Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Perubahan Fisiologis Istirahat – Tidur Pada Lansia

Secara umum, fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh


adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan
dan menekan pusat otak agar agar dapat tidur dan bangun. Pusat pengaturan tidur
terdapat pada medula oblongata. Tahapan tidur diklasifikasikan berdasarkan ada
atau tidak adanya REM. Siklus yang khas terdiri dari empat tahap Non-Rapid Eye
Movement (NREM) dan satu tahap Rapid Eye Movement (REM) atau disebut
tahap mimpi. Pada awal setiap siklus, tahap NREM terjadi secara berurutan dari
tahap I (tidur paling ringan) hingga tahap IV (tidur yang paling dalam). Tahap-
tahap ini kemudian terjadi dalam urutan terbalik hingga tahap I tercapai lagi dan
diikuti oleh tidur REM. Siklus berulang pada malam hari, dengan panjang
peningkatan REM dan panjang tahap III dan IV secara bertahap berkurang (lebih
banyak tahap mimpi dan lebih sedikit tahap NREM saat malam hari) [ CITATION
Car12 \l 14345 ].

Selama tahap NREM, otot berangsur-angsur rileks, sistem tubuh berfungsi


pada tingkat rendah, dan detak jantung dan pernapasan lebih lambat dan lebih
teratur daripada selama periode REM atau bangun. Tahapan III dan IV (juga
dikenal sebagai tidur delta) adalah tahap terdalam, dan fungsi pemulihan esensial
dan pelepasan hormon berlangsung selama tahap keempat. Karena lama tidur
tahap I meningkat secara bertahap pada orang dewasa, seorang lansia mengalami
periode mengantuk yang lebih lama tanpa tidur yang sesungguhnya saat malam.
Selain itu, lansia lebih sering masuk dan keluar dari tahap tidur yang lebih ringan [
CITATION Mor14 \l 14345 ] . Antara usia 20 dan 40 tahun, pada tahap III dan IV akan
mengalami penurunan secara progresif sampai usia 70 tahun. Pada orang dewasa
yang lebih muda dan lebih tua, tahap IV tidur meningkat secara signifikan pada
malam hari setelah kurang tidur, namun beberapa usia lanjut tidak memiliki tahap
4 atau tidur dalam. Jumlah tidur REM tidak berubah secara signifikan pada lansia,
tetapi durasinya lebih pendek, sehingga secara proporsional lebih sedikit waktu
yang dihabiskan dalam REM [ CITATION Cha18 \l 14345 ]. Semakin bertambahnya
usia juga membuat lansia menjadi tidur lebih cepat pada malam hari dan bangun
lebih awal di pagi harinya.

Referensi
Eliopoulos, C. (2018). Gerontological nursing. 9th Edition. Philadelphia: Wolters
Kluwer.

Miller, C. A. (2012). Nursing for wellness in older adults. 6th Edition.


Philadelphia: Wolten Kluwer.

Moraes, W., Piovezan, R., Poyares, D., Bittencourt, R. L., Santos-Silva, R., &
Tufik, S. (2014). Effects of aging on sleep structure throughout adulthood:
A population based study. Sleep Medicine, 15(4), 401-409.

Anda mungkin juga menyukai