Oleh Kelompok 3:
2. Mistake
Mistake adalah kegagalan dalam perencanaan, dimana rencana yang
diharapkan tidak dapat mencapai hasil yang diinginkan dikarenakan
kurangnya pengalaman atau informasi yang dimiliki oleh manusia. Manusia
yang memiliki sedikit pengalaman dan sedikit informasi lebih
memungkinkan untuk mengalami kesalahan. Mistake biasanya terjadi karena
ketidaksengajaan dan bisa diminimalisasi dan dimitigasi melalui proses
jaminan kompetensi yang kuat, melalui pelatihan dan iklim kerja yang baik
antar rekan kerja. Kesalahan pada manusia dapat berdasarkan pengetahuan
(knowledge-based) atau berdasarkan aturan (rule-based).
a. Knowledge-Based
Kesalahan dalam knowledge-based karena pengetahuan manusia
yang tidak memadai tentang bagaimana ia melakukan tugas/pekerjaan
atau suatu hal.
b. Rule-Based
Kesalahan dalam rule-based karena adanya pengabaian oleh
manusia terhadap serangkaian aturan yang telah ditetapkan sehingga
menghasilkan hasil yang tidak diinginkan.
3. Violation
Pelanggaran merupakan kegagalan dalam menerapkan aturan yang baik.
Pelanggaran diklasifikasikan sebagai kesalahan manusia ketika tindakan
tersebut disengaja dan mencapai hasil yang tidak diinginkan atau
mengakibatkan konsekuensi yang tidak diharapkan. Ada tiga jenis
pelanggaran yang berkaitan dengan human error, antara lain adalah:
a. Routine
Pelanggaran terjadi ketika pekerja tidak mematuhi peraturan, pekerja
mengetahui dan memahami bahwa aturan ini ada, namun ia menolak
untuk menerapkannya.
b. Exceptional
Pelanggaran ini terjadi ketika ada sesuatu yang salah dan pekerja
percaya bahwa aturan tidak lagi berlaku atau bahwa jika menerapkan
aturan pun tidak dapat memperbaiki masalah. Maka dari itu mereka lebih
memilih untuk melanggar.
D. Sociotechnical System
Sociotechnical system merupakan pendekatan untuk memahami hubungan
antara teknologi, individu, organisasi dan sistem sosial (budaya) di tempat kerja.
Prinsip pendekatan ini menggunakan top-down dengan memperhatikan seluruh
program yang telah dibuat oleh manajemen yang bertujuan untuk membangun
budaya K3 dan mengurangi error yang terjadi. Berdasarkan sudut pandang
sociotechnical systems pendekatan ini menjelaskan sejauh ini mengatasi error
dalam tiga cara. Pertama dengan mendorong untuk berperilaku aman (traditional
safety engineering), kedua dengan mendesain sistem untuk memastikan
kecocokan antara kapabilitas manusia dengan beban kerja (human factors
engineering/ergonomic) dan yang ketiga dengan memahami penyebab dasar
terjadinya error. Jadi kondisi yang dapat menimbulkan error dapat dieliminasi
dari sumbernya (the cognitive systems engineering). Metode yang biasa
digunakan untuk melakukan pendekatan ini adalah wawancara, survei, dan audit
untuk mendesain ulang organisasi. Pendekatan jenis ini mulai banyak digunakan
karena dianggap paling komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA