ASISTEN :
1. EVA NURJANAH
2. QURRATA A’YUN
DISUSUN OLEH :
ELVINA CALISTA
1906112289
AGROTEKNOLOGI-C 2019
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)
Penyakit
a. Dumping off (rebah kecambah). Gejalanya menyerang tanaman bayam
muda pada saat benih mulai berkecambah. Gejala serangan menunjukan
pertumbuhan kecambah yang tidak normal, batang lemah dan mudah
rebah karena akar dan batangnya busuk. Gejala yang khas adalah busuk
pada lapisan korteks akar utama dan pangkal batang yang berwarna
kecoklatan hingga akar dan batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman
menjadi mati. Pengendaliannya dan pemberantasannya dengan
memperbaiki saluran drainase sehingga permukaan tanah tidak terlalu
lembab, peremajaan kembali tanaman dengan mencabut tanaman yang
terserang parah dan penggunaan pupuk yang berimbang.
b. Penyakit karat putih, gejalanya terbentuk bercak-bercak putih yang agak
melepuh pada daun, terutama pada sisi bawah. Bila populasi karat
meningkat dapat terjadi kerusakan daun sehingga mengakibatkan hasil dan
mutu daun menurun. Pengendalianya cukup dilakukan pembongkaran
tanaman dan melakukan peremajaan kembali bila serangan sudah parah.
c. Penyakit virus keriting (spinach blight), gejalanya serangan virus
menyebabkan daun menyempit, mengkerut, menggulung dan mengecil.
Pada daun timbul bercak-bercak. Permukaan daun berwarna kuning
belang-belang (mosaik) Penyakit ini paling banyak menyerang daun
muda. Sedangkan pengendalian dan pencegahan dilakukan dengan cara
mencabut tanaman yang sakit dan membakar tanaman yang sudah
terinfeksi agar tidak menyebar, kemudian melakukan peremajaan kembali.
Dilakukan penggiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman yang tidak
sefamili dengan bayam sebagai tindakan pencegahan. Selain itu lahan
harus bersih dari tanaman-tanaman yang mungkin merupakan inang bagi
penyakit ini.
d. Penyakit kekurangan mangan (Mn), gejalanya ditandai dengan timbulnya
bintik-bintik kuning pada tulang daun. Tepi daun menjadi keriting,
pertumbuhan daun menjadi terhambat. Pengendalian dan pencegahan
dilakukan dengan pemberian kapur pada saat pengolahan tanah, terutama
pada tanah yang diduga kekurangan Mn (Bandini, 2004).
b. Pasca Panen
Pasca panen adalah tindakan pemisahan hasil produksi pertanian dari media
tumbuhnya, yang bertujuan untuk mencegah kehilangan dan mempertahankan mutu.
Yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen bayam adalah melindungi
dari kerusakan fisik atau kebusukan sehingga sampai ditangan konsumen, bayam
yang masih dalam keadaan baik dan segar. Kegiatan Pasca panen bayam meliputi :
1. Pembersihan, adalah suatu tindakan untuk menghilangkan kotoran kotoran
berupa tanah dan hama yang menempel pada hasil pertanian menggunakan air
yang mengalir sehingga hasil panen menjadi lebih bersih. Daun dan akar dari
bayam setelah dipanen cuci dengan menggunakan air bersih untuk
menghilangkan sisa-sisa tanah yang menempel khususnya dibagian akar.
2. Pemilihan atau sortasi, adalah tindakan memisahkan produksi hasil pertanaian
yang baik atau yang buruk, cacat yang disebabkan oleh kerusakan fisik akibat
dimakan hama, penyakit atau pemanenan yang kurang hati-hati. Tidak semua
bayam yang telah dipanen layak untuk dipasarkan. Petani atau pedagang perlu
melakukan pemilahan atau sortasi dengan memisahkan bayam yang baik dan
segar dengan bayam yang cacat. Cacat daun bisa disebabkan oleh kerusakan
fisik akibat dimakan hama, penyakit, atau pemanenan yang kurang hati-hati.
Selanjutnya potongan bayam perlu dirapikan dengan membuang tangkai atau
daun yang rusak.
3. Pengemasan, Untuk memudahkan dalam pengangkutan dan untuk memberikan
daya tarik pada konsumen. Produk yang telah dipanen perlu dikemas.
Pengemasan pada bayam dapat dilakukan dengan mengikat bayam dengan
menggunakan tali bambu, sedangkan untuk supermarket ikatanya menggunakan
plastik isolasi. Dalam satu ikatan biasanya terdiri dari 5-10 tangkai daun dengan
berat per ikatan 100-200 gr. Ikatan bayam selanjutnya dimasukan kedalam
keranjang bambu atau plastik yang kemudian diangkut.
4. Pengangkutan, hasil produksi yang telah dikemas kemudian dilakukan
pengangkutan, dengan menggunakan alat angkut seperti sepede, gerobak, atau
mobil. Dalam melakukan tindakan pengangkutan sebaiknya berhati-hati untuk
menghindarkan kerusakan fisik agar tidak menurunkan nilai jual. Selama
pengangkutan daun bayam yang tidak tertutup kemungkinan mengalami
kerusakan seperti karena benturan dan gesekan. Oleh karena itu dalam
pengangkutan bayam perlu ditata dan diletakan dengan baik dan hati-hati,
terutama untuk pengangkutan jarak jauh. Diusahakan agar sayuran yang
terangkut terlindung dari sinar matahari dan hujan agar tidak cepat layu dan
busuk.
5. Pengkelasan atau grading, adalah pengelompokan hasil pertanian berdasarkan
mutu fisik dan masing-masing kelompok mendapat penentuan harga yang
berbeda.
6. Penyimpanan, Untuk mempertahankan kesegaran hasil pertanian sebelum
sampai kekonsumen dapat dilakukan tindakan penyimpanan. Bayam mudah
layu dan busuk sehingga bayam yang masih dipanen harus segera dipasarkan
atau dikonsumsi. Pada suhu kamar, kesegaran daun bayam hanya bertahan 12
jam. Untuk mempertahankan kesegaran bayam, dapat dengan cara mencelukan
bagian akar sayuran dalam air atau disimpan dalam lemari pendingin.
Penyimpanan dalam lemari pendingin dapat mempertahankan kesegaran bayam
sampai 12-14 hari. Kondisi simpan yang baik dengan suhu 12,8-21,1° C dengan
kelembaban 90-95 %.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Roro. 2012. "Teknik budidaya bayam organik (Amarathus spp) sebagai
jaminan mutu dan gizi untuk konsumen di lembah hijau multifarm dukuh joho
lor, triyagan, sukoharjo propinsi jawa tengah". Skripsi. Fakultas Pertanian.
DIII Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Lehar, Laurensius. 2010. Pertumbuhan dan Hasil Bayam (Amaranthus cruentus L)
Akibat Pemanfaatan Bahan Organik Cair Hasil Fermentasi Isi Rumen. Jurnal
of Penelitian Pertanian Terapan Vol.10 (3) : 164-170. ISSN 1410-5020.
Rukmana. 1994. Bayam Bertanam Dan Pengolahan Pasca Panen. Yogyakarta :
Kanisius.
Setiawati, Tia. 2018. Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.)
dengan Aplikasi Pupuk Organik Kascing dan Mulsa Serasah Daun Bambu.
Jurnal of Ilmu Dasar. Vol.19 No. 1. 37-44.
Zuryanti, Dwi, dkk. 2016. Pertumbuhan, produksi dan kualitas bayam (Amaranthus
tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kalium niitrat
(KNO3). Jurnal of Agronida. ISSN 2442-2541 Volume 2 Nomor 2.