Jawab: Etnofarmasi merupakan sebuah kajian multidispliner yang melibatkan berbagai bidang keilmuan. Istilah etnofarmasi sendiri merupakan istilah baru yang muncul dalam dua dekade terakhir (Kodir.,R.A.,dkk, 2016). Etnofarmasi merupakan suatu ilmu interdisipliner yang berhubungan dengan istilah farmasi dan budaya tertentu yang mengkarakterisasi penggunaan sediaan tersebut pada sejumlah kelompok manusia (Oktoba, Zulpakar, 2018). 2. Contoh-contoh etnofarmasi yang ada di Indonesia Jawanb: Contoh etnofarmasi yang ada di Indonesia: Kab. Muna, Sulawesi Tenggara = 61 tanaman obat (TO) Gunung gede Pangrango = 80 tanaman obat (TO) (Ningsih.,I,Y.,2016). 3. Tumbuhan obat yang ada di Dunia dan di Indonesia min. 10 beserta cara penggunaanya dan produk yang sudah ada Jawab: Adapun obat yang ada didunia dan di Indonesia beserta kegunaannya (Kodir.,R.A.,dkk, 2016): 1. Aloe vera (L.) Burm.f. Kegunaan : perawatan dan penyubur rambut 2. Centella asiatica (L.) Urb. Kegunaan : penambah darah, panas dalam, membersihkan darah, dan stroke. 3. Artemisia vulgaris L. Kegunaan : bau badan 4. Solanum torvum Sw. Kegunaan : antihipertensi 5. Phyllanthus urinaria L. Kegunaan : antiinflamasi 6. Etlingera elatior (Jack) R.M.Sm. Kegunaan : antistroke, dan mengembalikan vitalis 7. Ageratum conyzoides L. Kegunaan : luka kecil, sakit maag, antihipertensi, dan mengatasi sariawan 8. Sonchus arvensis L. Kegunaan : sakit pinggang 9. Oxalis corniculata L. Kegunaan : membersihkan kulit 10. Styrax benzoin Dryand. Kegunaan : menghilangkan bekas cacar 4. Efek dari obat tradisional Jawab: Pada umumnya penggunaan obat tradisional dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relative lebih sedikit daripada obat modern (Salsabila, Nada.,dkk, 2017). 5. Sumber bahan baku jamu Jawab: Bahan-bahan tersebut antara lain berbentuk rimpang seperti kunyit, temulawak, kencur, dan laos; daun-daunan, seperti sirih, beluntas, katuk, pepaya, sinom (daun asam muda). Sedangkan bahan baku segar misalnya sambiloto,kayu manis, merica, cabe rawit, dan kulit buah delima (Suharmiati, 2003). 6. Bentuk-bentuk jamu Jawab: Adapun bentuk-bentuk jamu yaitu: jamu gendong, bubuk dan pil, teh, dan kapsul (Suharmiati.,dkk, 2003). Ada juga bentuk lain seperti pilis (digunakan pada dahi), tapel 9 digunakan pada perut), dan parem (digunakan pada seluruh tubuh) (Harmayani, Eni., dkk, 2018). 7. Jenis-jenis sediaan jamu Jawab: Adapun jenis-jenis sediaan jamu antara lain: a. Jamu segar Terbuat dari bahan tanaman jamu segar dan diminum dalam kodisi segar pula b. Jamu Godhogan Godhog merupakan Bahasa Jawa yang artinya merebus hingga airnya mendidih.sesuai dengan namanya, jamu ini terbuat dari bahan tanaman jamu segar atau kering yang direbus dengan air hingga mendidih. c. Jamu seduhan Berbentuk serbuk yang merupakan campuran dari bahan jamu yang diramu oleh peracik dengan kombinasi atau formula yang telah ditentukan. d. Jamu olesan Berbentuk seperti pasta dari bahan jamu. Digunakan dengan cara dioleskan kebagian tubuh tertetu dan tidak ditelan (Harmayani, Eni.,dkk, 2018). 8. Waktu minum jamu Jawab: Seperti halnya obat konvensional dan herbal, jamu tetap memiliki efek samping walaupun relative lebih ringan dibandingkan obat konvensional. Oleh karena itu minum jamu tetap ada dosis dan waktu yang tepat. Ikuti petunjuk yang diberikan oleh produsennya atau kalua membuat ramuan sendiri, baca buku-buku atau publikasi lainnya mengenai komponen dari jamu tersebut untuk mengetahui indikasi, kontra indikasi, dosis, waktu konsumsi dan efek sampingnya (Harmanto.,N,dkk, 2013). 9. Cara pengolahan jamu Jawab: Adapun cara pengolahan jamu, misalnya pada pengolahan jamu gendong secara umum dibedakan menjadi dua macam, yakni merebus seluruh bahan atau mengambik (memeras) sari yang terkandung dalam bahan baku, kemudian mencampurnya dengan air matang. Beberapa bahan ramuan yang akan direbus dan diperas biasanya diiris-iris atau dihancurkan terlebih dulu (Suharmiati, 2003). 10. Cara minum jamu Jawab: Berdasarkan bentuknya, produk yang dipasarkan oleh industri jamu antara lain jamu bubuk yang sebelum dinikmati harus diseduh dengan air hangat terlebih dahulu. Ada yang telah dikemas setiap bungkusnya untuk satu gelas sajian, ada pula yang kemasan besar dengan karton. Selain itu, ada juga produk yang berisi cairan yang diseduh atau ada yang ada di dalam kemasan botol kaça, siap pakai dengan takaran, khusus, juga ada yang sudah dikemas per bungkusnya untuk sekali minum. Sementara produk, pil yaltu, tablet, atau kapsul. Untuk bentuk kapsul merupakan jamu dalam bentuk bubuk yang dikemas dalam kapsul. Tablet pil / kapsul dikonsumsi dengan cara diminum sesuai dengan dosis yang diharapkan. Cara ini bermanfaat lebih praktis dan mudah dikonsumsi dapat mengurangi rasa atau aroma yang kurang ditingkatkan. Selain jamu yang dikonsumsi dengan cara ditelan, adapula jamu yang digunakan untuk pilis, tapel, atau parem yang bentuknya pasta dan dikemas dalam sachet (Harmayani, Eni.,dkk, 2018).