NIM : 1906112289 Kelas : AGT-D Mata Kuliah : Pertanian Berkelanjutan
Perbedaan Undang-Undang Nomor 22 tahun 2019 tentang Sistem Budidaya
Pertanian Berkelanjutan dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya
Pertanian Berkelanjutan adalah Undang-Undang baru yang mencabut dan menggantikan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478). Ketentuan Pasal 130 UU 22/2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan mencabut dan menyatakan bahwa Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman tidak berlaku, namun semua aturan pelaksanaannya masih bisa digunakan sepanjang belum diganti dengan yang baru. Aturan pelaksanaannya atau Peraturan Pemerintah harus dibuat maksimal 3 tahun setelah UU baru ini diundangkan. Terdapat perbedaan diantara kedua Undang-Undang sesuai pada judul tugas Pertanian Berkelanjutan ini. Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan dan memperluas penganekaragaman hasil Pertanian, guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri dalam negeri, dan memperbesar ekspor, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup Petani, serta mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan mengatakan bahwa Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan sebagai bagian dari Pertanian pada hakikatnya adalah pengelolaan sumber daya alam hayati dalam memproduksi komoditas Pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia secara lebih baik dan berkesinambungan dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup. Paradigma baru yang diusung Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan adalah Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan pada prinsipnya merupakan paradigma pengelolaan Pertanian yang mengintegrasikan empat elemen, yaitu aspek lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi sehingga manfaat Pertanian dapat dinikmati dalam waktu yang lama. Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan dilakukan dengan memperhatikan daya dukung ekosistem, mitigasi, dan adaptasi perubahan iklim, serta kelestarian lingkungan guna mewujudkan sistem Pertanian yang maju, efisien, tangguh, dan berkelanjutan. Beberapa pasal yang terdapat pada UU Nomor 22 Tahun 2019 adalah menekankan atau memperbaharui untuk menerapkan pertanian berkelanjutan, terkhusus seperti wajib mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya kerusakan lingkungan hidup, mencegah timbulnya pencemaran lingkungan, pelindungan pertanian dilaksanakan dengan sistem pengelolaan hama terpadu serta penanganan dampak perubahan iklim. Dilarang menggunakan sarana Budidaya Pertanian, Prasarana Budidaya Pertanian, dan/atau cara yang mengganggu kesehatan dan/atau mengancam keselamatan manusia serta menimbulkan gangguan dan kerusakan sumber daya alam dan atau lingkungan hidup dan sebagainya.