PENDAHULUAN
Indonesia. Islam dengan Al-Qur’an sebagai kitab suci yang di dalamnya terdapat
aturan tentang Akidah, Ibadah dan Muamalah, Akhlak, Hukum, Sejarah, Dasar-
dasar ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi. Hukum Islam masuk ke indonesia
sistemnya, sangat majemuk sifatnya. Pada awalnya pengaruh Agama Hindu dan
yang erat hubungannya dengan hukum yang berasal dari negara Belanda. Tidak
pelak bahwa Indonesia mengadopsi hukum yang berasal dari negara Belanda
tersebut.
1 R. Soeroso, S.H. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : sinar Grafika. 2004, Cetakan Keempat, hal
23
1
Makalah ini selanjutnya akan membahas bagaimana sejarah perekmbangan
sampai sekarang.
Hukum Islam di Indonesia sejak zaman kolonial belanda sampai dengan era
reformasi.
2. Pencarian data kepustakaan dari buku, media cetak, dan media elektronik.
2
3. Pendekatan Penelitian dalam penulisan dengan pendekatan Sejarah (History
3
BAB 2
PEMBAHASAN
asal mula dari beberapa pengetahuan mendasar baik umum maupun khusus.
Sejarah merupakan dasar, pondasi, ataupun tiang dari berbagai hal yang
masa lampau. Tidak jauh berbeda dengan pengertian Ilmu Sejarah dengan artian
Ruang lingkup ilmu sejarah dapat dibagi menjadi empat, yaitu sejarah
sebagai seni, sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai peristiwa dan sejarah sebagai
kisah. Keempat hal diatas mempunyai definisi dan makna yang berbeda-beda dan
Dengan ini ada beberapa pengertian sejarah yang menglobalisasi terhadap dunia,
yang berarti asal-usul, silsilah, riwayat, dan apabila dibuat skema akan
menyerupai pohon dengan ranting, cabang, serta daun. Dengan penjelasan di atas
2 https://www.romadecade.org/pengertian-sejarah/#!
4
bahwa pengertian sejarah bermakna sebagai pertumbuhan ataupun perkembangan
Secara Etimologi kata hukum berasal dari bahasa arab dan merupakan
bentuk tunggal. Kata jamaknya adalah “Alkas” yang selanjutnya diambil alih ke
paksaan3.
yang berbeda dari bentuk dan isi konstitutsi; karena kedudukan itulah
3 R. Soeroso, S.H. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : sinar Grafika. 2004, Cetakan Keempat, hal
23
4
5
c. Bellfoid, hukum yang berlaku di suatu masyarakat mengatur tata tertib
melakukan tugasnya.
e. Duguit, hukum adalah tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang
dalam masyarakat.
h. Van Apeldoorn, hukum adalah gejala sosial tidak ada masyarakat yang
tidak mengenal hukum maka hukum itu menjadi suatu aspek kebudayaan
dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan
6
2.3. Pengertian Sejarah Hukum
penghubung keadaan masa lampau dengan keadaan saat ini atau yang akan datang
atau keadaan sekarang yang berasal dari masa lampau. Apabila sejarah dalam
artian seperti ini dihubungkan dengan hukum, maka dapat diterima bahwa hukum
hukum lainnya hanya sebagai sarana pembantu dalam menemukan hukum pada
undangan dan proses peradilan. Selain itu hukum juga memerlukan penafsiran
7
untuk mengisi kekosongan hukum. Ketiga aliran ini dapat mempengaruhi secara
kali dibentuk oleh Negara Indonesia, yaitu UUD 1945, UUD RIS 1949, UUDS
1950 dan Dekrit Presiden 1959 yang memberlakukan kembali UUD 1945. Pada
Ketetapan (TAP) MPR No. IV Tahun 1973 tentang Garis-Garis Besar Haluan
tidak ada lagi GBHN yang mengatur tentang kebijakan politik hukum nasional.
Kemudian, pada saat ini muncul kembali pandangan perlunya GBHN agar
perkembangan peraturan yang ada pada saat ini mempengaruhi sistem hukum
membutuhkan hukum yang sifatnya lebih responsif yang merupakan ciri sistem
hukum jenis common law. Pada sisi lain, apabila melihat dari segi kodifikasi
hukum, apakah sampai saat ini Indonesia masih perlu atau memang memerlukan
kodifikasi hukum sebagai ciri khas sistem hukum Eropa kontinental (civil law).
Hal ini perlu dikaji secara lebih mendalam, karena terkait dengan hukum antar
8
Menurut Soerjono Soekanto, bahwa sejarah hukum mempunyai beberapa
1. Sejarah hukum dapat memberikan pandangan yang luas bagi kalangan hukum.
hukum tidak akan mungkin berdiri sendiri, karena senantiasa dipengaruhi oleh
hukum tertentu.
sejarah dimulai pada abad pertama hijriyah, atau pada sekitar abad ketujuh dan
utara pulau Sumatera-lah yang kemudian dijadikan sebagai titik awal gerakan
dakwah para pendatang muslim. Secara perlahan, gerakan dakwah itu kemudian
berdirinya kerajaan Islam pertama di Tanah air pada abad ketiga belas. Kerajaan
ini dikenal dengan nama Samudera Pasai. Ia terletak di wilayah Aceh Utara6.
6 https://blumewahabi.wordpress.com/2007/06/12/hukum-islam-di-indonesia-dulu-dan-sekarang-
2/
9
Pengaruh dakwah Islam yang cepat menyebar hingga ke berbagai wilayah
berdirinya Kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Tidak jauh dari Aceh berdiri
Kesultanan Malaka, lalu di pulau Jawa berdiri Kesultanan Demak, Mataram dan
tentu saja kemudian menetapkan hukum Islam sebagai hukum positif yang
di tengah masyarakat muslim masa itu. Fakta-fakta ini dibuktikan dengan adanya
literatur-literatur fiqh yang ditulis oleh para ulama nusantara pada sekitar abad 16
dan 17. Dan kondisi terus berlangsung hingga para pedagang Belanda datang ke
kawasan nusantara.
yang lebih dikenal dengan VOC. Sebagai sebuah organisasi dagang, VOC dapat
dikatakan memiliki peran yang melebihi fungsinya. Hal ini sangat dimungkinkan
10
Dalam kenyataannya, penggunaan hukum Belanda itu menemukan
hukum yang asing bagi mereka. Akibatnya, VOC pun membebaskan penduduk
pribumi untuk menjalankan apa yang selama ini telah mereka jalankan. Kaitannya
dengan hukum Islam, dapat dicatat beberapa “kompromi” yang dilakukan oleh
1. Dalam Statuta Batavia yag ditetapkan pada tahun 1642 oleh VOC, dinyatakan
bahwa hukum kewarisan Islam berlaku bagi para pemeluk agama Islam.
tengah masyarakat. Upaya ini diselesaikan pada tahun 1760. Kompilasi ini
Hukum Mogharraer (dari al-Muharrar). Namun kompilasi yang satu ini memiliki
Pengakuan terhadap hukum Islam ini terus berlangsung bahkan hingga menjelang
http://saifudiendjsh.blogspot.com/2016/10/pengantar-sejarah-hukum-indonesia-
seri.html
peralihan kekuasaan dari Kerajaan Inggris kepada Kerajaan Belanda
7 http://saifudiendjsh.blogspot.com/2016/10/pengantar-sejarah-hukum-indonesia-seri.html
11
mencengkramkan kuku-kuku kekuasaannya di wilayah ini. Namun upaya itu
menemui kesulitan akibat adanya perbedaan agama antara sang penjajah dengan
rakyat jajahannya, khususnya umat Islam yang mengenal konsep dar al-Islam dan
(spiritual) saja.
Hukum yang Sadar; yaitu kebijakan yang secara sadar ingin menata kembali
2. Atas dasar nota disampaikan oleh Mr. Scholten van Oud Haarlem, Pemerintah
lembaga dan kebiasaan pribumi dalam hal persengketaan yang terjadi di antara
mereka, selama tidak bertentangan dengan asas kepatutan dan keadilan yang
3. Atas dasar teori resepsi yang dikeluarkan oleh Snouck Hurgronje, Pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1922 kemudian membentuk komisi untuk meninjau
8 https://www.scribd.com/document/368979444/Makalah-Sejarah-Hukum
12
Pada tahun 1925, dilakukan perubahan terhadap Pasal 134 ayat 2 Indische
intinya perkara perdata sesama muslim akan diselesaikan dengan hakim agama
Islam jika hal itu telah diterima oleh hukum adat dan tidak ditentukan lain oleh
sesuatu ordonasi. Lemahnya posisi hukum Islam ini terus terjadi hingga
tahun 1942.
panglima militer Jepang untuk kawasan Selatan pada tanggal 8 Maret 1942,
dipegang oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda. Ketetapan baru ini tentu saja
13
2. Mengizinkan berdirinya ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan NU.
Soepomo, pada bulan Januari 1944 untuk menyampaikan laporan tentang hal
itu. Namun upaya ini kemudian “dimentahkan” oleh Soepomo dengan alasan
Dengan demikian, nyaris tidak ada perubahan berarti bagi posisi hukum
Islam selama masa pendudukan Jepang di Tanah air. Namun bagaimanapun juga,
masa pendudukan Jepang lebih baik daripada Belanda dari sisi adanya
tidak memiliki para pegawai di bidang agama yang terlatih di masjid-masjid atau
kepada para pemuka Islam Indonesia, namun pada akhirnya, seiring dengan
14
kemudian membuat mereka membuka lebar jalan untuk kemerdekaan Indonesia-,
kepada para tokoh-tokoh nasionalis Indonesia. Dalam hal ini, nampaknya Jepang
Maka tidak mengherankan jika beberapa badan dan komite negara, seperti Dewan
diserahkan kepada kubu nasionalis. Hingga Mei 1945, komite yang terdiri dari 62
orang ini, paling hanya 11 diantaranya yang mewakili kelompok Islam. Atas dasar
Mohammad Hatta berusaha agar aggota badan ini cukup representatif mewakili
dengan lahirnya apa yang disebut dengan Piagam Jakarta. Kalimat kompromi
paling penting Piagam Jakarta terutama ada pada kalimat “Negara berdasar atas
merdeka bukan sebagai negara sekuler dan bukan pula negara Islam.
Islam bagi para pemeluknya. Tetapi rumusan kompromis Piagam Jakarta itu
akhirnya gagal ditetapkan saat akan disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh
PPKI. Ada banyak kabut berkenaan dengan penyebab hal itu. Tapi semua versi
15
Kristen di Indonesia Timur. Hatta mengatakan ia mendapat informasi tersebut dari
seorang opsir angkatan laut Jepang pada sore hari taggal 17 Agustus 1945. Namun
Letkol Shegeta Nishijima –satu-satunya opsir AL Jepang yang ditemui Hatta pada
Kristen dari Indonesia Timur lainnya- telah menyetujui rumusan kompromi itu
Isa Ashary mengatakan, Kejadian mencolok mata sejarah ini dirasakan oleh umat
Islam sebagai suatu ‘permainan sulap’ yang masih diliputi kabut rahasia…suatu
politik pengepungan kepada cita-cita umat Islam. Hukum Islam pada Masa
hingga akhirnya tidak lama setelah Linggarjati, lahirlah apa yang disebut dengan
9 https://media.neliti.com/media/publications/89308-ID-hukum-islam-di-indonesia-dari-masa-ke-
ma.pdf
16
Dengan berlakunya Konstitusi RIS tersebut, maka UUD 1945 dinyatakan
bagian negara Republik Indonesia Serikat-. Konstitusi RIS sendiri jika ditelaah,
sangat sulit untuk dikatakan sebagai konstitusi yang menampung aspirasi hukum
Demikian pula dengan batang tubuhnya, yang bahkan dipengaruhi oleh faham
liberal yang berkembang di Amerika dan Eropa Barat, serta rumusan Deklarasi
Namun saat negara bagian RIS pada awal tahun 1950 hanya tersisa tiga
negara saja RI, negara Sumatera Timur, dan negara Indonesia Timur, salah
seorang tokoh umat Islam, Muhammad Natsir, mengajukan apa yang kemudian
dikenal sebagai “Mosi Integral Natsir” sebagai upaya untuk melebur ketiga negara
Proklamasi 1945. Dan dengan demikian, Konstitusi RIS dinyatakan tidak berlaku,
digantikan dengan UUD Sementara 1950. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan
hukum Islam, perubahan ini tidaklah membawa dampak yang signifikan. Sebab
batang tubuh UUD Sementara 1950, kecuali pada pasal 34 yang rumusannya sama
dengan pasal 29 UUD 1945, bahwa “Negara berdasar Ketuhanan yang Maha Esa”
urusan-urusan keagamaan. “Kelebihan” lain dari UUD Sementara 1950 ini adalah
17
terbukanya peluang untuk merumuskan hukum Islam dalam wujud peraturan dan
Islam pada tahun 1954. Meskipun upaya ini kemudian gagal akibat “hadangan”
Nasional. Dan setelah itu, semua tokoh politik kemudian nyaris tidak lagi
tertuju pada bagaimana mengganti UUD Sementara 1950 itu dengan undang-
Pemilihan Umum untuk memilih dan membentuk Majlis Konstituante pada akhir
tahun 1955. Majlis yang terdiri dari 514 orang itu kemudian dilantik oleh Presiden
Soekarno pada 10 November 1956. Namun delapan bulan sebelum batas akhir
masa kerjanya, Majlis ini dibubarkan melalui Dekrit Presiden yang dikeluarkan
pada tanggal 5 Juli 1959. Hal penting terkait dengan hukum Islam dalam peristiwa
tertanggal 22 Juni menjiwai UUD 1945” dan merupakan “suatu kesatuan dengan
konstitusi tersebut”. Hal ini tentu saja mengangkat dan memperjelas posisi hukum
Islam dalam UUD. Menurut Anwar Harjono, posisi hukum Islam lebih dari
dalam hal ini. Pengejawantahan kesimpulan akademis ini hanya sekedar menjadi
wacana jika tidak didukung oleh daya tawar politik yang kuat dan meyakinkan.
18
Terjadinya beberapa pemberontakan yang diantaranya “bernuansakan” Islam
dalam fase ini. Yang paling fenomenal adalah gerakan DI/TII yang dipelopori
memproklamirkan negara Islam-nya pada tanggal 14 Agustus 1945, atau dua hari
pada tahun 1948. Namun pemicu konflik yang berakhir di tahun 1962 dan
mencatat 25.000 korban tewas itu, menurut sebagian peneliti, lebih banyak
dalam mempertahankan diri dari upaya pendudukan Belanda kembali, dan bukan
Mungkin tidak terlalu keliru jika dikatakan bahwa Orde Lama adalah
eranya kaum nasionalis dan komunis. Sementara kaum muslim di era ini perlu
mewakili aspirasi umat Islam kala itu, Masyumi harus dibubarkan pada tanggal 15
menerima Manipol Usdek-nya Soekarno- bersama dengan PKI dan PNI kemudian
19
menyusun komposisi DPR Gotong Royong yang berjiwa Nasakom. Berdasarkan
kenyataan umum yang hidup di Indonesia. Meskipun hukum Islam adalah salah
satu kenyataan umum yang selama ini hidup di Indonesia, dan atas dasar itu Tap
membuat hal ini semakin kabur. Dan peran hukum Islam di era inipun kembali
Dengan gagalnya kudeta PKI pada 1965 dan berkuasanya Orde Baru,
banyak pemimpin Islam Indonesia yang sempat menaruh harapan besar dalam
segera saja, Orde ini menegaskan perannya sebagai pembela Pancasila dan UUD
1945. Bahkan di awal 1967, Soeharto menegaskan bahwa militer tidak akan
nasional tidak begitu tegas di masa awal Orde ini, namun upaya-upaya untuk
mempertegasnya tetap terus dilakukan. Hal ini ditunjukkan oleh K.H. Mohammad
Dahlan, seorang menteri agama dari kalangan NU, yang mencoba mengajukan
20
Indonesia pada tahun 1970. Upaya ini kemudian membuahkan hasil dengan
badan peradilan yang berinduk pada Mahkamah Agung. Dengan UU ini, dengan
sendirinya. Menurut Hazairin, hukum Islam telah berlaku secara langsung sebagai
Undang-undang Dasar 1945 adalah mutlak adanya suatu hukum nasional yang
adalah Hukum Islam yang pada garis besarnya meliputi bidang-bidang hukum
Edaran Biro Peradilan Agama tanggal 18 Pebruari 1958 Nomor B/I/735 hukum
10 https://www.bacaanmadani.com/2017/10/6-isi-pokok-kandungan-al-quran.html
21
kitab-kitab tersebut dirasakan perlu pula untuk diperluas baik dengan
Tahun 1989 tentang peradilan agama ditetapkan. Hal ini kemudian disusul dengan
tertentu. Upaya ini membuahkan hasil saat pada bulan Februari 1988, Soeharto
panjang, di era ini setidaknya hukum Islam mulai menempati posisinya secara
perlahan tapi pasti. Lahirnya Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber
yang didasarkan pada kondisi khusus dari suatu daerah di Indonesia, dan bahwa
umum. Lebih dari itu, disamping peluang yang semakin jelas, upaya kongkrit
membuahkan hasil yang nyata di era ini. Salah satu buktinya adalah Undang-
22
undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Qanun Propinsi Nangroe Aceh Darussalam
Dengan demikian, di era reformasi ini, terbuka peluang yang luas bagi sistem
hukum Islam untuk memperkaya khazanah tradisi hukum di Indonesia. Kita dapat
yang bersumber dan berlandaskan sistem hukum Islam, untuk kemudian dijadikan
sebagai norma hukum positif yang berlaku dalam hukum Nasional kita. Dokumen
Yustisia atau buku Kompilasi Hukum Islam sehingga dapat dijadikan pedoman
bagi Hakim di lingkungan Badan Peradilan Agama sebagai hukum terapan dalam
23
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
2. Sejarah hukum Islam di Indonesia dimulai sejak masa pra penjajahan, dari
hingga orde lama, orde baru dan saat ini pada era reformasi.
3. Di era reformasi ini, terbuka peluang yang luas bagi sistem hukum Islam
hukum Nasional kita. Tidak hanya mencakup sebagian hukum Islam yang
telah termaktub di dalam Buku Kompilasi Hukum Islam saja, namun dapat
24
3.2. Saran
memiliki ragam budaya Agama dan Suku, pastilah menemui pro dan kontra. Oleh
Hukum Islam agar dapat diaplikasikan dan dapat diterima masyarakat Indonesia
25
DAFTAR PUSTAKA
Buku
R. Soeroso, S.H. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta : sinar Grafika. 2004, Cetakan
Keempat, hal 23
Internet
https://www.romadecade.org/pengertian-sejarah/#!
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_hukum
http://hukum.unsrat.ac.id/ma/kompilasi.pdf
https://blumewahabi.wordpress.com/2007/06/12/hukum-islam-di-indonesia-dulu-
dan-sekarang-2/
https://www.scribd.com/document/368979444/Makalah-Sejarah-Hukum
http://saifudiendjsh.blogspot.com/2016/10/pengantar-sejarah-hukum-indonesia-
seri.html
https://hukumpress.blogspot.com/2016/10/makalah-perkembangan-hukum-di-
indonesia.html
https://www.bacaanmadani.com/2017/10/6-isi-pokok-kandungan-al-quran.html
https://media.neliti.com/media/publications/89308-ID-hukum-islam-di-indonesia-
dari-masa-ke-ma.pdf
26