Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Ansietas”

OLEH :

Mochamad Fadli

(183310815)

DOSEN PEMBIMBING :

Heppi sasmita,M.Kep.Sp.Jiwa

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

2020

1|Keperawatan Jiwa |Ansietas


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia- Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah keperawatan
kesehatan jiwa ini tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Ansietas”.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,


kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Akhir kata saya sampaikan
terimakasih. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha saya Aamiin.

Padang, 31 maret 2020

Mochamad Fadli

2|Keperawatan Jiwa |Ansietas


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

1.1 Latar Belakang.............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................4
1.3 Tujuan.........................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................

2.1 Defenisi ansietas.......................................................................................6


2.2 Etiologi......................................................................................................6
2.3 Tanda dan gejala ansietas.........................................................................8
2.4 Tingkatan ansietas....................................................................................8
2.5 Mekanisme koping dari ansietas.............................................................12
2.6 Proses keperawatan pada pasien dengan ansietas...................................14

BAB III PENUTUP ....................................................................................

3.1 Kesimpulan.............................................................................................19
3.2 Saran.......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

3|Keperawatan Jiwa |Ansietas


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat kita merawat pasien seringkali pasien kita mengeluh dada berdebar-debar,
keluar keringat dingin, tidak dapat tidur dan mengatakan tidak napsu makan. Pada
saat pemeriksaan fisik didapatkan bahwa tanda-tanda vital meningkat. Melihat kondisi
demikian tentu kita dapat menyimpulkan bahwa pasien tersebut pasti sedang
mengalami ansietas. Maka dari itu kita harus mengetahui tindakan apa yang kita
lakukan selanjutnya.

Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana


dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh
dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari ansietas?
2. Apa etiologi dari ansietas?
3. Apa tanda dan gejala ansietas ?
4. Bagaimana tingkatan ansietas?
5. Bagaimana mekanisme koping dari ansietas?
6. bagaimana proses keperawatan pasien dengan ansietas?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memahami konsep asuhan keperawatan pasien dengan ansietas.
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui defenisi dari defenisi dari ansietas.
b) Untuk mengetahui etiologi dari ansietas
c) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari ansietas.
d) Untuk mengetahu tingkatan dari ansietas.
e) Untu mengetahui mekanisme koping dari ansietas
f) Untuk mengetahui bagaimana proses keperawatan pasien dengan ansietas.

4|Keperawatan Jiwa |Ansietas


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

5|Keperawatan Jiwa |Ansietas


A. Definisi
     Ansietas (kecemasan) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi (Videbeck,2008). Ansietas atau kecemasan adalah respons emosi
tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara
interpersonal (Suliswati, 2005). Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan
dan dihayati disertai berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna
dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Suliswati,
2005).
B. Etiologi (Faktor Predisposisi, Faktor Presipitasi) (Suliswati, 2005).
1) Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam
kehidupan
Tersebut dapat berupa :
a) Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan
krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
b) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik.
Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat
menimbulkan kecemasan pada individu.
c) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir
secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
d) Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan
yang berdampak terhadap ego.
e) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f) Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena
pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.

6|Keperawatan Jiwa |Ansietas


h) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat menekan
neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas
neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2) Faktor presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi
kecemasan
di kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
a) Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik
yang meliputi:
1. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
2. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
b) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.
1. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan
tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap
integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
2. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan
status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

C. Tanda dan Gejala Ansietas (Hawari, 2008)


Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas
(Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut :
7|Keperawatan Jiwa |Ansietas
a) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
b) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c) Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e) Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran
berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan
perkemihan, sakit kepala dan sebagainya. 

D. Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami,
dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau
(dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu
ringan, sedang, berat dan panik.
a) Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu
memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak,
merasakan, dan
Melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah
sebagai berikut:
1. Respons fisik
-Ketegangan otot ringan
-Sadarakan lingkungan
-Rileks atau sedikit gelisah
-Penuh perhatian
-Rajin
2. Respon kognitif
-Lapang persepsi luas
-Terlihat tenang, percayadiri
-Perasaan gagal sedikit
-Waspada dan memperhatikan banyak hal
-Mempertimbangkan informasi
-Tingkat pembelajaran optimal
8|Keperawatan Jiwa |Ansietas
3. Responsemosional
-Perilaku otomatis
-Sedikit tidak sadar
-Aktivitas menyendiri
-Terstimulasi 
-Tenang
b) Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup ataua gitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut:
1. Respon fisik:
-Ketegangan otot sedang
-Tanda-tanda vital meningkat
-Pupil dilatasi, mulai berkeringat
-Sering mondar-mandir ,memukul tangan
-Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi
-Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
-Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2. Responskognitif
-Lapang persepsi menurun
-Tidak perhatian secara selektif
-Fokus terhadap stimulus meningkat
-Rentang perhatian menurun
-Penyelesaian masalah menurun
-Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3. Respons emosional
-Tidak nyaman
-Mudah tersinggung
-Kepercayaan diri goyah
-Tidak sabar
-Gembira
c) Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut:

9|Keperawatan Jiwa |Ansietas


1. Respons fisik
-Ketegangan otot berat
-Hiperventilasi
-Kontak mata buruk
-Pengeluaran keringat meningkat
-Bicara cepat, nada suara tinggi
-Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
-Rahang menegang, mengertakan gigi
-Mondar-mandir,berteriak
-Meremas tangan, gemetar
2. Respons kognitif
-Lapang persepsi terbatas
-Proses berpikir terpecah-pecah
-Sulit berpikir
-Penyelesaian masalah buruk
-Tidak mampu mempertimbangkan informasi
-Hanya memerhati kanancaman-Preokupasi dengan pikiran sendiri
-Egosentris
3. Respons emosional
-Sangat cemas
-Agitasi
-Takut
-Bingung
-Merasa tidak adekuat
-Menarik diri
-Penyangkalan
-Ingin bebas
c) Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :

a.Respons fisik

10 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
-Flight, fight, atau freeze
-Ketegangan otot sangat berat
-Agitasi motoric kasar
-Pupi ldilatasi
-Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
-Tidak dapat tidur
-Hormon stress dan neurotransmitter berkurang
-Wajah menyeringai, mulut ternganga
b.Respons kognitif
-Persepsi sangat sempit
-Pikiran tidak logis, terganggu
-Kepribadian kacau
-Tidak dapat menyelesaikan masalah
-Fokus pada pikiran sendiri
-Tidak rasional
-Sulit memahami stimulus eksternal
-Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c.Respon emosional
-Merasa terbebani
-Merasa tidak mampu, tidak berdaya
-Lepas kendali
-Mengamuk, putus asa
-Marah, sangat takut
-Mengharapkan hasil yang buruk
-Kaget, takut
-Lelah
E. Mekanisme Koping (Nurhalimah.2006)
Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang
digunakan terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan realistik yang bertujuan untuk menurunkan situasi stres, misalnya
a)Perilaku menyerang (agresif). Digunakan individu untuk mengatasi rintangan
agar terpenuhinya kebutuhan.

11 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
b)Perilaku menarik diri. Dipergunakan untuk menghilangkan sumber ancaman
baik secara fisik maupun secara psikologis.
c)Perilaku kompromi. Dipergunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan
dilakukan atau mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.

2. Mekanisme pertahanan ego. (Nurhalimah.2006)


bertujuan untuk membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang. Mekanisme ini
berlangsung secara tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas dan bersifat
maladaptif. Mekanisme pertahanan Ego yang digunakan adalah:
a) Kompensasi.Adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan citra diri
dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan yang dimilikinya.
b) Penyangkalan (Denial).Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan
mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan
primitif.
c) Pemindahan (Displacemen).Pengalihan emosi yag semula ditujukan pada
seseorang/benda tertentu yang biasanya netral atau kurang mengancam terhadap
dirinya.
d) Disosiasi.Pemisahan dari setiap proses mental atau prilaku dari kesadaran atau
identitasnya.
e) Identifikasi (Identification).Proses dimana seseorang mencoba menjadi orang
yang ia kagumi dengan mengambil/menirukan pikiran-pikiran,prilaku dan selera
orang tersebut.
f) Intelektualisasi (Intelektualization).Penggunaan logika dan alasan yang
berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu perasaannya.
g) Introjeksi (Intrijection).Mengikuti norma-norma dari luar sehingga ego tidak lagi
terganggu oleh ancaman dari luar (pembentukan superego)
h) Fiksasi.Berhenti pada tingkat perkembangan salah satu aspek tertentu (emosi
atau tingkah laku atau pikiran)s ehingga perkembangan selanjutnya terhalang.
i) Proyeksi.Pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri sendiri kepada orang lain
terutama keinginan. Perasaan emosional dan motivasi tidak dapat ditoleransi.
j) Rasionalisasi.Memberi keterangan bahwa sikap/tingkah lakunya menurut alasan
yang seolah-olah rasional,sehingga tidak menjatuhkan harga diri.

12 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
k) Reaksi formasi.Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
l) Regressi.Kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang
primitif), contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah, merusak, melempar
barang, meraung, dsb.
m) Represi.Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan yang
menyakitkan atau bertentangan, merupakan pertahanan ego yang primer yang
cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
n) Acting Out.Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
o) Sublimasi.Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal.
p) Supresi.Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnya merupakan analog represi yang disadari;pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat
mengarah pada represif berikutnya.
q) Undoing.Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme
pertahanan primitif.

F. Proses Keperawatan Ansietas


1. PENGKAJIAN (Nurhalimah.2006)
Berikut adalah data yang harus dikaji pada pasien ansietas.

a. Perilaku. Ditandai dengan produktivitas menurun, mengamati dan waspada, kontak


mata minimal, gelisah, pergerakan berlebihan (seperti; foot shuffling, pergerakan
lengan/ tangan), insomnia dan perasaan gelisah.

13 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
b. Afektif. Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
nyeri dan ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian,
kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
khawatir, prihatin dan mencemaskan
c. Fisiologis. Respon fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan adanya suara
bergetar, gemetar/ tremor tangan atau bergoyang-goyang.refleks-refleks
meningkatEksitasi kardiovaskuler seperti peluh meningkat, wajah tegang, mual,
jantung berdebar-debar, mulut kering, kelemahan, sukar bernafas vasokonstriksi
ekstremitas, kedutanmeningkat, nadi meningkat dan dilatasi pupil. Sedangkan
perilaku pasien akibat respon fisiologis pada sistem parasimpatis yaitu sering
berkemih, nyeri abdomen dan gangguan tidur. perasaan geli pada ekstremitas,
diarhea, keragu-raguan,kelelahan, bradicardia,tekanan darah menurun, mual,
keseringan berkemih pingsan dan tekanan darah meningkat.
d. Kognitif. Respon kognitif pada pasien ansietas yaitu hambatan berfikir, bingung,
pelupa, konsentrasi menurun, lapang persepsi menurun, Takut terhadap sesuatu yang tidak
khas, cenderung menyalahkan orang lain., sukar berkonsentrasi, Kemampuan berkurang
untuk memecahkan masalah dan belajar.

Pengkajian pasien ansietas dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi


kepada pasien dan keluarga. Tanda dan gejala ansietas dapat ditemukan dengan
wawancara, melalui bentuk pertanyaan sebagai berikut:

a. Coba ibu/bapak ceritakan masalah yang menghantui fikiran ibu ?


b. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang dirasakan pada saat memikirkan masalah yang
dialami ?
c. Apakah ada kelurhan lain yang dirasakan?
d. Apakah keluhan tersebut menganggu aktifitas atau kegiatan sehari-hari?

Tanda dan gejala ansietas yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai
berikut: Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan tanda-
tanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas pendek, gerakan tersentak
– sentak, meremas-remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.

2. DIAGNOSA
14 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
Ansietas

3. INTERVENSI KEPERAWATAN (Wuryaningsih,E.W.,Windarwati,H.D,dkk. 2018)

Tujuan tindakan keperawatan pada klien dengan ansietas meliputi:

1. Menurunkan tingkat ansietas atau meminimalkan gejala ansietas,


2. Pengetahuan dan ketrampilan klien mengenali masalah ansietas dan cara
penanganannya meningkat sehingga mampu menggunakan koping yang adaptif.

Rencana tindakan keperawatan untuk penatalaksanaan klien dengan ansietas


(Stuart, 2013; PPNI, 2018) dibawah ini adalah :

SDKI SLKI SIKI


1. Ansietas Tujuan: Reduksi ansietas (hal 387)
berhubungan Tingkat ansietas (hal 132) Tindakan :
dengan Kriteria hasil: Observasi
ancaman 1 Verbalisasi 1 Identifikasi saat tingkat
terhadap kebingungan menurun ansietas berubah.
konsep diri 2 Verbalisasi khawatir 2 Monitor tanda tanda ansietas
akibat kondisi yang Terapeutik
yang dihadapi 1 Ciptakan suasana terapeutik
menurun untuk menumbuhkan
3 Perilaku gelisah kepercayaan.
menurun 2 Temani pasien untuk
4 Perilaku tegang mengurangi kecemasan
menurun 3 Dengarkan dengan penuh
5 Keluhan pusing perhatian
menurun 4 Gunakan pendekatan yang
6 Pucat menurun tenang dan meyakinkan
7 Tremor menurun 5 Motivasi mengidentifikasi
8 Konsentrasi membaik situasi yang memicu
kecemasan.
6 Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
15 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
Edukasi
1 Anjurkan keluarga untuk
tetapbersama pasien
2 Ajurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
3 Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi ketegangan
4 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
obat anti ansietas

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN (Wuryaningsih,E.W., Windarwati,H.D,dkk.


2018)
Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah
tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat.dan bukan atas
petunjuk tenaga kesehatan lain. Tiindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan
yang didasarkan oleh kasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya.
Tindakan keperawatan pada klien dengan ansietas dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok. Tindakan keperawatan juga dilakukan pada keluarga
schingga keluarga dapat menciptakan lingkungan yang kondusif. Pelaksanaan
tindakan keperawatan ini dilaksanakan dengan membina hubungan saling percaya
perawat-klien sepanjang interaksinya. Upaya membina hubungan saling percaya/
rapport/ building trust dapat menggunakan teknik-teknik komunikasi terapeutik antara
perawat-klien. Berikut langkah-langkah dari beberapa tindakan keperawatan untuk
penatalaksanaan klien dengan ansietas:
1. Membantu klien mengenal masalah ansietas (penyebab, tanda dan gejala, upaya
yang telah dilakukan, dan akibat dari ansietas tersebut)

16 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
2. Melatih klien cara-cara mengatasi ansietas sebagai berikut:
a. Teknik distraksi: mengalihkan perhatian atau mengurangi emosi dan pikiran
negatif terhadap sensasi yang tidak diinginkan. Teknik distraksi dapat
berfokus pada visual, auditori, maupun perilaku melalui kegiatan: melihat
pemandangan alam seperti pegunungan, pantai, persawahan yang hijau,
mendengarkan suara yang menenangkan seperti suara air gemericik, suara
burung berkicau, musik instrumental yang lembut, melihat film komedi,
kartun, membaca, mengunyah permen karet, menghitung, bernyanyi,
bermain, berdzikir, beribadah, dan sebagainya. membuat jadwal aktivitas
yang menyenangkan dan melatihnya,
b. Melatih relaksasi nafas dalam, Posisi duduk dapat bersandar di kursi, duduk
bersila, maupun di tempat tidur (posisi rileks), Pejamkan mata (boleh
dilakukan tanpa memejamkan mata), Tarik nafas lewat hidung ditahan 3-5
detik kemudian hembuskan lewat mulut kuat dan pelan, Ulangi 3-5 kali atau
sampai dengan pasien/ klien merasa lebih tenang.
c. Melatih hipnosis diri dengan latihan hipnosis lima jari.
d. Melatih relaksasi oto proregresif.
e. Melatih cara spiritual.
f. Melatih dukungan meditasi yaitu memfasilitasi perubahan tingkat kesadaran
dengan berfokus secara khusus pada pemikiran dan perasaan.
g. Melatih kepatuhan minum obat (jika perlu sesesuai dengan asuhan medis.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Hidayat(2009) mengatakan evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak.

17 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons. Seringkali sumber
perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu.Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan terjadi
sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ansietas merupakan sinyal yang
menyadarkan/memperingatkan akan adanya bahaya yang akan datang dan membantu
individu untuk bersiap mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman
(Nurhalimah.2006).

18 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
3.2 saran

para tenaga kesehatan sebaiknya harus dapat melakukan asuhan keperawatan


dengan pasien masalah ansietas. Agar pasien menjadi lebih tenang, dan kecemasan
pasien hendaknya berkurang. Begitu banyak metode cara menghilangkan kecemasan
pasien seperti : relaksasi teknik nafas dalam, terapi musik dll.

Daftar Pustaka

1. Wuryaningsih,E.W., Windarwati,H.D,dkk. 2018. Buku ajar keperawatan kesehatan


jiwa 1. Kalimantan : unej press.
2. Nurhalimah. 2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta selatan : Pusdik SDM Kesehatan.
3. Hawari, D. 2008. Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.
4. Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

19 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
20 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s

Anda mungkin juga menyukai