Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang
dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari
Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa).
Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai berikut :
1. Ir. Soekarno (Ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3. Prof. Mr. Dr. Soepomo (Anggota)
4. KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota)
5. R. P. Soeroso (Anggota)
6. Soetardjo Kartohadikoesoemo (Anggota)
7. Kiai Abdoel Wachid Hasjim (Anggota)
8. Ki Bagus Hadikusumo (Anggota)
9. Otto Iskandardinata (Anggota)
10. Abdoel Kadir (Anggota)
11. Pangeran Soerjohamidjojo (Anggota)
12. Pangeran Poerbojo (Anggota)
13. Dr. Mohammad Amir (Anggota)
14. Mr. Abdul Maghfar (Anggota)
15. Mr. Teuku Mohammad Hasan (Anggota)
16. Dr. GSSJ Ratulangi (Anggota)[4]
17. Andi Pangerang (Anggota)
18. A.H. Hamidan (Anggota)
19. I Goesti Ketoet Poedja (Anggota)
20. Mr. Johannes Latuharhary (Anggota)
21. Drs. Yap Tjwan Bing (Anggota)
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6
yaitu:
1. Achmad Soebardjo (Penasehat)
2. Sajoeti Melik (Anggota)
3. Ki Hadjar Dewantara (Anggota)
4. R.A.A. Wiranatakoesoema (Anggota)
5. Kasman Singodimedjo (Anggota)
6. Iwa Koesoemasoemantri (Anggota)
Tugas PPKI berdasarkan nama adalah Mempersipkan kemerdekaan
Indonesia
Latar belakang anggota ppki dipanggil ke dalat, tujuan dan hasil yang
didapat
Jepang yang kedudukannya kian terdesak oleh Sekutu akhirnya
memanggil beberapa tokoh pergerakan nasional Indonesia. Tokoh-tokoh
yang dipanggil itu adalah Ir.Sukarno dan Moh.Hatta, keduanya bertolak ke
Dalat (Vietnam) dari tanggal 9 -14 Agustus 1945. Jenderal Terauchi selaku
panglima besar tentara Jepang di Asia Tenggara kemudian
memberitahukan keputusan pemerintah Jepang yang antara lain:
b. Pembentukan PPKI
Anggota dari BPUPKI ada 67 orang yang terdiri dari tokoh utama
pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran. Anggota
BPUPKI ini terdiri dari 60 orang Indonesia serta 7 orang Jepang. Dengan
ketuanya Rajiman Wediodiningrat.
Pidato itu sekaligus mengakhiri masa sidang pertama BPUPKI. Setelah itu
BPUPKI mengalami masa reses (istirahat) selama satu bulan lebih.
Sebelum masa reses dibentuk Panitia kecil (Panitia Sembilan) dengan
ketua Ir. Sukarno yang bertugas mengolah usul dari konsep para anggota
mengenai dasar negara Indonesia.
Selain itu terdapat pula sidang tanggal 14 Juli 1945 yang membahas
mengenaiRancangan Undang-undang Dasar, dari sidang disepakati bahwa
harus adanya :
· Pernyataan Indonesia merdeka
· Pembukaan undang-undang dasar
· Batang tubuh UUD yang kemudian disebut Undang-undang Dasar
(berisi wilayah negara (sama dengan Hindia Belanda), bentuk negara
kesatuan, pemerintahan republik, bendera nasional Sang Merah Putih, dan
bahasa nasional bahasa Indonesia)
Sejak saat itu pemerintah Jepang memberi kesempatan pada bangsa
Indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan
Hinomaru (bendera Jepang), begitu pula lagu kebangsaan Indonesia Raya
boleh dinyanyikan setelah lagu Kimigayo. Di satu sisi ada sedikit
kebebasan, namun di sisi lain pemerintah Jepang semakin meningkatkan
jumlah tenga pemuda untuk pertahanan. Selain dari organisasi pertahanan
yang sudah ada ditambah lagi dengan organisasi lainnya seperti: Barisan
Pelajar ( Suishintai), Barisan Berani Mati ( Jikakutai) beranggotakan 50.000
orang yang diilhami oleh pasukan Kamikase Jepang yang jumlahnya
50.000 orang (pasukan berani mati pada saat penyerangan ke Pearl
Harbour). Pada tanggal 1 Maret 1945 Panglima tentara ke-16 Letnan
Jendral Keimakici Harada, mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia disingkat BPUPKI/Dokuritsu
Junbi Cosakai. Tujuan pembentukan badan tersebut adalah menyelidiki
dan mengumpulkan bahanbahan penting tentang ekonomi, politik dan tata
pemerintahan sebagai persiapan untuk kemerdekaan Indonesia.
Walaupun dalam penyusunan keanggotaan berlangsung lama karena
terjadi tawar menawar antara pihak Indonesia dan Jepang, namun akhirnya
BPUPKI berhasil dilantik 28 Mei 1945 bertepatan dengan hari kelahiran
Kaisar Jepang. Adapun keanggotaan yang terbentuk berjumlah 67 orang
dengan ketua Dr. K.R.T. Radjiman Widiodiningrat dan R. Suroso dan
seorang Jepang sebagai wakilnya Ichi Bangase ditambah 7 anggota
Jepang yang tidak memiliki suara. Ir. Soekarno yang pada waktu itu juga
dicalonkan menjadi ketua, menolak pencalonannya karena ingin
memperoleh kebebasan yang lebih besar dalam perdebatan, karena
biasanya peranan ketua sebagai moderator atau pihak yang menegahi
dalam memberi keputusan tidak mutlak.
Selama masa tugasnya BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali.
Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di
gedung Chou Sang In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal
dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada sidang pertama, Dr. KRT.
Rajiman Widyodiningrat selaku ketua dalam pidato pembukaannya
menyampaikan masalah pokok menyangkut dasar negara Indonesia yang
ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei 1945.
Ada tiga orang yang memberikan pandangannya mengenai dasar
negara Indonesia yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo dan Ir.
Soekarno.
Orang pertama yang memberikan pandangannya adalah Mr. Muhammad
Yamin.
Dalam pidato singkatnya, ia mengemukakan lima asas yaitu:
a. peri kebangsaan
b. peri ke Tuhanan
c. kesejahteraan rakyat
d. peri kemanusiaan
e. peri kerakyatan
Pada sidang hari ketiga tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan
lima dasar negara Indonesia merdeka yaitu:
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang Maha Esa.
Kelima asas dari Ir. Soekarno itu disebut Pancasila yang menurut beliau
dapat diperas menjadi Tri Sila atau Tiga Sila yaitu:
a. Sosionasionalisme
b. Sosiodemokrasi
c. Ketuhanan yang berkebudayaan
Bahkan menurut Ir. Soekarno Trisila tersebut di atas masih dapat diperas
menjadi Eka sila yaitu sila Gotong Royong.
Anda masih ingat tentang dasar negara Indonesia Pancasila? Ternyata
konsep Pancasila diambil dari konsep Ir. Soekarno, dan kita selalu
mengenang tanggal 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila.
Meskipun sudah ada tiga usulan tentang dasar negara, namun sampai 1
Juni 1945 sidang BPUPKI belum berhasil mencapai kata sepakat tentang
dasar negara. Maka diputuskan untuk membentuk panitia khusus yang
diserahi tugas untuk membahas dan merumuskan kembali usulan dari
anggota, baik lisan maupun tertulis dari hasil sidang pertama. Panitia
khusus ini yang Anda kenal dengan Panitia 9 atau panitia kecil yang terdiri
dari:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. KH. Wachid Hasyim (anggota)
4. Abdoel Kahar Muzakar (anggota)
5. Mr. A.A. Maramis (anggota)
6. Abikoesno Tjokrosoeyoso (anggota)
7. H. Agus Salim (anggota)
8. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
9. Mr. Muhammad Yamin (anggota).
Adapun hasil kerja sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah
menghasilkan 3 keputusan penting demi kelangsungan kehidupan bangsa
dan negara yang baru merdeka, antara lain:
a. mengesahkan UUD negara
b. memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. M.
Hatta sebagai wakil presiden RI
c. membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum
DPR/ MPR terbentuk.
Masih ada beberapa sidang PPKI pasca kemerdekaan yang merupakan
hasil kerja PPKI selama masa tugasnya, namun akan dibahas pada modul
selanjutnya.