan sebagaimana struktur di bawah ini:
4
Success Story
Kepala Sekolah SD
Daftar Pustaka
Agoes, Ali Masyhuri. 2014. Belajarlah Kepada Lebah dan Lalat. Surabaya:
Bumi Sholawat.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sadiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Rohani, Ahmad. 2009. Desain Belajar dan Aktivitasnya. Jakarta: Dehira
Pustaka.
RESIJUL: Terbukti Membangun
Budaya Pendidikan Karakter di SDN
Jatipulo 06 Pagi
Kekurangan dari kondisi seperti ini adalah tidak adanya meja guru yang
tetap untuk menyimpan data-data siswa dan pengerjaan administrasi. Namun
kelebihannya adalah rasa kedekatan antar guru-guru dan kepala sekolah
yang mudah untuk berkomunikasi dan sharing seputar pembelajaran demi
meningkatnya mutu siswa dan sekolah.
Referensi
http://kepalasekolah.org/info-77-contoh-best-practice-kepala-sekolah.html
http://idrisapandi.gurusiana.id/article/integrasi-literasi-dan-ppk-dalam-
pembelajaran-1977346.
http://yuliana152254.gurusiana.id/article/penerapan-pendidikan-
penguatan-karakter-ppk-melalui-kegiatan-pendidikan-kepramukaan-
1999872.
https://www.scribd.com/doc/162900513/Portofolio-the-Best-Practice-
Pendidikan-Karakter.
Sekolah Bertabur Prestasi
Melalui Penerapan Program E-LIKA
di SD Negeri 47/IV Kota Jambi
Ansori
SD Negeri 47/IV Kota Jambi
Sumatera Selatan
SDN 47/IV Kota Jambi merupakan salah satu sekolah rujukan di provinsi
Jambi, menyiratkan adanya superioritas dibanding dengan yang lain baik dari
segi manajemen maupun prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
dari yang telah dikerjakan baik dari segi proses maupun pencapaian hasil
dari implementasi program yang dijalankan. Misal, prestasi akademik adalah
prestasi dari hasil pelajaran yang di dapat dari kegiatan belajar di lembaga
pendidikan. Sifat dari prestasi di dunia akademis adalah kognitif dan biasanya
yang disebut prestasi sengaja ditentukan dengan pengukuran dan penilaian.
Prestasi adalah perolehan kejuaraan ataupun penghargaan dalam event
lomba-lomba baik akademik maupun nonakademik bagi peserta didik dan
guru serta lomba-lomba yang bersifat manajerial bagi pimpinan lembaga di
SDN 47/IV Kota Jambi sejak diberlakukannya, tetapi capaian itu bukan hanya
sebuah prestasi akademik tetapi perubahan perilaku siswa menjadi lebih
positif, dan meningkatnya kepercayaan orang tua terhadap Sekolah yang
dipimpin.
Semenjak dihapusnya program pemerintah tentang sekolah RSBI dan
SBI yang selama ini pengelolaan dan pembiayaan dibantu oleh pemerintah
dan komite sebagai wadah orang tua, SD Negeri 47/IV Kota Jambi mengalami
penurunan drastis dalam segala kegiatan baik itu siswa, guru dan manajemen
sekolah. Penurunan terssebut dapat dilihat dari peserta didik kurang disiplin,
sikap mental dan perilaku tata karma kurang baik dan kasar, prestasi belajar
rendah, tidak termotivasi untuk belajar, vakumnya berbagai kegiatan
ekstrakurikuler sebagai penyalur bakat minat peserta didik, rendahnya kinerja
guru dan karyawan yang berimbas pada kurangnya kualitas pembelajaran,
ketertiban dan kedisiplinan dalam bekerja rendah dan kurangnya kepedulian
masyarakat terhadap kualitas sekolah. Dari kondisi ini maka perlu dicari
solusinya yakni mengimplementasikan program E-LIKA dalam mencapai
sekolah bertabur prestasi.
Membangun sekolah yang berprestasi, Seorang pimpinan atau kepala
sekolah harus paham bagaimana sekolah tersebut mampu mendemontrasikan
program yang menjadi keunggulannya, menetapkan sasaran yang jelas
dan upaya untuk mencapainya agar bisa bersaing dan bertabur prestasi.
Untuk pencapaian menjadi Sekolah Bertabur Prestasi diimplementasikanlah
Program E-LIKA di SD Negeri 47 Kota Jambi. Dengan tujuan menjadi pusat
perubahan dan pembaharuan pendidkan di Provinisi Jambi, mencerdaskan
siswa, membentuk dan memotivasi guru dan siswa yang berkarakter dan
berwawasan kebangsaan.
15
Sekolah Bertabur Prestasi Melalui Penerapan Program E-LIKA
di SD Negeri 47/IV Kota Jambi
4
17
Sekolah Bertabur Prestasi Melalui Penerapan Program E-LIKA
di SD Negeri 47/IV Kota Jambi
Daftar Pustaka
Alberta E. 2009. Evaluating Students Learning and Communication
Prcesses, http://www.niace.org.uk. (tersedia).
Kern, Richard. 2000. Literacy and Language Teaching. Oxpord NewYork:
Oxport University Press.
Lickona, Thomas. 2012. Educating For Character How Our School Can Teach
Respect and Responsibility. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
20
Success Story
Kepala Sekolah SD
Dhiah Saptorini
SD Plus Al-Kautsar Malang
Jawa Timur
Adapun faktor pengaruh yang dimaksud, antara lain tidak jelasnya tujuan
pada kurikulum ekstrakurikuler, jenis mata ekstrakurikuler yang ditawarkan,
jadwal pelaksanaan, komitmen dan kompetensi pembina, dukungan orang
tua terhadap keterlibatan anak dalam kegiatan, ketersediaan peralatan,
sumber pembiayaan dan alokasinya, dan tidak adanya SOP yang jelas tentang
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.
Bila dilihat secara seksama, faktor-faktor pengaruh itu mewakili semua
komponen manajemen sekolah yang tujuh (Kemendikbud, 2013), yaitu
kurikulum dan pembelajaran, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pembiayaan, hubungan sekolah dengan masyarakat,
serta budaya dan lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pengelolaannya juga
harus meliputi tujuh komponen tersebut.
Tujuh komponen manajemen sekolah atau sering disebut Tujuh Pilar
MBS, sudah lama dikenal dan diimplementasikan di sekolah-sekolah untuk
membangun budaya mutu. Tetapi banyak juga pengelola sekolah yang
tidak mengakrabinya. Sehingga pilar-pilar ini seakan hanya sebatas rutinitas
sekolah yang otomatis ada, dan belum diyakini menjadi strategi dan metode
dalam penyelesaian masalah sekolah.
30
25
20
15
10
0
2015-2016 2016-2017 2017-2018
0
2015-2016 2016-2017 2017-2018 27
Ekspresi Berkarakter:
jml ekskul tampil juara
Sebuah Seni Membumikan Manajemen Sekolah Berbudaya Mutu
peduli dan cinta lingkungan baik di sekolah maupun di rumah, kreatif, tertib,
disiplin, santun, setia kawan, menghargai orang-lain, bertanggungjawab,
bekerjasama, taat aturan, sportif, dan pantang menyerah. Hal ini dapat
diketahui dari hasil analisis laporan pencapaian kompetensi peserta didik.
Daftar Pustaka
Direktorat Pembinaan SD Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015.
Panduan Lomba Budaya Mutu Sekolah Dasar Tahun 2015. Jakarta:
Kemendikbud.
Direktorat Pembinaan SD. 2013. Panduan Pembinaan Manajemen Berbasis
Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.
Hidayat, K. 2010. Kultur Sekolah. (Online). (http://www.uinjkt.ac.id/index.
php/ category-table/1456-membangun-kultur-sekolah-.html), diakses
22 April 2018.
Mary Parker Follet, 2005. Manajemen. Jakarta: Indeks.
Nurmaulidya, E. 2013. Kegiatan Ekstrakurikuler dan Pembentukan Soft
Skill Peserta Didik di SMA Negeri 6 Bandar Lampung. Tesis. (Online).
(https://media.neliti.com/media/publications/40967-ID-kegiatan-
ekstra-kurikuler-dan-pembentukan-soft-skill-peserta-didik-di-sma.
pdf), diakses 20 April 2018.
Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Pengembangan
dan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah.
Metode SISPO dalam Pendidikan
Karakter Siswa
(Praktik Terbaik di SD YPPSB 2 Sangatta Utara Kutai Timur)
Buku Sispo memuat 44 jenis pelanggaran tata tertib yang pernah terjadi
mulai dari pelanggaran ringan sampai pelanggaran berat termasuk memuat
poin bagi siswa yang meraih prestasi. Jumlah poin ini yang nantinya akan
menentukan predikat yang diperoleh siswa. Terdapat enam kategori predikat
yaitu istimewa dengan jumlah nilai 81 sampai 100, sangat baik dengan
jumlah nilai 71 sampai 80, baik dengan jumlah nilai 60 sampai 70 , cukup
dengan jumlah 45 sampai 59, memerlukan perhatian 30 sampai 44, sangat
memerlukan perhatian dengan jumlah nilai kurang dari 29.
berat atau sangat berat juga dilakukan dalam tahapan ini. Kedua adalah
sosialisasi kepada orang tua siswa sekaligus menandatangani surat dukungan
terhadap Sispo. Tahapan ini sangat penting dilakukan agar orang tua terlibat
dan mendukung pelaksanaan metode Sispo sebagai bagian dari pendidikan
karakter di sekolah. Sosialiasi bagi orang tua dilakukan pada pertemuan awal
tahun pembelajaran. Ketiga adalah sosialisasi yang dilaksanakan bagi seluruh
siswa kelas III sampai kelas VI. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan di minggu
pertama awal tahun pembelajaran. Sekolah membuat jadwal sosialisasi bagi
masing-masing wali kelas dengan menggunakan perangkat seperti video tata
tertib sekolah dan buku Sispo.
Pelaksanaan Sispo memiliki prosedur standar yang harus dipahami
oleh seluruh warga sekolah terutama guru sebagai penanggung jawab
terlaksananya Sispo di kelas masing-masing. Poin awal diberikan saat
tahun pembelajaran dimulai dengan nilai sebesar 100 poin dan setiap akhir
tahun pembelajaran poin ini akan terakumulasi sesuai dengan banyaknya
penambahan atau pengurangan poin yang diperoleh siswa. Jumlah poin
ini akan selalu dievaluasi. Jika jumlah poinnya berada dalam rentang nilai
tertentu maka sekolah melalui penanggung jawab yang sudah ditunjuk
akan melakukan bimbingan dan pembinaan terhadap siswa tersebut,
contohnya: apabila siswa sebelum akhir tahun pembelajaran jumlah poinnya
berada dalam rentang 60 sampai 70 maka wali kelas sebagai penanggung
jawab akan memanggil orang tua untuk membahas dan menyampaikan
perkembangan karakter siswa tersebut dan mencari solusi bersama-sama
dalam penanganannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui Diagram
Aktivitas Sispo SD YPPSB 2 Sangatta Utara berikut ini:
33
Metode SISPO dalam Pendidikan Karakter Siswa
(Praktik Terbaik di SD YPPSB 2 Sangatta Utara Kutai Timur)
Bimbingan dengan
Melibatkan Orang Tua
Penyelesaian
siswa kelas III sampai VI masuk dalam kategori usia 8 sampai 12 tahun dimana
pada usia ini perkembangan kognitif anak sudah bisa belajar tentang sistem,
aturan, metode yang membuat suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan
efektif dan efisien.
Setelah dua tahun pelaksanaan metode Sispo diperoleh data yang
menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah siswa yang memperoleh
nilai poin di atas 100 atau predikat istimewa. Tahun pertama pelaksanaan
Sispo hanya terdapat 18,75 % siswa yang mendapat nilai di atas 100 atau
istimewa. Tahun kedua, siswa yang mendapat nilai di atas 100 atau istimewa
naik menjadi 51,56%. Terjadi kenaikan sebesar 32,81% jumlah siswa pada
rentang nilai poin lebih besar dari 100. Hal menunjukkan bahwa metode
Sispo menjadikan siswa lebih termotivasi untuk menambah poin dengan
prestasi atau menjalankan tata tertib sekolah. Begitu juga untuk rentang nilai
60 sampai 80 menunjukkan kenaikan walaupun tidak begitu besar.
Metode Sispo ternyata cukup efektif dalam penanaman karakter siswa
terutama pada kepatuhan terhadap tata tertib sekolah. Hasil dari pengumpulan
data menunjukkan terdapat kenaikan sebesar 32,81% jumlah siswa yang
memiliki nilai poin lebih besar dari 100 dari tahun pembelajaran sebelumnya.
Siswa lebih banyak menambah daripada mengurangi poinnya. Motivasi siswa
meningkat untuk memperbaiki perilakunya dengan tidak melanggar aturan.
Pelaksanaan metode Sispo ternyata tidak hanya membentuk karakter siswa
tetapi juga meningkatkan motivasi siswa dalam berperilaku positif. Keinginan
untuk menaati tata tertib dan berprestasi menjadi karakter siswa. Perilaku
positif ini mempengaruhi kualitas proses pembelajaran menjadi semakin
meningkat. Guru menjadi semakin mudah dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
Pelaksanaan metode Sispo
memberikan dampak positif bagi
guru, siswa dan orang tua. Dampak
yang dirasakan adalah sebagai
berikut pertama sangat efektif dalam
mengurangi tingkat pelanggaran tata
tertib sekolah. Salah satunya terlihat dari
berkurangnya pelanggaran siswa yang
tidak menggunakan seragam upacara
pada hari Senin. Kedua karakter siswa
Gambar 2. Siswa bersama terbangun dikarenakan siswa terbiasa
dan termotivasi melaksanakan tata
buku Sispo
35
Metode SISPO dalam Pendidikan Karakter Siswa
(Praktik Terbaik di SD YPPSB 2 Sangatta Utara Kutai Timur)
Daftar Pustaka
Merrill Harmin dan Melanie Toth. 2012. Pembelajaran Aktif yang
Menginspirasi. Jakarta.
Sue Cowley. 2010. Panduan Manajemen Perilaku Siswa. Erlangga Jakarta.
Muhammad Rakhman Firdaus. 2016. Penerapan Sistem Poin Dalam
Meningkatkan Civic Disposition Siswa Terhadap Tata Tertib Sekolah
(Studi Deskriptif di SMA Negeri 1 Subang). http://repository.upi.
edu/23913/2
Sekolahku Bermetamorfosis
Karena Manajemen ’’TOLERANSI”
Daftar Pustaka
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Tentang Otonomi Daerah.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Tentang System Pendidikan Nasional.
Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:
Jakarta.
Keputusan Mendiknas. No. 044 Tahun 2002 Tentang Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah: Jakarta
Melejitkan Potensi Siswa sebagai
Pemimpin Masa Depan Melalui PPK
Kidar, S.Pd
SDN 1 Klapagading, Wangon,
Banyumas, Jawa Tengah
Cara menentukan nilai rata-rata kegiatan setiap siswa adalah nilai dari
tujuh kegiatan dijumlah dan dibagi tujuh. Cara menentukan kategori kegiatan
seluruh kelas yaitu nilai rata-rata setiap kelas dijumlah dan dibagi enam.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tentang potensi siswa sebagai
pemimpin dimasa depan sejak dari kondisi awal rata-rata nilainya hanya
60 masuk ketegori kurang. Pada kondisi siklus 1 meningkat menjadi rata-
rata 77 pada siklus 2 menjadi rata-rata 85. Sesuai data-data yang diperoleh
terjadi peningkatan potensi siswa. Indikasi peningkatan tersebut adalah
kepala sekolah telah menciptakan dan melakukan supervisi akademik secara
kelompok pada siklus 1 dan supervisi akademik secara individual pada siklus
2. Maka dari itu berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa melalui melalui PPK dapat melejitkan potensi siswa sebagai pemimpin
masa depan.
Secara praktis kepada pihak-pihak yang terkait langsung dalam upaya
melejitkan potensi siswa sebagai pemimpin masa depan melalui PPK maka
penulis memberikan saran untuk mendukung upaya tersebut.Terima kasih
penulis sampaikan kepada Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Kependidikan yang telah menyelenggarakan Loka Karya Penulisan Buku
Karya Kreatif Kepala Sekolah dan Pengawas Pada Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah
Daftar Pustaka
Tim Penyusun, 2017. Konsep dan Pedoman PPK Tingkat SD dan SMP. Jakarta:
Kemdikbud.
Tim Penyusun, 2017. Modul 2. PPK Berbasis Kelas. Jakarta : Kemdikbud.
_______, 2017. Perpres RI Nomor 87 Tahun 2017 Tentang PPK. Jakarta.
_______, 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pemdidikan Nasional. Jakarta.
https,//kbbi.web.id.potensi.
https,//kbbi.web.id.kompetensi.
https,//kbbi.web.id.wahana.
Buka Mata Dunia
dengan Eco Green
sekolah menerapkan pendidikan cinta lingkungan, hal ini bisa dilihat dari
tidak adanya program penghijauan. Dimasukkannya kegiatan penghijauan ke
dalam program sekolah tentu akan menambah keindahan lingkungan, karena
lingkungan akan menjadi hijau, sejuk dan kelihatan asri, sehingga menambah
semangat siapa saja yang ada di dalamnya.
Memupuk kepedulian lingkungan sekolah bisa dilakukan dengan
berbagai cara di antaranya adalah dengan keteladanan guru, ada gerakan
konkrit dari kepala sekolah maupun guru untuk memberikan contoh.
Selalu melibatkan siswa dalam menjaga kebersihan serta keindahan kelas
(sekolah). Adanya gerakan masal artinya bahwa kebersihan, keindahan dan
kenyamanan sekolah menjadi tanggung jawab bersama, dimasukkan dalam
program sekolah,dimulai dari yang sederhana, dari diri sendiri dan dari yang
terdekat.
Kondisi yang ada di SD Muhammadiyah Pakem sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta saat itu adalah sekolah yang gersang, sangat panas dan kurang
nyaman untuk belajar. Hal ini dikarenakan minimnya tanaman perindang
dan juga tanaman hijau yang lainnya. Kepedulian warga sekolah terhadap
kebersihan, keindahan dan kenyamanan sekolah masih sangat rendah
diakibatkan oleh minimnya pengetahuan mereka tentang manfaat dari
penghijauan itu sendiri. Bisa dilihat dari aktifitas sehari-hari, dimana belum
ada kesadaran dan tanggung jawab terhadap kebersihan maupun keindahan
lingkungannya. Sampah berserakan, apabila ini dibiarkan terus menerus
akan berdampak negatif terhadap siswa. Siswa menjadi kurang peduli
terhadap keadaan di sekitarnya. Mutu juga akan menurun karena kurangnya
konsentrasi belajar mengajar yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang
tidak kondusif. Dan tentunya akan membawa dampak kepada kepercayaan
masyarakat terhadap keberadaan sekolah dan segala program-programnya.
Solusi yang diambil oleh SD Muhammadiyah Pakem untuk mengatasi
hal tersebut adalah dengan gerakan lingkungan hijau atau yang lebih dikenal
dengan Eco Green yaitu program pengenalan tentang penghijauan hutan
dan lingkungan hidup kepada peserta didik sejak dini. Lingkungan dibedakan
menjadi dua yaitu lingkungan biotik (lingkungan hidup) dan lingkungan abiotik
(benda-benda mati). Lingkungan disini dimaksudkan adalah lingkungan
hidup, yaitu daerah di mana makhluk hidup (manusia, binatang maupun
tumbuh-tumbuhan) itu berada, bisa juga diartikan keseluruhan keadaan
yang meliputi suatu makhluk atau sekumpulan makhluk hidup. Kegiatan
ini selain merupakan pendidikan dini tentang kepedulian lingkungan tetapi
juga pendidikan karakter. Untuk pembinaan pendidikan karakter dibutuhkan
53
Buka Mata Dunia
dengan Eco Green
Rekomendasi
Untuk Pendidik di sekolah, lebih kreatif menciptakan inovasi-inovasi
yang menumbuhkan rasa cinta siswa terhadap lingkungan.
Untuk orang tua, lebih meningkatkan pengawasan dan pembimbingan
terhadap anak di rumah agar jiwa cinta lingkungan dan kepedulian terhadap
lingkungan semakin meningkat. Untuk sekolah, lebih meningkatkan lagi ide-
ide kreatif dalam mendukung kegiatan cinta lingkungan.
Untuk Pemerintah, agar memfasilitasi sekolah khususnya dalam program
penghijauan sehingga meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan,
keindahan dan kenyamanan sekolah.
Terima kasih diucapkan kepada Direktorat Pembinaan Tenaga
Kependidikan Dasar dan menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
yang telah memfasilitasi penyusunan artikel ini melalui kegiatan lokakarya
yang sangat bermanfaat.
57
Buka Mata Dunia
dengan Eco Green
Daftar Pustaka
Dault, Adhyaksa. 2009. Pemanasan Global dan Perubahan Garis Pantai. PT
Citra Aji Parama.Yogyakarta
Habibi, Lafran. 2008. Pupuk Kompos dari Limbah Rumah Tangga.Titian Ilmu.
Bandung
Irwan Djamal, Zoer’aini. 2012 . Prinsip- prinsip Ekologi. PT Bumi Aksara .
Jakarta
Martina, Anna. 2010. Aku makin tahu tentang Bumi dan Iklimnya . Bina
Sumber Daya MIPA . Jakarta
Migristine , Rinrin. 2009. Pengelolaan Sampah Plastik. Titian Ilmu. Bandung.
R Nugraha, Adrian. 2009. Menyelamatkan Lingkungan Hidup dengan
Pengelolaan Sampah . Cahaya Pustaka Raga . Bekasi.
Tafsir, Ahmad. 2017. Pendidikan Karakter sehari- hari. PT Remaja Rosda
Karya. Bandung.
Filosofi “PERAHU SANDEQ” dalam
Penguatan Pendidikan Karakter
(Pembiasaan SDN 2 Kampung Baru, Majene, Sulawesi Barat)
dan gelombang saat mengejar kawanan ikan tuna. Saat musim ikan terbang
bertelur, nelayan menggunakan Perahu Sandeq untuk memasang perangkap
telur dari rangkaian daun kelapa dan rumput laut, atau berburu rempah-
rempah hingga Ternate dan Tidore untuk dibawa ke bandar Makassar. Selain
itu Perahu Sandeq perna menjuarai event perahu tercepat di paris.
pagi hari yang di warnai dengan berbagai kegiatan yang berbeda terangkum
dalam pembiasaan sebelum pembelajaran dimulai dan juga pembiasaan
pada akhir pembelajaran. Dalam penanaman nilai karakter tersebut di mulai
dari Kegiatan Pembiasaan Rutin dan terprogram.
Gambaran kegiatan pada “Senin Disiplin” Senin minggu pertama yang
menjadi Pembina upacara adalah kepala sekolah, minggu kedua adalah dari
Polres, minggu ketiga adalah guru, minggu keempat adalah dari dinas yang
terkait seperti dari Dinas Pendidikan Kabupaten, Dinas Kesehatan maupun
dari tokoh pendidk menghadirkan Pembina upacara yang berbeda akan
memberikan arahan atau nasehat yang akan memperkuat nilai Nasionalis
sehingga pemahaman peserta didik akan akan jasa pahlawan akan tertanam
sejak dini melalui pelaksanaan upacara bendera. Aplilasi dari kegiatan di atas
dapat kita ambil dari salah satu bagian dari filosofi perahu sandeq adalah
pallayarang atau tiang utama.
Hari selasa akan nampak kegiatan yang di beri nama “Selasa Cerdas” di
mana akan tergambar kegiatan literasi yang berbeda setiap minggu. Selasa
minggu pertama adalah membaca, minggu kedua adalah bercerita, minggu
ketiga adalah menulis, minggu keempat adalah berhitung. Pembiasaan
Selasa cerdas bertujuan untuk memberikan pemahaman dan penguatan
kepada peserta didik bahwa gerakan literasi sekolah (GLS) di bangun dari
pembiasaan membaca yang akan memberikan rasa senang, lalu menjadi
budaya sehingga akan lahir leterat-leterat yang berkarakter. Gambaran dari
kegiatan di atas mengambil salah satu dari filosofi “ Perahu Sandeq” adalah
Guling atau kemudi.
Pembiasaan pada “Rabu Sehat”. Kegiatan rabu minggu pertama adalah
kegiatan senam bersama, minggu kedua adalah diriku bersih (memotong
kuku, gerakan cuci tangan,gerakan sikat gigi), minggu ketiga Jalan sehat yang
dilakukan di luar sekolah dengan arah jalan yang berbeda setiap minggu,
minggu ke empat adalah sayur sehat. Tujuan dari kegiatan Rabu sehat adalah
untuk memberikan pembiasan kepada peserta didik tentang pola hidup
sehat, nilai filosofinya dari kegiatan ini adalah (cadik), baratang dan tadiq.
Pembiasaan yang di beri nama “Kamis Bersih”. Rabu minggu pertama
sehat bersih (berlari mencari sampah), minggu kedua lingkungan asri
(menata dan membersihkan kelas dan taman), minggu ketiga menanam dini
(menaman bunga), minggu ke empat tamanku rindang (memotong tanaman
hias). Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan nilai karakter Mandiri dan Gotong
royong filosofi dari Perahu Sandeq dilihat dari Guling (kemudi).
63
Filosofi “PERAHU SANDEQ” dalam Penguatan Pendidikan Karakter
(Pembiasaan SDN 2 Kampung Baru, Majene, Sulawesi Barat)
Daftar Pustaka
Tim PPK, 2017. Kebijakan, Konsep dan Pedoman Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Pertama.
Perpres No. 87 Tahun 2017. Penguatan Pendidikan Karakter
Permendikbud No. 23 Tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti
“ASAH BERLIAN” Mewujudkan
Sekolah “BIRU”
Rohimah, M.Pd
SDN 2 Pancor, Kecamatan Selong,
Kabupaten Lombok Timur, NTB
Daftar Pustaka
Munandar, Utami; 2004; Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat; Jakarta;
PT. Asdi Mahasatya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
(Sma/Ma)
Tim Pengembang Kurikulum, 2017. Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 2 Pancor.
Pancor
Media Animasi Efektif
Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Peran Videoscribe
Komputer dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang penting.
Komputer telah digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti untuk
administrasi siswa, keuangan, dan media pembelajaran. Media pembelajaran
yang dibuat dalam bentuk animasi. Salah satu aplikasi yang digunakan untuk
membuat media pembelajaran adalah sparkol videoscribe.
Sparkol Videosribe adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat
sebuah video dengan animasi tulis tangan dengan banyak animasi dan unik
sehingga akan membuat peserta didik lebih suka dan terhibur dalam kegiatan
belajar mengajar. Keunggulan pembelajaran melalui videoscribe antara lain;
dapat digunakan sebagai sarana promosi, dapat digunakan sebagai bisnis on
line, dapat digunakan sebagai pengantar pembelajaran bagi guru dan dosen,
dan dapat digunakan untuk presentasi.
Penggunakan software ini akan mempermudah kepala sekolah dan guru
dalam menyampaikan pesan, karena tidak perlu menyajikan sesuatu yang
panjang. Hasil kreasi guru berupa media pembelajaran videoscribe dapat di
upload di Youtube maupun di facebook, sehingga anak dapat belajar dengan
menggunakan HP. Anak belajar materi ASEAN cukup dengan cara melihat di
Youtube, juga bisa mendownload materi ASEAN tidak harus di lokasi sekolah
dan waktu belajar disekolah tetapi sesuai dengan selera anak. Sehingga anak
masih menggunakan HP sambil belajar.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menggunakan media
videoscribe dengan materi ASEAN adalah membangkitkkan minat belajar
pada peserta didik di SDN Bintaos. Dari deskripsi tersebut dapat diangkat
beberapa permasalahan di SDN Bintaos. Bagaimana cara kepala sekolah
75
Media Animasi Efektif
Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Pembuatan Videoscribe
Guru “zaman now” yang profesional pasti mampu membuat videoscribe
karena aplikasi ini mudah dan sederhana. Kepala sekolah dan guru SDN Bintaos
membuat media pembelajaran videoscribe dengan langkah-langkah sebagai
berikut: mencari standar kompetensi pada kurikulum SDN Bintaos tahun
pelajaran 2017/2018 contohnya kita menentukan standar kompetensi yang
akan diajarkan yaitu memahami peran Indonesia dalam lingkungan negara-
negara di Asia Tenggara, menentukan kompetensi dasarnya yaitu menjelaskan
pengertian kerja sama negara-negara Asia Tenggara, kemudian dibuat rencana
pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti di RPP harus mencantumkan
kegiatan pembelajaran mengunakan videoscribe, menyiapkan materi (materi
yang dimaksud berupa gambar, tulisan, keterangan, musik, logo ASEAN,
bendera negara-negara ASEAN, foto tokoh-tokoh ASEAN, dan peta ASEAN,
dan data yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar),
membuat storyboard yaitu alur yang akan menentukan urutan tampilan dan
lamanya waktu pada videoscribe, merangkai atau membuat videoscribe.
Merangkai videoscribe sangat mudah dan sederhana, caranya adalah
sebagai berikut; pertama install aplikasi sparkol videoscribe pada computer
atau laptop, kedua pengenalan simbol atau icon-icon pada aplikasi videoscribe,
(keterangan tentang simbol-simbol yang digunakan untuk pembuatan
videosrcibe seperti; simbol no 1 fungsinya untuk menyimpan hasil kerja
kita, simbol no 2 memasukkan gambar, simbol no 3 menulis teks, simbol
76
Success Story
Kepala Sekolah SD
Media pembelajaran yang dibuat jika ingin di upload maka, simpan hasil
pekerjaan dengan cara menekan tombol disket atau di publish ke dalam
bentuk movie on line maupun di youtube dan facebook.
77
Media Animasi Efektif
Membangkitkan Minat Belajar Siswa
Daftar Pustaka
Anisah. 2011. Teori Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Denny Setiawan 2016. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta. UT
Jamal Makmur Asmani. 2015. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan
Inovatif. Yogyakarta: Diva Press
Rob Phillips. 1997. The Developers Handbook to Interactive Multimedia.
Stirling.USA
Sunaryo Sunarto.2005, Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif
Mata Kuliah Tatahidang, Yogyakarta. Innoteks UNY
http://www.dictionary.com/browse/interest
http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/minat-belajar.html
https://gurudigital.id/pengertian-contoh-dan-software-pembuat-media-
pembelajaran-interaktif/
https://mohammadnovanwordpr.wordpress.com/2016/05/02/sparkol-
videoscribe-video-animasi-keren-dengan-sparkol/
Layanan Pendidikan Inklusi
Terintegrasi Sekolah Ramah Anak
Sekolah inklusi bukanlah Sekolah Luar Biasa (SLB), tetapi sekolah yang
menampung siswa reguler dan siswa berkebutuhan khusus belajar bersama
dalam satu atap. Kurikulum SLB berbeda dengan sekolah inklusi, tetapi
kurikulum SLB dapat dimodifikasidigunakan di sekolah inklusi, maka SD
Negeri Giwangan melakukan modifikasi kurikulum.
dan simulasi. Kegiatan apel pagi setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis dengan
jadwal digilir. Materi apel pagi diarahkan untuk penumbuhan karakter siswa.
Jadwal apel pagi : Selasa kelas 1 dan 2, hari Rabu kelas 3 dan 4, hari Kamis
kelas 5 dan 6.
Pada saat pramuka, kegiatan yang bisa diintegrasikan yaitu menjelaskan
kesehatan mental, cara integrasi dengan membentuk kelompok masing-
masing terdiri dari 5-6 siswa. Kegiatan yang dilakukan berupa permainan,
simulasi, bermain peran, dan tali temali. Contoh, permainan yang dapat
diintegrasikan dalam pramuka harus mendidik kemandirian, rela berkorban
dan semangat gotong royong. Permainan kucing diperankan oleh siswa
berkebutuhan khusus dan tikus diperankan oleh siswa reguler. Diakhir
permainan kucing dan tikus bersahabat, guru memberi penguatan.
Ekstrakurikuler komputer mengintegrasikan bahaya narkoba. Kegiatan
yang bisa diintegrasikan yaitu menonton video, menulis cerita, dan
menggambar. Guru menempatkan siswa berkebutuhan khusus di deretan
paling depan. Siswa menyaksikan pemutaran video bahaya narkoba, kemudian
siswa diminta memberi tanggapan. Kegiatan menulis dan menggambar
membuat poster, kaligrafi, dan majalah dinding.
Ekstrakurikuler Taman Pendidikan Al-Qur’an mengintegrasikan program
pendidikan seks, kegiatan malalui bermain peran dan praktik sholat
berjamaah. Guru menugaskan pionner menjadi imam dalam sholat. Siswa
berkebutuhan khusus melakukan iqomah, guru menjelaskan cara sholat
berjamaah, saf sholat depan laki-laki saf belakang untuk perempuan.
Ekstrakurikuler pencak silat mengintegrasikan program membentuk
duta antibullying. Pionner menjadi duta antibullying, melakukan latihan
dalam kelompok kemudian pindah di kelompok lain, latihan dibimbing guru
silat.
Guru kelas melakukan universal design learning. Desain pembelajaran
di kelas guru melakukan 2 cara, yaitu selama proses pembelajaran siswa
berkebutuhan khusus didudukkan di dekat guru dan siswa berkebutuhan
khusus didekatkan dengan pionner. Guru dan pionner berkelobarasi
membantu siswa berkebutuhan khusus selama belajar.
Setiap kegiatan siswa berkebutuhan khusus diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk berekspresi, berinteraksi, dan berkomunikasi. Cara melakukan
kegiatan, tim ramah anak memberikan informasi secara bersama, kemudian
siswa berkebutuhan khusus dimasukkan dalam kelompok siswa reguler.
84
Success Story
Kepala Sekolah SD
Informasi berisi tugas yang harus dilakukan oleh kelompok dengan melibatkan
siswa berkebutuhan khusus dalam kelompok. Siswa berkebutuhan khusus
diberi kesempatan tampil lebih dulu, siswa reguler tampil diakhir kegiatan
untuk memberi masukan dan contoh.
Pada hari tertentu yang sudah dijadwalkan, kegiatan siswa bersama Tim
Ramah Anak mengikuti apel pagi yang dipimpin oleh kepala sekolah. Apel pagi
dilakukan kurang lebih 15 menit untuk mengkondisikan siswa terkait dengan
penumbuhan karakter siswa. Kepala sekolah memberi penjelasan atau
pengarahan terkait penumbuhan karakter ramah anak. Tugas selanjutnya
siswa menyirami tanaman, mencabut rumput, dan menyapu teras depan
kelas. Kegiatan saling interaksi ini dimanfaatkan oleh kepala sekolah untuk
memantau dan menggali lebih dalam terkait interaksi antar siswa. Pada saat
apel pagi didampingi guru kelas, Guru Pendamping Khusus, dan salah satu
Tim Ramah Anak.
Pada awal diintegrasikan muncul hambatan, antara lain: siswa
berkebutuhan khusus malu, salah satu orang tua siswa reguler menyampaikan
keberatan dan belum semua guru menyusun materi serta penilaian untuk
siswa berkebutuhan khusus. Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu
siswa berkebutuhan khusus dan pionner penempatan duduk di depan meja
guru dan mudah dijangkau oleh guru, melakukan komunikasi dua arah kepada
orang tua siswa reguler menjelaskan pentingnya nilai-nilai karakter belajar
menjadi pemimpin, dan melakukan workshop penyusunan PPI bersama guru,
orang tua siswa berkebutuhan khusus dan Guru Pendamping Kkusus.
Kegiatan terintegrasi diimplementasikan secara berulang-ulang melalui
proses panjang karena membutuhkan waktu lama. Perlu dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan sesuai rencana. Setiap kegiatan selalu
ada evaluasi bersama antara Tim Ramah Anak, guru, dan kepala sekolah. Hasil
evaluasi ditindaklanjuti untuk dilakukan program yang sama tetapi dengan
variasi kegiatan. Hasil yang dicapai yaitu siswa reguler tumbuh rasa peduli
terhadap siswa berkebutuhan khusus dengan berlomba-lomba membantu
dalam kegiatan maupun belajar, pada awalnya siswa berkebutuhan khusus
belum membaur tetapi akhirnya bisa interaksi dengan siswa reguler, guru
yang belum melakukan integrasi akhirnya semua guru mampu, dan rasa
humanisme antar siswa tumbuh.
85
Layanan Pendidikan Inklusi
Terintegrasi Sekolah Ramah Anak
C. Dampak Implementasi
Dampak implementasi pendidikan inklusi terintegrasi yaitu sekolah
dapat memberi layanan kepada siswa berkebutuhan khusus sesuai capaian
belajarnya dan tidak ada lagi diskriminasi dalam pemberian layanan.
Siswa berkebutuhan khusus mampu berekspresi dan berprestasi bersama
siswa reguler lainnya. Prestasi sekolah, kepala sekolah, guru, dan siswa
meningkat.
Berdasarkan uraian di atas sangat jelas bahwa perubahan yang terjadi di
SD Negeri Giwangan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan pengelolaan dalam
pembelajaran dan kegiatan lainnya yang belum ramah anak menjadi ramah
anak. Siswa berkebutuhan khusus sudah tidak lagi belajar terpisah dengan
siswa reguler tetapi mereka dapat belajar bersama di dalam kelas. Pada
kegiatan lainnya seperti ekstrakurikuler dan bermain, siswa berkebutuhan
86
Success Story
Kepala Sekolah SD
khusus sudah membaur bersama dengan siswa reguler. Artinya, sudah tidak
ada diskriminasi lagi terhadap siswa berkebutuhan khusus. Proses belajar
dan kegiatan lainnya diselaraskan dengan kondisi dan capaian belajar siswa.
Tentunya untuk mencapai kondisi di atas perlu proses dan waktu
panjang, sehingga perlu adanya rencana/program, evaluasi, dan tindak
lanjut yang jelas. Secara internal di sekolah perlu ada kerjasama yang baik
antara sekolah, orang tua siswa, dan komite. Sekolah juga perlu melakukan
kemitraan dengan pihak lain. Layanan Pendidikan Inklusi Terintegrasi dalam
mewujudkan Sekolah Ramah Anak dapat terwujud dengan cara membentuk
Tim Ramah Anak dan Club Loving Kids. Tim tersebut menyusun kegiatan
dan melaksanakan kegiatan yang terintegrasi didalamnya. Program yang
terintegrasi yaitu memperkenalkan kesehatan mental siswa dan menjelaskan
pendidikan seks, menjelaskan bahaya narkoba, membentuk duta antibullying,
menerapkan dukungan perilaku positif di rumah, dan menggunakan universal
design learning. Proses pendidikan terintegrasi di SD Negeri Giwangan ,
siswa berkebutuhan khusus dimasukkan ke kelas sesuai kelas masing-masing.
Pionner dimasukkan dalam setiap kegiatan bersama siswa berkebutuhan
khusus.
Keberhasilan SD Negeri Giwangan mengimplementasikan pendidikan
inklusi terintegrasi untuk mewujudkan Sekolah Ramah Anak dapat menjadi
rujukan bagi sekolah-sekolah lain. Keberhasilan ini perlu direkomendasikan
kepada Guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Guru mempunyai peran
dan andil yang besar dalam mengukur berhasil tidaknya suatu proses belajar.
Peran guru sangat dibutuhkan dalam mendampingi siswa berkebutuhan
khusus. Kesabaran dan keuletan guru akan mendorong semangat siswa
berkebutuhan khusus untuk senang belajar. Guru harus menumbuhkan
kemampuan belajar siswa berkebutuhan khusus. Kepala sekolah menyusun
rencana program sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait pemenuhan
standar minimal di sekolah, anggaran dan kurikulum sekolah khususnya
untuk meningkatkan mutu layanan siswa berkebutuhan khusus. Pengawas
sekolah memberi dorongan dan pemantauan terkait kinerja guru dan kepala
sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah. Hasil pemantauan oleh pengawas
menjadi bahan pembinaan bagi sekolah. Pembinaan sangat dibutuhkan
sekolah untuk meningkatkan mutu dan layanan sekolah kepada masyarakat.
Pengawas melakukan supervisi kepada kepala sekolah dan guru.
87
Layanan Pendidikan Inklusi
Terintegrasi Sekolah Ramah Anak
Keberhasilan ini tidak lepas dari peran berbagai pihak, sehingga ucapan
terima kasih ditujukan kepada: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Dinas
Pendidikan Pemuda, dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta, Rumah Sakit
Wirosaban Yogyakarta, Badan Kepegawaian Daerah Yogyakarta, Universitas
Negeri Yogyakarta, Komisi Perlindungan Anak, Kantor Pemberdayaan dan
Perlindungan Anak Kota Yogyakarta, dan Direktorat Pembinaan Tenaga
Kependidikan Dasar, dan Menengah Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan.
Daftar Pustaka
Bandi Delphie. (2009). Psikologi Perkembangan (Anak Berkebutuhan Khusus).
Klaten : PT Intan Sejati
Direktorat PLB. (2010). Mengelola kelas Inklusif dengan Pembelajaran yang
Ramah. Jakarta: Direktorat PL
Kementrian Pemberdayaan Perempuandan Perlindungan Anak. 2015.
Panduan Sekolah Ramah Anak. Jakarta: Deputi Tumbuh Kembang Anak
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar, Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus.2014 . Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif. Jakarta: Dirjen
Dikdas.
Mudjito, Dr., dkk. (2012). Pendidikan Inklusif. Jakarta : Baduose Media
Mudjiyanto, dkk. (2013). Modul Pelatihan Pendidikan Peraturan Gubernur
DIY No. 21 tahun tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Inklusi
Peraturan Menteri Pendidikan No.70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusi
Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Keserdasan dan/atau
Bakat Istimewa.Inklusif. Jakarta: Kemendikbud
Munif Chotib. (2009). Sekolahnya Manusia. Bandung : PT Mizan Pustaka
UNESCO. (2006). Tulkit LIRP- Merangkul Perbedaan : Perangkat untuk
Mengembangkan Lingkungan Inklusif Ramah terhadap Pembelajaran.
Indonesia: IDPN Indonesia
Undang-undang No.5 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Strategi Super HOKi Meningkatkan
Kinerja Guru dalam Mengelola Proses
Pembelajaran Kurikulum 2013
di SDN Ungaran 01
kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Selain itu harus mampu menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengelola sumberdaya pendidikan,
membina kemampuan profesional guru, dan tenaga kependidikan secara
maksimal. Target utamanya adalah meningkatnya kinerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran yang ditunjukkan melalui kualitas lulusan
peserta didik.
Permasalahan yang terjadi di SD Negeri Ungaran 01 yang ditunjuk
sebagai Sekolah Dasar Rujukan Tahun 2016, belum mampu menunjukkan
keunggulannya di bidang akademik maupun non akademik. Berdasar hasil
pantauan yang dilakukan kepala sekolah, yang menjadi penyebab utamanya
adalah guru kurang mampu dalam mengelola proses pembelajaran yang
berisi kegiatan-kegiatan yang menantang peserta didik untuk berpikir kritis
dalam memecahkan masalah.
Tujuan dari kegiatan ini untuk mendapatkan data tentang kinerja
guru dalam mengelola proses pembelajaran Kurikulum 2013. Setelah data
diperoleh kepala sekolah baru dapat mengambil langkah-langkah tindakan
untuk membantu, membimbing dan mendampingi guru dalam menjalankan
kewajibannya serta meningkatkan kinerjanya.
Data awal yang diperoleh Kepala Sekolah ketika melakukan pemantauan,
kunjungan dan observasi kelas, serta diskusi dengan guru kelas dibuat
rangkuman. Dari hasil tersebut dianalisis dan ditentukan yang harus segera
diberi tindakan. Kemudian diputuskan “kinerja guru dalam mengelola
pembelajaran” harus segera dilakukan tindakan. Guru masih lemah dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proses pembelajaran Kurikulum
2013.
Kepala Sekolah segera menyusun strategi untuk membantu guru
meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan permasalahan yang ada, Strategi
yang kami pilih adalah Supervisi Akademik dengan Teknik HOKi (Super
HOKi), dengan kegiatan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan Evaluasi serta tindak lanjut diharapkan dapat mengatasi permasalahan
tersebut.“Strategi Super HOKi” untuk meningkatkan kinerja guru dalam
mengelola proses pembelajaran Kurikulum 2013 dan berdampak pada
prestasi siswa dalam perolehan nilai US/USBN, lomba akademik dan non
akademik juga meningkatkan prestasi lomba sekolah sampai juara nasional.
Strategi SuperHOKi berasal dari kata Super kepanjangan dari Supervisi
dan HOKi artinya keberuntungan atau keberhasilan. Bisa diartikan melalui
supervisi akademik oleh kepala sekolah, guru-guru berhasil meningkatkan
kinerjanya. Arti lainnya adalah HOKi dari huruf H = Hadir, artinya Kepala
91
Strategi Super HOKi Meningkatkan Kinerja Guru dalam Mengelola Proses
Pembelajaran Kurikulum 2013 di SDN Ungaran 01
Referensi
Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham, 2007. Membangun Profesionalisme Guru
dan Pengawas Sekolah. Bandung: CV. Yrama Widya
Depdiknas, 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA,
SMK, dan SLB. Jakarta: BP. Cipta Karya
Ditjen PMPTK, 2010. Supervisi Akademik. http:/infopendidikankitablogspot.
com
Yamin, Martinis dan Maisah, 2010. Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung
Persada
Permendiknas No. 13 Tahun 2007. Standar Kepala Sekolah. Jurnal
Pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru
dan Dosen. Jakarta : BP. Karya Mandiri .
..........................,2016, Permendikbud 23/2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Kurikulum 2013 Revisi
..........................,2016, Permendikbud 22/2016 Tentang Standar Proses
Kurikulum 2013
.........................,2016, Permendikbud 21/2016 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah
.........................,2016. Permendikbud 24/2016 Tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Kurikulum 2013
.........................,2018. Permendikbud 4/2018 Tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah
Manajemen Hati Berbasis Kearifan
Lokal Strategi Melejitkan Prestasi
dan Budaya Sekolah
Subiarto
SD Negeri 1 Banjarmangu
Banjarnegara, Jawa Tengah
Ning Ojo Ngono” maksudnya kalau kita melakukan sesuatu itu hendaknya
secara wajar, jangan melebihi dan berlebihan. Artinya sederhana dan
seperlunya saja.
Kegiatan manajemen ini diharapkan dapat menentukan langkah-
langkah implementasi manajemen hati berbasis kearifan lokal sebagai
strategi melejitkan prestasi dan budaya sekolah di SD Negeri 1 Banjarmangu,
dan mendeskripsikan hasil implementasi manajemen hati berbasis kearifan
lokal sebagai strategi melejitkan prestasi dan budaya sekolah di SD Negeri 1
Banjarmangu.
Implementasi Strategi
Tahapan Implementasi manajenen HATI (Harmonis, Aktif, Terfokus dan
Inovatif) Berbasis kearifan Lokal: Perencanaan, pada tahap ini mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman dari sumber daya sekolah,
personil sekolah, kinerja dan hasil-hasil yang dicapai peserta didik dan guru,
membentuk Team Work yang solid, pertemuan dengan Team Work dalam
menyusun program sekolah, mensosialisasikan program sekolah pada semua
warga sekolah dan masyarakat.
Pelaksanaan Program, tahapan ini dilakukan dengan
mengimplementasikan manajemen HATI Berbasis Kearifan lokal. Kegiatan
ini dilakukan dengan kontrol terus menerus dari kepala sekolah. Hal yang
diimplementasikan sebagai berikut: Menjaga suasana kondusif dan harmonis
antar warga sekolah, mengaktifkan semua warga sekolah untuk melaksanakan
program sekolah. Strategi yang digunakan untuk mempengaruhi orang
dewasa dengan pendekatan filosofi “Ngono Yo Ngono Ning Ojo Ngono”
maksudnya kalau kita melakukan sesuatu itu hendaknya secara wajar, jangan
melebihi dan berlebihan. Artinya sederhana dan seperlunya saja, Mendorong
dan memotivasi kepada warga sekolah untuk melaksanakan program dan
101
Manajemen HATI Berbasis Kearifan Lokal
Strategi Melejitkan Prestasi dan Budaya Sekolah
fokus pada tujuan yang akan dicapai dan telah ditetapkan bersama, dan
melaksanakan kegiatan secara inovatif dalam pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang akan dicapai.
Mengevaluasi Pelaksanaan program. Tahapan ini dilakukan untuk
mengetahui efektivitas pelaksanaan program dan ketercapaian hasil secara
berkala
Kepala sekolah lain yang memiliki kesamaan visi dapat untuk mencoba
mengimpelentasikan manajemen hati berbasis kearifan lokal di sekolah
masing-masing untuk menuju prestasi yang tinggi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penulisan artikel ini, antara lain kepada Direktorat
Pembinaan Tenaga kependidikan Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan yang memberi kepercayaan
dan kesempatan untuk ikut menulis serta memuat artikel dalam buku,
Narasumber yang dengan tulus telah membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan artikel ini, serta teman-teman peserta lokakarya yang
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan artikel ini.
Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu, SP. 2001. Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Muhibbin, Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mulyasa. 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Setiyadi. P 2012. Pemahaman Kembali Lokal Wisdom Etnik Jawa dalam
Tembang Macapat dan Pemanfaatannya sebagai Media Pendidikan
Budi Pekerti Bangsa. Magistra
Meningkatkan Daya Saing Sekolah
dengan Spirit “GILA (Good Inovations
Learning Activities)”
orang tua siswa, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) No. 44 Tahun 2012 pasal 9 walaupun sudah
ada Permendikbud terbaru No. 75 Tahun 2016 tentang Komite sekolah
boleh menggalang dana untuk meningkatkan layanan pendidikan. Namun
peraturan yang lama sudah terpatri di benak masyarakat sehingga sangat
sulit peraturan yang baru dilaksanakan di sekolah. Berbeda halnya dengan
sekolah yang diselenggarakan masyarakat/swasta selain memperoleh dana
BOS sekolah swasta juga diperbolehkan memungut dana dari orang tua
siswa. Dengan sokongan dana yang luar biasa dari pemerintah dan orang tua
siswa wajar saja jika SD swasta mampu mengembangkan kualitas sekolahnya
dengan lebih baik dan menjadi pesaing yang hebat bagi SD negeri. Fakta
menunjukan bahwa ketika ada festival atau lomba baik di bidang akademik
mau pun non akademik yang mampu bersaing dan menjadi juara adalah
sekolah-sekolah swasta.
Dari pemaparan di atas penulis mengajak semua warga sekolah agar
bekerja keras meningkatkan kualitas dan daya saing sekolah. Jika sekolah
ingin maju, sekolah ini harus meningkatkan daya saing sekolah dengan
spirit “GILA. Gila berarti bekerja baik (Good), menciptakan pembaharuan
(Inovations) pada aktivitas pembelajaran (Learning Activities). Sekolah
melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) untuk mengetahui kelemahan dan
keunggulan guna merencanakan kinerja baik jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang.
Kepala sekolah perlu menyusun laporan tentang keberhasilan yang
telah dicapai dalam bentuk laporan best practice yang penulis beri judul
“MENINGKATKAN DAYA SAING SEKOLAH DENGAN SPIRIT “GILA (Good
Inovations Learning Activity)” yang kami aktualisasikan dalam bentuk
kegiatan pengembangan diri Ekstrakurikuler di SD Negeri 4 Metro Timur.
Mudah-mudahan dengan disusunnya laporan ini dapat menjadi refleksi diri
sekolah untuk mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi dimasa yang
akan datang serta dapat didesiminasikan ke sekolah-sekolah lain terutama
sekolah dasar negeri.
Tujuan pembahasan adalah memberikan gambaran kepada pembaca
tentang kegiatan pengembangan diri ekstrakurikuler yang dilaksanakan
di SD Negeri 4 Metro Timur yang secara komprehensif melibatkan seluruh
stakeholder yang ada di sekolah, orang tua, dunia usaha (sponsor) dalam
rangka refleksi diri guna meningkatkan prestasi dan mutu sekolah serta
publikasi agar dapat diimplementasikan di sekolah lain terutama yang negeri,
dapat menjadi alternatif saran penentu kebijakan untuk membangun sekolah
yang berkualitas.
107
Meningkatkan Daya Saing Sekolah dengan Spirit
“GILA (Good Inovations Learning Activities)”
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bersar Bahasa Indonesia. Jakarta:
PT Gramedia, 2008.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar Cetakan Ke 8. Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009.
Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997.
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Permendikbud RI No. 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah lampiran
Permendikbud RI No. 57 tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku
Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud No. 79 tentang Muatan Lokal
Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
Permendikbud RI No. 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Permendikbud No. 62 Tahun 2016 tentang Ekstrakurikuler
Permendikbud No. 63 Tahun 2016 tentang Kepramukaan
Permendikbud No. 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah
Sebutir Telur untuk Cinta Tanah Air
(Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air di SDN 1 Pengkol)
Masih adakah yang suka menyanyikan lagu di atas? Apakah lagu tersebut
masih sering kita dengar dari ruang-ruang kelas? Apakah guru masih mau dan
mampu mengajarkan lagu-lagu wajib dan nasional di sekolah-sekolah?
Lagu tersebut memiliki nilai yang luar biasa. Terkandung makna yang
sangat tinggi. Rasa cinta yang begitu mendalam terhadap tanah kelahiran.
Tanah dan kampung di mana dibesarkan. Ketika seseorang beberapa waktu
tinggal di negara lain, tentu akan selalu ingat terhadap tanah kelahiran, tanah
di mana mereka dibesarkan.
Mempelajari lagu-lagu perjuangan merupakan salah satu indikator dari
bentuk rasa cinta tanah air. Masih banyak lagi judul lagu perjuangan yang
bisa menumbuhkan karakter cinta tanah air. Kenyataan saat ini, siswa lebih
suka dan mudah menghafal lagu-lagu baru yang kurang mendidik. Siswa lebih
mengenal bintang-bintang sinetron dan para artis dari pada mengenal tokoh-
tokoh pahlawan pendiri negara. Mereka kurang berminat mempelajari dan
melestarikan kesenian dan budaya daerah yang dimiliki. Ditambah dengan
kurang arif dalam menyikapi pengaruh negatif perkembangan teknologi
informasi juga mendukung lunturnya rasa cinta tanah air. Bagaimana bisa
tertanam rasa cinta tanah air pada diri seseorang jika tidak mengenal,
mempelajari, dan memahami hal tersebut. Kenyataan tersebut terjadi secara
umum pada kalangan generasi muda. Hal demikian juga terjadi pada siswa di
SDN 1 Pengkol Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo.
Untuk menyikapi kenyataan tugas guru adalah melakukan pembenahan
agar siswa tertanam pada jiwa sehingga mampu berperilaku yang
menunjukkan karakter cinta tanah air. Mereka harus ditanamkan untuk mau
belajar menyanyikan lagu-lagu wajib, nasional, dan daerah. Belajar mengenal
pahlawan tokoh-tokoh pendiri bangsa dan perjuangannya. Belajar mencintai
sekaligus sebagai pelaku kesenian daerah yang dimiliki. Dengan demikian
akan tertanam pada diri siswa rasa bangga terhadap apa yang dimiliki. Mau
menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah yang ada. Pada akhirnya akan
tumbuh jiwa dan semangat nasionalisme serta rasa cinta tanah air. Ini harus
ditumbuhkembangkan melalui pendidikan karakter di sekolah. Dalam rangka
menanamkan dan membangun nilai-nilai rasa cinta tanah air pada diri siswa,
maka Sebutir Telur digunakan sebagai strategi.
115
Sebutir Telur untuk Cinta Tanah Air
(Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air di SDN 1 Pengkol)
dan makna lagu. Dengan demikian siswa lebih bisa menjiwai ketika lagu
dinyanyikan. Setelah siswa bisa menyanyi syair dan notasi, dilanjutkan dengan
memainkan alat musik soprano recorder. Tiap siswa memiliki satu recorder,
khususnya untuk siswa kelas 3 sampai kelas 6. Kemudian dikolaborasikan
dengan angklung dan keyboard. Begitu seterusnya untuk lagu-lagu wajib.
Selain diajarkan secara khusus, lagu-lagu tersebut juga dinyanyikan di sela-
sela saat pembelajaran berlangsung sesuai tema yang sedang dipelajari pada
semua kelas. Siswa juga diajarkan nembang jawa yaitu tembang dolanan dan
macapat. Tembang jawa ini nantinya diarahkan untuk dinyanyikan bersama
pada kegiatan seni reyog mini dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan seni reyog mini dimainkan sesuai pakem dan alur yang ada.
Siswa harus menguasai perannya masing-masing. Ada yang berperan sebagai
Sang Raja Klanasewandana, Bujangganong, Singobarong, dan Jathil yang
merupakan pasukan naik kuda dari kepang. Di samping memainkan seni
reyog menurut pakem, juga menyanyikan tembang-tembang jawa dengan
iringan gamelan reyog yang terdiri atas kendang, kempul, kethuk, kenong,
ketipung, angklung, dan slompret. Untuk kendang dan slompret biasanya
dibantu dimainkan orang dewasa karena butuh keahlian khusus. Dalam
kegiatan ini, perangkat seni reyog yang digunakan adalah reyog dewasa
milik masyarakat Desa Pengkol yang dipinjamkan kepada sekolah. Sebagai
kelengkapan properti, setiap siswa memiliki kostum reyog berupa kaos lorek
khas Ponorogo. Tiap siswa laki-laki memiliki satu topeng bujangganong.
Sedangkan siswa perempuan memiliki sampur/selendang untuk menari.
Teknologi Informasi
Teknologi Informasi dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran yang di dalamnya ada unsur seni dan budaya. Misalnya, ketika
guru mengajar dikelas untuk menyanyikan lagu bisa dibantu dengan intrumen
musik melalui handphone atau laptop. Atau mengakses video atau youtube
tentang lagu-lagu wajib yang bisa ditampilkan melalui LCD monitor. Teknologi
informasi ini bisa berfungsi sebagai sarana sekaligus sumber belajar.
(3) Siswa mampu membaca notasi lagu-lagu wajib; (4) Siswa kelas 3-6 mampu
memainkan alat musik recorderdan angklung sesuai notasi lagu wajib dan
nasional; (5) Siswa mampu meminkan seni reyog mini dengan nama Reyog
Sardula Seta dalam bentuk pentas. Pementasan dilaksanakan dua tahun
berturut turut dalam pergelaran pentas seni dan purnawiyata. Juga dua
kali dipentaskan pada perayaan kegiatan Desa Pengkol; (6) Siswa mampu
lelantunkan tembang-tembang jawa baik tembang dolanan dan macapat;
(7) Siswa semakin mendalami dan mencintai seni dan budaya daerah yang
dimiliki. Siswa dan semua warga sekolah semakin memiliki rasa cinta tanah
air yang mendalam.
119
Sebutir Telur untuk Cinta Tanah Air
(Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air di SDN 1 Pengkol)
Referensi
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2012. Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wulansari, Dewi. 2009. Sosiologi Konsep dan Teori. Bandung: PT Refika
Aditama.
Sinaran sebagai Tools
Rencana Pembelajaran
Supianto
SDN Banyuwulu 3 Kecamatan Wringin
Kabupaten Bondowoso, Jawa Tengah
segera dicari solosinya, agar tidak berlarut larut yang akan merugikan banyak
pihak. Janganlah kita mengharap terlalu banyak tentang hasil belajar siswa,
apabila perencanaan saja belum direncanakan dengan matang. Sudah
dapat dipastikan pelaksanaan pembelajaran akan asal asalan saja, karena
perencanaan merupakan prasarat yang harus didahulukan. Hal ini senada
yang diungkapkan Umaedi yang menyatakan bahwa kita sulit berbicara
banyak mengenai peningkatan mutu apabila input pendidikan masih dalam
kekurangan (Umaedi: MBS : 1.7 : 2008).
semester. Disamping itu perlu dijelaskan alat dan bahan yang harus dibawa
pada waktu pelaksanaan kegiatan seperti: laptop, hard copy jadwal pelajaran,
hard copy kalender pendidikan, file program semester.
Tahap Pelaksanaan/Pembuatan SINARAN dilakukan sesuai rencana
yang sudah disepakati. Adapun langkah langkah pembuatan sinaran yang
dilakukan yaitu: Membuat set program semester seluruh mata pelajaran
sesuai kelas yang diampu atau mata pelajaran yang diampu menggunakan
exle. Selanjutnya membuat set isian data yang berisi identitas sekolah, mata
pelajaran, tahun pelajaran dan rencana tatap muka untuk masing masing
mata pelajaran sesuai jadwal pelajaran. Jika sudah selesai dilanjutkan dengan
menentukan rencana tatap muka untuk masing masing mata pelajaran
dengan cara melihat hari pelaksanaan pembelajaran pada daftar pelajaran.
Kemudian tanggal pada kalender pendidikan diketik di bawah masing masing
mata pelajaran. Selanjutnya menghitung jumlah tatap muka masing masing
KD dengan cara jumlah tatap muka dibagi dengan jumlah KD, ulangan harian
dan cadangan secara proporsional.
Menggunakan formula untuk mengisi waktu pelaksanaan pada program
semester. Guru membuka set program semester mata pelajaran misalnya
PKn, dan meletakkan kursor di kolom nama sekolah kemudian menekan
tanda sama dengan (=) pada keyboard, kemudian mengarahkan kursor pada
isian data lalu mengarahkan kursor pada nama sekolah kemudian tekan
enter. Maka pada perencanaan akan terisi nama sekolah sesuai yang ada
pada isian data. Untuk mengisi tanggal pelaksanaan pada program semester
guru membuka set program semester PKn/Kelas 1, lalu mengarahkan kursor
pada tanggal pelaksanaan, kemudian menekan tanda sama dengan (=) pada
keyboard, kemudian mengarahkan kursor pada set isian dan mengkliknya,
lalu mengklik kursor pada tanggal urutan pertama lalu menekan enter, maka
pada kolom rencana pelaksanaan program semester akan berisi tanggal
pelaksanaannya. Kemudian ulangi langkah tersebut untuk kompetensi dasar
yang lain sampai selesai.
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui tercapainya tujuan
yang diinginkan. Evaluasi menggunakan statistik sederhana. Dengan cara
menentukan persentase jumlah guru yang selesai membuat perencanaan.
Banyak temuan temuan ketika membuat SINARAN antara lain: guru
kurang jelas menangkap penjelasan kepala sekolah sehingga membutuhkan
pendampingan langsung di depan komputer. Guru yang sudah terbiasa
125
Sinaran sebagai Tools Rencana Pembelajaran
Daftar Pustaka
Kemendikbud. 2017. Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2017. Jakarta
Satori, Jam’an. 2007. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Umaedi. 2008. Managemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.
Perpustakaan Sekolah sebagai Basis
Tumbuh kembangnya Minat Baca
Siswa SDN 105855 PTPN II
Tanjungmorawa
Suryani, M.Pd
SDN 105855 PTPN II Tanjungmorawa
Deliserdang, Sumatera Utara
Penutup
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan dan
pengelolaan perpustakaan sekolah secara profesional dapat menjadikan
basis tumbuhkembangnya minat baca siswa di SDN 105855 PTPN II
Tanjungmorawa. Dengan tumbuhnya minat baca di kalangan siswa maupun
guru dapat meningkat prestasi belajar siswa baik akademik maupun non
133
Perpustakaan Sekolah sebagai Basis Tumbuh kembangnya Minat Baca
Siswa SDN 105855 PTPN II Tanjungmorawa
Daftar Pustaka
Hasanah, Muakibatul, Nurchasanah & Hamidah, S. C. 2011. Membaca Ekstensif:
Teori, Praktik, dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Kaiswaran
Perpustakaan Nasional RI. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta. PNRI
Sanjaya.2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta. Prenada Media Group.
“GURITA”
Solusi Tumbuhkan Budaya Literasi
di Sekolah
guru dalam menampilkan ceritanya harus pula terus diasah. Guru bercerita
adalah sesuatu yang mengasyikkan oleh siswa. Berbagai neuron positif akan
muncul pada siswa pada kegiatan Gurita ini. Hal inilah yang akan menjadi
motivasi dan dorongan dari dalam diri siswa untuk membaca dan menulis
cerita. Selain itu, juga akan memberi masukan kepada siswa tentang karakter
dan prilaku yang baik karena ada hikmah atau teladan yang dapat dipetik
pada setiap cerita anak atau dongeng.
Kegemaran siswa membaca akan muncul karena merupakan “desakan”
dari dalam diri mereka sendiri, bukan desakan dari guru, pemerintah, atau
lainnya. Kesukaan siswa membaca akan berdampak positif terhadap literasi
ipteknya. Literasi iptek yang diharapkan, selain menguasai perkembangan
iptek saat ini, yang tak kalah pentingnya mampu memilih dan memilah positif
dan negatif iptek tersebut. Meski awalnya, Gurita hanya bertujuan agar siswa
gemar membaca dan menulis, tetapi itu merupakan hal yang esensi untuk
lanjut ketahapan lebih kompleks. Apalagi, sampai saat ini grade budaya baca
di Indonesia masih rendah dibanding negara-negara lainnya di dunia.
Pelaksanaan Gurita di SD Negeri 71 Model Parepare adalah guru
secara bergilir bercerita kepada siswa pada kegiatan unjuk kreativitas. Guru
sebelumnya memang telah membaca buku yang akan diceritakan kepada
siswa. Seluruh siswa pada pagi Selasa dan Kamis antusias menanti dan
mendengarkan gurunya bercerita. Kemampuan guru dalam menampilkan
ceritanya harus pula terus diasah. Guru bercerita adalah sesuatu yang
mengasyikkan oleh siswa. Berbagai neuron positif akan muncul pada siswa
pada kegiatan Gurita ini. Hal inilah yang akan menjadi motivasi dan dorongan
dari dalam diri siswa untuk membaca. Selain itu, juga akan memunculkan
keinginan untuk dapat menulis cerita juga.
Kegemaran siswa membaca akan muncul karena merupakan “desakan”
dari dalam diri mereka sendiri, bukan desakan dari guru, pemerintah, atau
lainnya. Kesukaan siswa membaca akan berdampak positif terhadap literasi
ipteknya. Literasi iptek yang diharapkan, selain menguasai perkembangan
iptek saat ini, yang tak kalah pentingnya mampu memilih dan memilah positif
dan negatif iptek tersebut. Meski awalnya, “Gurita” hanya bertujuan agar
siswa gemar membaca dan menulis, tetapi itu merupakan hal yang esensi
untuk lanjut ketahapan lebih kompleks. Apalagi, sampai saat ini grade budaya
baca di Indonesia masih rendah dibanding negara-negara lainnya di dunia.
“Gurita” sebagai program inovasi literasi di SD Negeri 71 Parepare ini telah
berjalan satu tahun terakhir ini. Hasilnya sungguh sangat memuaskan. Siswa
semakin rajin membaca dan menulis. Mereka (para siswa) terpancing untuk
membaca buku (khususnya buku cerita anak) dan juga menulis. Para siswa saat
140
Success Story
Kepala Sekolah SD
Daftar Pustaka
Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita Untuk Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas
Salman, Muh. Syukur. 2018. Kelas-kelas Angker. Surabaya: Pustaka Media
Guru
Tampubolon. 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada
Anak. Bandung: Angkasa
Roket Manajemen “SAYANK”
Luncurkan Sekolahku Aman,
Berkarakter dan Berprestasi
Siapa sih yang tidak butuh rasa sayang? Setiap insan di dunia ini perlu
rasa sayang, bahkan binatang dan tumbuhan pun butuh rasa sayang, apalagi
kita? Sayang dalam bahasa gaulnya Sayank adalah sebuah ungkapan yang
sering kita dengar setiap hari, baik sayang kepada sang pencipta yakni Allah
SWT, kepada Nabi, kepada kedua orang tua, saudara, teman-teman bahkan
kepada seseorang yang bukan satu darah (orang lain) (aranty-agustin.
blogspot.co.id)
Kepala Sekolah sebagai kunci keberhasilan sebuah sekolah. Top manajer
di unit kecil pengelolaan pendidikan harus mampu mengolah konflik,
hambatan serta tantangan yang ada menjadi sebuah peluang emas power
keberhasilan. Pemikiran tersebut menggugah semangat saya ditugas baru
sebagai Kepala Sekolah. Ahkir tahun 2011 saya menerima surat perintah
tugas sebagai Kepala sekolah di SD Negeri Margoyoso kecamatan Salaman
Kabupaten Magelang. Sepintas pandang daerah yang punya potensi baik
memiliki prestasi yang rendah. Pasti ada kesenjangan antara harapan dan
kenyataan yang terjadi. Tahun 2012 saya mengamati serta mencari hambatan
serta tantangan yang ada baik di sekolah maupun lingkungan. Analisis
masalah saya lakukan.Titik terang mulai tampak, secara ektern ternyata
142
Success Story
Kepala Sekolah SD
tempat untuk simpan pinjam dengan jasa kecil, (2) guru tidak lagi ada masalah
ketika waktu pembagian tabungan, (3) jasa tabungan untuk santunan yatim
dan pengembangan sekolah.
Pendidikan andragogi dalam penerapan “nguwongke” memberi
kepercayaan kepada guru untuk berkreasi dan unjuk kerja dengan mental
juara. “ Tunjukkan bahwa anda mampu dengan bukti prestasi siswa, jangan
mengeluh karena akan menunjukkan ketidakmampuan anda” Kata ini sering
kami ucapkan dengan senyum di apel pagi. Pengendalian emosi siswa semakin
baik. Perubaahan perilaku siswa menuju siswa yang berkarakter dikarekan
program sekolah yang dicetuskan dalam pendidikan Andragogi melalui IHT
yang merumuskan penyaluran hiperaktif siswa dalam bentuk pelaksanaan
ekstrakurikuler (rebana, drumband, pramuka, seni tari, paduan suara,
mendongeng, kaligrafi, khot dan tilawah) dengan harapan tenaga super siswa
dapat tersalur karakter positif.
Yakin kegiatan dengan memberi kepercayaan kepada dewan guru
untuk melakukan/berbuat dan yakinkan untuk berhasil, Seperti kata bijak
yang disampaikan Mantan Presiden kira Gus Dur “ Kalau ingin melakukan
perubahan jangan tunduk pada kenyataan, asal yakin di jalan yang benar”
(gosipcerita.wordpress.com)(http://sijai.com)
Among membimbing anak-anak agar dapat berkembang dengan
subur dan selamat, baik lahir maupun batinnya. Dilaksanakan dalam betuk
hubungan khas antara pendidik dan anak didiknya dengan “momong” atau
“ngemong” (membimbing) memberi kemandirian, percaya diri dan kreatifitas
sesuai aspirasi peserta didik.
145
Roket Manajemen “SAYANK” Luncurkan Sekolahku Aman,
Berkarakter dan Berprestasi
Daftar Pustaka
Sujoko, alfaris. 2012. Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran Melalui
In House
Alam,Endah,2014.10/02/2014.Pramukaria.blogspot.co.id
Sehatkancantik.blogspt.co.id/2014/10/10. manfaat senyum yang harus
diketahui.html
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mengenal Sistem Among dalam Belajar
Taman Siswa. 2018; 10 April
https://kbbi.web.id/negosiasi,2018; 10 April
https://kbbi.web.id/simpati,2018;10 April
(gosipcerita.wordpress.com)(http://sijai.com)
Https://id.m.wikipedia,org,wiki, 2018;10 April
“SI BIAS”
Suatu Model Akselerasi Penguatan
Pendidikan Karakter di SD Negeri 2
Ngabab Pujon
pembelajaran karakter dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari
segi proses, pendidikan karakter dikatakan berhasil apabila seluruhnya atau
minimal 85% peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun
sosial dalam proses pembelajaran pendidikan karakter. Sedangkan dari segi
hasil, pendidikan karakter dikatakan berhasil apabila pada seluruhnya atau
minimal 85% peserta didik terjadi perubahan perilaku yang positif.
Efektifitas program Si Bias sebagai strategi peningkatan karakter peserta
didik dalam rangka akselerasi PPK di SD Negeri 2 Ngabab Pujon ditunjukkan
oleh hasil pelaksanaan program yang telah berjalan selama 5 semester. Hasil
monev program Si Bias mulai semester genap tahun pelajaran 2015/2016
sampai semester ganjil tahun 2017/2018 menunjukkan keberhasilan sebagai
berikut: 1) tingkat pelanggaran siswa terhadap 30 indikator pembiasaan
mencapai 7,03 % atau tingkat keberhasilan mencapai 92,97 %; 2) kegiatan
Daftar Pustaka
De Porter, Bobby, dkk. 2005. Quantum Teaching. Bandung: Kaifa.
Lickona, Thomas. 2013. Character Matters (Persoalan karakter). Jakarta:
Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.
Manajemen Parlii Korea
untuk Mendongkrak Sekolah Unggul
Partisipasi
Kepala sekolah berupaya mengikutsertakan semua warga sekolah dalam
semua kegiatan yang dilakukan mulai dari tahapan perencanaan yaitu dengan
bermusyawarah antara guru, orang tua, komite, serta pengawas sekolah
159
Manajemen Parlii Korea
untuk Mendongkrak Sekolah Unggul
Inovasi dilakukan juga dalam aspek sikap dan perilaku warga sekolah.
Inovasi ini meliputi: 1) penyambutan kedatangan peserta didik di depan pintu
gerbang mulai pukul 06.30 bagi guru piket; 2) pakaian seragam harus tertib
setiap hari baik peserta didik maupun guru; 3) membaca Asmaulkhusna, Al
Fatihah, doa, menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stansa, lagu Mars SD Batursari
5, lagu mars PPK, melafalkan visi misi sekolah bersama-sama di halaman
sekolah; 4) menyanyikan salah satu lagu nasional sebelum pembelajaran dan
lagu-lagu Jawa sebelum pulang sekolah; 5) adanya program pungut sampah
bersama setelah sitirahat pertama dan kedua selama lima menit, Jumat
sehat, Jumat beramal, Jumat bersih dan Jumat hijau: 6) adanya program wajib
baca 15 menit setiap hari di sekolah selain buku pelajaran bagi peserta didik
dengan memanfaatkan pojok baca sebagai sarana informatika; 7) program
sekolah adiwiyata selama 4 tahun berjalan; 8) program pembinaan intensif
bagi peserta didik yang terpilih mewakili lomba setiap hari Rabu dan Kamis
pukul 13.00-15.00; 9) adanya program tambahan jam pelajaran wajib bagi
kelas enam selama tiga kali dalam seminggu dan kelas 1-5 dua kali dalam
satu minggu selama dua jam pelajaran setiap kali pertemuan, 10) adanya
ekstrakurikuler marchingband, seni dan pertunujukan, pramuka, voli, seni
tari, seni lukis, dan seni musik (pianika).
Salah satu inovasi dalam pemilihan warna cat yang cerah serta adanya
pojok baca sebagai media informatika dapat dilihat dalam gambar berikut.
Kolaboratif
Bentuk kolaboratif adalah melibatkan lembaga lain yang mendukung
peningkatan prestasi belajar peserta didik, antara lain kerja sama dengan
SMA Negeri 2 Mranggen, Lokananta dalam latihan marching bank, puskesmas
dalam penyuluhan kesehatan, lembaga tes psikologi, bimbingan belajar,
perusahaan, perguruan tinggi (USM, Poltekes, UPGRIS), dan lain-lain yang
memberikan bantuan dalam layanan pendidikan peserta didik.
Reward
Kegiatan yang dilakukan warga sekolah yang mendapatkan prestasi
mendapatkan apreasiasi dari sekolah. Reward itu berupa pemberian
piala dan uang pembinaan. Berikut ini sebagian kegiatan pemberian
penghargaan kepada warga sekolah yang berprestasi unggul.
162
Success Story
Kepala Sekolah SD
Akuntabel
Semua kegiatan dilaporkan secara terbuka dan transparan. Semua pihak
berhak tahu semua kegiatan yang sudah dilakukan sekolah baik itu sudah
berjalan lancar maupun belum terlaksana di papan pengumuman.
Keuangan sekolah baik dana BOS maupun bantuan dari komite dibuat
laporan secara detail dan transparan disertai bukti-bukti yang akurat untuk
mendapatkan kepercayaan dari orang tua dan masyarakat. Laporan kegiatan
dipasang dalam papan pengumuman mulai dari program, pelaksanaan,
hingga hasil kegiatan. Laporan juga disampaikan terbuka kepada wali murid
dalam pertemuan.
Referensi
Alwasilah, A.Chaedar. 2012. Pokoknya Rekayasa Literasi. Bandung: PT Kiblat
Buku Utama
Handoko, Hani. 2010. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: BPFE
Bandung Masagi
dan Siswa Bandung Juara
Referensi
Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan. DEPDIKNAS 2009
Djahiri, Kosasih. 2007. Pembaharuan Paradigma PKn-PIPS-PAI. Bandung:
LABPMPKN FIPS UPI Bandung.
Komara, Endang. 2008. Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung:
Multazam.
Nasution. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Tarsito.
Pendidikan Karakter Bandung Masagi. Buku Panduan Umum. 2017. Dinas
Pendidikan Kota Bandung
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
Jika Lampu Menyala Terang Akan
Banyak Laron yang Datang
(Buah Keberhasilan “Peran Gorong” di SD Negeri Merjosari 4 Kota Malang)
Winarto
SD Negeri Merjosari 4 Kota Malang
Jawa Timur
Jika lampu menyala terang akan banyak laron yang datang. Sebaliknya
jika lampu tidak menyala terang tak ada seekor laron pun yang datang.
Pernyataan tersebut dianalogikan dari sebuah sekolah yang difavoritkan
masyarakat dan tidak difavoritkan. Sekolah yang difavoritkan masyarakat
biasanya merupakan sekolah yang dikelola dengan baik dan memiliki banyak
prestasi, sehingga menjadi terkenal. Sekolah yang pengelolaannya kurang
baik dan tiada berprestasi, minat masyarakatnya juga akan rendah.
Hal tersebut sesuai dengan kondisi SD Negeri Merjosari 4 Kota Malang,
sekolah pinggiran yang berada di perbatasan antara Kota Malang dengan
Kabupaten Malang. Pada tahun 2012/2013 prestasi guru masih minimal, siswa
belum memiliki prestasi akademik maupun non akademik dan sekolahpun
(lembaga) belum memiliki prestasi. Hal inilah yang diduga membuat animo/
minat masyarakat menjadi rendah (rata-rata jumlah siswa per kelas hanya
16 siswa).
Karena itu SD Negeri Merjosari 4 Kota Malang berusaha memperbesar
cahayanya. Meskipun sekolah berada di pinggiran, jika dikelola dengan baik,
sehingga kompetensi guru baik, prestasi siswa baik, prestasi sekolah baik
174
Success Story
Kepala Sekolah SD
Peta Pikiran
Mengapa harus membuat peta pikiran? Peta Pikiran merupakan suatu
cara untuk mengorganisasikan dan menyajikan konsep, ide, tugas atau
informasi lainnya dalam bentuk diagram. Dari peta pikiran dapat disajikan
informasi yang terhubung dengan topik sentral, dalam bentuk kata kunci,
gambar (simbol), dan warna sehingga suatu informasi dapat dipelajari dan
diingat secara cepat dan efisien.Peta pikiran dapat mengubah informasi
menjadi pengetahuan, wawasan dan tindakan.
Peta Pikiran terdiri atas tiga komponen utama, yaitu: Topik Sentral, pokok
atau fokus pikiran/isu yang hendak dikembangkan, Topik Utama, level pikiran
lapis kedua sebagai bagian dari Topik Sentral dan Sub Topik, level pikiran lapis
ketiga sebagai cabang dan diletakkan pada level pikiran lapis berikutnya.
Peta Pikiran dapat pula dibuat menggunakan aplikasi komputer yang
sudah berbentuk berbagai model, warna dan sesuai tata urut pembuatan
peta pikiran, sehingga pembuatan peta pikiran ini semakin mudahdan
menyenangkan.
Prestasi Siswa
Menurut Wikipedia, Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya
hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari
pengertian tersebut, maka pengertian prestasi adalah hasil atas usaha
yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan
kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam
menghadapi situasi segala aspek kehidupan (https://id.wikipedia.org/ wiki/
Prestasi).
Berdasarkan definisi di atas, prestasi belajar berarti hasil yang dicapai
oleh seseorang dalam kegiatan belajar. Dalam pembahasan ini yang dimaksud
prestasi belajar adalah peningkatan prestasi akademik dan non akademik
yang diperoleh siswa meliputi: Capaian nilai akademik: hasil capaian ujian
sekolah yang diraih selama tahun 2013-2017 dancapaian non akademik
berupa capaian hasil lomba yang diraih oleh sekolah yang diraih dalam
rentang waktu 2013-2017.
Prestasi Sekolah
Prestasi sekolah adalah prestasi secara kelembagaan yang melibatkan
semua stakeholder sekolah dan memperoleh kejuaraan dari penyelenggaraan
ujian atau lomba oleh Dinas Pendidikan, antara lain: capaian nilai
akreditasi sekolah, Evaluasi Kinerja Kepala Sekolah, Green School Festival,
perkembangan ekstra kurikuler, perkembangan sarana/prasarana, Pembinaan
Karakter, perkembangan jumlah PTK, perkembangan Budaya Sekolah dan
perkembangan jumlah siswa (animo masyarakat).
177
Jika Lampu Menyala Terang Akan Banyak Laron yang Datang
(Buah Keberhasilan “Peran Gorong” di SD Negeri Merjosari 4 Kota Malang)
Kerangka Berpikir
Pemecahan Masalah
Tindakan ini dilakukan dengan subjek guru sebanyak 8 orang, siswa
sebanyak siswa yang setiap tahun mengalami perubahan dan prestasi sekolah
berupa prestasi yang diraih sekolah.
Dilaksanakan dimulai awal 2012/2013 sampai dengan 2016/2017
bertempat di SD Negeri Merjosari 4 Kota Malang, Jl. Tirtomulyo No. 38 Kota
Malang
Gambar 4. Grafik
Peningkatan Kompetensi
dan Prestasi Guru
Gambar 5. Grafik
Peningkatan Prestasi
Siswa
Dari Grafik di atas menunjukkan bahwa untuk nilai rata-rata Lulusan setiap
tahun mengalami kenaikan: 69 (tahun 2013/2014), 71 (tahun 2014/2015 dan
2015/2016) dan pada akhir tahun 2016/2017 terjadi lonjakan yang signifikan
menjadi rata-rata 81.
Pada Peringkat Kelulusan juga terjadi kenaikan ranking (dalam grafik
tergambar menurun, namun artinya semakin kecil angkanya, semakin naik
peringkatnya): ranking 53 (pra tindakan), 49 (2013/2014), 47 (2014/2015),
48(2015/2016). Dan terjadi lompatan signifikan pada tahun 2016/2017
(ranking 8) dari 58 sekolah.
Prestasi Non Akademik Siswa juga mulai menunjukkan hasil, meskipun
baru keluar prestasi di tahun kedua, yakni 1 juara (2014/2015), 3 juara di
tahun 2015/2016 dan 3 juara di tahun 2016/2017. Artinya target terpenuhi.
181
Jika Lampu Menyala Terang Akan Banyak Laron yang Datang
(Buah Keberhasilan “Peran Gorong” di SD Negeri Merjosari 4 Kota Malang)
Gambar 7. Grafik
Peningkatan Jumlah Siswa
Penutup
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Peran Gorong
dapat Meningkatkan Kompetensi Guru, Meningkatkan Prestasi Siswa dan
Meningkatkan Prestasi Sekolah di SD Negeri Merjosari 4 Kota Malang
182
Success Story
Kepala Sekolah SD
Daftar Pustaka
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru dan
Dosen, Jakarta, Visimedia, 2008
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
https://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi, Wikipedia Bahasa Indonesia,
Ensiklopedia Bebas
Gerakan Literasi Sekolah
Penumbuh Minat Baca Siswa dalam
Pembelajaran
(Praktik Baik di SD Negeri 3 Kedungwringin, Jatilawang, Banyumas)
Yuliani, S.Pd.
SD Negeri 3 Kedungwringin, Jatilawang
Banyumas, Jawa Tengah
Daftar Pustaka
Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpustkaan Sekolah. Jakarta : Bumi
Aksara
Kemdikbud. 2016. Manual Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi
Sekolah.
Rosalin, Elin. 2008. Pemanfaatan Perpustakaan dan Sumber Informasi.
Bandung: Karsa Mandiri Persada.
Sulhan, Najib. 2012. Pembangunan Karakter Pada Anak Manajemen
Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif. Surabaya : SIC.
Undang-Undang Nomor 43 ,Tahun 2007 Undang-Undang Perpustakaan.
Penerapan Sop Buah Cerri dalam
Pelaksanaan Penguatan Pendidikan
Karakter
Yulianto
SD Negeri Sembungan, Kulon Progo
DI Yogyakarta
menjalankan sholat, kedua, yaitu sarana tempat wudlu yang belum adaserta
belum memnuhi syarat dan belum terpisah antara siswa putra dan putri.
Ketiga, untuk penanaman nilai nasionalisme diperlukan sarana antara lain
tiang bendera di setiap kelas yang selama ini belum ada. Selain itu Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Karakter yang dikeluarkan oleh Bupati Kulon Progo
mensyaratkan di setiap kelas diwajibkan untuk memasang gambar: Pancasila,
Presiden dan wakil presiden, Gubernur dan wakil gubernur, Bupati dan wakil
bupati, Gambar Pahlawan Nasional R.A Kartini,Ki Hajar Dewantoro, dan Nyi
Ageng Serang, Sri Sultan Hamengkubuwono IX (selaku tokoh pramuka),
serta Gambar tokoh wayang di setiap kelas. Untuk pemenuhan sarana dan
prasarana ini dapat ditempuh dengan mengoptimalkan anggaran yang ada
dan bekerjasama dengan komite dan melibatkan wali murid.
Permasalahan kurangnya pemahaman, kemampuan dan kemauan guru
untuk melaksanakan kegiatan Penguatan PPK di SD Negeri Sembungan dapat
diatasi dengan penerapan teknik SOP BUAH CERRI.
Tahapan CERRI
Tahapan CERRI Cermati
Gambar 1. Kegiatan pembudayaan
dan Revisi) ini merupakan
di sekolah
tahapan untuk evaluasi
sekaligus menentukan
langkah tindak lanjut sebagai upaya penyempurnaan SOP tersebut. Setelah
dilakukan pencermatan dan pengamatan dalam pelaksanaan SOP terdapat
beberapa kendala. Kendala atau permasalahan tersebut antara lain: pertama,
tingkat pemahaman guru terhadap SOP pelaksanaan PPK belum sama hal ini
dapat diatasi dengan pemberian pembinaan baik itu secara individu maupun
kelompok. untuk memahami pedoman pelaksanaan PPK, kedua, keterbatasan
sarana dan prasarana. Bahwa dalam pelaksanaan PPK mewajibkan sekolah
untuk menyediakan sarana dan prasarana yang berupa pemasangan gambar
pahlawan dan wayang.Terpasangnya gambar Presiden dan wakil Presiden,
Gubernur dan Wakil, Bupati dan wakil, gambar pahlaawan Nyi Ageng Serang,
Ki Hajar Dewantoro, dan Ra Kartini serta gambar Sri Sultan HB IX selaku tokoh
Gerakan Pramuka. Selain itu juga di setiap ruang kelas juga dipasang tokoh
pewayangan. Pemasangan gambar ini dimaksudkan agar siswa mempunyai
jiwa nasionalis untuk mengenal pimpinan maupun pahlawan nasional.
196
Success Story
Kepala Sekolah SD
Pengenalan tohoh
wayang merupakan langkah
pengenalan terhadap
kebudayaan lokal sehingga
siswa memiliki kecintaan
terhadap kebudayaan dan
mempunyai sikap estetis.
Selain itu juga
diperlukan penempatan
tempat sampah di tempat-
tempat strategis guna
mendukung kebiasaan
untuk tidak buang sampah
sembarangan. Di samping
itu di setiap kelas juga
Gambar.2 Gambar Pahlawan Nasional harus terpasang Bendera
Merah Putih.
Sedangkan untuk belajar keagamaan diperlukan sarana berupa Al-Quran,
Buku Iqro guna mendukung kegiatan TPA (Taman Pendidikan Alquran).
Setelah dilakukan pencermatan ternyata sarana tersebut Kekurangan
fasilitas maupun sarana prasarana tersebut di atas dapat diatasi dengan
mengoptimalkan anggaran sekolah yang bersumber dari BOS Pusat maupun
Bos Kabupaten.
Pencapaian hasil dari pernerapan SOP BUAH CERRI di SD Negeri
Sembungan adalahguru-guru menjadi lebih memahami pedoman pelaksanaan
PPK. Guru menjadi lebih terarah dan mudah untuk di monitoring maupun
di evaluasi. Diharapkan guru melaksanakan PPK di kelasnya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
guru itu sendiri. Mereka masih menganggap pelaksanaan SOP ini meberikan
tambahan beban, kurangnya motivasi sebagian guru untuk melaksanakan
kegiatan pelaksanaan program PPK karena mereka beranggapan terlalu
merepotkan dan membutuhkan waktu dan tenaga, kurangnya sarana dan
prasarana untuk mendukung pelaksanaan programPPK.
Daftar Pustaka
Barnawi, 2017. Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kulon Progo. 2017.
Buku Pedoman Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter. Wates.
Dikpora
Peratuaran Bupati Kulon Progo. Nomor 67 Tahun 2017. Pedoman Pelaksanaan
Penguatan Pendidikan Karakter Pada Satuan Pendidikan.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017. Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter.
Permadi, Dadi. 2017. Kepemimpinan Madiri (Profesional) Kepala Sekolah.
Bandung: PT Sarana Pnaca Karya Nusa.
Success Story
Kepala Sekolah
SD
Edisi-1
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
Pendidikan
www.kemdikbud.go.id ISBN : 978-602-52537-0-6
Kementerian
Pendidikan dan Kebuudayaan RI
@Kemendikbud_RI