Anda di halaman 1dari 13

LATAR BELAKAN DI BENTUKNYA BPUPKI

Latar belakang dibentuknya BPUPKI, Pengurus BPUPKI, tugas BPUPKI

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau (Jepang:


Dokuritsu Junbi Cosakai atau dilafalkan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai)
adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan
balatentara Jepang pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari
ulang tahun Kaisar Hirohito. Badan ini dibentuk sebagai upaya
mendapatkan dukungan bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa
Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia. BPUPKI
beranggotakan 63 orang yang diketuai oleh Radjiman Wedyodiningrat
dengan wakil ketua Hibangase Yosio (orang Jepang) dan R.P. Soeroso.

Adapun latar belakang pembentukan BPUPKI secara formil, termuat dalam


Maklumat Gunseikan nomor 23 tanggal 29 Mei 1945, dilihat dari latar
belakang dikeluarnya Maklumat No. 23 itu adalah karena kedudukan
Facisme (kekuasaan) Jepang yang sudah sangat terancam. Maka
sebenarnya, kebijaksanaan Pemerintah Jepang dengan membentuk
BPUPKI bukan merupakan kebaikan hati yang murni tetapi Jepang hanya
ingin mementingkan dirinya sendiri, yaitu pertama; Jepang ingin
mempertahankan sisa-sisa kekuatannya dengan cara memikat hati rakyat
Indonesia, dan yang kedua; untuk melaksanakan politik kolonialnya.

Di luar anggota BPUPKI, dibentuk sebuah Badan Tata Usaha (semacam


sekretariat) yang beranggotakan 60 orang. Badan Tata Usaha ini dipimpin
oleh R.P.Soeroso, dengan wakil Abdoel Gafar Pringgodigdo dan Masuda
(orang Jepang). Tugas dari BPUPKI sendiri adalah mempelajari dan
menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan aspek-aspek poplitik, ekonomi,
tata pemerintahan, dan hal-hal yang diperlukan dalam usaha pembentukan
Indonesia Merdeka.

Hasil sidang BPUPKI


Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945)

Sidang pertama BPUPKI membicarakan mengenai rumusan dasar negara


Indonesia merdeka. Ketua BPUPKI dalam pembukaannya meminta
pandangan pada para anggota mengenai rumusan dasar negara Indonesia
tersebut. Tokoh-tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara tersebut
diantaranya adalah Mr. Muh. Yamin, Prof. Dr. Supomo dan Ir. Soekarno.
Sidang pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945, namun belum
menghasilkan keputusan akhir mengenai dasar negara Indonesia merdeka.
Akhirnya diadakan masa reses selama satu bulan. Kemudian BPUPKI
pada tanggal 22 Juni 1945 membentuk panitia kecil dengan tugas
membahas usul dan konsep para anggota mengenai dasar negara
Indonesia. Panitia kecil ini beranggotakan sembilan orang. Oleh karena itu,
panitia ini disebut juga dengan Panitia Sembilan. Panitia Sembilan ini
beranggotakan Ir. Soekarno, Drs. Moh. hatta, Mr. Muh. Yamin, Mr. Ahmad
Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Abdulkahar Muzakir, Wahid Hasyim, H. Agus
Salim dan Abikusno Cokrosuyoso. Panitia Sembilan ini menghasilkan
dokumen yang berisi asas dan tujuan negara Indonesia merdeka.
Dokumen tersebut dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter), yang
isinya sebagai berikut.
1.    Ketuhanan dengan mewajibkan menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
2.    Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.    Persatuan Indonesia.
4.    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan/perwakilan.
5.    Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sidang Kedua BPUPKI (10 Juli - 17 Juli 1945)

Sidang kedua BPUPKI membahas rancangan undang-undang dasar,


termasuk mengenai pembukaan (preambule) oleh Panitia Perancang UUD
yang diketuai Ir. Soekarno. Panitia perancang ini kemudian membentuk
panitia kecil untuk merumuskan rancangan UUD dengan segala pasal-
pasalnya. pemimpin panitia kecil adalah Mr. Supomo dengan anggotanya
Mr. Wongsonegoro, Mr. Ahmad Subarjo, Mr. A.A. Maramis, Mr. R.P.
Singgih, H. Agus Salim dan Sukiman.
Pada tanggal 11 Juli 1945 Panitia Perancang UUD secara bulat menerima
Piagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD. Untuk menyempurnakan UUD
dengan segala pasal-pasalnya diserahkan kepada paniti kecil yang
hasilnya kemudian diserahkan kepada Panitia Penghalus Bahasa yang
anggotanya Husein Jayadiningrat, H. Agus Salim dan Supomo.
Pada tanggal 14 juli 1945, BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima
laporan dari Panitia Perancang UUD. Ir. Soekarno sebagai ketua Panitia
Perancang UUD melaporkan tiga hal penting sebagai berikut.
1.    Pernyataan Indonesia merdeka.
2.    Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta).
3.    Batang tubuh yang kemudian disebut undang-undang dasar.

Latar Belakang dibentuk PPKI, Pengurus PPKI, tugas PPKI


Karena BPUPKI dianggap terlalu cepat ingin melaksanakan proklamasi
kemerdekaan, maka Jepang membubarkannya dan membentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Dokuritsu Junbi Iinkai, Komite
Persiapan Kemerdekaan) pada tanggal 7 Agustus 1945 yang diketuai oleh
Ir. Soekarno.Keanggotaan Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang
(12 orang dari Jawa, 3 orang dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi 1 orang
dari Kalimantan, 1 orang dari Nusa Tenggara 1 orang dari Maluku.

Pada awalnya PPKI beranggotakan 21 orang (12 orang dari Jawa, 3 orang
dari Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari
Nusa Tenggara, 1 orang dari Maluku, 1 orang dari golongan Tionghoa).
Susunan awal anggota PPKI adalah sebagai berikut :
1.    Ir. Soekarno (Ketua)
2.    Drs. Moh. Hatta (Wakil Ketua)
3.    Prof. Mr. Dr. Soepomo (Anggota)
4.    KRT Radjiman Wedyodiningrat (Anggota)
5.    R. P. Soeroso (Anggota)
6.    Soetardjo Kartohadikoesoemo (Anggota)
7.    Kiai Abdoel Wachid Hasjim (Anggota)
8.    Ki Bagus Hadikusumo (Anggota)
9.    Otto Iskandardinata (Anggota)
10.    Abdoel Kadir (Anggota)
11.    Pangeran Soerjohamidjojo (Anggota)
12.    Pangeran Poerbojo (Anggota)
13.    Dr. Mohammad Amir (Anggota)
14.    Mr. Abdul Maghfar (Anggota)
15.    Mr. Teuku Mohammad Hasan (Anggota)
16.    Dr. GSSJ Ratulangi (Anggota)[4]
17.    Andi Pangerang (Anggota)
18.    A.H. Hamidan (Anggota)
19.    I Goesti Ketoet Poedja (Anggota)
20.    Mr. Johannes Latuharhary (Anggota)
21.    Drs. Yap Tjwan Bing (Anggota)
Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6
yaitu:
1.    Achmad Soebardjo (Penasehat)
2.    Sajoeti Melik (Anggota)
3.    Ki Hadjar Dewantara (Anggota)
4.    R.A.A. Wiranatakoesoema (Anggota)
5.    Kasman Singodimedjo (Anggota)
6.    Iwa Koesoemasoemantri (Anggota)
Tugas PPKI berdasarkan nama adalah Mempersipkan kemerdekaan
Indonesia

Tugas PPKI sebenarnya

a.    Mengesahkan Undang-Undang Dasar.

b.    Memilih dan mengangkat Ir.Soekarno sebgai presiden dan Drs. M.


Hatta sebgai wakil presiden.

c.    Membentuk komite Nasional untuk membantu tugas Presiden sebelum


DPR dan MPR terbentuk

Latar belakang anggota ppki dipanggil ke dalat, tujuan dan hasil yang
didapat
Jepang yang kedudukannya kian terdesak oleh Sekutu akhirnya
memanggil beberapa tokoh pergerakan nasional Indonesia. Tokoh-tokoh
yang dipanggil itu adalah Ir.Sukarno dan Moh.Hatta, keduanya bertolak ke
Dalat (Vietnam) dari tanggal 9 -14 Agustus 1945. Jenderal Terauchi selaku
panglima besar tentara Jepang di Asia Tenggara kemudian
memberitahukan keputusan pemerintah Jepang yang antara lain:

a. Jepang menjanjikan kemeerdekaan Indonesia

b. Pembentukan PPKI

c. Penentuan wilayah Indonesia yang meliputi bekas jajahan Hindia


Belanda.

Anggota dari BPUPKI ada 67 orang yang terdiri dari tokoh utama
pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran. Anggota
BPUPKI ini terdiri dari 60 orang Indonesia serta 7 orang Jepang. Dengan
ketuanya Rajiman Wediodiningrat.

BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di gedung Cuo Sangi In di


jalan Pejambon. BPUPKI mulai bekerja dalam sidang pertama dari tanggal
29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945. Tujuannya merumuskan undang-undang
dasar. Sebelum merumuskan konstitusi negara harus merumuskan dasar
negara Indonesia yang akan menjiwai undang-undang dasar. Untuk
mendapatakan rumusan dasar negara tersebut maka acara sidang adalah
mendengarkan pidato dari beberapa tokoh pergerakan seperti:
1.  Sidang tanggal 29 Mei 1945, Muh Yamin mengumumkan rumusan Lima
azas dasar negara kebangsaan Republik Indonesia, yaitu :
“Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan,
dan Kesejahteraan Rakyat”.
2.  Sidang tanggal 31 Mei 1945, Dr. Supomo mengemukakan lima prinsip
dasar dasar negara yang dinamakan Dasar Negara Indonesia Merdeka,
yaitu
“Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, dan
Keadilan Sosial”
3.  Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Sukarno, mengemukakan lima dasar dasar
negara Indonesia yang dinamakan PANCASILA, yaitu
“Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme/ Peri Kemanusiaan, Mufakat/
Demokrasi, Kesejahteraan sosial, Ketuhanan Yang Maha Esa”
Apa yang dikemukakan Sukarno tersebut dikenal dengan istilah Pancasila.
Tanggal 1 Juni di kenal sebagai hari lahirnya Pancasila.

Pidato itu sekaligus mengakhiri masa sidang pertama BPUPKI. Setelah itu
BPUPKI mengalami masa reses (istirahat) selama satu bulan lebih.
Sebelum masa reses dibentuk Panitia kecil (Panitia Sembilan) dengan
ketua Ir. Sukarno yang bertugas mengolah usul dari konsep para anggota
mengenai dasar negara Indonesia.

22 Juni 1945 Ir. Sukarno melaporkan hasil kerja panitia sembilan ke


anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan Indonesia
merdeka yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta atau Jakarta
Charter. Menurut dokumen tersebut dasar negara Indonesia adalah
sebagai berikut.
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi para
pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadailan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rancangan itu diterima untuk selanjutnya dimatangkan dalam sidang
kedua BPUPKI yang akan diselenggarakan mulai 10 Juni 1945.

Selain itu terdapat pula sidang tanggal 14 Juli 1945 yang membahas
mengenaiRancangan Undang-undang Dasar, dari sidang disepakati bahwa
harus adanya :
·        Pernyataan Indonesia merdeka
·        Pembukaan undang-undang dasar
·        Batang tubuh UUD yang kemudian disebut Undang-undang Dasar
(berisi wilayah negara (sama dengan Hindia Belanda), bentuk negara
kesatuan, pemerintahan republik, bendera nasional Sang Merah Putih, dan
bahasa nasional bahasa Indonesia)

7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat


menyelesaikan tugasnya yaitu menyusun rancangan UUD bagi negara
Indonesia merdeka dan diganti PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau Dokuritsu Junbi Iinkai dengan Ir. Sukarno sebagai ketua.

Mereka meresmikan pembukaan serta batang tubuh Undang-undang


Dasar 1945. Tugasmelanjutkan hasil kerja BPUPKI dan mempersiapkan
pemindahan kekuasaan dari pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.
Anggota PPKI terdiri dari 21 orang Indonesia diketuai oleh Sukarno dan
Hatta sebagai wakilnya.

Secara simbolik PPKI dilantik oleh Jendral Terauchi dengan mendatangkan


Sukarno, Hatta dan Rajiman Wedyodiningrat ke Saigon tanggal 9 Agustus
1945.

Hasilnya cepat lambat kemerdekaan bisa diberikan tergantung kepada


kerja PPKI. Terauchi menyampaikan keputusan bahwa kemerdekaan
Indonesia akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945. Seluruh
pelaksanaan kemerdekaan diserahkan seluruhnya kepada PPKI.

 Latar belakang dan sebab


          Memasuki awal tahun 1944, kedudukan Jepang dalam perang
Pasifik semakin terdesak. Angkatan Laut Amerika Serikat dipimpin
Laksamana Nimitz berhasil menduduki posisi penting di Kepulauan
Mariana seperti Saipan, Tidian dan Guan yang memberi kesempatan untuk
Sekutu melakukan serangan langsung ke Kepulauan Jepang. Sementara
posisi Angkatan Darat Amerika Serikat yang dipimpin oleh Jendral Douglas
Mac Arthur melalui siasat loncat kataknya berhasil pantai Irian dan
membangun markasnya di Holandia (Jayapura). Dari Holandia inilah Mac
Arthur akan menyrang Filipina untuk memenuhi janjinya. Di sisi lain
kekuatan Angkatan Laut Sekutu yang berpusa di Biak dan Morotai berhasil
menghujani bom pada pusat pertahanan militer Jepang di Maluku, 
Sulawesi, Surabaya dan Semarang. Kondisi tersebut menyebabkan
jatuhnya pusat pertahanan Jepang dan merosotnya semangat juang
tentara Jepang. Kekuatan tentara Jepang yang semula ofensif berubah
menjadi defensif (bertahan). Kepada bangsa Indonesia, pemerintah militer
Jepang masih tetap menggembar gemborkan (meyakinkan) bahwa Jepang
akan menang dalam perang Pasifik. (untuk lebih jelasnya, Anda dapat
membuka kembali materi Perang Pasifik pada modul sebelumnya). Pada
tanggal 18 Juli 1944, Perdana Menteri Hideki Tojo terpaksa mengundurkan
diri dan diganti oleh Perdana Menteri Kaiso Kuniaki. Dalam rangka menarik
sipati bangsa Indonesia agar lebih meningkatkan bantuannya baik moril
maupun materiil, maka tanggal 19 September 1944 PM Kaiso Kuniaki
mengeluarkan janji kemerdekaan kelak kemudian hari bagi bangsa
Indonesia. Janji kemerdekaan ini sering disebut dengan istilah Deklarasi
Kaiso.

       Sejak saat itu pemerintah Jepang memberi kesempatan pada bangsa
Indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih berdampingan dengan
Hinomaru (bendera Jepang), begitu pula lagu kebangsaan Indonesia Raya
boleh dinyanyikan setelah lagu Kimigayo. Di satu sisi ada sedikit
kebebasan, namun di sisi lain pemerintah Jepang semakin meningkatkan
jumlah tenga pemuda untuk pertahanan. Selain dari organisasi pertahanan
yang sudah ada ditambah lagi dengan organisasi lainnya seperti: Barisan
Pelajar ( Suishintai), Barisan Berani Mati ( Jikakutai) beranggotakan 50.000
orang yang diilhami oleh pasukan Kamikase Jepang yang jumlahnya
50.000 orang (pasukan berani mati pada saat penyerangan ke Pearl
Harbour). Pada tanggal 1 Maret 1945 Panglima tentara ke-16 Letnan
Jendral Keimakici Harada, mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia disingkat BPUPKI/Dokuritsu
Junbi Cosakai. Tujuan pembentukan badan tersebut adalah menyelidiki
dan mengumpulkan bahanbahan penting tentang ekonomi, politik dan tata
pemerintahan sebagai persiapan untuk kemerdekaan Indonesia. 
       Walaupun dalam penyusunan keanggotaan berlangsung lama karena
terjadi tawar menawar antara pihak Indonesia dan Jepang, namun akhirnya
BPUPKI berhasil dilantik 28 Mei 1945 bertepatan dengan hari kelahiran
Kaisar Jepang. Adapun keanggotaan yang terbentuk berjumlah 67 orang
dengan ketua Dr. K.R.T. Radjiman Widiodiningrat dan R. Suroso dan
seorang Jepang sebagai wakilnya Ichi Bangase ditambah 7 anggota
Jepang yang tidak memiliki suara. Ir. Soekarno yang pada waktu itu juga
dicalonkan menjadi ketua, menolak pencalonannya karena ingin
memperoleh kebebasan yang lebih besar dalam perdebatan, karena
biasanya peranan ketua sebagai moderator atau pihak yang menegahi
dalam memberi keputusan tidak mutlak. 
         Selama masa tugasnya BPUPKI hanya mengadakan sidang dua kali.
Sidang pertama dilakukan pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 di
gedung Chou Sang In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang sekarang dikenal
dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada sidang pertama, Dr. KRT.
Rajiman Widyodiningrat selaku ketua dalam pidato pembukaannya
menyampaikan masalah pokok menyangkut dasar negara Indonesia yang
ingin dibentuk pada tanggal 29 Mei 1945. 
      Ada tiga orang yang memberikan pandangannya mengenai dasar
negara Indonesia yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo dan Ir.
Soekarno. 
Orang pertama yang memberikan pandangannya adalah Mr. Muhammad
Yamin.
Dalam pidato singkatnya, ia mengemukakan lima asas yaitu:
a. peri kebangsaan
b. peri ke Tuhanan
c. kesejahteraan rakyat
d. peri kemanusiaan
e. peri kerakyatan

Pada tanggal 31 Mei 1945, Prof. Dr. Soepomo dalam pidatonya


mengusulkan pula lima asas yaitu: 
a. persatuan
b. mufakat dan demokrasi
c. keadilan sosial
d. kekeluargaan
e. musyawarah

Pada sidang hari ketiga tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan
lima dasar negara Indonesia merdeka yaitu:
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang Maha Esa.
Kelima asas dari Ir. Soekarno itu disebut Pancasila yang menurut beliau
dapat diperas menjadi Tri Sila atau Tiga Sila yaitu:
a. Sosionasionalisme
b. Sosiodemokrasi
c. Ketuhanan yang berkebudayaan

Bahkan menurut Ir. Soekarno Trisila tersebut di atas masih dapat diperas
menjadi Eka sila yaitu sila Gotong Royong.
Anda masih ingat tentang dasar negara Indonesia Pancasila? Ternyata
konsep Pancasila diambil dari konsep Ir. Soekarno, dan kita selalu
mengenang tanggal 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila.
Meskipun sudah ada tiga usulan tentang dasar negara, namun sampai 1
Juni 1945 sidang BPUPKI belum berhasil mencapai kata sepakat tentang
dasar negara. Maka diputuskan untuk membentuk panitia khusus yang
diserahi tugas untuk membahas dan merumuskan kembali usulan dari
anggota, baik lisan maupun tertulis dari hasil sidang pertama. Panitia
khusus ini yang Anda kenal dengan Panitia 9 atau panitia kecil yang terdiri
dari:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Moh. Hatta (wakil ketua)
3. KH. Wachid Hasyim (anggota)
4. Abdoel Kahar Muzakar (anggota)
5. Mr. A.A. Maramis (anggota)
6. Abikoesno Tjokrosoeyoso (anggota)
7. H. Agus Salim (anggota)
8. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
9. Mr. Muhammad Yamin (anggota).

Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan pertemuan.


Hasil dari pertemuan tersebut, direkomondasikan Rumusan Dasar Negara
yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisi
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya;
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab;
c. Persatuan Indonesia;
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Coba Anda perhatikan rumusan piagam Jakarta point pertama, konsep


inilah yang pada akhirnya mengalami perubahan karena adanya kritik
bahwa bangsa Indonesia majemuk dalam beragama. Di sisi lain konsep
tersebut saat ini sedang gencargencarnya untuk diusahakan kembali yaitu
upaya untuk menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya mengingat agama
Islam merupakan mayoritas di Indonesia. (Silahkan Anda analisa sendiri
bagaimana pendapat Anda tentang polemik/masalah di atas?) 
Setelah piagam Jakarta berhasil disusun, BPUPKI membentuk Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar. Ini merupakan sidangnya yang ke-2
pada tanggal 10 - 16 Juli 1945. Panitia ini diketuai oleh Ir. Soekarno dan
beranggotakan 19 orang. Pada sidang tanggal 11 Juli 1945, panitia
Perangcang UUD membentuk panitia kecil yang beranggotakan 7 orang.
a. Prof. Dr. Mr. Soepomo (ketua merangkap anggota)
b. Mr. Wongsonegoro
c. Mr. Achmad Soebardjo
d. Mr. A.A. Maramis
e. Mr. R.P. Singgih
f. H. Agus Salim
g. Dr. Sukiman.

Tugas panitia kecil adalah menyempurnakan dan menyusun kembali


rancangan UUD yang telah disepakati.
Selain panitia kecil di atas, adapula panitia Penghalus bahasa yang
anggotanya terdiri dari Prof. Dr. Mr. Soepomo, Prof. Dr. P.A.A. Hoesein
Djayadiningrat.
Tanggal 13 Juli 1945 panitia perancang UUD yang diketuai Ir. Soekarno
mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja panitia kecil perancang
UUD.
Pada tanggal 14 Juli 1945 dalam rapat pleno BPUPKI menerima laporan
panitia perancang UUD yang dibacakan Ir. Soekarno. Dalam laporan
tersebut tiga masalah pokok yaitu: 
a. pernyataan Indonesia merdeka 
b. pembukaan UUD 
c. batang tubuh UUD.

Konsep pernyataan Indonesia merdeka disusun dengan mengambil tiga


alenia pertama piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar
hampir seluruhnya diambil dari alinea keempat piagam Jakarta. Hasil kerja
panitia perancang UUD yang dilaporkan akhirnya diterima oleh BPUPKI.
Kejadian ini merupakan momentum yang sangat penting karena disinilah
masa depan bangsa dan negara dibentuk. 

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai
        Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI atau Dokurtsu Junbi Cosakai
dibubarkan oleh Jepang karena dianggap terlalu cepat mewujudkan
kehendak Indonesia merdeka dan mereka menolak adanya keterlibatan
pemimpin pendudukan Jepang dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal itu pula dibentuk PPKI atau Dokuritsu Junbi Inkai, dengan
anggota berjumlah 21 orang terdiri dari 12 orang dari Jawa, 3 orang dari
Sumatra, 2 orang dari Sulawesi, 1 orang dari Kalimantan, 1 orang dari
Nusa Tenggara, 1 orang dari maluku, 1 orang dari Tionghoa.
PPKI diketuai oleh Ir Soekarno, wakil ketuanya adalah Moh Hatta dan
penasehat Ahmad Subardjo. Keanggotaan bertambah 6 orang tanpa
sepengetahuan Jepang yaitu R.A.A Wiranata Kusumah, ki Hajar
Dewantoro, Mr. Kosman singodimejo, Sayuti Melik dan Iwa Kusuma
Sumantri. Tugas PPKI adalah menyusun rencana kemerdekaan Indonesia
yang telah dihasilkan BPUPKI.  PPKI pada dasarnya dibentuk oleh
pemerintah pendudukan Jepang sebagai upaya untuk menarik simpati dari
berbagai golongan. PPKI secara simbolik dilantik oleh Jendral Terouchi
dengan mendatangkan Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta dan juga Rajiman
Wedyodiningrat (mantan ketua BPUPKI) ke Saigon pada tanggal 9 Agustus
1945. Dalam pidato pelantikannya Terauchi menerangkan bahwa cepat
atau lambat kemerdekaan bisa diberikan, tergantung pada cara kerja PPKI.
adapun wilayah Indonesia, maka wilayah Indonesia akan meliputi bekas
Hindia Belanda. Bahkan dari hasil pertemuan tanggal 11 Agustus 1945,
rencana kemerdekaan akan diberikan tanggal 24 Agustus 1945.
        Setelah pembentukannya PPKI tidak dapat berbuat banyak, karena
kegiatannya terganggu oleh gerakan para pemuda yang berkeinginan agar
pemimpin PPKI yaitu Ir. Soekarno dan Drs. M. Hatta segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia khususnya pada tanggal 15
Agustus 1945, setelah para pemuda mendengar berita kekalahan Jepang
atas Sekutu akibat pemboman kota Hiroshima 6 Agustus 1945 dan
Nagasaki 9 Agustus 1945. 

Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 fungsi dan peranan


PPKI berubah menjadi:
a. wakil seluruh rakyat Indonesia
b. badan resmi yang berwenang mengesahkan UUD Negara
c. badan yang memilih presidan dan wakil presiden
d. badan pendiri negara Republik Indonesia
e. badan tertinggi Negara Republik Indonesia.

Adapun hasil kerja sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 adalah
menghasilkan 3 keputusan penting demi kelangsungan kehidupan bangsa
dan negara yang baru merdeka, antara lain:
a. mengesahkan UUD negara
b. memilih dan mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Drs. M.
Hatta sebagai wakil presiden RI 
c. membentuk Komite Nasional untuk membantu tugas presiden sebelum
DPR/ MPR terbentuk.
Masih ada beberapa sidang PPKI pasca kemerdekaan yang merupakan
hasil kerja PPKI selama masa tugasnya, namun akan dibahas pada modul
selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai