Anda di halaman 1dari 9

UTS

METODE PENELITIAN KUALITATIF

Nama Mahasiswa : Siswogo


NIM : 191765023
Jurusan/Kelas : MPI/B
Dosen Pengampu : Dr. H. Khusnul Khotimah, M.Ag
Hari/Tanggal : Jum’at/ 20 Maret 2020

SOAL:

1. Jelaskan Pengertian metodologi penelitian, manfaat mempelajari serta


karakteristik kegiatan disebut dengan penelitian.
2. Jelaskan secara umum perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan
kuantitatif.
3. Jelaskan tentang paradigma positivistik, paradigma fenomenologis, dan
paradigma kritik, jelaskan karakteristik masing-masing dari paradigma tersebut.
4. Apa yang dimaksud dengan data dalam penelitian kualitatif, dan apa saja ruang
lingkup data. Apa saja teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif.
5. Bagaimana jenis dan bentuk wawancara dalam penelitian kualitatif.

JAWAB:

1. Metodologi penelitian menurut Muhajir dalam Sayidah merupakan bagian dari


ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana prosedur kerja mencari
kebenaran.1 Senada dengan itu, menurut Timotius metodologi penelitian dapat
diartikan sebagai suatu studi tentang metode penelitian yang dapat digunakan
sehingga menghasilkan pengetahuan (baru). 2 Metodologi adalah awal dari
metode dan lebih mendasar dibandingkan metode, namun terminologi
metodologi biasanya digunakan untuk menjelaskan metode-metode.
Metodologi penelitian merupakan sebuah pendekatan sistematis untuk
keseluruhan kegiatan penelitian. Menyinggung term metodologi berarti
berbicara tentang metode-metode yang digunakan oleh manusia untuk
memperoleh pengetahuan tentang realitas, baik dalam sebagian atau
keseluruhan aspeknya. Manusia merupakan kutub subyektif pengetahuan
dengan alam semesta sebagai kutub obyektifnya. Permasalahan atau

1
Nur Sayidah. Metodologi Penelitian: Disertai Dengan Contoh Penerapannya Dalam
Penelitian. (Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2018), hlm. 13.
2
Kris H. Timotius. Pengantar Metodologi Penelitian: Pendekatan Manajemen
Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan. (Yogyakarta: CV Andi Offset , 2017), hlm. 4.
pertanyaan penelitian (research question) diselesaikan dengan pendekatan
metodologis tertentu.

Dalam metodologi penelitian dipelajari bagaimana proses dan tahapan suatu


kegiatan penelitian. Kumpulan metode penelitian dapat digunakan untuk
menjelaskan, menguraikan, dan memprediksi suatu fenomena. Jadi, manfaat
metodologi penelitian antara lain:
a. Menggunakan metodologi, peneliti dapat memudahkan pekerjaannya agar
sampai pada tahap pengambilan keputusan atau kesimpulan-kesimpulan.
b. Menggunakan metodologi, para peneliti dapat mengatasi berbagai
keterbatasan yang ada, misalnya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, etik,
dan lain-lain.
c. Kesimpulan yang diambil oleh peneliti dapat terpercaya.
d. Kesimpulan yang diambil dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan.
Tidak semua kegiatan mencari kebenaran atau pengetahuan disebut penelitian,
ada karakteristik yang dimiliki sebuah kegiatan sehingga disebut penelitian.
Penelitian sebagai kegiatan ilmiah hendaknya tercantum beberapa karakteristik
kegiatan penelitian, yakni sebagai berikut:
1. Bertujuan
Maksudnya, kegiatan penelitian tidak dapat lepas dari kerangka tujuan
pemecahan permasalahan. Walaupun penelitian tidak memberikan jawaban
langsung terhadap permasalahan yang diteliti akan tetapi hasilnya harus
mempunyai kontribusi dalam usaha pemecahan masalah.
2. Sistematik
Maksudnya, langkah-langkah yang ditempuh sejak dari persiapan,
pelaksanaan, sampai kepada penyelesaian laporan penelitian harus
terencana secara baik dan mengikuti metodologi yang benar.
3. Terkendali
Maksudnya, dalam batas-batas tertentu peneliti harus dapat menentukan
fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan memisahkannya dari
fenomena lain yang mengganggu.
4. Obyektif
Maksudnya, bahwa semua pengamatan, telaah yang dilakukan, dan
kessimpulan yang diambil oleh peneliti tidak boleh didasari oleh subjektivitas
pandangan pribadi dan pengaruh kepentingan pihak lain.
5. Tahan Uji
Maksudnya, penyimpulan penelitian harus merupakan hasil dari telaah yang
didasari oleh teori yang solid dan metode yang benar sehingga siapapun yang
akan melakukan replikasi penelitian termaksud tertentu akan sampai pada
kesimpulan yang serupa.
Menurut Tuckman dan Harper (2012), karakteristik proses penelitian ada 7, yaitu
sistematis, logis, empiris rasional, bersifat reduktif, replicable, transmittable, berencana
dan sesuai konsep ilmiah.

2. Perbedaan mendasar metode penelitian kualitatif dan metode penelitian


kuantitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kualitatif
dipandang sebagai sesuatu yang bersifat eskploratis dan induktif, sedangkan
penelitian kuantitatif bersifat konfirmasi dan deduktif. Perbedaan penelitian
kualitatif dan kuantitatif menurut Neuman dalam Anggito dan Setiawan , seperti
pada tabel berikut:
Tabel 1. Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif3
Kualitatif Kuantitatif
Membangun realitas sosial, makna Mengukur fakta objektif
budaya
Fokus pada proses interaktif kegiatan Fokus pada variabel
Autensitas adalah kunci Keandalan reabilitas adalah kunci
Nilai sekarang dan eksplisit Bebas Nilai
Teori dan data menyatu Teori dan data terpisah
Dibatasi situasi Dalam konteks bebas
Sedikit kasus, subjek Banyak kasus, banyak subjek
Analisi tematik/berkaitan Analisis statistik
Peneliti terlibat Peneliti tidak terlibat

Tabel 2. Perbedaan antara Paradigma Kualitatif dan Kuantitatif


No Kualitatif Kuantitatif
1 Penelitian kualitatif disebut juga Penelitian kuantitatif disebut juga
penelitian naturalistik, penelitian rasionalistik, fungsional,
interpretatif, konstruktivis, positivisme, dan penelitian dengan
naturalistik-etnografik, pola pencarian kebenaran dari luar.
pendekatan fenomenologis, dan
penelitian dengan pola pencarian
dari dalam.
2 Memulai kegiatannya dengan Mengisolasi variabel-variabel dan
konsep-konsep yang sangat kemudian menghubungkannya dalam
umum, kemudian selama hipotesis. Selanjutnya, menguji
penelitian, konsep-konsep yang hipotesis itu dengan data yang
sangat umum itu diubah-ubah dikumpulkan.
dan direvisi sampai bertemu
dengan kesimpulan yang sangat
kuat. Dengan kata lain, variabel
ditemukan dan dirumuskan
kembali, bukan di awal.
3 Variabel merupakan produk Variabel-variabel menjadi alat atau

3
Albi Anggito & Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Sukabumi: CV Jejak,
2018), hlm. 17.
penelitian yang ditemukan komponen utama dalam melakukan
kemudian. analisis.
4 Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif memandang,
memperhatikan pola-pola saling melihat, dan memilih serta
berhubungan antara berbagai memperhatikannya hanya beberapa
variabel yang sebelumnya belum buah variabel saja.
pernah ditemukan. Pendekatan
kualitatif adalah pendekatan
holistik, menyeluruh.
5 Penelitian kualitatif menja-dikan Penelitian kuantitatif menggunakan
peneliti sendiri sebagai instrumen instrumen yang ditentukan terlebih
penelitian untuk mengumpulkan dahulu, dan instrumennya sangat
data atau informasi. Peneliti tidak fleksibel, dan tidak mengandung
harus mampu membuat atau interpretasi.
memberikan pandangan sendiri
atas hal-hal atau fenomena-
fenomena yang dilihatnya.
6 Pada penelitian kualitatif masalah Penelitian kuantitatif menuntut
penelitian tidak diformulasikan jawaban yang pasti, jelas, tidak
secara jelas, dan jawaban dari membingungkan, oleh karena itu
responden juga sangat kompleks instrumen dalam bentuk kuesioner
sehingga wawancara mendalam mungkin sangat tepat dalam
mungkin sangat efektif dalam pengumpulan data.
pengumpulan data.

7 Penelitian kualitatif tertarik Penelitian kuantitatif menggunakan


dengan konsep-konsep, bukan angka-angka, menguantifikasi sampel
berapa kalinya sesuatu. terhadap populasi, dan
mengungkapkan karakteristik variabel-
variabel penelitian.

Selanjutnya, apabila dilihat dari aplikasi terhadap dua pendekatan di atas dalam
penelitian maka beberapa hal berikut menjadi ciri masing-masing pendekatan.
Tabel 3. Perbedaan antara Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Aspek Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
Masalah yang Menekankan pada banyak aspek Menekankan pada beberapa
diteliti dari satu variabel, jika mungkin variabel.
dijadikan permasalahan yang
diteliti lebih mendalam
Tujuan Mengembangkan kepekaan Menguji teori dan menegakkan
konsep dan penggambaran fakta-fakta.
realitas yang tidak tunggal
(jamak).
Pola pikir Ke lapangan → menemukan data Ada masalah →berteori →
→data dicocokkan dengan teori berhipotesis → ke lapangan
→teori bersifat bottom up. mencari data →menguji hipotesis
→teori bersifat top down.
Responden Jumlah kecil sekitar 10 orang, Banyak diambil secara random.
sebagai diambil secara purposive (dengan
sumber data maksud tertentu).
Objek yang Perilaku manusia, proses kerja. Perilaku manusia dan fenomena
diteliti alam.
Desain Studi kasus. Survei, studi kasus, eksperimen.
penelitian
Sampel Kecil, tidak representatif dengan Besar, memiliki kelompok kontrol
tujuan tertentu. yang dipilih secara random
dengan pertimbangan strata yang
ada.
Metode Lebih menekankan pada observasi Angket, wawancara, observasi,
pengumpulan dan wawancara. check list.
data
Bentuk data Kata-kata, kalimat, gambar, Berupa angka atau data kualitatif
perilaku, replika, manuskrip. yang diangka-kan.
Sifatnya Deskriptif. Deskriptif, komparatif, asosiatif.
Analisisnya Tidak menguji hipo-tesis, tetapi Menjawab masalah dan menguji
menjawab masalah. hipotesis.
Hasil Lebih menekankan pada makna. Generalisasi.
Penelitian
Kedekatan Sangat dekat dengan data yang Jauh dari data yang diteliti, baik
dengan data diambil. Peneliti mengikuti primer dan atau sekunder. Peneliti
peneliti aktivitas keseharian informan. mengambil jarak dengan
responden yang ditelitinya.
Asumsi Realitas bersifat dina-mis. Realitas bersifat statis atau
dinamis.

3. Paradigma Positivistik
Pandangan paradigma ini didasarkan pada hukum-hukum dan prosedur-prosedur
yang baku; ilmu dianggap bersifat deduktif,berjalan dari hal yang umum dan
bersifat abstrak menuju yang konkrit dan bersifat sepesifik; ilmu dianggap
nomotetik, yaitu didasarkan pada hukum-hukum yang kausal yang universal dan
melibatkan sejumlah variable. Paradigma positivitis pada akhirnya melahirkan
pendekatan kuantitatif.

Paradigma ini berasumsi bahwa fenomena sosial dapat diteliti dengan cara yang
sama dengan fenomena alam dengan menggunakan pendekatan yang bebas nilai
dan penjelasan sebab-akibat sebagaimana halnya dalam penelitian fenomena alam.
Oleh karena itu, penganut positivisme akan memulai penelitian dengan suatu teori,
mengumpulkan data yang mendukung atau menolak teori tersebut, dan membuat
revisi yang diperlukan. Dengan demikian, pengetahuan yang dikembangkan melalui
lensa positivisme didasarkan pada observasi yang cermat dan pengukuran realitas
yang objektif, sehingga positivisme selalu diasosiasikan dengan metode penjaringan
dan analisis data kuantitatif.4
Karakteristik paradigma positivisistik, antara lain :
 Tujuan utama positivisme yaitu, hukum sebab-akibat (causal laws).
 Peneliti memulai dengan hubungan sebab-akibat yang secara logika diambil
dari hukum sebab-akibat dalam teori umum.
 Peneliti terpisah, netral, dan objektif dalam melakukan penelitian terhadap
aspek kehidupan sosial.
 Manusia berpikir secara rasional.
 Penjelasan bersifat nomotetis (beraturan) dan berkembang melalui
penalaran deduktif.
 Ilmu sosial seharusnya bebas nilai dan objektif.

Paradigma Fenomenologis
Paradigma ini menekankan pada ilmu bukanlah didasarkan pada hukum dan
prosedur yang baku; setiap gejala atau peristiwa bisa jadi memiliki makna yang
berbeda; ilmu bersifat induktif, berjalan dari yang sepesifik menuju ke yang umum
dan abstrak. Ilmu bersifat idiografis, artinya ilmu mengungkap realitas melalui
simbol-simbol dalam bentuk deskriptif. Pendekatan fenomenologis pada akhirnya
melahirkan pendekatan kualitatif.

Pendekatan fenomenologis berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan


bagaimana peristiwa tersebut pengaruhya dengan manusia dalam kondisi dan
situasi tertentu.
Karakteristik lain dari pendekatan fenomenologis adalah sebagai berikut.
 Tidak berasumsi mengenai berbagai hal yang dianggap berarti bagi bagi
manusia yang menjadi subjek penelitian. (baca: Komunikasi Asertif)
 Memulai suatu penelitian dengan ketenangan berfikir guna mengungkap
apa yang sedang diteliti.
 Melakukan penelitian secara mendalam sampai pada aspek subyektif
perilaku manusia, sampai ke dalam dunia konseptual subjek sehingga
mampu memahami makna bagaimana dan apa yang terkonstruksi di sekitar
peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari dari mereka yang diteliti.
 Mempercayai adanya banyak cara dalam kehidupan manusia yang dapat
digunakan untuk menafsirkan pengalaman dari setiap individu melalui
interaksinya dengan orang lain yang akan menimbulkan makna atas
pengalaman tersebut menjadi sebuah realita. (baca: Konstruksi Realitas
Sosial)

4
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. (Jakarta: PT
RajaGrafindo Perkasa, 2008), hlm. 9.
 Dalam pendekatan ini penelitian kualitatif menggunakan pendekatan yang
mana peneliti menggunakan pandangan dari subjek yang ditelitinya.

Paradigma Kritik
“ide-ide hanya berasal dari kelas yang berkuasa : …Kelas yang menguasai sarana
produksi material, pada saat yang sama mengusai pula sarana produksi mental,
jadi…ide-ide dari mereka yang tidak memiliki sarana produksi mental bergantung
pada ide-ide dari kelas yang berkuasa.”5 (Marx dan Engels, 1947 : 39)

Paradigma kritis (critical) mengkritik positivisme sebagai ilmu yang picik,


antidemokrasim dan non humanis dalam penggunaan nalarnya. Kemudian,
mengkritik konstruktivisme karena gagal mengatasi makna orang-orang yang nyata
dan kapasitas mereka untuk merasakan dan berpikir karena mengabaikan konteks
sosial dan menjadi anti-humanis. Selain itu, paradigma kritis mengkritik
konstruktivisme dengan mengatakan bahwa konstruktivisme terlalu subjektif dan
relativis, memperlakukan ide orang lebih penting daripada kondisi sebenarnya
(misalnya, kemiskinan secara nyata, penindasan, dan kekerasan).

Penelitian dalam ilmu sosial yang dipandang secara kritis bertujuan utama bukan
sekedar untuk mempelajari dunia sosial juga untuk mengubahnya. Mengkritik dan
mengubah hubungan sosial dengan cara mengungkapkan sumber-sumber yang
mendasari kontrol sosial, hubungan kekuasaan, dan ketidaksetaraan.
Memberdayakan orang-orang, terutama mereka yang berada dalam masyarakat
marjinal yang kurang berdaya. Adanya istilah atau pemahaman mengenai
“kesadaran palsu” (false conciousness), yaitu manusia sering memiliki ide yang
keliru atau menyesatkan mengenai kondisi secara empiris atau mengenai
kepentingan mereka yang sebenarnya.

Karakteristik paradigma kritis, antara lain :


 Ilmu sosial bertujuan untuk mengungkapkan hal-hal yang bersembunyi
untuk memberdayakan dan membebaskan masyarakat.
 Realitas sosial memiliki lapisan yang majemuk.
 Manusia memiliki potensi yang tidak disadarinya dan disesatkan oleh
“reifikasi”, yaitu keadaan terlepas dan kehilangan pandangan.
 Pengetahuan ilmiah bersifat tidak sempurnya, tapi dapat memerangi
kesadaran palsu.
 Realitas sosial dan penelitiannya selalu mengandung dimensi moral-politik
dan posisi moral-politik tidak seimbang dalam memajukan kebebasan dan
pemberdayaan manusia.

5
Karl Marx and Friedrich Engels (1846) 1947. The German Ideology. New York:
International Publishers, hlm. 39.
4. Keberadaan data dalam penelitian merupakan hal terpenting. Data merupakan
informasi yang dicari untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Data juga
dimaknai sebagai kenyataan yang ada dan berfungsi sebagai bahan untuk
menyatakan suatu pendapat, keterangan yang benar, dan bahan yang dapat
digunakan untuk penalaran dan penyelidikan. Data kualitatif adalah data tidak
berbentuk angka yang diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara, atau
bahan tertulis.6

Menurut Paton dalam Helaludin dan Wijaya ada tiga lingkup atau jenis data
dalam penelitian kualitatif, yaitu: (1) hasil wawancara berupa tanggapan
mendalam tentang pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan dan
pengetahuan, (2) hasil pengamatan berupa deskripsi kegiatan, perilaku,
tindakan, percakapan, interaksi interpersonal, organisasi, prose masyarakat atau
aspek lain dari pengalaman manusia yang dapat diamati, dan (3) dokumen
meliputi catatan harian, surat-surat, publikasi, laporan resmi, catatan program,
dan lain-lain.7

Cara pengumpulan data pada penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian


kuantitatif. Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam
pembangkitan data kualitatif. Beberapa metode yang sering digunakan untuk
memperoleh data penelitian kualitatif antara lain FGD (Focus Group Discussion),
wawancara mendalam (indepth interview), observasi (pengamatan) dan telaah
dokumen. Dalam penelitian, seorang peneliti tidak hanya menggunakan satu
metode saja tetapi juga dapat menggunakan berbagai metode tersebut
(Triangulasi atau gabungan). Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa data yang
dikumpulkan bukan hanya satau tetapi banyak data. 8

5. Menurut Moleong dalam Helaludin & Wijaya ada beberapa jenis wawancara
dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara pembicaraan informal, wawancara
dengan menggunakan petunjuk umum, dan wawancara baku terbuka. 9
Wawancara pembicaraan informal merupakan teknik wawancara yang tidak
direncanakan sebelumnya. Artinya, kondisi dan situasi pada wawancara ini tidak
formal dan terkesan seperti berbincang biasa. Bahasa yang digunakan pun harus
informal dan bersifat santai. Bahkan, informan yang kita wawancarai tidak sadar
kalau sedang diwawancari. Cara ini diyakini ampuh dalam menggali lebih dalam
informasi yang diperoleh informan.

6
Helaludin & Hengki Wijaya. Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori dan Praktik.
(Makasar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2019), hlm. 73.
7
Helaludin & Hengki Wijaya. …, hlm. 74
8
Helaludin & Hengki Wijaya. …, hlm. 74
9
Helaludin & Hengki Wijaya. …, hlm. 78
Kedua, wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara dengan menggunakan kerangka dan garis besar pokok-pokok
materi yang akan dipertanyakan dalam proses wawancara. Petunjuk umu
yang dimaksud di sini adalah panduan secara garis besar apa-apa saja yang
akan dipertanyakan dalam proses wawancara. Hal ini dilakukan agar topic
atau pembahasan dalam wawancara tidak melenceng jauh. Dengan adanya
panduan umum ini tidak diharapkan pewawancara mengikuti pola atau
pertanyaaan yang sama persis dengan apa yang ada dalam petunjuk
tersebut. Artinya, masih ada ruang terbuka bagi penelitu untuk berekplorasi
dengan pertanyaan-pertanyaan berbeda namun masih menyangkut ranah
yang sama atau sesuai.

Ketiga, jenis wawancara yang dapat digunakan adalah wawancara terbuka.


Wawancara ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan baku. Berbagai
pertanyaan tersebut akan disampaikan kepada informan sudah ditentukan
sebelumnya baik berkaitan dengan materi, urutan materi, kata-kata, dan
teknik penyampaiannya. Dengan menggunakan jenis wawancara ini, peneliti
akan meperoleh kemudahan jika digunakan untuk menjaring data para
informan yang realtif banyak. Keuntungan lain dari wawancara terbuka akan
menghindarkan proses wawancara dari bias karena pertanyaan-
pertanyaannya tersusun dengan terstruktur dan tidak berubah.

Daftar Pustaka
Anggito, Albi & Setiawan, Johan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
CV Jejak.
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT
RajaGrafindo Perkasa.
Helaludin & Wijaya, Hengki. 2019. Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori
dan Praktik. Makasar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Marx, Karl and Friedrich Engels (1846) 1947. The German Ideology. New York:
International Publishers.
Sayidah, Nur. 2018. Metodologi Penelitian: Disertai Dengan Contoh Penerapannya
Dalam Penelitian. Sidoarjo: Zifatama Jawara.
Timotius, Kris H. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian: Pendekatan Manajemen
Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan. Yogyakarta: CV
Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai