OLEH :
Mochamad Fadli
(183310815)
DOSEN PEMBIMBING :
Heppi sasmita,M.Kep.Sp.Jiwa
2020
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia- Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah keperawatan
kesehatan jiwa ini tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Ansietas”.
Mochamad Fadli
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
3.1 Kesimpulan.............................................................................................19
3.2 Saran.......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat kita merawat pasien seringkali pasien kita mengeluh dada berdebar-debar,
keluar keringat dingin, tidak dapat tidur dan mengatakan tidak napsu makan. Pada
saat pemeriksaan fisik didapatkan bahwa tanda-tanda vital meningkat. Melihat kondisi
demikian tentu kita dapat menyimpulkan bahwa pasien tersebut pasti sedang
mengalami ansietas. Maka dari itu kita harus mengetahui tindakan apa yang kita
lakukan selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari ansietas?
2. Apa etiologi dari ansietas?
3. Apa tanda dan gejala ansietas ?
4. Bagaimana tingkatan ansietas?
5. Bagaimana mekanisme koping dari ansietas?
6. bagaimana proses keperawatan pasien dengan ansietas?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memahami konsep asuhan keperawatan pasien dengan ansietas.
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui defenisi dari defenisi dari ansietas.
b) Untuk mengetahui etiologi dari ansietas
c) Untuk mengetahui tanda dan gejala dari ansietas.
d) Untuk mengetahu tingkatan dari ansietas.
e) Untu mengetahui mekanisme koping dari ansietas
f) Untuk mengetahui bagaimana proses keperawatan pasien dengan ansietas.
D. Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami,
dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau
(dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu
ringan, sedang, berat dan panik.
a) Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu
memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak,
merasakan, dan
Melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah
sebagai berikut:
1. Respons fisik
-Ketegangan otot ringan
-Sadarakan lingkungan
-Rileks atau sedikit gelisah
-Penuh perhatian
-Rajin
2. Respon kognitif
-Lapang persepsi luas
-Terlihat tenang, percayadiri
-Perasaan gagal sedikit
-Waspada dan memperhatikan banyak hal
-Mempertimbangkan informasi
-Tingkat pembelajaran optimal
8|Keperawatan Jiwa |Ansietas
3. Responsemosional
-Perilaku otomatis
-Sedikit tidak sadar
-Aktivitas menyendiri
-Terstimulasi
-Tenang
b) Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup ataua gitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut:
1. Respon fisik:
-Ketegangan otot sedang
-Tanda-tanda vital meningkat
-Pupil dilatasi, mulai berkeringat
-Sering mondar-mandir ,memukul tangan
-Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi
-Kewaspadaan dan ketegangan menigkat
-Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2. Responskognitif
-Lapang persepsi menurun
-Tidak perhatian secara selektif
-Fokus terhadap stimulus meningkat
-Rentang perhatian menurun
-Penyelesaian masalah menurun
-Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3. Respons emosional
-Tidak nyaman
-Mudah tersinggung
-Kepercayaan diri goyah
-Tidak sabar
-Gembira
c) Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut:
a.Respons fisik
10 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
-Flight, fight, atau freeze
-Ketegangan otot sangat berat
-Agitasi motoric kasar
-Pupi ldilatasi
-Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
-Tidak dapat tidur
-Hormon stress dan neurotransmitter berkurang
-Wajah menyeringai, mulut ternganga
b.Respons kognitif
-Persepsi sangat sempit
-Pikiran tidak logis, terganggu
-Kepribadian kacau
-Tidak dapat menyelesaikan masalah
-Fokus pada pikiran sendiri
-Tidak rasional
-Sulit memahami stimulus eksternal
-Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
c.Respon emosional
-Merasa terbebani
-Merasa tidak mampu, tidak berdaya
-Lepas kendali
-Mengamuk, putus asa
-Marah, sangat takut
-Mengharapkan hasil yang buruk
-Kaget, takut
-Lelah
E. Mekanisme Koping (Nurhalimah.2006)
Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping yang
digunakan terbagi atas dua jenis mekanisme koping yaitu
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan realistik yang bertujuan untuk menurunkan situasi stres, misalnya
a)Perilaku menyerang (agresif). Digunakan individu untuk mengatasi rintangan
agar terpenuhinya kebutuhan.
11 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
b)Perilaku menarik diri. Dipergunakan untuk menghilangkan sumber ancaman
baik secara fisik maupun secara psikologis.
c)Perilaku kompromi. Dipergunakan untuk mengubah tujuan-tujuan yang akan
dilakukan atau mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai tujuan.
12 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
k) Reaksi formasi.Bertingkah laku yang berlebihan yang langsung bertentangan
dengan keinginan-keinginan,perasaan yang sebenarnya.
l) Regressi.Kembali ketingkat perkembangan terdahulu (tingkah laku yang
primitif), contoh; bila keinginan terhambat menjadi marah, merusak, melempar
barang, meraung, dsb.
m) Represi.Secara tidak sadar mengesampingkan pikiran, impuls, atau ingatan yang
menyakitkan atau bertentangan, merupakan pertahanan ego yang primer yang
cenderung diperkuat oleh mekanisme ego yang lainnya.
n) Acting Out.Langsung mencetuskan perasaan bila keinginannya terhalang.
o) Sublimasi.Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya dimata
masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan dalam
penyalurannya secara normal.
p) Supresi.Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi
sebetulnya merupakan analog represi yang disadari;pengesampingan yang
disengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang;kadang-kadang dapat
mengarah pada represif berikutnya.
q) Undoing.Tindakan/perilaku atau komunikasi yang menghapuskan sebagian dari
tindakan/perilaku atau komunikasi sebelumnya merupakan mekanisme
pertahanan primitif.
13 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
b. Afektif. Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
nyeri dan ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian,
kekhawatiran meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
khawatir, prihatin dan mencemaskan
c. Fisiologis. Respon fisiologis pada pasien kecemasan tampak dengan adanya suara
bergetar, gemetar/ tremor tangan atau bergoyang-goyang.refleks-refleks
meningkatEksitasi kardiovaskuler seperti peluh meningkat, wajah tegang, mual,
jantung berdebar-debar, mulut kering, kelemahan, sukar bernafas vasokonstriksi
ekstremitas, kedutanmeningkat, nadi meningkat dan dilatasi pupil. Sedangkan
perilaku pasien akibat respon fisiologis pada sistem parasimpatis yaitu sering
berkemih, nyeri abdomen dan gangguan tidur. perasaan geli pada ekstremitas,
diarhea, keragu-raguan,kelelahan, bradicardia,tekanan darah menurun, mual,
keseringan berkemih pingsan dan tekanan darah meningkat.
d. Kognitif. Respon kognitif pada pasien ansietas yaitu hambatan berfikir, bingung,
pelupa, konsentrasi menurun, lapang persepsi menurun, Takut terhadap sesuatu yang tidak
khas, cenderung menyalahkan orang lain., sukar berkonsentrasi, Kemampuan berkurang
untuk memecahkan masalah dan belajar.
Tanda dan gejala ansietas yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai
berikut: Ekspresi wajah terlihat tegang, rentang perhatian menyempit, perubahan tanda-
tanda vital (nadi dan tekanan darah naik), tampak sering nafas pendek, gerakan tersentak
– sentak, meremas-remas tangan dan tampak bicara banyak dan lebih cepat.
2. DIAGNOSA
14 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
Ansietas
16 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
2. Melatih klien cara-cara mengatasi ansietas sebagai berikut:
a. Teknik distraksi: mengalihkan perhatian atau mengurangi emosi dan pikiran
negatif terhadap sensasi yang tidak diinginkan. Teknik distraksi dapat
berfokus pada visual, auditori, maupun perilaku melalui kegiatan: melihat
pemandangan alam seperti pegunungan, pantai, persawahan yang hijau,
mendengarkan suara yang menenangkan seperti suara air gemericik, suara
burung berkicau, musik instrumental yang lembut, melihat film komedi,
kartun, membaca, mengunyah permen karet, menghitung, bernyanyi,
bermain, berdzikir, beribadah, dan sebagainya. membuat jadwal aktivitas
yang menyenangkan dan melatihnya,
b. Melatih relaksasi nafas dalam, Posisi duduk dapat bersandar di kursi, duduk
bersila, maupun di tempat tidur (posisi rileks), Pejamkan mata (boleh
dilakukan tanpa memejamkan mata), Tarik nafas lewat hidung ditahan 3-5
detik kemudian hembuskan lewat mulut kuat dan pelan, Ulangi 3-5 kali atau
sampai dengan pasien/ klien merasa lebih tenang.
c. Melatih hipnosis diri dengan latihan hipnosis lima jari.
d. Melatih relaksasi oto proregresif.
e. Melatih cara spiritual.
f. Melatih dukungan meditasi yaitu memfasilitasi perubahan tingkat kesadaran
dengan berfokus secara khusus pada pemikiran dan perasaan.
g. Melatih kepatuhan minum obat (jika perlu sesesuai dengan asuhan medis.
5. EVALUASI KEPERAWATAN
Hidayat(2009) mengatakan evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana
keperawatan tercapai atau tidak.
17 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons. Seringkali sumber
perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu.Ansietas dapat pula diterjemahkan sebagai suatu perasaan takut akan terjadi
sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ansietas merupakan sinyal yang
menyadarkan/memperingatkan akan adanya bahaya yang akan datang dan membantu
individu untuk bersiap mengambil tindakan untuk menghadapi ancaman
(Nurhalimah.2006).
18 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
3.2 saran
Daftar Pustaka
19 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s
20 | K e p e r a w a t a n J i w a | A n s i e t a s