TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan teknologi saat ini telah meningkat dengan baik. Ada banyak proses
industri yang dapat diselesaikan secara otomatis. Namun, secanggih apapun sistem atau
teknologi itu sendiri, selalu ada campur tangan manusia dalam prosesnya. Terkadang manusia
melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Misalnya, seseorang mungkin gagal dalam
melakukan prosedur pekerjaan atau mungkin tidak memahami situasi yang terjadi karena
kurangnya kehati-hatian, pengalaman, dan keterampilan.
Hampir setiap bidang pekerjaan tidak lepas dari human error. Dampak dari human error
itu sendiri akan menimbulkan dampak negatif yang serius bagi individu, tim, dan perusahaan
seperti kecelakaan kecil, cacat sementara, cacat tetap, bahkan kematian dan masalah psikologis.
Oleh karena itu, penelitian tentang human error sangat diperlukan, sehingga faktor penyebab dan
pencegahannya dapat diketahui dan dianalisis untuk meminimalisir terjadinya human error itu
sendiri.
Menurut Peter (2010) Human error adalah penyimpangan dari standar kerja yang telah
ditentukan sebelumnya akibat dari insiden, kesulitan dan kegagalan oleh manusia sehingga
mengakibatkan penundaan hasil. Menurut Rooney et al.(2002) Human error adalah setiap
tindakan yang dilakukan oleh manusia yang menyebabkan penyimpangan standarisasi yang
ditetapkan oleh suatu sistem atau prosedur. Stephen Casey (1998) tidak secara khusus
mendefinisikan human error tetapi menyatakan bahwa ada ketidaksesuaian antara karakteristik
orang dan karakteristik teknologi yang kita gunakan. Perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan
terletak pada seberapa baik kita meminimalkan ketidaksesuaian tersebut.
Human error dapat dikategorikan dalam dua kelompok utama. Yang pertama adalah
kesalahan yang tidak disengaja yaitu suatu tindakan yang mengakibatkan kesalahan tanpa ada
niat untuk melakukannya, seperti menekan tombol secara tidak sengaja, atau lupa dalam
melakukan servis mesin. Kedua, kesalahan yang disengaja, yaitu kesalahan dalam tindakan yang
diyakini oleh pelaksana sebagai tindakan yang benar dan terbaik, namun sebenarnya tidak tepat
dan berisiko.
Selain itu, human error juga dapat disebabkan hanya oleh tiga hal yang umum terjadi
dalam suatu perusahaan, seperti hal tertentu yang menimpa individu (kurangnya pelatihan atau
pendidikan selama masa percobaan personel baru) atau yang materialistis (kurangnya tanggung
jawab manajemen dalam pengaturan personel baru), dan hal-hal global lainnya (tekanan
keuangan, waktu, dan penerapan sosial atau budaya organisasi). Dari sudut pandang manajemen
sumber daya manusia, proses seleksi dan pelatihan personel adalah sumber kesalahan manusia
itu sendiri. Proses seleksi yang tidak tepat serta kurangnya sosialisasi dan pelatihan terkait
bidang yang dibebankan kepada seorang dapat memicu beberapa kesalahan dalam bekerja.
Klasifikasi human error dapat digunakan dalam pengumpulan data tentang human error
serta memberikan panduan yang berguna untuk menyelidiki sebab terjadinya human error dan
cara untuk mengatasinya. Klasifikasi human error menurut Swain dan Guttman (1983) adalah
sebagai berikut:
a) Error of Omission yaitu kesalahan karena lupa melakukan sesuatu. Contohnya seorang
montir listrik terkana sengatan listrik karena lupa memutuskan arus listrik yang seharusnya
diputus sebelum melakukan pekerjaan tersebut.
b) Error of Commission yaitu ketika mengerjakan sesuatu tetapi tidak dengan cara yang
benar. Contohnya, seorang mekanik seharusnya menyalakan conveyor dengan kecepatan
yang bisaa saja namun karena kehilangan keseimbangan, sang mekanik melakukan
kesalahan dengan menyalakan conveyorpada kecepatan penuh.
c) A Sequence Error yaitu kesalahan karena melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan urutan.
Contohnya, seorang operator seharusnya melakukan pekerjaan dengan urutan mengangkat
baru memutar benda yang diangkat. Namun yang terjadi, sang operat or memutar benda
terlebih dahulu tanpa mengangkatnya, akibatnya benda tersebut terbalik dan menimpa sang
operator.
d) A Timing Error yaitu kesalahan yang terjadi ketika seseorang gagal melakukan pekerjaan
dalam waktu yang telah ditentukan, baik karena respon yang terlalu lama ataupun respon
yang terlalu cepat. Contohnya, seorang operator seharusnya menjauhkan tangannya dari
suatu mesin, namun karena respon operator terlalu lama, sang operator gaga menjauhkan
tangannya diwaktu yang telah ditentukan dan menyebabkan kecelakaan serius.
Human error di organisasi kesehatan sering dikaitkan dengan dokter yang secara tidak
sengaja merugikan pasien. Namun, itu bukan satu-satunya bentuk human error yang terjadi.
Human error juga terjadi dalam peran administratif, Farmasi, Laboratorium, dan Lain--lain. Dan
terkadang, kesalahan bisa sama merusaknya dengan kesalahan yang dibuat dalam pengaturan
klinis. Dalam dunia medis, kesalahan yang dilakukan dalam pekerjaan dapat berakhir sebagai hal
yang fatal. Kesalahan medis dapat terjadi dalam diagnosis karena anamnesis yang tidak
memadai, pemeriksaan klinis yang tidak tepat, penyelidikan yang tidak lengkap atau laporan
yang salah, perencanaan pengobatan yang salah atau bahkan jika diagnosis dan pengobatan
direncanakan dengan benar, kesalahan dalam resep dan pemberian obat yang tepat dapat terjadi.
Salah satu kesalahan di atas dapat berdampak buruk pada kesehatan pasien.
Tujuan pelayanan medis yang diberikan oleh rumah sakit adalah untuk memelihara dan
menyembuhkan kondisi fisik dan mental pasien. Sedangkan human error menyebabkan
sebaliknya. pasien akan pulang dengan kondisi psikologisnya yang terganggu, akan menghadapi
cacat sementara atau permanen, bahkan kematian. Kesalahan fatal akan menimbulkan konflik
dan tuntutan dari pasien. Pasien dapat mengklaim rumah sakit sewaktu-waktu atas malpraktek
dari kesalahan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit.
Human error yang terjadi di rumah sakit harus dihindarkan semaksimal mungkin, karena
meningkatnya tingkat human error tersebut akan memberikan dampak negatif yang besar, tidak
hanya bagi pasien dan keluarga, tetapi juga bagi rumah sakit. Selain pengaduan pidana, dapat
berupa pengaduan perdata yang dibentuk sebagai kompensasi. Kemudian, rumah sakit juga akan
menghadapi kerugian terus menerus dan akan berakhir dengan pencabutan izin dan penutupan
rumah sakit itu sendiri.
Dibidang kesehatan, human eror umumnya identik dengan medical eror. Menurut
Institute of Medicine, medical error adalah setiap tindakan medik yang dilaksanakan tetapi tidak
sesuai dengan rencana atau prosedur medis. Secara teknis medical error dibagi menjadi 2 yaitu
error of omission berupa kesalahan dalam mendiagnosis, keterlambatan dalam penanganan
pasien, tidak meresepkan obat untuk indikasi yang tepat. Error of commission antara lain adalah
kesalahan memutuskan terapi, memberikan obat yang salah atau obat diberikan melalui cara
pemberian yang keliru atau pemberian obat injeksi padahal pemberian secara oral lebih aman.
Berdasarkan proses terjadinya, medical error dapat digolongkan sebagai :
a. Diagnostik, berupa kesalahan atau keterlambatan dalam menegakkan diagnosis, tidak
melakukan suatu pemeriksaan padahal ada indikasi untuk itu, penggunaan uji atau
pemeriksaan atau terapi yang sudah tergolong usang atau tidak dianjurkan lagi
b. Treatment, berupa kesalahan dalam memberikan obat, dosis terapi yang keliru, atau
melakukan terapi secara tidak tepat (bukan atas indikasi)
c. Preventive, dalam tidak memberikan profilaksi untuk situasi yang memerlukan profilaksi
dan melakukan tindak lanjut terapi secara tidak benar
d. Lain-lain, kegagalan dalam komunikasi, alat medis yang digunakan tidak memadai,
kesalahan akibat kegagalan sistem.
Dapus :
1. Siahaan, E., 2016, November. A Critical Review on Reducing Human Error. In 1st
International Conference on Social and Political Development (ICOSOP 2016) (pp. 64-
71). Atlantis Press.
2. Hansen, F.D., 2007. Human error: A concept analysis. Journal of Air Transportation,
Volume 11, No. 3.
3. Dwiprahasto, I., 2004. Medical Error di rumah sakit dan upaya untuk meminimalkan
risiko. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 7(01).
4. G.A. Peters,2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta: Kedokteran EGC
5. Rooney, J.J., Heuvel, L.N.V. and Lorenzo, D.K., 2002. Reduce human error. Quality
progress, 35(9), pp.27-36.
6. Agarwal, M. and Agarwal, S., 2020. Tragedy of Errors-An Analysis of Human Factor in
Medical Errors. Journal of Clinical & Diagnostic Research, 14(7).