Anda di halaman 1dari 13

BAB III

GAMBARAN UMUM KEPERAWATAN RUMAH SAKIT XX

A. PROFIL RUMAH SAKIT XX


Rumah sakit XX merupakan rumah sakit swasta type B yang berada di kota
Tangerang dengan kapasitas tempat tidur 173 bed dengan bangunan 9 lantai
(proses pembangunan masih berlangsung). Rumah sakit berdiri dari tahun 1999,
rumah sakit XX menyediakan layanan rawat inap dan rawat jalan dengan rata –
rata kunjungan rawat jalan 300 pasien perhari dan rawat inap rata – rata BOR 80
%. Kepuasan pasien terhadap layanan di RS XX adalah 78% sehingga perlu
ditingkat kan kembali mutu pelayanan di rumah sakit.
Di rumah sakit XX juga dibentuk komite – komite untuk memberikan
pemantauan terhadap kepatuhan pemberian layanan sesuai regulasi yang sudah
ditetapkan. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RS XX sudah terakreditasi
Paripurna dari KARS pada tahun 2019.
1. Visi dan Misi
Visi : “Menjadi penyedia jasa layanan kesehatan yang unggul dan terpercaya bagi
seluruh lapisan masyarakat, demi memajukan kualitas layanan kesehatan di
Indonesia”.
Misi :
a. Memprioritaskan kebutuhan dan keselamatan pasien.
b. Menggalakan budaya pembelajaran, inovasi, dan perbaikan yang
berkesinambungan.
c. Membangun pusat-pusat unggulan layanan kesehatan spesialis bertaraf
internasional.
2. Fasilitas Rumah Sakit XX Tangerang
Saat ini Rumah Sakit XX Tangerang memiliki fasilitas pelayanan yang lengkap
yaitu :
1. Poliklinik spesialis dan sub Spesialis
2. Poliklinik gigi
3. Poliklinik umum
4. Kamar Operasi
5. Kamar Bersalin
6. Rawat inap
7. ICU
8. PICU
9. NICU
10. HCU
11. Pelayanan Unit Gawat Darurat
12. Trauma Center dan URC
13. Pelayanan Farmasi 24 jam
14. Pelayanan HD dan Kidney Center
15. Pelayanan Orthopedic Center
16. Pelayanan Endoskopi
17. Pelayanan Cathlab
18. Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional
19. Welness Geriatric Center
3. Produk Layanan Penunjang Medis
Rumah Sakit XX Tangerang memiliki pelayanan penunjang medis dan non medis
yaitu :
1. Pelayanan Radiologi yang meliputi :
a. Pemeriksaan konvensional
b. Pemeriksaan CT Scan
c. Pemeriksaan MRI
d. Pemeriksaan Panoramic
e. USG
f. Pemeriksaan Mamografi, dll
2. Pelayanan Laboratorium meliputi :
a. Pemeriksaan darah rutin
b. Urine rutin
c. Kimia
d. Serologi
e. Imunologi
f. Astruo-DG
g. HIV
h. Test Narkoba, dll
i. Bank darah
3. Farmasi :
a. Pelayanan farmasi
b. Apotik 24 jam
4. Rehabilitasi medik :
a. Fisioterapi dan Spechterapi
b. Tumbuh kembang
5. EEG
6. EKG
7. Treadmill
8. Spirometri
9. Audiometri
10. Gizi

4. Ketenagaan
Dalam menjalankan operasional layanan di RS XX dikerjakan oleh tenaga medis,
non medis dan tenaga mendukung lain (outsourching). Jumlah seluruh tenaga di
RS XX adalah sejumlah 650 orang, dengan rincian sebagai berikut :
a. Jumlah tenaga medis : 351 orang
b. Jumlah tenaga non medis : 150 orang
c. Tenaga pendukung lainnya : 149 orang

B. GAMBARAN UMUM KEPERAWATAN DI RS XX


Asuhan keperawatan di rumah sakit XX dilakukan dengan metode tim untuk
ruang rawat inap sedangkan untuk unit khusus (kamar operasi, IGD, Intensive)
menggunakan metode kasus.
Pengorganisasian ketenagaan disusun berdasarkan rumus gillis dengan
mempertimbangkan tingkat kebutuhan pasien dalam suatu unit.
Adapun komposisi jumlah ruang perawatan di rumah sakit XX adalah sebagai berikut:

Jumlah
No Nama Ruangan Ruang perawatan
bed
1 Amabilis VVIP (Ruang perawatan umum) 15
2 Orcis Perawatan Internis 37
3 Cattleya Perawatan Maternitas 27
4 Cendrawasih A Ruang perawatan Bedah 35
5 Cendrawasih B VIP dan kelas 1 (Ruang perawatan umum) 27
6 Srikandi Ruang perawatan anak 17
7 Perinatologi Ruang perawatan neonatus 4
8 ICU Ruang perawatan Intensive dewasa 4
9 PICU Ruang perawatan Intensive anak 2
10 NICU Ruang perawatab Intensive neonatus 1
11 Isolasi Ruang perawatan isolasi 4
12 Kamar operasi 4 room OT  
13 VK 4 room VK  
14 IGD 12 Bed  
Jumlah 173

1. Karakteristik Pendidikan Perawat


Keperawatan di rumah sakit XX di pimpin oleh seorang Kepala Divisi dan
dibawah langsung oleh direktur. Divisi keperawatan dibantu oleh 2 kepala
departemen yang membawahi beberapa kapela unit di ruang perawatan. Pelayanan
keperawatan yang dilakukan antara lain : Rawat inap, rawat jalan, endoscopy,
cathlab, HD. Dalam menunjang layanan tersebut jumlah perawat yang ada di
keperawatan sejumlah 231 orang perawat, bidan dan perawat gigi, dan dibantu 10
tenaga Asper yang membantu perawat.
Saat ini sudah berlangsung pendidikan berkelanjutan perawat dari D3
keperawatan melanjutkan program Ners sejumlah 35 orang .

Adapun gambaran karakteristik Pendidikan adalah sebagai berikut :

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PERAWAT DI RS XX


NO PENDIDIKAN JUMLAH
1 Ners 41

2 D3 Keperawatan 163

3 D3 Gigi 5

4 D3 Kebidanan 22
JUMLAH 231
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PERAWAT DI RS XX
250 231

200
163
150

100

50 41
22
5
0
1 2 3 4 JUMLAH

2. Gambaran lama kerja perawat

KARAKTERISTIK LAMA KERJA PERAWAT DI RS XX


N
MASA KERJA PERAWAT JUMLAH
O
1 0 - 1 TAHUN 11
2 2 - 5 TAHUN 67
3 6 -10 TAHUN 95
4 11 - 15 TAHUN 43
5 16 - 20 TAHUN 11
6 > 20 TAHUN 4
JUMLAH 231

KA RA K TERIS TIK LA MA KERJA P ERA W A T


DI RS XX

250
200
150
231
100
50 67 95
11 43 11 4
0
1 2 3 4 5 6 JUMLAH

MASA KERJA PERAWAT JUMLAH

3. Angka Turn over


Gambaran turn over perawat di rumah sakit XX setiap tahun rata – rata 4,3 % dari
jumlah perawat yang ada. Adapun beberapa factor yang menyebabkan beberapa
perawat keluar adalah :
- Mendaftar pegawai negeri : 1,3 %
- Mengasuh anak / orang tua sakit : 1,3 %
- Pindah ke rumah sakit lain : 0,9 %
- Mengikuti suami pindah tugas : 0,8 %

4. Gambaran penerapan jenjang karir


Pengorganisasian implementasi jenjang karir perawat di rumah sakit
melibatkan beberapa unsur terkait yaitu direktur rumah sakit, kepala bidang
keperawatan, komite keperawatan dan dan unit terkait lainnya
Gambaran skema penerapan jenjang karir untuk perawat baru dan perawat
lama di rumah sakit XX sudah dilakukan mengacu pada PMK NO.40 tahun 2017
Tentang Pengembangan jenjang karir professional perawat klinis.
a. Skema implementasi jenjang karir perawat klinik baru
- Rekruitmen dan seleksi
- Magang (Internship) setelah masa orientasi dilajutkan dengan magang
selama 3 bulan untuk selanjutnya dievaluasi
- Assesmen kompetensi
- Kredensialing PK I
- Pemberian penugasan klinik
- Penugasan kerja
- Kenaikan tingkat penjenjangan karir PK I ke PK II (dilakukan 2 tahun
sekali)
b. Skema implementasi jenjang karir perawat klinik lama
- Pemetaan (Mapping), dari hasil pemetaan yang dilakukan didapatkan
skema PK I, PK II, PK III, PK IV, PM I, PM II
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Survey data dasar perawat saat ini (proses mapping) mencakup :
nama, pendidikan terakhir, pelatihan, lama bekerja, umur, jabatan
(jika ada) Melakukan review dan analisis survey data dasar untuk
menetapkan level setiap perawat
2) Menyusun rekapitulasi profil perawat berdasarkan perjenjangan
karirnya
3) Setiap perawat mengikuti assesmen kompetensi
- Assesmen kompetensi
Tahapan Kompetensi terdiri dari :
1) Mengajukan permohonan assesmen
2) Assesmen Mandiri
3) Pra konsultasi
4) Assesmen
5) Usulan banding (jika perlu)
6) Keputusan hasil assesmen
7) Pemberian sertifikat kompetensi
- Kredensial perawat sesuai penjenjangan karirnya (PK I, II, III, IV, )
- Pemberian penugasan klinis bagi PK I, II, III, IV
- Penugasan kerja sesuai dengan area prakteknya
- Kenaikan tingkat penjenjangan klinik

Kompetensi Perawat Klinik Di Rumah Sakit XX Tangerang


1. Perawat pra PK adalah perawat dengan pendidikan D III atau Ners dengan
masa kerja 0-1 tahun sampai tahap proses kredensial untuk menjadi PK I
2. Perawat Klinik I (PK I) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan
masa kerja 3-6 tahun, atau Ners dengan masa kerja 2-4 tahun.
3. Perawat Klinik II (PK II) perawat lulusan D III Keperawatan dengan masa
kerja 6 s/d 9 tahun, atau Ners dengan masa kerja 4 s/d 7 tahun
4. Perawat Klinik III (PK III) adalah perawat lulusan D III Keperawatan dengan
masa kerja 9 s/d 12 tahun, Ners dengan masa kerja 6 s/d 9 tahun, Ners Spesialis
I dengan masa kerja 2 s/d 4 tahun
5. Perawat Klinik IV (PK IV) adalah perawat lulusan D III dengan masa kerja 
19 tahun, Ners dengan masa kerja  13 tahun, Ners dengan masa kerja 9 s/d 12
tahun, atau Ners Spesialis I dengan masa kerja 6 s/d 9 tahun
6. Perawat Manajer I (PM I) adalah Perawat lulusan D III Keperawatan dengan
masa kerja > 10 tahun, atau Perawat Lulusan Ners dengan masa kerja > 5
tahun, sudah menjadi karu > 3 tahun
7. Perawat Manajer II (PM II) adalah Perawat lulusan D III Keperawatan dengan
masa kerja > 15 tahun, atau Perawat Lulusan Ners dengan masa kerja > 8
tahun, sudah menjadi kasi keperawatan > 5 tahun,
SKEMA JENJANG KARIR PERAWAT DI RS XX

N
KOMPETENSI PERAWAT KLINIK JUMLAH
O
1 PK I 11
2 PK II 189
3 PK III 24
4 PK IV 4
5 PM I 2
6 PM II 1
TOTAL 231

SKEMA JENJANG KARIR PERAWAT DI RS XX


200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
PK I PK II PK III PK IV PM I PM II

5. Sistem penghargaan
Sistem reward dan punishmen juga diberlakukan di RS XX, punishment diberikan
sesuai dengan aturan yang berlaku dalam perusahaan yang tertuang dalam
peraturan perusahaan.
Sistem penghargaan terhadap perawat yang sudah dilakukan di rumah sakit XX
adalah :
1. Memberikan penghargaan terhadap perawat terbaik (best nurse of the year)
2. Memberikan penghargaan terhadap kepala ruangan yang berkomitmen
meningkatkan mutu ruangan (best quality improvement)
3. Penghargaan berupa insentive yang disesuaikan dengan skema jenjang karir
perawat

Namun demikian masih harus ditingkatkan lagi penghargaan yang diberikan


kepada perawat

6. Hasil angket kepuasan karyawan


Angket kepuasan karyawan dilakukan secara continue atau rutin setiap
tahun, terakhir dilakukan pada tahun 2019 dengan hasil kepuasan perawat adalah
Hasil menunjukkan persentase tinggi adalah supervisi tidak baik (56,8%) dan
kepuasan kerja kurang puas (51,4%) serta persepsi kondisi lingkungan kerja baik (
62,2%).
7. Sistem penggajian
Sistem penggajian yang berlaku di rumah sakit XX mengacu pada minimal
standart UMR daerah setempat. Adapun komponen dalam gaji adalah :
- Gaji pokok
- Tunjangan jabatan  untuk structural yang memegang jabatan
- Insentive
- Jasa medis
- Tunjangan Kehadiran dan transportasi
- Tunjangan jaga malam
- Tunjangan karir perawat (berdasarkan PK)
BAB IV
PEMBAHASAN

A. ANALISA KASUS
Dari data – data yang di dapatkan dari rumah sakit XX didapatkan beberapa kendala
yang harus segera diatasi diantaranya adalah :
1. Supervisi yang kurang
2. Kepuasan kerja yang kurang
3. Kondisi lingkungan kerja yang kurang

B. PEMBAHASAN KASUS
1. Supervisi yang kurang
Belum adanya pedoman yang mengatur supervise, baik supervise langsung maupun
tidak langsung dan belum dilakukan secara rutin. Hal ini dapat menyebabkan resiko
terjadinya KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) dan perawat cenderung bekerja tidak
sesuai dengan standart yang sudah ditentukan karena tidak adanya system yang
mengontrol kegiatannya.
Hal yang dilakukan oleh pimpinan keperawatan RS XX adalah menbuat panduan
serta tools yang mengatur supervise keperawatan baik supervise langsung maupun
tidak langsung, supervise dilakukan berjenjang dari supervise yang dilakukan oleh
kepala ruangan, kepala departemen dan kepala divisi.

2. Kepuasan kerja yang kurang


Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat di RS XX adalah
a. Karakteristik individu (Kebutuhan individu, nilai – nilai yang dianut, ciri
kepribadian) sebagian besar perawat adalah dengan masa kerja 6 – 10 tahun
dengan tingkat kebutuhan yang sudah meningkat (biaya sekolah anak, biaya
hidup meningkat, dll)
b. Perubahan yang bersifat situasional (Perubahan situasi social, pengaruh dan
pengalaman sebelumnya) Perubahan yang terjadi dalam dunia keperawatan
sangat dinamis dari waktu kewaktu, memenuhi standart Akreditasi, Peningkatan
mutu, penanganan jika terjadi out break atau bencana akan berdampak pada
peningkatan kegiatan dan aktifitas yang dilakukan oleh perawat di RS XX
c. Karakteristik pekerjaan (Imbalan yang diterima, pengawasan, kondisi pekerjaan
itu sendiri) karakteristik lama kerja dan jenjang karir PK II dan III hal ini akan
berpengaruh terhadap tuntutan remunerasi terhadap pelayanan yang diberikan
Beberapa factor yang terjadi di RS XX diatas maka sebagai pimpinan keperawatan
harus melakukan upaya – upaya :
a. Melakukan system penilaian yang obyektif yang kemudian dapat diusulkan
kepada pimpinan tertinggi untuk memperbaiki system remunerasi
b. Melakukan pendekatan, melibatkan dan sosialisasi dalam setiap perubahan
c. Memberikan usulan tentang system jenjang karir dan remunerasi

3. Kondisi lingkungan kerja yang kurang,

Kondisi lingkungan kerja yang kurang dapat disebabkan beberapa factor diantaranya
adalah:

a. Rutinitas pekerjaan
b. Kurang menantang
c. Beban kerja yang tinggi
d. Tidak jelas tanggung jawab dan wewenang
e. Lingkungan yang tidak kondusif

Faktor – factor diatas segera diatasi karena akan dapat menyebabkan burn out,
ketidak puasan dan turn over. Upaya dalam hal mengatasi masalah diatas adalah
sebaiknya pimpinan keperawatan di RS XX melakukan Analisa beban kerja disetiap
unit, melakukan upaya challenge – challenge atau lomba antar unit yang bertujuan
meningkatkan profesionalitas, lakukan gathering seluruh unit untuk mengurangi
kejenuhan, lakukan rotasi rutin untuk mencegah kejenuhan dan upaya right man in
the right place , memperbaiki sitem monitoring untuk menilai tanggung jawab dan
wewenang, meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan perawat (problem
solving) serta dilakukan pengukuran kepuasan kerja perawat setahun sekali.

Pimpinan keperawatan RS XX sudah melakukan upaya dalam menghindari Burn out


dan Turn Over diantaranya adalah :

- Strategi pengembangan staf keperawatan (formal dan non formal) dengan


membuat matrix dan perencanaan pelatihan dan Pendidikan berkelanjutan 35
perawat D3 melanjutkan pendidikan Ners
- Pengembangan karir, dilakukan asesmen kenaikan jenjang karir setiap 2 tahun
sekali
- Membangun tim yang handal
- Membangun lingkungan yang kondusif
- Menguatkan kualitas dan profesionalisme perawat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Rumah sakit XX sudah melakukan upaya – upaya perencanan dan pengembangan karir
keperawatan dengan baik namun masih ada beberapa kendala dan hal – hal perbaikan yang
harus dilakukan.

SARAN
Saran yang dapat direkomendasikan adalah menambah tenaga perawat, melakukan
perencanaan terhadap metode asuhan keperawatan, mengatur dan mengendalikan kinerja
perawat, bersifat terbuka, memberikan umpan balik, sosialisasi sistem remunerasi oleh
Kepala ruang, memperbaiki sistem remunerasi didasari dengan penilaian kinerja yang
obyektif, serta diupayakan ketepatan dan keteraturan penerimaan insentif, adanya sistem
pengawasan yang terencana, melakukan kajian SOP, mengembangkan metode pengisian
dokumen dan sistem evaluasi keterampilan dan pengetahuan perawat.

Anda mungkin juga menyukai