Anda di halaman 1dari 11

NAMA : LIA AINI SALSABILA

NIM : P17334117424
KELAS : D4/3
DEADLINE : 25/3/2020
TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM
RESUME SISTEM OPERASIONAL LABORATORIUM DAN PENGADAAN BAHAN / REAGEN
DENGAN SISTEM MRP
MANAJEMEN OPERASIONAL
Manajemen Operasional lahir sejak 1970-an hingga sekarang. Manajemen Operasional memiliki
tujuan yaitu mewujudkan efisiensi ekonomi dalam proses produksi, baik barang maupun jasa,  kualitas
yang tinggi , dapat diserahkan ke pasar dalam waktu yang cepat , dan peralatan produksi dapat dengan
segera dialihkan untuk mengerjakan produk lainnya.
Manajemen operasional adalah bentuk pengelolaan secara menyeluruh dan optimal pada masalah
tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, peralatan, bahan-bahan mentah, atau produk apa saja yang
sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang dan jasa yang biasa dijual belikan.
Manajemen operasional sangat erat kaitannya dengan Fungsi Manajemen yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
 Tahap  Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi; Riset dan
pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola produksi;penyusunan
layout & job design; serta penentuan standar kerja.
 Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengaturan proses produksi; pemeliharaan
dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan kesejahteraan pekerja.
 Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan
biaya produksi dan operasi. Pengambilan keputusan seorang pemimpin operasional.
Kegiatan operasional atau produksi secara singkat dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan atau
proses untuk merubah input menjadi output.Secara lebih detail proses transformasi tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :

Proses produksi didefinisikan sebagai “suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga manusia, bahan
serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna. Produk yang dihasilkan dapat berupa benda
seperti mobil, pakaian, obat dan sebagainya namun dapat juga berupa jasa seperti informasi, pelayanan,
pilot dan lain sebagainya. Pada hakekatnya proses produksi adalah proses pengubahan (Informasi) dari
bahan atau komponen (input) menjadi produk lain yang mempunyai nilai tinggi atau terjadi penambahan
nilai.

Ruang Lingkup Manajemen Operasi

Sebagai suatu sistem manajemen operasi memiliki karakteristik :


1. Mempunyai tujuan, yaitu menghasilkan barang atau jasa
2. Mempunyai kegiatan, yaitu proses transformasi
3. Adanya mekanisme yang mengendalikan pengoperasian

Perangkat Manajemen Operasional Laboratorium

Untuk mengelola laboratorium yang baik harus dipahami perangkat-perangkat manajemen


laboratorium, yaitu:
1. Tata ruang
2. Alat atau mesin
3. Infrastruktur
4. Administrasi laboratorium
5. Organisasi laboratorium
6. Fasilitas pendanaan
7. Inventarisasi dan keamanan
8. Pengamanan laboratorium
9. Disiplin yang tinggi
10. Keterampilan SDM
11. Peraturan dasar
12. Penanganan masalah umum
13. Jenis-jenis pekerjaan.

Semua perangkat-perangkat tersebut di atas, jika dikelola secara optimal akan mendukung
terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian manajemen laboratorium
dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan
tata ruang sampai dengan perencanaan semua perangkat penunjang lainnya. Dengan demikian sebagai
pusat aktivitasnya adalah tata ruang.

Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Operasional Organisasi/Perusahaan

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Operasional adalah: Manajer/Pimpinan Pada


dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan mempengaruhi dalam beberapa hal,
seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah
yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang
digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan
kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke
waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
 Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka
dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi
karyawan memainkan bagian penting, karena cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses
atau gagalnya hubungan antar manusia.
 Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu
kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang
dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal,
sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.

 Faktor eksternal organisasi


Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi
merupakan faktor utama yang mempengaruhi organisasi. Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain
pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan
pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.

MANAJEMEN LOGISTIK
Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta
penghapusan material/alat-alat. (Subagya,1994). Logistik diartikan pula sebagai bagian dari instansi
yang tugasnya menyediakan barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasionalnya instansi tersebut
dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan) dengan harga serendah
mungkin (Aditama, ). Adapun kegiatan logistik meliputi mengadakan pembelian, inventory dan stock
control, penyimpanan dan pengembangan, produksi dan operasional, keuangan, akuntansi
manajeman, penjualan dan distribusi serta informasi.

Secara singkat, logistik adalah bagian dari kegiatan pengadaan yang terkait dengan fungsi
pengendalian, sediaan, penggudangan, transportasi, penjaminan dan pengendalian mutu. Agar dapat
terselenggara dengan baik dan dapat berjalan dengan efektif dan efisien maka logistik harus dikelola
dengan baik melalui managemen logistik.
1. Kegiatan manajerial
2. Perencanaan dan penentuan kebutuhan mencangkup aktivitas, pemikiran, penetapan sasaran,
pedoman, perhitungan, perumusan tindakan yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang.
3. Pengorganisasian mencangkup kegiatan merancang dan merumuskan struktur formal dalam
upaya pengelolaan logistik dengan mengunakan kegiatan mengelompokkan, pengatur dan
membagi tugas sekaligus wewenang kepada setiap unit atau anggota organisasi
4. Pengawasan mencangkup setiap  upaya untuk menjaga pelaksanaan setiap tindakan dan kegiatan
dalam pengelolaan logistik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, baik berkaiatan dengan
pengunaan logistik, maupun proses pengelolaan logistik.
5. Kegiatan operasional
6. Pengadaan logistik : serangkaian untuk menyediakan logistik sesuai dengan kebutuhan, baik
berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga yang
tersumber yang dapat dipertanggung jawaban
7. Pencatatan ( infentarisasia ) : kegiatan untuk menyediakan data atas semua logistik yang dimiliki.
8. Penyimpanan atau pengundangan : kegiatan pengurusan logistik baik yang bersifat  administratif
maupun operasional berkaitan dengan perumusan maupun kebersamaan tata kerja, tata ruang, tata
usaha, maupun pengetahuan barang digudang.
9. Pendistribusian : kegiatan yang berkaitan dengan pembagian dan penyampaian logistik kepada
satuan unit atau unit organisasi yang membutuhkan sesuai dengan sistem kerja yang ditetapkan.
10.  Pemeliharaan : kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan kondisi teknis, daya
guna, dan daya hasil logistik serta menjamin jangka waktu pemakaian barang mencapai batas
waktu yang optimal.
11. Menghapus atau pemusnahan : kegiatan pembebasan logistik dari pertanggung jawaban baik
secara fisik maupun administratif karena logistik tersebut lebih dinilai sudah tidak berdaya guna
lagi.

Pada manajemen logistik terdapat beberapa fungsi salah satunya dalah Fungsi Pengadaan
Pengadaan adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan memenuhi
kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan yang berlaku dengan menciptakan sesuatu
yang tadinya belum ada menjadi ada.

Penyusunan dan pengadaan alat dan bahan laboratorium diperlukan untuk menghasilkan
manajemen laboratorium yang berkulitas. Untuk dapat mengelola alat dan bahan dengan baik, dapat
dilakukan sistem MRP yaitu suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang
tepat dalam perencanaan kebutuhan produk dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan
dapat tersedia sesuai dengan kebutuhan agar ketersediaan barang di laboratorium dapat dikelola
dengan baik.

Metode Perhitungan Manajemen Logistik (Sistem MRP)

a. Enterprise Resource Planning (ERP)


Perencanaan sumber daya perusahaan, atau sering disingkat ERP dari istilah bahasa
Inggris-nya Enterprise Resource Planning, adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi
perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses
bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan
bersangkutan (Wikipedia, 2010).

.ERP (Enterprise resource Planning) adalah perkembangan lebih lanjut dari MRP, closed-loop
MRP dan MRP. Dari namanya dapat disimpulkan bahwa ERP cakupannya lebih luas dari MRP II.
Kedua-duanya menyangkut perencanaan. MRP II adalah perencanaan yang sudah lebih luas dari
pendahulunya, yaitu MRP, karena mengintegrasikan perencanaan material dengan perencanaan lain
seperti perencanaan bisnis, perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan
keuangan.Namun MRP II sebagaimana namanya yaitu Manufacture Resouce Planning, masih
terfokus dengan perencanaan yang langsung berkaitan dengan manufaktur, sedangkan ERP
(EnterpriseRresoruce Planning) juga masih mengenai perencanaan, tetapi mencakup hal yang lebih
luas lagi tidak hanya bersangkutan langsung dengan manufaktur, tetapi mencakup seluruh
perusahaan.

Pengertian MRP

Material Requirement Plann ing (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur
yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan
terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantungan (dependent demand items)
(Gaspersz, 1998). Konsep Material Requirement Planning (MRP) mencakup hal-hal yang berhubungan
dengan sistem persediaan sekaligus sistem informasinya agar dapat dicapai sistem pengadaan material
secara lebih tepat waktu, tepat jumlah, tepat bahan baku dan tepat harga. Ide yang mendasar dari konsep
ini sering digunakan dalam penyelesaian proyek industri mulai dari pembangunan rumah sederhana
sampai ke pembangunan gedung-gedung pencakar langit. Melalui penggunaan bahan yang tepat dan pada
saat yang tepat adalah merupakan filosofi utama yang digunakan dalam menyelesaikan berbagai macam
proyek tersebut.

Tujuan dari MRP secara spesifik kedalam 4 dimensi berikut ini

1. Menetukan kebutuhan pada saat yang tepat


2. Menentukan kebutuhan minimal tiap item
3. Menetukan pelaksaan rencana pemesanan
4. Menentukan penjadwalan ulang
Proses MRP
Terdapat 4 Langkah Dasar Proses MRP, yaitu:
a. Netting
Proses perhitungan jumlah kebutuhan bersih yang biasanya merupakan selisih antara
kebutuhan kotor dengan persediaan di tangan dan yang sedang diproses (dipesan).
b. Lot Sizing
Proses penentuan besar lot size. Merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya
jumlah pesanan optimal untuk setiap item secara individual berdasarkan pada hasil
perhitungan kebutuhan bersih yang telah dilakukan.
c. Offsetting
Proses penentuan saat melakukan pemesanan Merupakan salah satu langkah pada
MRP untuk menentukan saat yang tepat untuk rencana pemesanan dalam memenuhi
kebutuhan bersih. Rencana pemesanan didapat dengan cara menggabungkan saat
awal tersedianya lot size yang diinginkan dengan besarnya waktu ancang. Waktu
ancang ini sama dengan besarnya waktu saat barang mulai dipesan atau diproduksi
sampai barang tersebut siap untuk dipakai.
d. Explosion
Proses penguraian kebutuhan dalam bagian-bagian produk yang paling kecil.

Output MRP
Keluaran MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP,
yaitu: (Gaspersz, 2005)
a. Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana)
Adalah penentuan jumlah kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa
yang akan datang.
b. Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan)
Berguna bagi pembeli yang akan digunakan untuk bernegosiasi dengan pemasok, dan
berguna juga bagi manejer manufaktur, yang akan digunakan untuk mengontrol proses
produksi.
c. Changes to planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah direncanakan)
Adalah yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan, pengubahan
jumlah pesanan.
d. Performance Report (Laporan Penampilan)
Suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem bekerja, kaitannya dengan
kekosongan stock dan ukuran yang lain. Terlihat pada gambar Sistem MRP
item:                                                   Order
Quantity :
Lead Time:                                     Safety Stock     :
Periods 1 2 3 4 5 N
Gross Requirement            
Scheduled Receipts            
Projected Available Balance/
           
On hand inventory
Net Requirement            
Planned Order Receipts            
Planned Order Releases            
Tabel 1 Form Schedule MRP

KOMPONEN MRP

Salah satunya ada Master Production Schedule (MPS)

Master Production Schedule atau Jadwal Induk Produksi adalah suatu jadwal yang akan
menunjukkan jumlah produk yang akan dibuat dalam tiap-tiap periode dengan tujuan untuk mengetahui
kapasitas perusahaan dalam merencanakan produksi serta untuk menyusun budget.

Jadwal Induk Produksi dapat dinyatakan dalam salah satu istilah sebagai berikut:

1. Membuat berdasarkan pesanan = make to order

2. Merakit berdasarkan pesanan atau perkiraan = assembler to order or forecast

3. Membuat simpanan berdasarkan perkiraan = stock to forecast

MASTER PRODUCTION SCHEDULE


Pada dasarnya istilah MPS (Master Production Schedule) adalah jadwal produksi induk yang
merupakan hasil dari aktivitas penjadwalan produksi induk. MPS mendisagregasikan dan
mengimplementasikan rencana produksi.

Komponen-komponen yang terdapat dalam MPS:


1. Item Nomor
Menyatakan kode komponen atau material
2. Lead Time
Waktu yang dibutuhkan untuk memesan sampai merilis suatu item
3. Safety Stock
Menyatakan cadangan material yang harus ada di tangan sebagai antisipasi kebutuhan di
masa yang akan datang.
4. Description
Menyatakan deskripsi material secara umum.
5. On hand
Menyatakan jumlah material yang ada di tangan sebagai sisa periode sebelumnya.
6. Demand Time Fences
(DTF) merupakan batas waktu penyesuaian pesanan permintaan. Panjangnya = assy lead
time. Projected Available Balance dihitung dari aktual demand. Disini perubahan demand
tidak akandilayani.
7. Forecast
Merupakan hasil peramalan sebelumnya sebagai hasil dari perencanaan agregat.
8. Actual Order
(AO) merupakan jumlah order yang sudah diterima sebelumnya.
9. Projected Available Balance
(PAB) merupakan jumlah perkiraan sisa.
PAB before demand time fence (hanya memperhatikan customer orders):
PAB = prior period PAB or on-hand balance + MPS – customerorders
PAB after demand time fence (memilih greater of forecast or customer orders):
PAB = prior period PAB + MPS – greater of the forecast or customer orders
10. ATP (Available To Promise)
Informasi berapa banyak item yang dijadwalkan pada periode waktu itu tersedia untuk
pesanan pelanggan. Dengan kata lain merupakan jumlah material on hand pada inventory
yang sebenarnya. Dapat dihitung menggunakan rumus :
ATP = ATPt-1 + MSt – Actual Order sampai pada periode yang sudah dijadwalkan pada MPS.
ATP tidak boleh minus, jika hal ini terjadi maka akan terjadi lost sales karena permintaan
tidak dapat dipenuhi.
11. MPS
Merupakan hasil konfersi dari perencanaan yang akan diproduksi.

Contoh pengadaan bahan atau reagen dengan system MRP (Material Requirement Planning)
Sebuah laboratorium diminta sudah dapat menyiapkan stok reagen glukosa selama 1 tahun data MPS
nya sebagai berikut :

Daftar pustaka :
1. Suyanta. 2017. Manajemen Operasional laboratorium [Tersedia secara online:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyanta-msi-dr/manajemen-lab.pdf] (diakses 23
Maret 2020)
2. Malakooti, Behnam (2013). Operations and Production Systems with Multiple Objectives.
John Wiley & Sons. ISBN 978-1-118-58537-5
3. http://www.academia.edu/10455606/MRP_dan_ER
4. sahela, Sitti. 2012. Organisasi dan manajemen pelayanan Kesehatan: PT salmeba

Anda mungkin juga menyukai