SOAL:
JAWAB:
1
Nur Sayidah. Metodologi Penelitian: Disertai Dengan Contoh Penerapannya Dalam
Penelitian. (Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2018), hlm. 13.
2
Kris H. Timotius. Pengantar Metodologi Penelitian: Pendekatan Manajemen
Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan. (Yogyakarta: CV Andi Offset , 2017), hlm. 4.
pertanyaan penelitian (research question) diselesaikan dengan pendekatan
metodologis tertentu.
3
Albi Anggito & Johan Setiawan. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Sukabumi: CV Jejak,
2018), hlm. 17.
penelitian yang ditemukan komponen utama dalam melakukan
kemudian. analisis.
4 Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif memandang,
memperhatikan pola-pola saling melihat, dan memilih serta
berhubungan antara berbagai memperhatikannya hanya beberapa
variabel yang sebelumnya belum buah variabel saja.
pernah ditemukan. Pendekatan
kualitatif adalah pendekatan
holistik, menyeluruh.
5 Penelitian kualitatif menja-dikan Penelitian kuantitatif menggunakan
peneliti sendiri sebagai instrumen instrumen yang ditentukan terlebih
penelitian untuk mengumpulkan dahulu, dan instrumennya sangat
data atau informasi. Peneliti tidak fleksibel, dan tidak mengandung
harus mampu membuat atau interpretasi.
memberikan pandangan sendiri
atas hal-hal atau fenomena-
fenomena yang dilihatnya.
6 Pada penelitian kualitatif masalah Penelitian kuantitatif menuntut
penelitian tidak diformulasikan jawaban yang pasti, jelas, tidak
secara jelas, dan jawaban dari membingungkan, oleh karena itu
responden juga sangat kompleks instrumen dalam bentuk kuesioner
sehingga wawancara mendalam mungkin sangat tepat dalam
mungkin sangat efektif dalam pengumpulan data.
pengumpulan data.
Selanjutnya, apabila dilihat dari aplikasi terhadap dua pendekatan di atas dalam
penelitian maka beberapa hal berikut menjadi ciri masing-masing pendekatan.
Tabel 3. Perbedaan antara Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Aspek Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
Masalah yang Menekankan pada banyak aspek Menekankan pada beberapa
diteliti dari satu variabel, jika mungkin variabel.
dijadikan permasalahan yang
diteliti lebih mendalam
Tujuan Mengembangkan kepekaan Menguji teori dan menegakkan
konsep dan penggambaran fakta-fakta.
realitas yang tidak tunggal
(jamak).
Pola pikir Ke lapangan → menemukan data Ada masalah →berteori →
→data dicocokkan dengan teori berhipotesis → ke lapangan
→teori bersifat bottom up. mencari data →menguji hipotesis
→teori bersifat top down.
Responden Jumlah kecil sekitar 10 orang, Banyak diambil secara random.
sebagai diambil secara purposive (dengan
sumber data maksud tertentu).
Objek yang Perilaku manusia, proses kerja. Perilaku manusia dan fenomena
diteliti alam.
Desain Studi kasus. Survei, studi kasus, eksperimen.
penelitian
Sampel Kecil, tidak representatif dengan Besar, memiliki kelompok kontrol
tujuan tertentu. yang dipilih secara random
dengan pertimbangan strata yang
ada.
Metode Lebih menekankan pada observasi Angket, wawancara, observasi,
pengumpulan dan wawancara. check list.
data
Bentuk data Kata-kata, kalimat, gambar, Berupa angka atau data kualitatif
perilaku, replika, manuskrip. yang diangka-kan.
Sifatnya Deskriptif. Deskriptif, komparatif, asosiatif.
Analisisnya Tidak menguji hipo-tesis, tetapi Menjawab masalah dan menguji
menjawab masalah. hipotesis.
Hasil Lebih menekankan pada makna. Generalisasi.
Penelitian
Kedekatan Sangat dekat dengan data yang Jauh dari data yang diteliti, baik
dengan data diambil. Peneliti mengikuti primer dan atau sekunder. Peneliti
peneliti aktivitas keseharian informan. mengambil jarak dengan
responden yang ditelitinya.
Asumsi Realitas bersifat dina-mis. Realitas bersifat statis atau
dinamis.
3. Paradigma Positivistik
Pandangan paradigma ini didasarkan pada hukum-hukum dan prosedur-prosedur
yang baku; ilmu dianggap bersifat deduktif,berjalan dari hal yang umum dan
bersifat abstrak menuju yang konkrit dan bersifat sepesifik; ilmu dianggap
nomotetik, yaitu didasarkan pada hukum-hukum yang kausal yang universal dan
melibatkan sejumlah variable. Paradigma positivitis pada akhirnya melahirkan
pendekatan kuantitatif.
Paradigma ini berasumsi bahwa fenomena sosial dapat diteliti dengan cara yang
sama dengan fenomena alam dengan menggunakan pendekatan yang bebas nilai
dan penjelasan sebab-akibat sebagaimana halnya dalam penelitian fenomena alam.
Oleh karena itu, penganut positivisme akan memulai penelitian dengan suatu teori,
mengumpulkan data yang mendukung atau menolak teori tersebut, dan membuat
revisi yang diperlukan. Dengan demikian, pengetahuan yang dikembangkan melalui
lensa positivisme didasarkan pada observasi yang cermat dan pengukuran realitas
yang objektif, sehingga positivisme selalu diasosiasikan dengan metode penjaringan
dan analisis data kuantitatif.4
Karakteristik paradigma positivisistik, antara lain :
Tujuan utama positivisme yaitu, hukum sebab-akibat (causal laws).
Peneliti memulai dengan hubungan sebab-akibat yang secara logika diambil
dari hukum sebab-akibat dalam teori umum.
Peneliti terpisah, netral, dan objektif dalam melakukan penelitian terhadap
aspek kehidupan sosial.
Manusia berpikir secara rasional.
Penjelasan bersifat nomotetis (beraturan) dan berkembang melalui
penalaran deduktif.
Ilmu sosial seharusnya bebas nilai dan objektif.
Paradigma Fenomenologis
Paradigma ini menekankan pada ilmu bukanlah didasarkan pada hukum dan
prosedur yang baku; setiap gejala atau peristiwa bisa jadi memiliki makna yang
berbeda; ilmu bersifat induktif, berjalan dari yang sepesifik menuju ke yang umum
dan abstrak. Ilmu bersifat idiografis, artinya ilmu mengungkap realitas melalui
simbol-simbol dalam bentuk deskriptif. Pendekatan fenomenologis pada akhirnya
melahirkan pendekatan kualitatif.
4
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. (Jakarta: PT
RajaGrafindo Perkasa, 2008), hlm. 9.
Dalam pendekatan ini penelitian kualitatif menggunakan pendekatan yang
mana peneliti menggunakan pandangan dari subjek yang ditelitinya.
Paradigma Kritik
“ide-ide hanya berasal dari kelas yang berkuasa : …Kelas yang menguasai sarana
produksi material, pada saat yang sama mengusai pula sarana produksi mental,
jadi…ide-ide dari mereka yang tidak memiliki sarana produksi mental bergantung
pada ide-ide dari kelas yang berkuasa.”5 (Marx dan Engels, 1947 : 39)
Penelitian dalam ilmu sosial yang dipandang secara kritis bertujuan utama bukan
sekedar untuk mempelajari dunia sosial juga untuk mengubahnya. Mengkritik dan
mengubah hubungan sosial dengan cara mengungkapkan sumber-sumber yang
mendasari kontrol sosial, hubungan kekuasaan, dan ketidaksetaraan.
Memberdayakan orang-orang, terutama mereka yang berada dalam masyarakat
marjinal yang kurang berdaya. Adanya istilah atau pemahaman mengenai
“kesadaran palsu” (false conciousness), yaitu manusia sering memiliki ide yang
keliru atau menyesatkan mengenai kondisi secara empiris atau mengenai
kepentingan mereka yang sebenarnya.
5
Karl Marx and Friedrich Engels (1846) 1947. The German Ideology. New York:
International Publishers, hlm. 39.
4. Keberadaan data dalam penelitian merupakan hal terpenting. Data merupakan
informasi yang dicari untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Data juga
dimaknai sebagai kenyataan yang ada dan berfungsi sebagai bahan untuk
menyatakan suatu pendapat, keterangan yang benar, dan bahan yang dapat
digunakan untuk penalaran dan penyelidikan. Data kualitatif adalah data tidak
berbentuk angka yang diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara, atau
bahan tertulis.6
Menurut Paton dalam Helaludin dan Wijaya ada tiga lingkup atau jenis data
dalam penelitian kualitatif, yaitu: (1) hasil wawancara berupa tanggapan
mendalam tentang pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan dan
pengetahuan, (2) hasil pengamatan berupa deskripsi kegiatan, perilaku,
tindakan, percakapan, interaksi interpersonal, organisasi, prose masyarakat atau
aspek lain dari pengalaman manusia yang dapat diamati, dan (3) dokumen
meliputi catatan harian, surat-surat, publikasi, laporan resmi, catatan program,
dan lain-lain.7
5. Menurut Moleong dalam Helaludin & Wijaya ada beberapa jenis wawancara
dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara pembicaraan informal, wawancara
dengan menggunakan petunjuk umum, dan wawancara baku terbuka. 9
Wawancara pembicaraan informal merupakan teknik wawancara yang tidak
direncanakan sebelumnya. Artinya, kondisi dan situasi pada wawancara ini tidak
formal dan terkesan seperti berbincang biasa. Bahasa yang digunakan pun harus
informal dan bersifat santai. Bahkan, informan yang kita wawancarai tidak sadar
kalau sedang diwawancari. Cara ini diyakini ampuh dalam menggali lebih dalam
informasi yang diperoleh informan.
6
Helaludin & Hengki Wijaya. Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori dan Praktik.
(Makasar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2019), hlm. 73.
7
Helaludin & Hengki Wijaya. …, hlm. 74
8
Helaludin & Hengki Wijaya. …, hlm. 74
9
Helaludin & Hengki Wijaya. …, hlm. 78
Kedua, wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah
wawancara dengan menggunakan kerangka dan garis besar pokok-pokok
materi yang akan dipertanyakan dalam proses wawancara. Petunjuk umu
yang dimaksud di sini adalah panduan secara garis besar apa-apa saja yang
akan dipertanyakan dalam proses wawancara. Hal ini dilakukan agar topic
atau pembahasan dalam wawancara tidak melenceng jauh. Dengan adanya
panduan umum ini tidak diharapkan pewawancara mengikuti pola atau
pertanyaaan yang sama persis dengan apa yang ada dalam petunjuk
tersebut. Artinya, masih ada ruang terbuka bagi penelitu untuk berekplorasi
dengan pertanyaan-pertanyaan berbeda namun masih menyangkut ranah
yang sama atau sesuai.
Daftar Pustaka
Anggito, Albi & Setiawan, Johan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
CV Jejak.
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: PT
RajaGrafindo Perkasa.
Helaludin & Wijaya, Hengki. 2019. Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori
dan Praktik. Makasar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
Marx, Karl and Friedrich Engels (1846) 1947. The German Ideology. New York:
International Publishers.
Sayidah, Nur. 2018. Metodologi Penelitian: Disertai Dengan Contoh Penerapannya
Dalam Penelitian. Sidoarjo: Zifatama Jawara.
Timotius, Kris H. 2017. Pengantar Metodologi Penelitian: Pendekatan Manajemen
Pengetahuan untuk Perkembangan Pengetahuan. Yogyakarta: CV
Andi Offset.