Anda di halaman 1dari 3

Resume Tiga Artikel Human Error

Aisyah Fithrotunnisa, 1706977872, FIK UI 2017, aisyah.fitrotunnisa@ui.ac.id

Pada artikel yang berjudul “'HUMAN ERROR’ The handicap of human factors”
menjelaskan mengenai bagaimana perspektif yang terbentuk dari kaimat “Human Error” atau
kesalahan manusia diawali dengan pembahasan tragedi kecelakaan kereta api yang diprediksi
merupakan buah dari “Human Error”karena kecerobohan masinis kereta api yang akhirnya
membuat kecelakaan tersebut terjadi, namun disatu sisi kondisi tikungan rel yang tidak
memadai dan harus direnovasi juga sebenarnya memungkinkan terjadinya kecelakaan. Pada
masalah ini, dapat dilakukan prevensi terjadinya kecelakaan dengan Traditional approaches
dan HF/E. Hal ini didasari dengan adanya lalai dari masinis akan prosedur keselamatan yang
ada saat membawa kereta api ditikungan dengan maksimal kecepatan yaitu 80km/h. HF/E
juga dapat diterapkan karena menurut informasi rel yang dilintasi sudah sepatutnya untuk
diganti karena kondisinya yang sudah cukup buruk.

Pada artikel tadi juga dibahas mengenai perpektif yang terbentuk dari masyarakat saat
mendengar kalimat ‘Human Error”, masyarakat akan langsung cenderung berpikir ke arah
kecacatan atau kelalaian yang besar yang mengakibatkan kesalahan yang fatal. Para ahli ingin
menggunakan frase yang lain agar perspektif masyarakat mengenai error dan kecelakaan juga
berubah tanpa hanya menyalahkan manusia yang menjadi actor saat kesalahan tersebut
terjadi. Kita tidak bisa berharap masyarakat mengubah cara berpikirnya dan berbicara tentang
sistem dan keselamatan jika kita melanjutkan dengan cara lama yang sama. Sudah waktunya
untuk mengembangkan ide dan berpikir dalam sistem, tetapi untuk itu terjadi, bahasa kita
harus berubah. Mengatasi 'kesalahan manusia' dalam bahasa kita adalah rintangan pertama.
Saya sangat setuju dengan hal tersebut, karena Human Error tidak melulu mengenai kelalaian
manusia, dibalik kelalaian yang terjadi juga ada hal lain yang mendasari terjadinya lalai,
contohnya workload, sistem dan pengorganisasian kerja dari instansi yang bersangkutan,
peralatan yag tersedia, penyerapan dari penyampaian informasi yang diterima, dan lain – lain.
Oleh karenanya, selain pembenahan sistem untuk mencegah/identifikasi error, perlu adanya
perbaikan cara pikir di masyarakat agar kejadian kecelakaan tidak melulu langsung
bersumber dari manusia sebagai aktor tapi masyarakat juga harus memahami bahwa
kecelakaan dapat didasari dengan berbagai hal dan itu dapat dimulai dengan mengubah frase
yang berkonotasi positif unuk manusia.

Pada artikel ke 2 yang berjudul Accident analysis “Human Error” menyebutkan


bahwa Kecelakaan dapat didefinisikan dengan kejadian tidak terduga dengan hasil yang tidak
diinginkan. Selama ini, manusia mencoba untuk mencari tahu penyebab dari kecelakaan
apakah melanggar kebijakan yang telah ditetapkan untuk akhirya kejadian serupa tidak lagi
terulang. Kewaspadaan terhadap kecelakaan dan penyebabnya sudah menjadi fokus pada
Abad ke -20 ini. terlebih kecelakaan yang terjadi merupakan kecelakaan yang spektakuler
dan melibatkan industri yang komplek. Seperti yang terjadi di pabrik Flixborough (1974);
kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir di Three Mile Island (1979); ledakan pesawat
ulang-alik Challenger (1986); krisis di pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl (1986);
tabrakan pesawat di Tenerife (1977); dan banyak masalah di stasiun ruang angkasa MIR
(1998). Pada kecelakaan tersebut kesalahan manusia sering disebut – sebut sebagai penyebab
utama dan terbesar dari kecelakaan yang terjadi. Ada beberapa penyebab yang mendasari
mengapa kesalahan manusia disebut sebagai penyebab utama kecelakaan, diantaranya : 1)
bahwa sistem teknologi telah menjadi lebih kompleks, karenanya lebih sulit dikendalikan; (2)
bahwa model dan metode untuk "kesalahan manusia" analisis ditingkatkan telah membuat
penyebab ini lebih mungkin; (3) bahwa sistem teknologi telah menjadi lebih handal, maka
menaikkan jumlah relatif dari penyebab lain; atau (4) yang kadang-kadang lebih murah dan
lebih nyaman untuk menyalahkan pada manusia daripada mendesain ulang seluruh sistem.
Analisis sifat dari human error ditentukan dari beberapa ahli yang berbeda, contohnya
seorang insinyur sering kali menganalisa error dari melihat operator/mesin dan manusia
sebagai komponen error, Psikolog, di sisi lain, sering memulai dengan asumsi bahwa perilaku
manusia pada dasarnya bertujuan dan hanya dapat sepenuhnya dipahami dengan mengacu
pada tujuan subjektif. Akhirnya, sosiolog memiliki tradisi menganggap penyebab kesalahan
adalah sistem sosial-teknis yang berlaku, analisis sosiologis seperti gaya manajemen dan
organisasi struktur sering dihipotesiskan sebagai variabel mediasi yang mempengaruhi
tingkat kesalahan.

Dalam sebuah artikel yang berjudul “NATO CONFERENCE ON HUMAN


ERROR” menjelaskan dalam teorinya bahwa kesalahan adalah interaksi antara keberagaman
pekerjaan manusia dengan kendala situasional yang terjadi di lapangan. Kecelakaan atau
kesalahan diklasifikasikan dengan kegagalan manusia, kesalahan mesin, dan perpaduan
antara keduanya. Klasifikasi penyebab ini juga dibedakan menjadi internal dan eksternal dari
pekerja. Untuk melakukan prediksi perlu deskripsi yang memadai dimana penyebab dari
kesalahan ini berasal, baik secara kualitatif ataupun kuantitatif. Kebanyakan merujuk pada
kesalahan yang diakibatkan oleh kegagalan manusia.

Dalam Artikel yang berjudul What Behind of Human Error, menjelaskan bahwa
semakin berat beban kerja maka, kualitas pekerjaan yang dilakukan akan terpengaruh, dan
pekerja akan berisiko mengalami stress dan lelah, risiko human error juga akan semakin
besar. Beban kerja juga akan dipengaruhi oleh sistem dan manajemen keselamatan. Error
juga dapat dipengaruhi oleh pengambilan keputusan yang kurang sempurna. Pengambilan
keputusan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, pemimpin, manajemen, budaya, waktu,
dan lain – lain. Peralatan yang kompleks dapat juga memengaruhi error dan ini dapat
diminimalisasi dengan penyederhanaan regulasi.

Pada ketiga artikel kurang setuju jika penyebab dari kecelakaan hanya dititik beratkan
pada kelalaian manusia, jika dicross check dan ditelusuri lebih lanjut kelalaian yang terjadi
mungkin saja bisa diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan atau skill pekerja atau kebiasaan
yang kurang safety, dapat juga disebabkan oleh penyerapan atau penyampaian informasi yang
keliru, ketidakcocokan antara pekerja dengan alat kerja, pengorganisasian dan SOP yang
kurang jelas, dan lain – lain. Dalam matakuliah Human Error and Prevention dijelaskan
bahwa ada 4 pendekatan untuk mengidentifikasi dan mencegah error, diantaranya Empat
perspektif dalam human error terdiri atas Traditional Engineering, Human Factor
Engineering and Ergonomic Approach, Cognitive Engineering, dan Socio-Technical Systems.
Traditional Eng menjelaskan tentang melihat eror sebagai suatu kesalahan yang berasal dari
manusia/pekerja. Oleh karena itu, diperlukan pendisiplinan, peningkatan motivasi, dan
pemodifikasian perilaku pekerja untuk mengurangi eror tersebut. Contoh cara untuk
meningkatkan kedisiplinan, motivasi, dan modifikasi perilaku adalah dengan melakukan
audit, mempertegas SOP, dan menempel poster tentang aturan/tata cara pelaksanaan suatu
proses. Perspektif kedua adalah Human Factors Engineering/Ergonomics. Perspektif ini
muncul dikarenakan adanya ketidakcocokan antara kemampuan manusia dengan sistem. Oleh
sebab itu, perspektif ini menekankan adanya interaksi antara manusia dengan sistem dan
menjadikan manusia sebagai pusat dari interaksi tersebut. Pendekatan/perspektif Human
Error yang ketiga adalah Cognitive Engineering. Cognitive Engineering sangat cocok
digunakan untuk pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan diagnosis. Perspektif
terakhir adalah Socio-Technical Systems. Perspektif Ini timbul karena adanya kesadaran
bahwa kinerja manusia di tingkat operasional tidak dapat dipisahkan dari budaya, faktor
sosial, dan kebijakan manajemen yang ada dalam suatu organisasi. Menurut saya dalam
pencegahan dan identifikasi Human Error harus dilakukan melalui empat pendekatan yang
telah dijelaskan agar hasilnya lebih komprehensif dan upaya yang diusahakan bisa mencapai
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai