PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagian wanita memasuki usia 50 tahun dan menjadi tua seringkali menjadi
momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan
menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi, kondisi tersebut memang tidak
menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu
tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Seperti halnya tahap-tahap
kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun munculnya rasa
kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1.
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Menopause
Masa menopause merupakan awal dari masa klimakterium, yaitu fase terakhir
dalam kehidupan wanita yang terjadi pada usia 45-50 tahun. Klimakterium yaitu masa
peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode produktif ke periode non-produktif.
Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan
tersebut, disebut tanda dan gejala premenopause yang dapat berlangsung antara 5-
10 tahun sekitar menopause (5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah) dimana pada fase ini
kemampuan reproduksi mulai menurun (Kasdu, 2002).
Menopause adalah perubahan pada wanita ketika periode menstruasinya berhenti.
Seorang wanita sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi
selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang
terjadi tersebut. Menopause dalam kehidupan wanita mengalami 3 tahap yakni
Premenopause, Perimenopause dan Pascamenopause.
Menopause merupakan fase terakhir dimana perdarahan haid seorang wanita
berhenti sama sekali (Yatim, 2001). Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa
menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang menyebabkan
perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali mengganggu aktivitas
sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Sindrom menopause dialami oleh
banyak wanita hampir di seluruh dunia. Sekitar 70%-80% wanita Eropa, 60% wanita di
Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina, dan 10% di Jepang (Baziad, 2003). Respon
wanita terhadap berat tidaknya keluhan masa menopause tergantung dari karakteristik
wanita menopause tersebut. Keluhan pada saat menopause dipengaruhi oleh kondisi haid,
jumlah anak (paritas), umur menopause, alat kontrasepsi hormonal, Index Masa Tubuh
(IMT), pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan sosial ekonomi.
Pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah dan durasi aliran
menstruasi, menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti. Beberapa
wanita akan mengalami menstruasi yang lebih sering atau lebih berat, hal ini biasanya
refleksi dan produksi estrogen folikuler yang terus-menerus dengan atau tanpa ovulasi.
b. Hot flash
c. Gangguan tidur
Masalah tidur yang berkaitan dengan menopause mungkin berkaitan dengan hot
flash atau gangguan napas saat tidur. Wanita menopause dengan keluhan hot flash
berat beresiko gangguan tidur, sementara wanita gemuk, mendengkur keras atau tidur
berlebihan beresiko terhadap gangguan napas saat tidur.
d. Perubahan Atropik
e. Perubahan Psikofisiologis
g. Perubahan Kulit
h. Seksualitas
Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia wanita,
maka minat seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas wanita yang
mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan dalam hasrat seksual,
kesenangan erotik, atau orgasme dan penurunan potensi seksual lebih sedikit pada
wanita dibanding pria selama proses penuaan.
Disfungsi tiroid menjadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia wanita.
E. Patofisiologi Menopause
Pada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan
menurunkan kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormon-hormon hipofisis untuk
menghasilkan hormon steroid. Saat dilahirkan, wanita mempunyai kurang lebih 750.000
folikel primordial. Dengan meningkatnya usia jumlah folikel tersebut akan semakin
berkurang. Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah folikel primordial menurun sampai 8300
buah, yang disebabkan oleh adanya proses ovulasi pada setiap siklus juga karena adanya
apoptosis yaitu proses folikel primordial yang mati dan terhenti pertumbuhannya. Proses
tersebut terjadi terus-menerus selama kehidupan seorang wanita, hingga pada usia sekitar
50 tahun fungsi ovarium menjadi sangat menurun. Apabila jumlah folikel mencapai jumlah
yang kritis, maka akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon yang berakibat
terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya terjadi
oligomenore (Speroff, 2005). Perubahan-perubahan dalam sistem vaskularisasi ovarium
sebagai akibat proses penuaan dan terjadinya sklerosis pada sistem pembuluh darah
ovarium diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi ovarium. Apabila folikel
sudah tidak tersedia berarti wanita tersebut telah memasuki masa menopause.
Pada usia menopause berat ovarium tinggal setengah sampai sepertiga dari berat
sebelumnya. Terjadinya proses penuaan dan penurunan fungsi ovariummenyebabkan
ovarium tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid
(Speroff, 2005). Ovarium pada saat menopause tidak lagi menghasilkan estradiol (E2)atau
inhibin dan progesteron dalam jumlah yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk dalam
jumlah kecil. Oleh karena itu, FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing
Hormone) tidak lagi dihambat oleh mekanisme umpan balik negatif estrogen dan
progesteron yang telah menurun dan sekresi FSH dan LH menjadi meningkat dan FSH dan
LH plasmameningkat ke tingkat yang tinggi. Fluktuasi FSH dan LH serta berkurangnya
kadar estrogen menyebabkan munculnya tanda dan gejala menopause, antara lain rasa
hangat yang menyebar dari badan ke wajah (hot flashes), gangguan tidur, keringat di
malam hari, perubahan urogenital, osteopenia/ kepadatan tulang rendah, dan lain– lain
(Lubis, 2011).
F. Tahap-tahap menopause
Meski nama menopause itu spesifik, tapi transisi menopause membutuhkan periode
yang cukup lama. Oleh karena ini, menopause atas empat tahap (Zulkarnaern, 2003,
Stewart, 2005, & The Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada, 2006; dalam
Prasetya, Firmiana, & Imawati, 2012), yaitu :
1. Premenopause adalah masa antara 40 tahun dan dimulainya siklus haid mulai tidak
teratur.
2. Perimenopause adalah masa diantara premenopause dan menopause, ditandai dengan
tubuh mulai berkurang dalam memproduksi hormon perempuan (ekstrogen dan
progesterone). Rata-rata usia masa perimenopause pada rentang usia 39 tahun sampai
51 tahun. Masa menopause adalah 2-8 tahun (rata-rata 5 tahun).
3. Menopause adalah masa dimana fungsi ovarium berhenti dan seorang perempuan tidak
lagi mendapatkan haid.
4. Pascamenopause adalah waktu ketika perempuan telah mencapai menopause, tepatnya
12 bulan setelah menopause. Saat mengalami masa pascamenopause, perempuan akan
mengalami isu kesehatan jangka panjang, misalnnya osteoporosis dan gangguan
kardiovaskluar. Oleh karena itu, ketika mencapai menopause, adalah masa tepat bagi
perempuan untuk memeriksa kesehatan secara keseluruhan dan pilihan hidup yang bisa
mengatasi masalah kesehatan jangka panjang.
G. Macam-macam menopause
a. Menopause premature (Dini)
Menopause yang terjadi sebelum 40 tahun. Menurut Dr. Purwantyastuti, bila
seseorang mengalami henti haid di usia 30-an atau awal 40-an, maka orang tersebut
dapat dikatakan mengalami menopause dini.
b. Menopause Normal
Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau
diawal 50 tahun.
c. Menopause Terlambat
Menopause yang terjadi apabila seorang wanita masih mendapat haid di atas 52
tahun.
Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari- hari agar tidak
keliru dalam memberikan penanganan.
Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui menopause pertama kali. Biasanya
menopause terjadi antara usia 45 – 50 tahun.
Agama
Data agama dikaji untuk memantapkan identitas, disamping itu perilaku
seseorang tentang kesehatan sering berhubungan dengan agama.
Pekerjaan dan Ekonomi
Pekerjaan berpengaruh pada keadaan sosial ekonomi, untuk mensejahterakan
keluarganya khususnya kesehatan.
Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya terutama tentang masa menopause yang dihadapinya.
Alamat
Alamat atau tempat tinggal ibu ditulis dengan lengkap dan jelas agar
sewaktu-waktu dapat dihubungi apabila terdapat ke gawat-daruratan.
b. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan pasien tersebut mengunjungi klinik, seperti
keluhannya terutama tentang keluhan masa menopause yang dihadapinya.
Psikologi
Perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang menopause
meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua,
mudah tersinggung, mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan
menyeleweng, keinginan seksual menurun dan sulit rnencapai kepuasan
(orgasme). Mereka juga merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan
sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain. Lebih dari 70% wanita
menopause mengalami keluhan vasomotorik, depresi dan keluhan psikis serta
somatis lainnya.
Fisik
Seorang wanita pada masa menopause mengalami perubahan kulit. Lemak
bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendur. Kulit mudah terbakar
sinar matahari dan menimbulkan pig- mentasi dan menjadi hitam. Pada kulit
tumbuh bintik hitam. Otot bawah kulit wajah mengendur sehingga jatuh dan
lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan
keriput. Perubahan metabolisme tubuh ditandai dengan menurunnya
pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, pembakaran, dan keperluan tubuh
menjadi menurun.
c. Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, umur klien saat perkawinan,
lama perkawinan, status menikah sah atau tidak.
d. Riwayat menstruasi
1. Menarche (menstruasi pertama yang dialami oleh klien).
Perlu dikaji untuk mengetahui usia terjadinya menopause, karena wanita
yang mengalami menarche lebih awal akan mengalami menopause pada usia
lebih tua. Secara normal menstruasi berlangsung pada usia 11 – 16 tahun.
2. HPMT (Hari Pertama Menstruasi Terakhir)
Perlu dikaji untuk bisa menentukan kapan ibu mulai mengalami masa
menopause. Menopause terjadi antara usia 45 – 50 tahun.
3. Siklus menstruasi
Dikaji untuk mengetahui siklus menstruasi ibu karena berkaitan dengan
masa menghadapi masa menopause, gejala yang mengawali masa menopause,
yaitu mulai terjadi pola haid yang tidak beraturan, haid dapat berubah-ubah dari
banyak menjadi sedikit tanpa pola tertentu pada wanita yang berusia sekitar 45
tahun ke atas.
e. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sangat penting untuk dikaji baik pasien sendiri, ibu, ayah,
saudara kandung, kakek, nenek, paman dan bibi. Karena ada penyakit yang
menurun dan pasien juga bisa terkena penyakit dari keluarganya, dan memastikan
pasien tidak sedang menderita penyakit, gejala yang mengawali masa menopause,
yaitu osteoporosis (pengeroposan tulang) dan pruritis, merupakan istilah kedokteran
untuk rasa gatal pada kulit di daerah vulva atau alat kelamin.
a) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi :
1. Pola nutrisi (makan dan minum).
Perlu dikaji untuk mengetahui kebiasaan makan dan minum ibu
mulai dari jenis makan, minuman. Berapa banyak / porsinya karena nanti
bisa berpengaruh terhadap menopause.
2. Pada saat menopause kadar estrogen menurun dan hal ini akan mepermudah
hilangnya kalsium tubuh. Peningkatan asupan kalsium dan olahraga teratur
dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Fraktura akibat osteoporosis terjadi
pada 50% diatas usia 50 tahun.
3. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia karena jika kurang personal hygine bisa
menjadikan keputihan. Dampak tidak dilakukannya personal hygiene
genetalia yaitu dapat terjadi infeksi pada vagina, bau badan yang berlebihan
dan integritas permukaan kulit. Vaginitis adalah peradangan pada vagina
yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri.
4. Aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Olahraga dan tidur
yang teratur, mengurangi kenaikan tekanan darah dan obstipasi untuk
mengurangi keluhan pada masa menopause.
5. Istirahat
4. Pemeriksaan Obstetri
1) Inspeksi
- Payudara
Inspeksi payudara dengan mengamati ukuran, bentuk, dan
kesimetrisan payudara. Payudara normalnya melingkar agak simetris
dan besar, sedang atau kecil. Lihat juga warna dan edema pada kulit
payudara, warna aerola. payudara diamati ada tidaknya penonjolan atau
retraksi pada payudara.
- Abdomen
Abdomen diamati bentuknya secara umum, kontur permukaan
abdomen dan adanya retraksi, penonjolan serta ketidak simetrisan.
Amati gerakan kulit abdomen saat inspirasi dan ekspirasi. Amati juga
pertumbuhan rambut dan pigmentasi pada kulit secara lebih teliti. Amati
adakah bekas luka operasi yang berhubungan dengan mioma uterus.
- Genetalia
2. Ketidak mampuan mempertahankan berhubungan dengan tuntutan pekerjaan, pertambahan berat badan dan pola hidup yang monoton.
5. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, penuruan sekresi vagina.
6. Inkontinensia urine berhubungan dengan proses penuaan degenerative pada oto pelvic, prolap uteri, vaginitis.
C. Intervensi Keperawatan
Tabel Diagnosa Keperawatan NIC NOC :
Perencanaan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
No Diagnosa Masalah Keperawatan
1. I Ds : Klien Ciptakan Kebanyakan klien
- Klien mengeluh nyeri saat mengungkapkan lingkungan saling kesulitan untuk
berhubungan disfungsi seksual percaya dan beri berbicara tentang
- Klien mengeluh sering menolak teratasi setelah diberi kesempatan kepada subjek sensitif, tetapi
bila diajak berhubungan tindakan keperawatan klien untuk dengan tercipatanya
Do : Nyeri hilang bila menggambarkan rasa saling percaya
- Alat kelamin luar nampak berhubungan masalahnya dalam dapat menentukan
mengecil Klien tidak kata-kata sendiri atau mengetahui apa
- Vagina kering, kurang elastis menolak bila diajak Beri informasi yang dirasakan pasien
berhubungan tentang kondisi yang menjadi
Vagina lembab dan individu kebutuhannya
elastis Anjurkan klien Informasi akan
untuk berbagi pikiran membantu klien
atau masalah dengan memahami situasinya
pasangan atau orang sendiri
terdekat Komunikasi
Diskusikan dengan terbuka dapat
klien tentang mengidentifikasi area
penggunaan cara atau penyesuaian atau
tekhnik khusus saat masalah dan
berhubungan (misalnya meningkatkan diskusi
: penggunaan minyak dan resolusi
vagina) Mengurangi
Kolaborasi dengan kekeringan vagina
dokter. Beri obat sesuai yang dapat
indikasi estrogen menimbulkan rasa
pengganti sakit dan iritasi,
sehingga
meningkatkan
kenyamanan dalam
berhubungan
Memulihkan
atrofi genetalia,
kekeringan vagina,
uretra
2. II Ds : Tujuan : Kaji tingkat Menentukan sampai
- Klien merasa tidak nyaman Dalam wakti 40 menit pengetahuan klien dimana pengetahuan
dengan keadaannya sekarang klien mengungkapkan tentang keadaannya klien tentang
Do : pengetahuannya atau proses menopause keadaannya atau
- Klien sering bertanya tentang bertambah Beri penjelasan tentang proses menopause
keadaannya Kriteria hasil : proses menopause, Memberi pengetahuan
- Klien nampak cemas dan Klien tahu penyebab penyebab, gejala pada klien tentang
gelisah keadaan saat ini menopause menopause
Klien dapat Beri penjelasan pada Terapi pengganti
menyesuaikan diri klien tentang proses estrogen tidak
dengan keadaannya pengobatan mengembalikan siklus
Klien tidak bertanya- Diskusikan tentang haid normal tapi dapat
tanya tentang perlunya pengaturan menurunkan atau
keadaannya atau diet makanan, menghilangkan gejala
Klien nampak ceria penggunaan suplemen penyebab dari
menopause seperti
memulihkan atrofi
genetalia dan
perubahab dinding
uretra, menghilangkan
hot flushes, dll
Meningkatkan
kesehatan dan
mencegah
osteoporosis
3. III Ds : Klien mengungkapkan Ciptakan Kebanyakan klien
- Klien mengeluh nyeri saat disfungsi seksual teratasi lingkungan saling kesulitan untuk
berhubungan setelah diberi tindakan percaya dan beri berbicara tentang
- Klien mengeluh sering menolak keperawatan dengan kesempatan kepada subjek sensitif, tetapi
bila diajak berhubungan kriteria : klien untuk dengan tercipatanya
Do : Nyeri hilang bila menggambarkan rasa saling percaya
Klien selalu menanyakan tentang berhubungan masalahnya dalam dapat menentukan
keluhan dan keadaannya Klien tidak menolak kata-kata sendiri atau mengetahui apa
bila diajak Beri informasi yang dirasakan pasien
berhubungan tentang kondisi yang menjadi
individu kebutuhannya
Anjurkan klien Informasi akan
untuk berbagi pikiran membantu klien
atau masalah dengan memahami situasinya
pasangan atau orang sendiri
terdekat Komunikasi
Diskusikan dengan terbuka dapat
klien tentang mengidentifikasi area
penggunaan cara atau penyesuaian atau
tekhnik khusus saat masalah dan
berhubungan meningkatkan diskusi
Kolaborasi dengan dan resolusi
dokter. Mengurangi
kekeringan vagina
yang dapat
menimbulkan rasa
sakit dan iritasi,
sehingga
meningkatkan
kenyamanan dalam
berhubungan
Memulihkan
atrofi genetalia,
kekeringan vagina,
uretra
4. IV Ds : Setelah dilakukan tindakan Anjurkan klien Pakaian yang
Klien mengeluh sering terbangun keperawatan pada klien, untuk memakai pakaian menyerap keringat
saat tidur karena perasaan panas pola tidur klien normal, yang menyerap mengurangi
dan berkeringat dengan kriteria hasil : keringat ketidaknyamanan
Do : Klien tidak sering Anjurkan klien akibat keringat
Tampak hitam pada palpebra terbangun saat tidur untuk menghindari berlebih
Palpebra tidak hitam makanan berbumbu, Mengurangi rasa
pedas, dan goreng- tidak nyaman
gorengan, alkohol Menghindari
Anjurkan klien trigger yang
untuk menghindari mencetuskan hot flash
beraktivitas di cuaca Mengurangi rasa
yang panas panas dan keringat
Anjurkan klien berlebih
untuk mencuci muka
saat hot flashes terjadi
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi
Pendokumentasian data perkembangan Asuhan Keperawatan ditulis dengan SOP.
Merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana asuhan yang dilakukan benar-
benar telah mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu seperti yang telah
diidentivikasikan pada langkah kedua tentang masalah. Diagnosa atau kebutuhan
perawatan kesehatan. Mengevaluasi adalah tindakan evaluasi dari asuhan yang telah
diberikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Mujahidah, Rosyada Amrina, dkk. 2016. Jurnal kesehatan masyarakat (e-journal) Volume 4,
Nomor 1. FKM UNDIP
Anya, Asbar. 2018 . Jurnal Perempuan, Agama dan Jender, No. 1.p-ISSN: 1412-6095|e-ISSN:
2407-1587) Vol. 17, No. 1, 2018, Hal. 96 – 107
Alimiul Hidayat, Aziz A. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi dan Proses
Keperawatan. Jakarta :Salemba Media
Astuti, Nina. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Menopause pada Ny.H P3 A0 Umur 50 tahun
dengan Hot Flush di Posyandu Bina Bhakti Surakarta. Surakarta