Anda di halaman 1dari 16

ARTIKEL PRAKTIKUM AGROEKOLOGI

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM (Amaranthus sp.)

ASISTEN :
1. EVA NURJANAH
2. QURRATA A’YUN

DISUSUN OLEH :

ELVINA CALISTA
1906112289
AGROTEKNOLOGI-C 2019

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)

Bayam merupakan tanaman


sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus sp. Kata “amarath” dalam
bahasa yunani berarti “everlasting” (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah
Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tanaman hias. Dalam
perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan
sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam
masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri
masuk ke wilayah Indonesia.
Bayam termasuk tanaman yang memiliki daya adaptasi tinggi pada berbagai
ekosistem, baik yang optimum maupun pada kondisi marjinal. Hal ini antara lain
disebabkan bayam memiliki jalur fotosintesis C4, yang efisien proses pengikatan gas
CO2 nya pada kondisi suhu tinggi atau kadar air tanah yang rendah.
Bagi petani, tanaman bayam dapat memberi pemasukan yang cepat, karena
memiliki siklus hidup singkat. Bayam juga mudah diperbanyak dengan biji, yang
tidak memiliki masa dormansi, berukuran kecil, ringan dan berjumlah banyak
sehingga mudah tersebar. Tanaman bayam banyak diusahakan oleh petani dalam
skala usaha kecil, sehingga belum dapat mengimbangi permintaan pasar. Permintaan
pasar yang tinggi dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah
penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Selain
itu di kota-kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki komoditas
sayuran dengan kualitas yang baik.
Jenis – Jenis Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)
1. Bayam Liar
Bayam ini tumbuh secara liar,  dapat dijumpal di lahan-lahan kosong tak
terurus,  sebgai gulma di lahan pertanian,  atau di tempat-tempat yang lembap, 
seperti di tepi selokan. Tanaman ini tumbuh cepat dan semakin subur jika musim
hujan tiba.  Bayam ini dapat dikonsumsi,  tetapi rasanya agak getir sehingga lebih
banyak digunakan sebgai obat atau bahan untuk kecantikan. Jenis bayam liar sebagai
berikut :
 Bayam tanah (A blitum L)
Mempunyai ciri utamanya terletak pada batang yang berwarna merah dan
berduri, daunnya berbentuk lancip dan kecil.  Rasanya agak keras dan kasar.
 Bayam berduri (A spinosus L)
Mempunyai ciri-ciri yang sama dengan bayam tanah,  yaitu daun kecil dan
batang berwarna merah dan keras.  Batangnya berduri.
2. Bayam Budidaya
Jenis ini memang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi karena rasa
daunnya enak,  empuk,  dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Jenis bayam
budidaya di antaranya sebagai berikut :
 Bayam cabut (A. tricolor L)
Bayam cabut disebut juga bayam sekul atau bayam putih.  Cirinya,  daun
agak bulat dengan daging yang tebal dan lemas.  Bunga keluar dari bagian ketiak
cabang, batang berwama hijau keputih-putihan sampai merah.  Dari warna batang dan
daun dikenal jenis bayam putih clan bayam merah Bayam ini dicabut bersama
akarmya kemudian dijual dalam bentuk ikatan. Kecuali untuk diambil bijinya, 
tanaman dibiarkan sampai berbunga dan berbiji.  Tanaman bayam cabut dapat
tumbuh sepanjang musim. Biasanya banyak ditanam pada daerah dataran rendah di
togalan atau pekarangan rumah. Bayam cabut termasuk sayuran yang banyak
dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dan sering dijumpai di setiap pasar,  baik
pasar tradisional atau pasar swalayan dan harganya pun relatif murah. Dengan
kemajuan teknologi,  jenis-jenis bayam cabut berkembang pesat sehingga diperoleh
varietas unggul yang kualitas maupun kuantitasnya lebih baik dari yang sudah ada.
Bayam cabut (A. tricolor L.) merupakan salah satu jenis bayam yang dibudidayakan
dan dikonsumsi masyarakat luas. Jenis bayam ini mempunyai nilai ekonomis tinggi
dibandingkan dengan jenis bayam lainnya disebabkan permintaannya yang cukup
tinggi.
 Bayam Petik/ Bayam Tahunan (Amaranthus hybridus L)
Bayam ini biasanya disebut bayam kakap atau bayam Taiwan,
mempunyai daun lebar-lebar dengan batang tegap, bergizi tinggi tetapi mempunyai
rasa getir dan agak keras. Sedang bijinya berwarna putih dan daunnya bisa dipanen
terus menerus sampai tahunan.

Klasifikasi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)


Adapun beberapa klasifikasi tanaman bayam adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Sub divisi : Spermathopyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliophyta
Sub classis : Caryophyllidae
Family : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Species : Amaranthus L (Amaranthus spp)

Syarat Tumbuh Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)


Tanaman bayam dapat tumbuh kapan saja pada waktu musim hujan atau
kemarau. Tanaman ini kebutuhan airnya cukup banyak sehingga paling tepat ditanam
saat awal musim hujan, yaitu sekitar bulan Oktober-November. Bisa juga ditanam
pada awal musim kemarau, sekitar bulan Maret-April. Bayam dapat ditanam pada
setiap jenis tanah, yang terpenting tanah tersebut banyak mengandung bahan-bahan
organik.
Tanaman bayam banyak tumbuh didaerah tropika dan sub tropika, didataran
rendah dengan ketinggian mencapai 200 mdpl, pH tanah 6-7 tetapi juga bisa hidup
pada pH tanah 8.5 maupun tanah masam. Sedangkan temperatur yang dikehendaki
antara 35-40° C dengan curah hujan antara 1.000-2.000 milimeter. Keistimewaan
bayam adalah berproduksi tinggi dan cepat panen, mudah diusahakan sebagai
tanaman perkarangan serta tidak mudah terserang penyakit. Disamping itu akan lebih
baik jika dipanen sebelum berbunga.
1. Iklim
Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam
khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan
tanaman.
2. Curah Hujan
Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya
juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai
lebih dari 1.500 mm / tahun.
3. Cahaya Matahari
Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar
matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi
(ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang
mendapat sinar matahari penuh.
4. Suhu Udara
Suhu Udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 – 20⁰ C.
5. Kelembaban Udara
Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 – 60%.

Morfologi Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)


Bayam termasuk tanaman setahun atau lebih yang berbentuk perdu (terna) dan
tingginya dapat mencapai ± 1 ½ meter. Sistem perakarannya menyebar dangkal pada
kedalaman antara 20-40 cm,dan memiliki akar tunggang. Batang bayam banyak
mengandung air (herbaceus), tumbuh tinggi di atas permukaan tanah. Bayam tahun
kadang-kadang batangnya mengeras berkayu dan bercabang banyak. Percabangan
akan melebar dan tumbuh tunas baru bila sering dilakukan pemangkasan. Daun
bayam umumnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing dan urat-urat
daunnya jelas. Warna daun bervariasi mulai dari hijau tua, hijau muda, dan hijau
keputih-putihan sampai warna merah Struktur daun bayam liar umumnya kasap dan
kadang-kadang berduri.
Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh tegak, keluar dari ujung tanaman
ataupun dari ketiak-ketiak daun. Bentuk malai bunga memanjang mirip ekor kucing,
dan pembungaannya dapat berlangsung sepanjang musim atau tahun. Alat reproduksi
(perbanyakan tanaman) dengan biji. Dari setiap tandan (malai) bunga dapat
dihasilkan ratusan hingga ribuan biji. Ukuran biji sangat kecil, bentuknya bulat dan
berwarna coklat tua mengkilap sampai hitam kelam, namun pada varietas bijinya
berwarna putih sampai krem.

Teknik Budidaya Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)


1. Pemilihan Lokasi atau kebun
Bayam mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap lingkungan tumbuh,
sehingga dapat ditanam didataran rendah sampai pegunungan (dataran tinggi) ± 2000
m dpl. Untuk memdapatkan hasil panen yang optimal, pemilihan kebun bayam harus
memperhatikan persyaratan pertumbuhannya, yaitu keadaan lahan harus terbuka dan
mendapat sinar matahari penuh, tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik dan memiliki pH 6-7, dan tidak menggenang atau becek (Rukmono, 1983).
2. Pengolahan Tanam
Pengolahan tanah memegang peranan penting dalam budidaya bayam.
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah agar tanah
menjadi lebih gembur dan longgar. Kegiatan pengolahan tanah dapat dilakukan 1-2
minggu sebelum tanam. Tanah yang hendak ditanami bayam dipilih yang cukup
terbuka. Setelah dikerjakan kemudian disiapkan dalam bentuk bedengan atau aluran,
kemudian beri pupuk organik karena bayam sangat banyak menghisap N. Berikut
kegiatan pengolahan tanah untuk budidaya bayam dimulai dari :
a. Penggemburan
Bayam memerlukan tanah yang gembur dan cukup longgar untuk
memudahkan akar tanaman tumbuh dengan baik dan memudahkan pencabutan saat
panen. Oleh karena itu sebelum penanaman tanah harus digemburkan terlebih dahulu
dengan menggunakan garpu atau cangkul. Selain itu tanah dibersihkan dari rumput
atau gulma, sisa-sisa akar tanaman lain, batu-batuan dan sebagainya sehingga tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman nantinya.
b. Pembuatan Bedengan atau Parit
Setelah penggemburan selesai, tanah dibentuk alur-alur atau bedengan.
Bedengan dibuat membujur dari utara ke selatan agar tanaman memperoleh sinar
matahari dari timur. Yang selanjutnya bedengan diberi pupuk organik, pupuk organik
sangat baik untuk tanah karena dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan kesuburan
tanah. Kemudian diantara bedengan diberi parit, yang berguna untuk memudahkan
kegiatan panen, pemeliharaan dan pengaturan drainase. Yang selanjutnya bedengan
dibiarkan sampai 2-4 hari dengan maksud mengurangi kemasaman tanah, membuat
tanah menjadi gembur, mematikan biji atau sisa rumput dan untuk mengetahui
apakan tanah bedengan turun atau tidak.
3. Penanaman
Setelah tanah siap ditanam, benih bayam dapat segera ditaburkan pada
guritan. Guritan dibuat menurut barisan disepanjang bedengan dengan jarak antar
barisan sekitar 20 cm. Sebelum ditaburkan, benih perlu dicampurkan dengan abu
sekam dengan perbandingan 1 bagian benih dan 10 bagian abu. Pencampuran ini
dimaksudkan agar penaburan benih merata atau tidak bertumpuk-tumpuk.
Penanaman dilakukan melalui penaburan benih setipis mungkin dan merata
dalam alur, kemudian ditutup kembali dengan tanah dari bedengan setebal kurang
lebih 1 cm. Penanaman melalui persemaian umumnya untuk penanaman bayam petik.
Benih disemai pada persemaian, kemudian setelah tumbuh (kurang dari 10 hari)
dipindahkan ke lahan, jarak tanam pada sistem ini adalan 20 cm x 20 cm.
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan tindakan merawat tanaman yang dibudidayakan
mulai dari pemupukan, penyiraman, penyiangan, pendaringan, sampai pengendalian
terhadap hama dan penyakit. Pemeliharaan yang buruk akan memberikan hasil yang
buruk pula. Umur tanaman yang singkat, daerah yang relatif dangkal, banyaknya
hama-penyakit yang mengganggu, dan tingginya kebutuhan kadar air adalah beberapa
hal yang memperjelas pentingnya pemeliharaan.
Beberapa hal yang perlu dilakuakan dalam pemeliharaan antara lain :
a. Pemupukan
Pemupukan merupakan salah satu usaha untuk hasil dan kualitas dari tanaman
budidaya seperti sayuran. Pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk organik dan
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa mahkluk hidup yang
diolah melalui proses pembusukan atau dekomposisi oleh bakteri pengurai.
Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara
meramu berbagai bahan-bahan kimia sehingga memiliki presentasi kandungan yang
tinggi. Pupuk organik (pupuk kandang) merupakan bahan pembenah tanah yang
paling baik dibanding bahan pembenah lainnya. Nilai pupuk yang dikandung pupuk
organik pada umumnya rendah dan sangat bervariasi, misalkan unsur Nitrogen (N),
fosfor (P), dan kalium (K) tetapi juga mengandung unsur makro esensial lainnya.
Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik membantu dalam mencegah
terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya retakan tanah. Pemberian bahan organik
mampu meningkatkan kelembaban tanah dan memperbaiki pengatusan dakhil
(internal drainage). Nitrogen dan unsur hara lainnya yang dikandung pupuk organik
dilepaskan secara perlahan-lahan. Sehingga penggunaan yang berkesinambungan
akan banyak membantu dalam membangun kesuburan tanah.
Pupuk organik sangat dibutuhkan dalam budidaya bayam, pupuk tersebut
diberikan 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar (pupuk kandang) dengan dosis
20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi dengan dosis 4 kg/ha. Jika
perlu berikan pupuk cair 5 liter/ha (0,3 ml/m 2) pada umur 2 minggu setelah
penaburan benih.
b. Penyiraman
Pengairan merupakan syarat mutlak keberhasilan usaha tani bayam.
Tanaman bayam tidak menyukai keadaan tanah yang becek dan tergenang. Hal ini
menyebabkan kondisi tanah menjadi lembab sehingga akan merangsang tumbuhnya
cendawa yang akan menyebabkan akar menjadi busuk. Selain itu, sirkulasi udara
didalam tanah menjadi kurang baik.
Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanah selalu
dipertahankan, misalnya dengan pemberian pupuk organik yang teratur dan
kecukupan air. Tanaman muda harus disiram secara teratur, saat hujan jarang turun
penyiraman harus diperhatikan.
Senantiasa gunakan gembor halus untuk penyiraman karena air siraman yang
terlalu deras atau kuat bisa merubuhkan tanaman bayam yang batangnya memang tak
begitu kokoh.
c. Penyiangan
Penyiangan dapat dailakukan dua minggu sekali, atau tergantung banyaknya
gulma yang tumbuh. Rumput-rumput yang tumbuh dicabut. Penyiangan dengan
kored pada lahan bayam kebanyakan diluar areal pertanaman atau pada parit/tepi
bedengan. Sedangkan rumput yang tumbuh disela-sela tanaman lebih baik dicabut
dengan tangan karena tidak akan terlalu merusak tanaman bayam.
d. Penjarangan
Penjarangan tanaman bertujuan untuk menjaga vigor (sosok) tanaman agar
kekar dengan daun-daun yang lebar, sehingga lebih menarik dan daya tahan
kesegarannya relatif lebih lama. Penjarangan pada tanaman bayam dilakukan apabila
tanaman terlalu rapat, tanaman akan cenderung tumbuh etiolasi atau tumbuh tinggi,
tetapi dengan diameter batang dan lebar daun yang terlalu kecil.
Penjarangan tanaman dilakukan jika pertumbuhannya terlalu rapat, usahakan
kerapatan tanaman sekitar 1-2 tanaman per 1 cm panjang alur penanaman. Jika harus
dilakukan penjarangan tanaman, lakukan sebelum pemupukan. Caranya cabut
tanaman yang paling kecil diantara rumput tanaman di alur-alur yang tampak terlalu
rapat.
Hama Dan Penyakit Pada TanamanBayam (Amaranthus sp.)
Hama dan Penyakit adalah organisme pengganggu tanaman yang menjadi
salah satu faktor penyebab rusaknya pertumbuhan dan produksi tanaman. Bahkan
dapat menyebabkan kematian tanaman sehingga menimbulkan kerugian yang besar
pada petani.
Berikut hama dan penyakit yang menyerang tanaman bayam dan
pengendaliannya secara organik diantaranya :
 Hama
a. Ulat daun, Gejalanya serangan terlihat pada daun yang tampak hijau segar
berupa lubang-lubang bekas gigitan pada bagian tengah dan tepi daun. Bila
serangan berat maka hanya tersisa tulang daunnya saja. Pengendalian ulat
daun dilakukan dengan cara memotong daun yang terserang ulat. Bila
serangan hebat, dapat digunakan insektisida biologi Basillus thuringiensis
atau Dipel WP) dengan dosis 1 g/l air atau insektisida Diazinon, dosis 1-2
cc/l air. Pemberian di hentikan setelah 14 hari sebelum panen.
b. Ulat Penggulung Daun (Hymenia recurvalis [Fabricus]), gejalanya daun
tanaman bayam berlubang dan kemudian menggulung. Pengendaliannya
dilakukan dengan cara secara manual membuang daun yang terserang.
Secara biologi dengan menggunakan musuh alami yang berasal dari ordo
Hymenoptera dari jenis Trathala flavoorbitalis (Cameron) yang menyerang
pada stardia larva.
c. Belalang (Sexava spp), gejalanya daun yang masih muda terdapat gigitan
dibagian tepi daun dan serangannya hampir menyerupai serangan ulat daun.
Pengendaliannya sangat mudah, dengan cara mekanik belalang dapat
dikurangi yaitu dengan menggoyanggoyangkan daun bayam ke kiri dan
kekanan dengan ujung sapu lidi agar belalang berterbangan.
d. Kutu daun (Myzus persicae), gejala pertama yang disebabkan adalah
menghisap cairan daun yang menyebabkan daun bayam melengkung dan
berpilin. Bila serangan sudah berat maka daun bayam akan rontok dan
pertumbuhan tanaman akar terhambat dan kerdil. Pengendaliannya secara
mekanik dengan mencabut dan membakar tanaman yang terserang kutu
daun.
e. Bekicot atau siput, gejalanya hama ini menyerang dengan memakan benih
dipersemaian sehingga tanaman tidak tumbuh. Pada daun, batang, dan akar
bayam terlihat bekas gigitan berlubang-lubang. Hal ini akan menurunkan
kualitas hasil panen. Pada areal sekitar tanaman yang terserang terdapat
kotoran hama yang berwarna hitam. Pengendaliannya secara mekanik
dengan mencari bekicot atau siput dan membunuhnya. Dapat juga dengan
perangkap dari tempurung kelapa berpintu. Didalamnya diletakkan umpan
berupa tanaman beracun, yaitu campuran antara 1 kg dedak basah dengan 50
gr metaldehyde. Untuk 1 ha, dibutuhkan 50-60 kg.

 Penyakit
a. Dumping off (rebah kecambah). Gejalanya menyerang tanaman bayam
muda pada saat benih mulai berkecambah. Gejala serangan menunjukan
pertumbuhan kecambah yang tidak normal, batang lemah dan mudah
rebah karena akar dan batangnya busuk. Gejala yang khas adalah busuk
pada lapisan korteks akar utama dan pangkal batang yang berwarna
kecoklatan hingga akar dan batang menjadi busuk dan akhirnya tanaman
menjadi mati. Pengendaliannya dan pemberantasannya dengan
memperbaiki saluran drainase sehingga permukaan tanah tidak terlalu
lembab, peremajaan kembali tanaman dengan mencabut tanaman yang
terserang parah dan penggunaan pupuk yang berimbang.
b. Penyakit karat putih, gejalanya terbentuk bercak-bercak putih yang agak
melepuh pada daun, terutama pada sisi bawah. Bila populasi karat
meningkat dapat terjadi kerusakan daun sehingga mengakibatkan hasil dan
mutu daun menurun. Pengendalianya cukup dilakukan pembongkaran
tanaman dan melakukan peremajaan kembali bila serangan sudah parah.
c. Penyakit virus keriting (spinach blight), gejalanya serangan virus
menyebabkan daun menyempit, mengkerut, menggulung dan mengecil.
Pada daun timbul bercak-bercak. Permukaan daun berwarna kuning
belang-belang (mosaik) Penyakit ini paling banyak menyerang daun
muda. Sedangkan pengendalian dan pencegahan dilakukan dengan cara
mencabut tanaman yang sakit dan membakar tanaman yang sudah
terinfeksi agar tidak menyebar, kemudian melakukan peremajaan kembali.
Dilakukan penggiliran tanaman (rotasi) dengan tanaman yang tidak
sefamili dengan bayam sebagai tindakan pencegahan. Selain itu lahan
harus bersih dari tanaman-tanaman yang mungkin merupakan inang bagi
penyakit ini.
d. Penyakit kekurangan mangan (Mn), gejalanya ditandai dengan timbulnya
bintik-bintik kuning pada tulang daun. Tepi daun menjadi keriting,
pertumbuhan daun menjadi terhambat. Pengendalian dan pencegahan
dilakukan dengan pemberian kapur pada saat pengolahan tanah, terutama
pada tanah yang diduga kekurangan Mn (Bandini, 2004).

Panen dan Pasca Panen Tanaman Bayam (Amaranthus sp.)


a. Panen
Panen adalah suatu tindakan memisahkan bahan makanan (dengan atau tanpa
bagian nonedible) langsung dari media tumbuh dan biasanya dilakukan oleh
manusia. Cara pemanenan, baik secara mekanik ataupun manual, akan
mempengaruhi derajat (tingkat) dan tipe perlukaan, kememaran, sayatan yang terjadi.
Bagian-bagian yang rusak merupakan titik-titik masuk bagi jasad renik yang dapat
menurunkan kualitas, atau lubang-lubang kehilangan air yang lebih besar dan
selanjutnya penurunan ketegaran (turgidity) terutama pada tanaman sayur. Sehingga
dalam panen perlu memperhatikan faktor-faktor seperti waktu panen, tingkat
kemasakan pada waktu panen, dan cara yang tepat saat panen akan mempengaruhi
kualitas pada tanaman yang dipanen.
Bayam dapat dipanen pada waktu yang relatif singkat, Selain itu panen dapat
dilakukan beberapa kali dengan selang waktu beberapa hari. Sesuai dengan caranya
umur bayam petik dan cabut dipanen umur 3-4 minggu setelah tanam yaitu saat tinggi
tanaman sekitar 20 cm. Pegang batang bagian bawah dan cabut bayam hingga
keakarnya. Bila ditarik pada bagian atas sering batang patah menjadi dua. Bila tekstur
tanah kurang gembur atau tak ingin menyertai akarnya, bayam cabut dapat dipotong
menggunakan pisau. Potonglah batang diatas permukaan tanah, bila tanaman telah
tinggi boleh dipotong 2 cm dari permukaan tanah dan bila belum terlalu tinggi bisa
dipotong dari mulai batang muncul. Bayam petik dipanen berkali-kali. Setelah 1-1,5
bulan setelah tanam pemetikan awal boleh dimulai. Selanjutnya tanaman dibiarkan
tumbuh kembali. Seminggu kemudian bisa dipanen lagi (Nazaruddin, 1998).

b. Pasca Panen
Pasca panen adalah tindakan pemisahan hasil produksi pertanian dari media
tumbuhnya, yang bertujuan untuk mencegah kehilangan dan mempertahankan mutu.
Yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen bayam adalah melindungi
dari kerusakan fisik atau kebusukan sehingga sampai ditangan konsumen, bayam
yang masih dalam keadaan baik dan segar. Kegiatan Pasca panen bayam meliputi :
1. Pembersihan, adalah suatu tindakan untuk menghilangkan kotoran kotoran
berupa tanah dan hama yang menempel pada hasil pertanian menggunakan air
yang mengalir sehingga hasil panen menjadi lebih bersih. Daun dan akar dari
bayam setelah dipanen cuci dengan menggunakan air bersih untuk
menghilangkan sisa-sisa tanah yang menempel khususnya dibagian akar.
2. Pemilihan atau sortasi, adalah tindakan memisahkan produksi hasil pertanaian
yang baik atau yang buruk, cacat yang disebabkan oleh kerusakan fisik akibat
dimakan hama, penyakit atau pemanenan yang kurang hati-hati. Tidak semua
bayam yang telah dipanen layak untuk dipasarkan. Petani atau pedagang perlu
melakukan pemilahan atau sortasi dengan memisahkan bayam yang baik dan
segar dengan bayam yang cacat. Cacat daun bisa disebabkan oleh kerusakan
fisik akibat dimakan hama, penyakit, atau pemanenan yang kurang hati-hati.
Selanjutnya potongan bayam perlu dirapikan dengan membuang tangkai atau
daun yang rusak.
3. Pengemasan, Untuk memudahkan dalam pengangkutan dan untuk memberikan
daya tarik pada konsumen. Produk yang telah dipanen perlu dikemas.
Pengemasan pada bayam dapat dilakukan dengan mengikat bayam dengan
menggunakan tali bambu, sedangkan untuk supermarket ikatanya menggunakan
plastik isolasi. Dalam satu ikatan biasanya terdiri dari 5-10 tangkai daun dengan
berat per ikatan 100-200 gr. Ikatan bayam selanjutnya dimasukan kedalam
keranjang bambu atau plastik yang kemudian diangkut.
4. Pengangkutan, hasil produksi yang telah dikemas kemudian dilakukan
pengangkutan, dengan menggunakan alat angkut seperti sepede, gerobak, atau
mobil. Dalam melakukan tindakan pengangkutan sebaiknya berhati-hati untuk
menghindarkan kerusakan fisik agar tidak menurunkan nilai jual. Selama
pengangkutan daun bayam yang tidak tertutup kemungkinan mengalami
kerusakan seperti karena benturan dan gesekan. Oleh karena itu dalam
pengangkutan bayam perlu ditata dan diletakan dengan baik dan hati-hati,
terutama untuk pengangkutan jarak jauh. Diusahakan agar sayuran yang
terangkut terlindung dari sinar matahari dan hujan agar tidak cepat layu dan
busuk.
5. Pengkelasan atau grading, adalah pengelompokan hasil pertanian berdasarkan
mutu fisik dan masing-masing kelompok mendapat penentuan harga yang
berbeda.
6. Penyimpanan, Untuk mempertahankan kesegaran hasil pertanian sebelum
sampai kekonsumen dapat dilakukan tindakan penyimpanan. Bayam mudah
layu dan busuk sehingga bayam yang masih dipanen harus segera dipasarkan
atau dikonsumsi. Pada suhu kamar, kesegaran daun bayam hanya bertahan 12
jam. Untuk mempertahankan kesegaran bayam, dapat dengan cara mencelukan
bagian akar sayuran dalam air atau disimpan dalam lemari pendingin.
Penyimpanan dalam lemari pendingin dapat mempertahankan kesegaran bayam
sampai 12-14 hari. Kondisi simpan yang baik dengan suhu 12,8-21,1° C dengan
kelembaban 90-95 %.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Roro. 2012. "Teknik budidaya bayam organik (Amarathus spp) sebagai
jaminan mutu dan gizi untuk konsumen di lembah hijau multifarm dukuh joho
lor, triyagan, sukoharjo propinsi jawa tengah". Skripsi. Fakultas Pertanian.
DIII Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Lehar, Laurensius. 2010. Pertumbuhan dan Hasil Bayam (Amaranthus cruentus L)
Akibat Pemanfaatan Bahan Organik Cair Hasil Fermentasi Isi Rumen. Jurnal
of Penelitian Pertanian Terapan Vol.10 (3) : 164-170. ISSN 1410-5020.
Rukmana. 1994. Bayam Bertanam Dan Pengolahan Pasca Panen. Yogyakarta :
Kanisius.
Setiawati, Tia. 2018. Pertumbuhan Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.)
dengan Aplikasi Pupuk Organik Kascing dan Mulsa Serasah Daun Bambu.
Jurnal of Ilmu Dasar. Vol.19 No. 1. 37-44.
Zuryanti, Dwi, dkk. 2016. Pertumbuhan, produksi dan kualitas bayam (Amaranthus
tricolor L.) pada berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kalium niitrat
(KNO3). Jurnal of Agronida. ISSN 2442-2541 Volume 2 Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai