Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan peningkatan usia banyak terjadi proses pertumbuhan dan


perkembangan pada manusia, namun pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan
akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan banyak perubahan yang terjadi
pada fungsi tubuh manusia, perubahan tersebut biasanya terjadi pada proses penuaan.

Sebagian wanita memasuki usia 50 tahun dan menjadi tua seringkali menjadi
momok yang menakutkan. Kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan
menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi, kondisi tersebut memang tidak
menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa tua dan menopause merupakan salah satu
tahap yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya. Seperti halnya tahap-tahap
kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun munculnya rasa
kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini.

Menurut pengamatan peneliti ada kesalah pengertian yang cukup mengganggu di


tengah-tengah masyarakat tentang masalah psikologis pada masa menopause. Ada kesan
bahwa masyarakat belum sepenuhnya menyadari masalah gangguan depresi yang dapat
menyerang mereka pada saat mereka memasuki menopause. Aneka gangguan perasaan itu
seringkali dipahami secara umum sebagai penyakit atau gangguan yang tidak
berhubungan dengan menopause. Keadaan ini membawa akibat pada buruknya antisipasi
dan penanganan terhadap masalah menopause dan efek psikologis yang ditimbulkannya.
Mengenali gejala gejala depresi pada tiap-tiap fase merupakan hal yang sangat penting

Wanita dengan usia menopause agar kehidupannya berlangsung dalam kepuasan


dan kebahagiaan serta kesejahteraan, maka diperlukan adanya persiapan sejak dini untuk
menjaga kesehatan sesuai dengan pengetahuan yang memadai. Dalam hal Kesehatan perlu
juga adanya persiapan terhadap datangnya proses menopause yang tidak bisa dihindari.
Resiko timbulnya keluhan bisa menurun jika mempersiapkan diri secara fisik maupun
psikis sejak jauh-jauh hari sebelumnya, kalau kemudian keluhan tetap ada dengan
persiapan diri yang lebih baik lagi, artinya segala perubahan yang akan dialami dapat
lebih diterima dengan bijaksana. Salah satu persiapan yang penting adalah dengan
mengenal apa, mengapa dan bagaimana sebenarnya kejadian pada proses menopause
tersebut, dengan demikian masa menopause dapat dijalani dengan lebih baik secara fisik
maupun psikis sehingga setiap wanita dapat menjalani hari-harinya dengan kualitas hidup
yang lebih baik.

Berdasarkan data wanita Indonesia yang memasuki masa menopause semakin


meningkat tiap tahunnya. Sensus penduduk tahun 2000 jumlah perempuan berusia diatas
50 tahun baru mencapai 15,5 juta jiwa atau 7,6 % dari total penduduk, sedangkan tahun
2020 jumlahnya diperkirakan meningkat menjadi 30,0 juta jiwa atau 11,5 % dari total
penduduk. Berdasarkan data kependudukan menurut jenis kelamin dan kelompok usia di
Kota Semarang didapat usia 40-44 tahun jumlah 60584 jiwa, usia 45-49 54314 jiwa, usia
50 – 54 44158 jiwa dan usia 55 – 59 29857 jiwa. Rekapitulasi pendataan keluarga
jumlah jiwa menurut kelompok umur yaitu usia 45 -50 Kecamatan Genuk dengan
wilayah kerja Puskesmas Bangetayu berjumlah 3938 Orang. Berdasarkan studi awal
yang dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Bangetayu dari 15 wanita yang
menopause 40 % berusia antara 45 – 50 th, dan 60% berusia >51th.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1.
2.
3.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Menopause
Masa menopause merupakan awal dari masa klimakterium, yaitu fase terakhir
dalam kehidupan wanita yang terjadi pada usia 45-50 tahun. Klimakterium yaitu masa
peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode produktif ke periode non-produktif.
Tanda, gejala atau keluhan yang kemudian timbul sebagai akibat dari masa peralihan
tersebut, disebut tanda dan gejala premenopause yang dapat berlangsung antara 5-
10 tahun sekitar menopause (5 tahun sebelum dan 5 tahun sesudah) dimana pada fase ini
kemampuan reproduksi mulai menurun (Kasdu, 2002).
Menopause adalah perubahan pada wanita ketika periode menstruasinya berhenti.
Seorang wanita sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi
selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang
terjadi tersebut. Menopause dalam kehidupan wanita mengalami 3 tahap yakni
Premenopause, Perimenopause dan Pascamenopause.
Menopause merupakan fase terakhir dimana perdarahan haid seorang wanita
berhenti sama sekali (Yatim, 2001). Pada usia 50 tahun, perempuan memasuki masa
menopause sehingga terjadi penurunan atau hilangnya hormon estrogen yang menyebabkan
perempuan mengalami keluhan atau gangguan yang seringkali mengganggu aktivitas
sehari-hari bahkan dapat menurunkan kualitas hidupnya. Sindrom menopause dialami oleh
banyak wanita hampir di seluruh dunia. Sekitar 70%-80% wanita Eropa, 60% wanita di
Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina, dan 10% di Jepang (Baziad, 2003). Respon
wanita terhadap berat tidaknya keluhan masa menopause tergantung dari karakteristik
wanita menopause tersebut. Keluhan pada saat menopause dipengaruhi oleh kondisi haid,
jumlah anak (paritas), umur menopause, alat kontrasepsi hormonal, Index Masa Tubuh
(IMT), pendidikan, pekerjaan, status pernikahan, dan sosial ekonomi.

B. Tanda dan Gejala

a. Perubahan Pola Perdarahan

Pola yang paling umum adalah penurunan bertahap jumlah dan durasi aliran
menstruasi, menyebabkan terjadinya bercak darah dan kemudian berhenti. Beberapa
wanita akan mengalami menstruasi yang lebih sering atau lebih berat, hal ini biasanya
refleksi dan produksi estrogen folikuler yang terus-menerus dengan atau tanpa ovulasi.
b. Hot flash

Periode berulang dan sementara terjadinya kemerahan, berkeringat, dan


perasaan panas, sering kali disertai palpitasi dan perasaan ansietas, dan kadang-kadang
diikuti dengan demam.

c. Gangguan tidur

Masalah tidur yang berkaitan dengan menopause mungkin berkaitan dengan hot
flash atau gangguan napas saat tidur. Wanita menopause dengan keluhan hot flash
berat beresiko gangguan tidur, sementara wanita gemuk, mendengkur keras atau tidur
berlebihan beresiko terhadap gangguan napas saat tidur.

d. Perubahan Atropik

Efek jangka panjang penurunan kadar estrogen termasuk penipisan epitelium


vagina dan serviks, lapisan kapiler menjadi lebih tampak sebagai kemerahan yang
terputus-putus. Ukuran serviks biasanya mengecil dengan menurunnya produksi mukus
yang dapat menyebabkan disparenia. Traktus urinarius juga menunjukkan perubahan
setelah menopause. Gejalanya dapat meliputi kering atau gatal pada vulva dan vagina
atau dispareunia.

e. Perubahan Psikofisiologis

Gejala psikologis yang sering kali disebut dalam hubungannya dengan


menopause adalah depresi alam perasaan, insomnia, dan penurunan minat seksual.
Terdapat perbedaan antara insomnia sejati dengan perubahan tidur yang dikaitkan
dengan keringat malam berlebihan. Hilangnya libido dapat dipengaruhi sejumlah faktor
termasuk peningkatan depresi atau ansietas.

f. Perubahan Berat Badan

Menopause seringkali dianggap sebagai penyebab peningkatan berat badan


pada wanita usia paruh baya. Rekomendasi untuk meningkatkan olahraga dan diet
sehat yang meliputi pengawasan asupan kalori dan lemak harus dibuat untuk wanita
seiring pertambahan usia mereka.

g. Perubahan Kulit

Sebagian besar perubahan kulit yang diperhatikan wanita pada masa


menopause adalah kerusakan karena sinar matahari. Perubahan lain meliputi kulit
kering, banyak berkeringat, pengerutan, perubahan fungsi pelindung, penipisan, dan
penurunan penyembuhan luka.

h. Seksualitas

Selama bertahun-tahun telah menjadi anggapan bahwa semakin tua usia wanita,
maka minat seks dan responsif wanita akan menurun. Mayoritas wanita yang
mengalami menopause alami tidak melaporkan penurunan dalam hasrat seksual,
kesenangan erotik, atau orgasme dan penurunan potensi seksual lebih sedikit pada
wanita dibanding pria selama proses penuaan.

i. Perubahan Fungsi Tiroid

Disfungsi tiroid menjadi lebih umum terjadi seiring pertambahan usia wanita.

C. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Usia Menopause


1. Hubungan Pendidikan dengan Usia Menopause
Hubungan usia menopause dengan pendidikan, hasil uji statistik Rank
Spearman menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna (p = 0,691) antara
pendidikan dengan usia menopause. Pendidikan yang dicapai, penerimaan akan lebih
mudah karena dengan pendidikan seseorang dapat berpikir secara rasional dan terbuka
terhadap ide-ide baru dan perubahan. Selain itu pendidikan juga berpengaruh secara
tidak langsung melalui peningkatan status sosial, kedudukan seorang wanita,
peningkatan mereka terhadap kehidupan, peningkatan kemampuan untuk membuat
keputusan sendiri dan menyatakan pendapat. Wanita yang berpendidikan lebih mudah
mendapat pelayanan kesehatan karena mereka menyadari sepenuhnya manfaat
pelayanan kesehatan tersebut.
2. Umur sewaktu mendapat haid pertama kali (menarche).
Penelitian menemukan adanya hubungan antara umur pertama mendapat haid
dengan umur sewaktu memasuki menopause. Semakin muda umur sewaktu mendapat
haid pertama kali, semakin tua usia memasuki menopause.
3. Kondisi kejiwaan dan pekerjaan.
4. Hasil penelitian juga menunjukkan perempuan yang tidak menikah dan bekerja, umur
memasuki menopause lebih muda dibandingkan dengan perempuan sebaya yang
bekerja dan menikah.
5. Jumlah anak
Makin sering melahirkan, makin tua baru memasuki menopause.
6. Penggunaan obat-obat keluarga berencana (KB).
Obat-obat KB memang menekan fungsi hormon dari indung telur, kelihatannya
perempuan yang menggunakan pil KB lebih lama baru memasuki umur menopause.
7. Merokok.
Perempuan perokok kelihatannya akan lebih muda memasuki usia menopause
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok.
8. Cuaca dan ketinggian tempat tinggal dari pemukiman laut.
Perempuan yang tinggal di ketinggian lebih dari 2000-3000 M dari permukaan
laut lebih cepat 1-2 tahun memasuki usia menopause dibandingkan dengan perempuan
yang tinggal diketinggian <1000 M dari permukaan laut.
9. Sosio-ekonomi.
Menopause juga dipengaruhi oleh faktor status sosio ekonomi, di samping
pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat
badan perempuan yang bersangkutan juga termasuk kepada faktor sosioekonomi.
Kualitas hidup yang positif pada wanita menopause dimana individu memiliki
pandangan psikologis yang positif, memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik,
memiliki kemampuan fisik untuk melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, memiliki
hubungan yang baik dengan teman, keluarga, dan tetangga, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan rekreasi, tinggal dalam lingkungan yang aman dengan fasilitas yang
baik, dan juga memiliki cukup uang dan mandiri (Bowling, dalam Prastiwi, 2012).

D. Perubahan Fisik pada Menopause


Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:

a. Ketidakteraturan Siklus Haid


Setiap wanita akan mulai mengalami siklus haid yang tidak teratur, dapat
menjadi lebih panjang atau lebih pendek sampai akhirnya berhenti. Terdapat
perdarahan yang datangnya tidak teratur dalam rentang beberapa bulan kemudian
berhenti sama sekali.
b. Gejolak Rasa Panas (hot flushes)
Terdapat sekitar 40% wanita mengeluh bahwa siklus haidnya tidak teratur.
Keadaan ini meningkat sampai 60% pada waktu 1- 2 tahun menjelang haid berhenti
total atau menopause. Rasa panas ini sering disertai dengan warna kemerahan pada
kulit dan berkeringat.
c. Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan
lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina
menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis.
d. Alat kelamin mulai mengerut
Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama,
menahan kencing terutama pada saat batuk, bersin, tertawa dan orgasme.
e. Menurunnya gairah seks Wanita mengalami penurunan
Dalam kadar testosteron mereka selama pra menopause ini dapat
mengakibatkan hilangnya hasrat seksual. Tapi bagi sebagian wanita masalah libido
terkait dengan kurangnya hormon estrogen atau menipisnya jaringan vagina. (Baziad,
2003 ; Kasdu, 2002 ; Northrup, 2006 ; Wijayanti, 2009)

E. Patofisiologi Menopause
Pada wanita menopause, hilangnya fungsi ovarium secara bertahap akan
menurunkan kemampuannya dalam menjawab rangsangan hormon-hormon hipofisis untuk
menghasilkan hormon steroid. Saat dilahirkan, wanita mempunyai kurang lebih 750.000
folikel primordial. Dengan meningkatnya usia jumlah folikel tersebut akan semakin
berkurang. Pada usia 40-44 tahun rata-rata jumlah folikel primordial menurun sampai 8300
buah, yang disebabkan oleh adanya proses ovulasi pada setiap siklus juga karena adanya
apoptosis yaitu proses folikel primordial yang mati dan terhenti pertumbuhannya. Proses
tersebut terjadi terus-menerus selama kehidupan seorang wanita, hingga pada usia sekitar
50 tahun fungsi ovarium menjadi sangat menurun. Apabila jumlah folikel mencapai jumlah
yang kritis, maka akan terjadi gangguan sistem pengaturan hormon yang berakibat
terjadinya insufisiensi korpus luteum, siklus haid anovulatorik dan pada akhirnya terjadi
oligomenore (Speroff, 2005). Perubahan-perubahan dalam sistem vaskularisasi ovarium
sebagai akibat proses penuaan dan terjadinya sklerosis pada sistem pembuluh darah
ovarium diperkirakan sebagai penyebab gangguan vaskularisasi ovarium. Apabila folikel
sudah tidak tersedia berarti wanita tersebut telah memasuki masa menopause.
Pada usia menopause berat ovarium tinggal setengah sampai sepertiga dari berat
sebelumnya. Terjadinya proses penuaan dan penurunan fungsi ovariummenyebabkan
ovarium tidak mampu menjawab rangsangan hipofisis untuk menghasilkan hormon steroid
(Speroff, 2005). Ovarium pada saat menopause tidak lagi menghasilkan estradiol (E2)atau
inhibin dan progesteron dalam jumlah yang bermakna, dan estrogen hanya dibentuk dalam
jumlah kecil. Oleh karena itu, FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing
Hormone) tidak lagi dihambat oleh mekanisme umpan balik negatif estrogen dan
progesteron yang telah menurun dan sekresi FSH dan LH menjadi meningkat dan FSH dan
LH plasmameningkat ke tingkat yang tinggi. Fluktuasi FSH dan LH serta berkurangnya
kadar estrogen menyebabkan munculnya tanda dan gejala menopause, antara lain rasa
hangat yang menyebar dari badan ke wajah (hot flashes), gangguan tidur, keringat di
malam hari, perubahan urogenital, osteopenia/ kepadatan tulang rendah, dan lain– lain
(Lubis, 2011).

F. Tahap-tahap menopause
Meski nama menopause itu spesifik, tapi transisi menopause membutuhkan periode
yang cukup lama. Oleh karena ini, menopause atas empat tahap (Zulkarnaern, 2003,
Stewart, 2005, & The Society of Obstetricians and Gynaecologists of Canada, 2006; dalam
Prasetya, Firmiana, & Imawati, 2012), yaitu :
1. Premenopause adalah masa antara 40 tahun dan dimulainya siklus haid mulai tidak
teratur.
2. Perimenopause adalah masa diantara premenopause dan menopause, ditandai dengan
tubuh mulai berkurang dalam memproduksi hormon perempuan (ekstrogen dan
progesterone). Rata-rata usia masa perimenopause pada rentang usia 39 tahun sampai
51 tahun. Masa menopause adalah 2-8 tahun (rata-rata 5 tahun).
3. Menopause adalah masa dimana fungsi ovarium berhenti dan seorang perempuan tidak
lagi mendapatkan haid.
4. Pascamenopause adalah waktu ketika perempuan telah mencapai menopause, tepatnya
12 bulan setelah menopause. Saat mengalami masa pascamenopause, perempuan akan
mengalami isu kesehatan jangka panjang, misalnnya osteoporosis dan gangguan
kardiovaskluar. Oleh karena itu, ketika mencapai menopause, adalah masa tepat bagi
perempuan untuk memeriksa kesehatan secara keseluruhan dan pilihan hidup yang bisa
mengatasi masalah kesehatan jangka panjang.

G. Macam-macam menopause
a. Menopause premature (Dini)
Menopause yang terjadi sebelum 40 tahun. Menurut Dr. Purwantyastuti, bila
seseorang mengalami henti haid di usia 30-an atau awal 40-an, maka orang tersebut
dapat dikatakan mengalami menopause dini.
b. Menopause Normal
Menopause yang alami dan umumnya terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau
diawal 50 tahun.
c. Menopause Terlambat
Menopause yang terjadi apabila seorang wanita masih mendapat haid di atas 52
tahun.

H. Gangguan pada Menopause


a. Gangguan Tidur
Sulitnya tidur disebabkan karena kadar progesteron dalam tubuh menurun.
Gangguan tidur ini tidak bias dianggap sepele karena dapat menyebabkan serangan
jantung, stroke, dan bahkan diabetes.
b. Menurunyya Pendengaran
Hal ini terjadi karena penurunan estrogen.
c. Mata Kering
Dalam hal ini mata kering disebabkan karena penurunan hormone testosterone
yang berfungsi untuk melembabkan dan melumasi mata.
d. Gangguan autoimun
Penyakit karena penurunan imun tubuh seperti, rheumatoid arthritis dan multiple
sclerosis terjadi karena penurunan estrogen dalam tubuh wanita yang menopause.
Penurunan hormone ini menyebabkan peradangan dalam tubuh.
e. Prolaps Organ Panggul
Saat menopause, otot-otot panggul menjadi lemah dan organ vital seperti vagina,
rahim, kandung kemih, dan rektum akan mengganggu kesehatan reproduksi.
KONSEP DASAR TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN MENOPAUSE

A. Pengkajian (Pengumpulan data dasar)


Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk
mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi pasien.
1. Data Subyektif
a. Biodata yang mencakup identitas pasien

 Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari- hari agar tidak
keliru dalam memberikan penanganan.
 Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui menopause pertama kali. Biasanya
menopause terjadi antara usia 45 – 50 tahun.
 Agama
Data agama dikaji untuk memantapkan identitas, disamping itu perilaku
seseorang tentang kesehatan sering berhubungan dengan agama.
 Pekerjaan dan Ekonomi
Pekerjaan berpengaruh pada keadaan sosial ekonomi, untuk mensejahterakan
keluarganya khususnya kesehatan.
 Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga dapat memberikan konseling sesuai dengan
pendidikannya terutama tentang masa menopause yang dihadapinya.
 Alamat
Alamat atau tempat tinggal ibu ditulis dengan lengkap dan jelas agar
sewaktu-waktu dapat dihubungi apabila terdapat ke gawat-daruratan.
b. Keluhan utama
Untuk mengetahui alasan pasien tersebut mengunjungi klinik, seperti
keluhannya terutama tentang keluhan masa menopause yang dihadapinya.
 Psikologi
Perubahan kejiwaan yang dialami seorang wanita menjelang menopause
meliputi merasa tua, tidak menarik lagi, rasa tertekan karena takut menjadi tua,
mudah tersinggung, mudah terkejut sehingga jantung berdebar, takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan
menyeleweng, keinginan seksual menurun dan sulit rnencapai kepuasan
(orgasme). Mereka juga merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan
sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain. Lebih dari 70% wanita
menopause mengalami keluhan vasomotorik, depresi dan keluhan psikis serta
somatis lainnya.
 Fisik
Seorang wanita pada masa menopause mengalami perubahan kulit. Lemak
bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendur. Kulit mudah terbakar
sinar matahari dan menimbulkan pig- mentasi dan menjadi hitam. Pada kulit
tumbuh bintik hitam. Otot bawah kulit wajah mengendur sehingga jatuh dan
lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan
keriput. Perubahan metabolisme tubuh ditandai dengan menurunnya
pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, pembakaran, dan keperluan tubuh
menjadi menurun.
c. Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, umur klien saat perkawinan,
lama perkawinan, status menikah sah atau tidak.
d. Riwayat menstruasi
1. Menarche (menstruasi pertama yang dialami oleh klien).
Perlu dikaji untuk mengetahui usia terjadinya menopause, karena wanita
yang mengalami menarche lebih awal akan mengalami menopause pada usia
lebih tua. Secara normal menstruasi berlangsung pada usia 11 – 16 tahun.
2. HPMT (Hari Pertama Menstruasi Terakhir)
Perlu dikaji untuk bisa menentukan kapan ibu mulai mengalami masa
menopause. Menopause terjadi antara usia 45 – 50 tahun.
3. Siklus menstruasi
Dikaji untuk mengetahui siklus menstruasi ibu karena berkaitan dengan
masa menghadapi masa menopause, gejala yang mengawali masa menopause,
yaitu mulai terjadi pola haid yang tidak beraturan, haid dapat berubah-ubah dari
banyak menjadi sedikit tanpa pola tertentu pada wanita yang berusia sekitar 45
tahun ke atas.
e. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sangat penting untuk dikaji baik pasien sendiri, ibu, ayah,
saudara kandung, kakek, nenek, paman dan bibi. Karena ada penyakit yang
menurun dan pasien juga bisa terkena penyakit dari keluarganya, dan memastikan
pasien tidak sedang menderita penyakit, gejala yang mengawali masa menopause,
yaitu osteoporosis (pengeroposan tulang) dan pruritis, merupakan istilah kedokteran
untuk rasa gatal pada kulit di daerah vulva atau alat kelamin.
a) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari, meliputi :
1. Pola nutrisi (makan dan minum).
Perlu dikaji untuk mengetahui kebiasaan makan dan minum ibu
mulai dari jenis makan, minuman. Berapa banyak / porsinya karena nanti
bisa berpengaruh terhadap menopause.
2. Pada saat menopause kadar estrogen menurun dan hal ini akan mepermudah
hilangnya kalsium tubuh. Peningkatan asupan kalsium dan olahraga teratur
dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Fraktura akibat osteoporosis terjadi
pada 50% diatas usia 50 tahun.
3. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh
terutama pada daerah genetalia karena jika kurang personal hygine bisa
menjadikan keputihan. Dampak tidak dilakukannya personal hygiene
genetalia yaitu dapat terjadi infeksi pada vagina, bau badan yang berlebihan
dan integritas permukaan kulit. Vaginitis adalah peradangan pada vagina
yang terjadi karena perubahan keseimbangan normal bakteri.
4. Aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Olahraga dan tidur
yang teratur, mengurangi kenaikan tekanan darah dan obstipasi untuk
mengurangi keluhan pada masa menopause.
5. Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien


tidur, kebiasan sebelum tidur misalnya : membaca, kebiasaan dengan
mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang.
Menyatakan bahwa pada saat menopause mengalami perubahan dalam
masalah kesehatan seperti cepat lelah, pusing, berkeringat. Untuk
mencegah penurunan kondisi tubuh biasanya mengkonsumsi vitamin,
sayuran, buah-buahan, istirahat yang cukup, serta berolahraga.
6. Seksualitas
Dengan semakin bertambahnya usia, maka perilaku seks juga akan
berubah. Perubahan seksual pada wanita, khususnya setelah menopause,
akan menurunkan tingkat produksi hormon esterogen dan androgen. Ini akan
menyebabkan terjadinya beberapa perubahan fisik. Wanita menopause
membutuhkan waktu lama atau sulit mengalami ketertarikan secara seksual.
Hubungan intim mungkin akan menimbulkan sakit sebab dinding vagina
menjadi tipis.
f. Data Psikologi, kultural
1. Data Psikologi dan Kultural
a. Psikologi
Perubahan-perubahan psikologi maupun fisik ini berhubungan
dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga
dan gairah, berkurangnya konsentrasi dan kemampuan akademik, timbulnya
perubahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur, rasa kekurangan,
rasa sepi, ketakutan, keganasan, tidak sabar lagi dan lain-lain.Perubahan
psikis ini berbeda-beda tergantung dari kemampuan si wanita untuk
menyesuaikan diri.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini penting dilakukan karena pasien akan diperiksa secara
umum dengan cara menyentuh pasien dan apa yang akan kita inginkan pasien
juga melakukan sehingga pemeriksaan ini akan membuat pasien merasa tidak
nyaman. Dan yang penting lagi selalu menjaga privasi pasien.
a. Keadaan Umum
Keadaan umum pasien diamati mulai saat pertama kali bertemu
dengan pasien, dilanjutkan sewaktu mengukur tanda-tanda vital dan
sewaktu mengukur tinggi dan berat badan. Pada masa menopause diikuti
perubahan-perubahan baik fisik maupun psikisnya (informed consent).
b. Tanda - tanda Vital
Tanda-tanda vital diukur setelah posisi pasien diatur yang nyaman
serta keadaan umumnya diketahui. Tanda-tanda vital yang diukur adalah
tekanan darah. suhu, nadi dan pernafasan serta berat dan tinggi badan.
 Tekanan Darah
Jika tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg) maka pasien
memiliki tekanan darah tinggi. Pada dewasa muda umur 16 - 21 TD>
140/90 mmHg dianggap hipertensi, pada manula umur 50- 60 TD
normalnya 140/90 mmHg.
 Suhu Badan
Suhu Menurun sekitar 0,1 – 0,9 C Seringkali tubuh menggigil
pada akhir hot flush. Jika suhu badan lebih dari 38 oC maka dapat
dicurigai pasien mengalami infeksi, sehingga pasien harus segera
berobat.
 Frekuensi pernafasan
Pernafasan berada dalam batas yang normal yaitu antara 20-30
x/menit.Keluhan fisik yang dialami wanita menopause antara lain
mudah berdebar-debar.
 Denyut nadi
Jika denyut nadi di atas 100 x/menit sebaiknya periksa adakah
tanda-tanda infeksi. Keluhan yang mempengaruhi fungsi jantung dan
pembuluh darah meliputi kulit terasa kering, keriput, dan longgar.
 Berat badan
Selama masa menopause, kadar estrogen dalam tubuh menurun,
begitu juga dengan kondisi tubuh secara umum yang menyebabkan
naiknya kadar lemak dalam tubuh.
3. Pemeriksaan Head to toe :
a. Kepala
- Rambut
Pasca menopause terjadi perubahan terhadap pertumbuhan rambut
yaitu rambut pubis, ketiak,serta rambut kepala, menjadi tipis.
- Mata
Kekurangan estrogen dapat menyebabkan atrofi kornea dan
konjungtiva, serta turunnya fungsi kelenjar air mata.
- Mulut, hidung dan telinga
Kekurangan estrogen juga menyebabkan perubahan mulut dan
hidung. Selaput lendirnya berkerut,aliran darah berkurang, terasa kering,
dan mudah terkena giginvitis.
b. Dada
Dikaji adakah retraksi dinding dada (sesak) dan nyeri atau tidak,
karena jika terdapat nyeri dada saat pemeriksaan patut dicurigai adanya
penyakit jantung atau tuberculosis. Progestin dapat menurunkan kadar
HDL-kolesterol serta meningkatkan kadar LDL-kolesterol. Terjadinya
aterosklerosis (deposit lemak) dipercepat oleh kadar LDL-kolesterol yang
tinggi didalam darah yang kadang-kadang didahului oleh sakit dada hebat
yang berulang-ulang sehingga serangan jantung terjadi pada klien.
c. Abdomen

Abdomen diperiksa untuk mengetahui ada tidakya pembengkakan


hati dengan cara palpasi bagian perut sebelah kanan ditekan. Jika ibu
merasa kesakitan atau teraba massa kemungkinan terdapat penyakit hati
dan periksa juga apakah massa/benjolan karena ibu hamil atau mioma
uterus.
d. Ekstremitas
Apakah ada kelainan, lengkap atau tidak fungsi biasa atau tidak ada
oedema reflek pathella.

4. Pemeriksaan Obstetri
1) Inspeksi
- Payudara
Inspeksi payudara dengan mengamati ukuran, bentuk, dan
kesimetrisan payudara. Payudara normalnya melingkar agak simetris
dan besar, sedang atau kecil. Lihat juga warna dan edema pada kulit
payudara, warna aerola. payudara diamati ada tidaknya penonjolan atau
retraksi pada payudara.
- Abdomen
Abdomen diamati bentuknya secara umum, kontur permukaan
abdomen dan adanya retraksi, penonjolan serta ketidak simetrisan.
Amati gerakan kulit abdomen saat inspirasi dan ekspirasi. Amati juga
pertumbuhan rambut dan pigmentasi pada kulit secara lebih teliti. Amati
adakah bekas luka operasi yang berhubungan dengan mioma uterus.
- Genetalia

Kulit dilihat ukuran dan adanya kelainan yang tampak pada


genetalia, dan adakah perdarahan pervaginam, penonjolan atau
pembengkakan pada vagina. Keluhan yang dirasakan mengenai alat
kelamin meliputi liang sanggama terasa kering, sulit menerima
rangsangan karena sensitivitasnya sudah menurun, epitel Iiang
sanggama dan sekitarnya menipis, sehingga mudah terjadi infeksi,
dalam melakukan hubungan seks sering terasa sakit (dispareunia),
elastisitas sudah menurun sehingga terasa longgar (Manuaba, 2009).
2) Pemeriksaan dalam : tidak diperiksa
3) Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium umum
Yang dilakukan secara rutin meliputi darah lengkap, urine
lengkap, fungsi hati dan ginjal, pemeriksaan kolesterol, serta gula
darah. Sedangkan pemeriksaan laboratorium khusus meliputi
pemeriksaan pap smear, biopsi lapisan dalam rahim, dan biopsi mulut
rahim.
b. Pemeriksaan rutin Sederhana :
1. Keluhan yang dikemukakan, keluhan ini akan dikembangkan
melalui pertanyaan yang lebih rinci terhadap pasien. Ini dilakukan
untuk mengupayakan arah kemungkinan penyakit sudah dapat
dipastikan.
2. Pemeriksaan fisik khusus Dengan alat :
 Kolnoskopi, untuk mengetahui adanya kelainan/perlukaan bibir
kemaluan, kelainan liang senggama, atau kelainan mulut.
 Histereskopi, untuk mengetahui adanya kelainan pada ruang
rahim.
 Ultrasonografi, untuk mengetahui adanya kelainan pada
abdomen umumnya, kelainan ginjal, hati, kelainan indung telur,
rahim dan sekitarnya, serta kelainan payudara.
 Mammografi untuk mengetahui kelainan khusus payudara.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan tentang perubahan tubuh yang normal berhubungan dengan perimenopause, menopause, dan gaya hidup.

2. Ketidak mampuan mempertahankan berhubungan dengan tuntutan pekerjaan, pertambahan berat badan dan pola hidup yang monoton.

3. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur atau fungsi seksual.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan syndrome menopause.

5. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh, penuruan sekresi vagina.

6. Inkontinensia urine berhubungan dengan proses penuaan degenerative pada oto pelvic, prolap uteri, vaginitis.

C. Intervensi Keperawatan
Tabel Diagnosa Keperawatan NIC NOC :
Perencanaan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
No Diagnosa Masalah Keperawatan
1. I Ds :  Klien  Ciptakan  Kebanyakan klien
- Klien mengeluh nyeri saat mengungkapkan lingkungan saling kesulitan untuk
berhubungan disfungsi seksual percaya dan beri berbicara tentang
- Klien mengeluh sering menolak teratasi setelah diberi kesempatan kepada subjek sensitif, tetapi
bila diajak berhubungan tindakan keperawatan klien untuk dengan tercipatanya
Do :  Nyeri hilang bila menggambarkan rasa saling percaya
- Alat kelamin luar nampak berhubungan masalahnya dalam dapat menentukan
mengecil  Klien tidak kata-kata sendiri atau mengetahui apa
- Vagina kering, kurang elastis menolak bila diajak  Beri informasi yang dirasakan pasien
berhubungan tentang kondisi yang menjadi
 Vagina lembab dan individu kebutuhannya
elastis  Anjurkan klien  Informasi akan
untuk berbagi pikiran membantu klien
atau masalah dengan memahami situasinya
pasangan atau orang sendiri
terdekat  Komunikasi
 Diskusikan dengan terbuka dapat
klien tentang mengidentifikasi area
penggunaan cara atau penyesuaian atau
tekhnik khusus saat masalah dan
berhubungan (misalnya meningkatkan diskusi
: penggunaan minyak dan resolusi
vagina)  Mengurangi
 Kolaborasi dengan kekeringan vagina
dokter. Beri obat sesuai yang dapat
indikasi estrogen menimbulkan rasa
pengganti sakit dan iritasi,
sehingga
meningkatkan
kenyamanan dalam
berhubungan
 Memulihkan
atrofi genetalia,
kekeringan vagina,
uretra
2. II Ds : Tujuan :  Kaji tingkat  Menentukan sampai
- Klien merasa tidak nyaman  Dalam wakti 40 menit pengetahuan klien dimana pengetahuan
dengan keadaannya sekarang klien mengungkapkan tentang keadaannya klien tentang
Do : pengetahuannya atau proses menopause keadaannya atau
- Klien sering bertanya tentang bertambah  Beri penjelasan tentang proses menopause
keadaannya Kriteria hasil : proses menopause,  Memberi pengetahuan
- Klien nampak cemas dan  Klien tahu penyebab penyebab, gejala pada klien tentang
gelisah keadaan saat ini menopause menopause
 Klien dapat  Beri penjelasan pada  Terapi pengganti
menyesuaikan diri klien tentang proses estrogen tidak
dengan keadaannya pengobatan mengembalikan siklus
 Klien tidak bertanya-  Diskusikan tentang haid normal tapi dapat
tanya tentang perlunya pengaturan menurunkan atau
keadaannya atau diet makanan, menghilangkan gejala
 Klien nampak ceria penggunaan suplemen penyebab dari
menopause seperti
memulihkan atrofi
genetalia dan
perubahab dinding
uretra, menghilangkan
hot flushes, dll
 Meningkatkan
kesehatan dan
mencegah
osteoporosis
3. III Ds : Klien mengungkapkan  Ciptakan  Kebanyakan klien
- Klien mengeluh nyeri saat disfungsi seksual teratasi lingkungan saling kesulitan untuk
berhubungan setelah diberi tindakan percaya dan beri berbicara tentang
- Klien mengeluh sering menolak keperawatan dengan kesempatan kepada subjek sensitif, tetapi
bila diajak berhubungan kriteria : klien untuk dengan tercipatanya
Do :  Nyeri hilang bila menggambarkan rasa saling percaya
Klien selalu menanyakan tentang berhubungan masalahnya dalam dapat menentukan
keluhan dan keadaannya  Klien tidak menolak kata-kata sendiri atau mengetahui apa
bila diajak  Beri informasi yang dirasakan pasien
berhubungan tentang kondisi yang menjadi
individu kebutuhannya
 Anjurkan klien  Informasi akan
untuk berbagi pikiran membantu klien
atau masalah dengan memahami situasinya
pasangan atau orang sendiri
terdekat  Komunikasi
 Diskusikan dengan terbuka dapat
klien tentang mengidentifikasi area
penggunaan cara atau penyesuaian atau
tekhnik khusus saat masalah dan
berhubungan meningkatkan diskusi
 Kolaborasi dengan dan resolusi
dokter.  Mengurangi
kekeringan vagina
yang dapat
menimbulkan rasa
sakit dan iritasi,
sehingga
meningkatkan
kenyamanan dalam
berhubungan
 Memulihkan
atrofi genetalia,
kekeringan vagina,
uretra
4. IV Ds : Setelah dilakukan tindakan  Anjurkan klien  Pakaian yang
Klien mengeluh sering terbangun keperawatan pada klien, untuk memakai pakaian menyerap keringat
saat tidur karena perasaan panas pola tidur klien normal, yang menyerap mengurangi
dan berkeringat dengan kriteria hasil : keringat ketidaknyamanan
Do :  Klien tidak sering  Anjurkan klien akibat keringat
Tampak hitam pada palpebra terbangun saat tidur untuk menghindari berlebih
 Palpebra tidak hitam makanan berbumbu,  Mengurangi rasa
pedas, dan goreng- tidak nyaman
gorengan, alkohol  Menghindari
 Anjurkan klien trigger yang
untuk menghindari mencetuskan hot flash
beraktivitas di cuaca  Mengurangi rasa
yang panas panas dan keringat
 Anjurkan klien berlebih
untuk mencuci muka
saat hot flashes terjadi
D. Implementasi Keperawatan

Merupakan langkah pelaksanaan dari asuhan keperawatan yang telah direncanakan


secara efisien dan aman. Keterlibatan perawat dalam manajemen asuhan pasien adalah tetap
tanggung jawab terhadap pelaksanaan asuhan bersama yang menyeluruh. Pelaksanaan
asuhan keperawatan pada menopause dengan hot flush sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat.

E. Evaluasi
Pendokumentasian data perkembangan Asuhan Keperawatan ditulis dengan SOP.
Merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana asuhan yang dilakukan benar-
benar telah mencapai tujuan yaitu memenuhi kebutuhan ibu seperti yang telah
diidentivikasikan pada langkah kedua tentang masalah. Diagnosa atau kebutuhan
perawatan kesehatan. Mengevaluasi adalah tindakan evaluasi dari asuhan yang telah
diberikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Sastrawita. 2017. Hubungan pengetahuan, sikap tentang menopause dengan kesiapan


menghadapi menaupose. Journal Endurence : 2 (2) 117-123

Mujahidah, Rosyada Amrina, dkk. 2016. Jurnal kesehatan masyarakat (e-journal) Volume 4,
Nomor 1. FKM UNDIP

Anya, Asbar. 2018 . Jurnal Perempuan, Agama dan Jender, No. 1.p-ISSN: 1412-6095|e-ISSN:
2407-1587) Vol. 17, No. 1, 2018, Hal. 96 – 107

Alimiul Hidayat, Aziz A. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi dan Proses
Keperawatan. Jakarta :Salemba Media
Astuti, Nina. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Menopause pada Ny.H P3 A0 Umur 50 tahun
dengan Hot Flush di Posyandu Bina Bhakti Surakarta. Surakarta

Anda mungkin juga menyukai