Anda di halaman 1dari 9

Penjumlahan lebih dari dua vektor Kecepatan sesaat b. Grafik GLB 3.

Gerak Peluru
BESARAN & SATUAN t v
F3 F1 S y Ep A = mgYmax = Ek o sin 2 θ
∫ adt
dS
v= = vo +
θ α dt
A. Besaran Pokok dan Dimensi 1
Adalah besaran dasar dalam fisika.
0 A vy =vo.cosθ Ek o = mv 2 = Ek o cos 2 θ
Besaran Notasi Satuan Dimensi C. Percepatan 2
vo
Dasar SI ∑ Fx = F1 cosα − F3 cosθ Percepatan rata-rata θ t t C. Gerak Melingkar
F2 1. Kecepatan
∑ Fy = F1 sinα + F3 sinθ − F2 ∆v
Panjang l m L
Ymax
Massa m kg M a= 2. Gerak lurus berubah beraturan a. Kecepatan linear
Waktu t s T ∆t θ x Mempunyai arah yang selalu berubah-
1  O
S = vo .t ± at 2  2
Suhu T K θ Percepatan sesaat ubahdan menyinggung lintasan.
Kuat Arus i A I FR = (∑ F x )2 + (∑ F y )2 2
2
v = vo ± 2 aS
C Xmax B
Kuat I Cd J dv  a. Posisi
v = ω .R
Cahaya tan ϕ =
∑ Fy a=
dt
vo = vo ± at  tOA = t AB = tOC = tCB b. Kecepatan sudut atau anguler (ω)
Banyak n mol N ∑ Fx
Zat
D. Gerak benda pada bidang dalam koordinat v = berubah secara beraturan
Perkalian scalar dua vektor (dot product) kartesian.
v sin θ 2Ymax v
B. Besaran Turunan 1. Posisi (r) a = konstan ; a ≠ 0 = o = ω=
Adalah besaran hasil turunan dari besaran-besaran
pokok atau dasar b
a . b = a . b . cos α r(x;y) atau r = xi + yj + zk
g g R
Besar perpindahan
Contoh: kecepatan, percepatan, gaya, selain di atas. Jika:a = + gerak lurus dipercepat beraturan
X = vo cos θ .t 2π
Besaran Notasi Satuan Dime
α
a.b = a x b x + a y b y + a z b z
r = x2 + y2 a = - gerak lurus diperlambat beraturan ω= = 2πf
Turunan SI nsi
a 1 2 T
Luas
Volume
A
V
m2
m3
L2
L3
acosθ c. Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan
Y = vo sin θ .t − gt Keterangan :
Massa Jenis ρ kg m-3 ML-3 Arah perpindahan terhadap sumbu-x
2 1 rad = putaran
Contoh : W = F . S = F . S cos θ F
1  2
Kecepatan v ms -1
ML-1 S T = periode (waktu putar)
y g
Percepatan a ms-2 ML-2 Perkalian vektor dua vektor (cross product) tgθ = y = (tg θ ) x −  x 2. Percepatan
Gaya F Newton MLT-2 x vo
θ

2 vo cos 2 θ  A. Percepatan sentripetal/radial (as)
Usaha W Joule ML2T-
2
c = a x b = a . b . sin α n   -arahnya selalu menuju pusat lingkaran
-berfungsi merubah arah kecepatan putar
c
2
v . sin 2θ
Daya P Watt MLT -3 2. Kecepatan (v)
c ' = − c = b x a = a . b . sin α n ' t t
Tekanan p Nm-2 ML- dr dx dy dz X max = o v2
1 -2
T v= = i+ j+ k g as = = ω 2R
Energi E Joule ML2T- b dt dt dt dt R
2 a = tan θ 2
θ v = v xi + v y j + v z k v . sin 2 θ B. Percepatan tangensial (aT)
S = Luas v − t Ymax = o
-1 -1
Momentum p kgms MLT
-arahnya menyinggung lintasan
Impuls I Ns MLT-1
a Besar kecepatan B. Aplikasi gerak lurus berubah beraturan 2g -besarnya tergantung dari perubahan besar
Contoh : 1. Gerak jatuh bebas percepatan.
C. Besaran Skalar dan Vektor b. Kelajuan
Besaran skalar adalah besaran yang mempunyai c’
F = q .v . B = q . v . B . sin α .n v = v x 2 + vv 2 + v z 2 vo = 0 v y = vo sin θ − gt ∆v
besar saja dan tidak mempunyai arah.
Contoh : Besaran pokok, kelajuan dan energi.
aT = = αR
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai
E. Lambang Bilangan Arah kecepatan v terhadap sumbu-x
v = gt = 2 gh v x = vo cos θ ∆t
Tera (T) =1012 Mili (m) =10-3 Femto =10-15 vy
besar dan arah.
Contoh :kecepatan, percepatan, momentum, gaya
Giga (G) = 109 Mikro (µ) =10-6 Atto(a)=10-18 tgθ = v=
2
vx + v y
2 B. Percepatan sudut (α)
Mega (M) =10 6
Nano (n) =10-9 vx 2h v h -besarnya tergantung dari perubahan
D.
dan momen gaya.
Vektor digambarkan dengan tanda anak panah. Kilo (K) =103 Piko (p)=10-12 t= vy
kecepatan sudut dan jari-jari.
g v tan α = = sudut kemiringan titik
B 3. Percepatan (a) vx a 
Misalnya: Vektor AB = a
a=g α= T 
A = titik tangkap vektor PERS. GERAK d v dv x dv y dv c. Percepatan R →a= a 2 +a 2
a= = i+ j+ z k s T
B = arah vektor
ax = 0 ∆ω 
a dt dt dt dt v = kecepatan saat sampai di tanah. α=
AB = a = besar vektor
A. Posisi t = waktu jatuh ∆t 
Gaya sentripetal (Fs )
A
Posisi suatu benda bergerak dirumuskan : a = a xi + a y j + a z k a y = −g 3.
2. Gerak vertikal ke atas
t -arahnya selalu menuju pusat lingkaran
a = ax i + ax j + ax k
2 2 2
S = xo +
∫ vdt Besar percepatan
vo
d. Titik Puncak
v2
AB = a = a x + a x + a x 0 h max = v sin θ Fs = m .a s = m . = m .ω 2 . R
vy = 0 → t = o
2 2 2
B. Kecepatan
a = ax + a y + az 2g R
-semua benda yang bergerak melingkarberlaku:
Penjumlahan dan pengurangan vektor g
∑ F =F
S Q
v = v x = vo cosθ
a R1 vo
v= 2gh max hma s
α GERAK BENDA
γ θ P
∆S a=g -gaya yang besarnya sama dengan gaya sentripetal
b tetapi arahnya menjauhi pusat lingkaran disebut
e. Energi di titik awal dan puncak gaya sentifugal.
t 4. Gerak Melingkar beraturan
A. GERAK LURUS Pada gerak parabola berlaku hukum kekekalan
Kelajuan (besar kecepatan) rata-rata : 1. Gerak lurus beraturan (GLB) a = −g energi mekanik. -Besar kecepatan linear tetap
R2 -kecepatan sudut tetap
∆S
a. Rumus-rumus
v = v o − gt Epo = o 5. Gerak Melingkar Berubah beraturan
R = a 2 + b 2 + 2 a .b . cos γ v = S = vo .t
1 ∆t 1
h = v o t − gt 2 Eko =
1
mvo2 v2
Kecepatan rata-rata v = vo = konstan as = ; ( tetap )
R = a 2 + b 2 − 2 a .b . cos γ 2 2 R
2 v = tan θ Saat di puncak
aT = 0
a b R S v 2 = v o 2 − 2 gh α =0
sin θ
=
sin α
=
sin γ
v= a = as
∆t
Di titik A : Jika tidak ada gaya lain yangbekerja pada benda selain A = luas bidang tekan (m2) Hukum pokok hidrostatika adalah sebagai
gaya grafitasi maka jumlah energi kinetic dan energi Arah gaya Archimides selalu tegak berikut :
-percepatan sudutnya tetap 2 potensial adalah konstan. lurus dengan bidang tekan.
v= gRtg θ NA = w− m
vA
Em = konstan 3. Gaya Archimedes (FA)
6. Serba-serbi R Apabila suatu benda dimasukkan Semua titik yang terletak pada suatu bidang
Ep1 + Ek1 = Ep 2 + Ek 2 kedalam ke dalam suatu fluida maka datar di dalam satu jenis zat cair, memiliki
9. Benda yang diikat dan diputar Di titik B : benda itu akan mendapat gaya keatas
1  m.M 1
+ mv1 2 = −G
m.M 1
+ mv 2 2
tekanan hidrostatik yang sama.
θ = ωo.t ± αt 2  2 Fsf −G sebesar berat fluida yang
2 ω = ωo ± 2αθ
2 2 r1 2 r2 2 dipindahkan atau selisih dari gaya
Fsf vB
N B = w sin θ − m hidrostatis. FA disebut juga dengan
ωo = ωo ±αt  T wcosθ
R  1 1  gaya keatas. Aplikasi pada pipa U
T v 2 2 = 2G.m.M  −  + v1 2
α = konstan; α ≠ 0 w w
 r2 r1  p1 = p2
θ T Fsf F A = ρ . g .Vt
7. Pemindahan gerak melingkar θ
ρ1.g.h1 = ρ 2 .g.h2
T w h1
v A ≠ vB GRAVITASI F1 h1 ρ1.h1 = ρ 2 .h2 h2
T wcosθ h2
RA ω A = ωB
w Fsf A. Hukum Newton Tentang Grafitasi E. Penerapan F2
RB Fsf “Setiap partikel di alam semesta akan menarik partikel Satelit
lain dengan gaya yang besarnya berbanding lurus Jika energi satelit bergerak mengitari bumi dan B. Fluida bergerak
w dengan massa partikel itu dan berbanding terbalik bumi dianggap diam maka gerakan satelit Debit (Q)
Di Titik A : dengan kuadrat jarak kedua partikel”. dianggap gerak melingkar beraturan maka : Jadi jika benda dimasukkan ke dalam air maka Menyatakan kuantitas (jumlah) fluida yang
akan mengalami 3 kemungkinan : mengalir melalui suatu penampang tiap
2 m1 waktu.
RA RB vA m2
m.M
o Mengapung (wdi fluida = 0)
Q = A.v
TA = m − w F F Em = −G wbenda = FA + wdi fluida
A = luas penampang (m2)
2r wbenda = FA
R r v = kecepatan fluida (ms-1)
P
Di titik B : m .m G .M ρbenda .g .Vbenda = ρ fluida .g.Vbenda yang tercelup Q
F =G 1 2 v=
v A = vB 2 r2 r ρbenda Vbenda yang tercelup V1 V2
TB = m
vB
− w cos θ
=
ω A ≠ ωB F = gaya grafitasi (N)
Kecepatan lepas ρ fluida Vbenda A1 A2
R r = jarak antara kedua partikel (m)
Kecepatan lempar mula-mula agar benda tidak
RB G = konstanta grafitasi = 6,673 x 10-11 Nm2kg-2 Persamaan kontinuitas
ρbenda < ρ fluida
Di titik C : kembali kebumi adalah :
RA m1 dan m2 = massa masing-masing partikel (kg) Jadi :
v = 2 gR A1.v1 = A2 .v 2
v 2 B. Percepatan Grafitasi
TC = m C Pengaruh rotasi kecil sehingga hanya bekerja gaya o Melayang (wdi fluida = 0) Persamaan Bernoulli
R berat. Jika massa benda m dan massa bumi M maka 2G .M
v= wbenda = FA + wdi fluida
1
p1 + ρ .g .h1 + ρ v12 =
besar percepatan grafitasi di permukaan bumi adalah : wbenda = FA
v A = vB m
R Volume benda yang tercelup =
Di titk D :
volume benda
2
ω A ≠ ωB w=F 1
8. Ayunan konis
v 2 p 2 + ρ .g .h2 + ρ v2 2
TD = w + m D h r mg = G
m.M ρbenda .g.Vbenda = ρ fluida .g.Vbenda 2
R 2 FLUIDA
Di titik E :
r ρbenda = ρ fluida A2
θ
R
g =G
M v2
v= gR .tg θ
v 2 r2 Jadi : ρbenda = ρ fluida A1
TE = w + m E
T M A. Fluida diam v1
Massa jenis (ρ)

Fsf
R
Catatan : Benda bergerak dalam lingkaran sama
Menyatakan besarnya kerapatan fluida. o Tenggelam (wdi fluida ≠ 0) h1 h2
wbenda = FA + wdi fluida
m
ρ=
rumusnya dengan diatas hanya T diganti N.
wdi fluida = w − FA
Agar benda dapat melingkar ½ lingkaran, maka
g = percepatan grafitasi di permukaan bumi (ms-2) V
kecepatan saat di dasar adalah
w R R = jari-jari bumi (m) C. Aplikasi Fluida Bergerak
wdi fluida = ( ρbenda − ρ fluida ).g .Vbenda
m = massa (kg)
M = massa bumi (kg) 1. Sayap pesawat terbang
(Fsf =gaya sentrifugal) v E = 4 gR m = massa benda (kg)
v = volume (m3)
1. Mobil yang bergerak pada tikungan Tekanan (p) 1 1
2 2
p1 + ρ v1 = p2 + ρ v2
ρbenda > ρ fluida
a. Datar Agar benda dapat melingkar satu lingkaran penuh,
C. Energi Potensial Grafitasi F
maka kecepatan saat di dasar adalah
Adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan p= Jadi : 2 2
v= µ k gR suatu benda darititik yang jauh tak terhingga ke suatu A
titik. 1 2 2
1. Tekanan Hidrostatis (ph) p 2 − p1 = ρ ( v1 − v 2 )
Fg Fsf v E = 5 gR m.M Tekanan akibat berat fluida, Vt adalah volume benda yang
2
Ep = −G tercelup.
r p h = ρ . g .h F = ( p 2 − p1 ). A
Hukum Pascal
µk = koefisien gesek kinetis Jika ada pengaruh tekanan udara luar po Pada kedalaman yang sama maka tekanan
D. Potensial Grafitasi fluida akan sama besar dan diteruskan ke
b. Bidang miring maka :
10. Benda bergerak di luar lingkaran
Potensial grafitasi adalah energi potensialgrafitasi tiap segala arah sama besar. p1
N satuan massa benda yang dipindahkan. p h = p o + ρ . g .h v1 v2 < v1
Fsf
F1 F1 F1 F p2 > p1
Fsf N h adalah kedalaman(diukur dari = 2
Fsf
Ep M permukaan air. A2 A1 A2
w
N V = = −G 2. Gaya hidroststis (Fh) A1 v2 p2
w m r2
wcosθ w Fh = p h . A
Hukum kekekalan energi mekanik
2. Pipa venturi Jarak benda sama dengan jarak Jarak antara dua garis terang yang berurutan
adalah alat sederhana untuk mengukur kecepatan F bayangan. β = r1 + i2 = jarak dua garis gelap yang berurutan (∆p)
fluida. Dua cermin datar yang membentuk
δ = i1 + r2 − β OPTIK FISIS ∆p . d

Macam-macam manometer : sudut α
1) Manometer tanpa air raksa t
I = luas daerah yang diarsir 360 o Deviasi minimum bila i1= r2 L
2 2 2( p1 − p 2 ) B. Hubungan Momentum dan Impuls n= −1 A. Pengetian optik fisis Jarak antara garis terang dan garis gelap
v 2 − v1 = 2 gh = Bahwa impuls = perubahan momentumnya. α δ +β  Adalah cabang fisika optik yang membahas tentang yang berurutan (∆p)
ρ sin m 
∆p . d 1
sifat-sifat fisis cahaya sebagai gelombang. Cahaya
I = ∆p  2  = n2
n = jumlah bayangan bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna
= λ
t2 b. Cermin cekung β n1 yang disebut spektrum warna yang terdiri dari panjang

∫ F .dt = m(v )
h sin  L 2
2 − v1 Jari-jari dan focus positif gelombang besar ke kecil yaitu : merah, jingga kuning,
2
t1
R = 2. f hijau, biru, nila, ungu. Dalam optik fisis akan
membahas mengenai :
2. Lapisan tipis
Warna-warna gelembung air sabun, minyak
C.
1.
TUMBUKAN
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
1 1 1
= +
Untuk sudut pembias β yang kecil • Dispersi cahaya
• Interferensi cahaya
akibat dari interferensi. Sinar pantul 1 dan sinar
bias 2 akan menghasilkan interferensi bila
m1v1 + m 2 v 2 = m1v1 '+ m 2 v 2 ' f s s' ( β < 15o) berlaku : • Difraksi cahaya dilewatkan pada lensa cembung.
2) Manometer dengan air raksa
• Polarisasi cahaya Syarat terjadi interferensi maksimum.
rumus ini hanya berlaku jika pada sistem tidak ada s ' h' n 
gaya luar. M= = δ m =  2 − 1 β B. Dispersi cahaya 2.nd . cos r = ( 2k − 1)
1
λ
s h
 n1  2
2 2 2(ρ'−ρ)gh h Adalah penguraian warna cahaya yang terjadi
v2 − v1 = ρ
Koefisien restitusi :
Dimana:
apabila cahaya melewati satu medium yang berbeda k = 1, 2, 3, …..
Syarat terjadi interferensi minimum.
indeks biasnya. Dispersi cahaya terjadi pada prisma.
(v '−v ' ) (v '−v ' ) M = perbesaran Dimana :
e=− 1 2 =− 2 2 Jika cahaya putih dijay=tuhkapada permukaan
2( p1 − p2) v1 − v 2 v 2 − v1 S = jarak benda β = sudut pembias prisma maka akan terjadi disperse dengan masing- 2.nd . cos r = kλ
= S’ = jarak bayangan
δ
masing warna mempunyai sudut deviasi yang
ρ 2. MACAM TUMBUKAN = sudut deviasi berbeda-beda. Selisih sudut deviasi warna ungu k = 0, 1, 2, 3, ……
a. Lenting Sempurna c. Cermin cembung
δ m = sudut deviasi minimum dengan sudut deviasi warna merah disebut sudut
2(ρ '−ρ)gh
δ
- berlaku hukum kekekalan momentum Jari-jari dan focus negative 3. Cincin Newton
=A dispersi ( ).
2
ρ( A12−A22)
-
-
berlaku hukum kekekalan energi kinetik
koefisien restitusi e =1 R = 2. f Terjadinya lingkaran-lingkaran gelap dan terang
yang sepusat karena adanya lapisan udara yang
5. Pembiasan pada permukaan lengkung δ = DU − DM tipis antara lensa plankonveks dengan kaca
3.Pipa pitot 1 1 1 1 1 1 1
adalah alat sederhana yang dimanfaatkan untuk m1v1 2 + m 2 v 2 2 = m1v1 ' 2 + m 2 v 2 ' 2 = + planparalel.
mengukur kecepatan fluida gas.
2 2 2 2
f s s' n1 n2 n2 − n1 DU = deviasi ungu Syarat terjadi interferensi maksimum
+ = DM = deviasi merah

n . r 2 = (2 k − 1) λ . R
b. Lenting sebagian Jika terjadi deviasi minimum maka : 1
s ' h' s s' R
- berlaku hukum kekekalan momentum
- tidakberlaku hukum kekekalan energi M= = DU = (nu - 1)β
2
kinetic s h s ' n1 DM = (nm - 1)β
2 ρ ' gh M =
v1 = δ = (nU − nm )β
- koefisien restitusi e = 0 < e < 1 B. Pembiasan k = 1, 2, 3, …..
ρ h
- sebagian energi berubah kalor (Q) 1. Hukum snellius Pembiasan s n2 Syarat terjadi interferensi minimum
1. Sinar dating, sinar bias dan garis

4.Pipa bocor
Q= ∑ Ek − ∑ Ek ' normal terletak pada satu bidang
datar. Dimana :
β = sudut pembias
nu = indeks bias sinar ungu n .r 2 = k .λ . R
2. Perbandingan antara sinus sudut S positif jika benda di depan kelengkungan nm = indeks bias sinar merah
v= 2 gh1 c. Tidak Lenting Sama sekali dating dengan sinus sudut bias selalu S’ positif jika bayangan di belakang k = 0, 1, 2, 3, ……
2h - berlaku hukum kekekalan momentum tetap. kelengkungan C. Interferensi cahaya
t= - tidak berlaku hukum kekekalan energi R positif jika cembung Adalah perpaduan dua buah gelombang cahaya D. Difaksi cahaya
g
kinetik yang koheren. Jika fase kedua gelombang sama • Difaksi cahaya
2h 6. Pembiasan pada lensa
X = v.t = 2 gh1 . = 2 h1.h2 - koefisien restitusi e = 0 maka akan terjadi interferensi yang saling 1. Celah tunggal
g - Sehingga v1’=v2’=v’ i menguatkan (konstruktif).
1 1 1
- Sebagian energi berubah kalor (Q) = + ∆x = kx
∑ ∑ f s s'
r
h1 Q= Ek − Ek ' → k = 0, 1, 2, 3, ……
v Berlaku :
1  n2  1 1  Jika fase kedua gelombang berlawanan akan terjadi
= − 1 +  interferensi saling melemahkan (destruktif). Difraksi maksimum (terang)
h2 3. BENDA DIJATUHKAN DAN MEMANTUL sin i n2 v1 λ1 f  n1  1R R 
2
Berlaku : = = = 1
∆x = (k − )λ 1
X sin r n1 v2 λ2 s ' h' 2 d . sin θ = (2k − 1) λ
e=
hn +1 M= = 2
s h → k = 1, 2, 3, …..
= (2k − 1) λ
Dimana : d.p 1
hn
n1, n2 = indeks bias medium 1 dan 2 Percobaan yang mengamati adanya gejala
dimana hn adalah tinggi pantulan ke n (n = 0, 1, 2, ) v1, v2 = kecepatan cahaya pada medium 1 dan 2 Dua lensa dengan sumbu utama berimpit interferensi adalah L 2
IMPULS & λ1, λ2 = panjang gelombang cahaya pada medium 1 M = M1.M2 1. Percobaan Young (Fresnel) k = 1, 2, 3, …..
MOMENTUM dan 2 Kekuatan lensa dioptri Syarat interferensi maksimum (terang)

OPTIK GEOMETRI 2. Pemantulan sempurna 1 100 d sin θ = k .λ Difraksi minimum (gelap)


A. MOMENTUM DAN IMPULS
Syarat premantulan sempurna : P= = untuk θ kecil berlaku :
d sin θ = k .λ
1. MOMENTUM (P)
p = m.v
a. Sinar dating dari medium rapat ke f (m ) f ( cm ) p .d
kurang rapat n1>n2 = kλ k = 0, 1, 2, 3,
A. Pemantulan b. Sudut datang lebih besar dari sudut kritis Lensa gabungan L k = 0, 1, 2, 3, ……
2. IMPULS (I)
Adalah perubahan momentum. I. Hukum snellius tentang pemantulan (ik)
1. Sinar dating, sinar pantul dan garis normal P = P1 + P2 + P3 + .......... Syarat interferensi minimum (gelap)
I = F .t untuk gaya F tetap
terletak pada satu bidang datar. 3. Pembiasan pada kaca plan parallel untuk θ kecil berlaku : 2. Kisi
2. Sudut datang sama dengan sudut pantul. Pergeseran sinar : Dimana :
t2 1
d . sin θ = ( 2k − 1) λ Difraksi maksimum (terang)


II. Cermin F positif cembung
I= F .dt d . sin( i − r )
a. Cermin datar t= F negative cekung 2
t1
untuk gaya F = f(t) tidak
cos r d sin θ = k .λ
= (2k − 1) λ
tetap Bayangan yang terbentuk merupakan d.p 1
untuk grafik (F-t), impuls I dinyatakan oleh perpotongan perpanjangan sinar
pantul. 4. Pembiasan pada prisma L 2 k = 0, 1, 2, 3, ……
luas di bawah grafik. Difraksi minimum (gelap)
Berlaku : n = 1, 2, 3, …..
k=tetapan Boltzmann (JK-1) =1,38.10-23JK-1 ♦ Kapasitas kalor untuk tekanan tetap (Cp) Contoh : motor bakar, diesel dan mesin uap. Tanda negative menunjukkan muatan berpindah
1
d . sin θ = (2k − 1) λ N = jumlah partikel gas
Catatan : gas ideal hanya berlaku pada gas Qp
3. Isokhorik (V tetap) Siklus yang lain adalah
Siklus Otto
melawan gaya coulomb dan untuk memindahkan
muatan tersebut diperlukan usaha.
2 p
dengan tekanan rendah dan bersuhu tinggi. Cp = Terdiri dari proses adiabatis dan proses D. Potensial Listrik (V)
∆T
= (2k − 1) λ
d.p 1 Contoh : gas monoatomik, gas diatomik pada isokhorik Adalah energi potensial persatuan muatan.
L 2 suhu rendah. ♦ Hubungan Cp dan Cv adalah Siklus Diesel Ep
B. Tekanan gas ideal (p)
V
Terdiri dari proses adiabatis, proses isobarik V=
k = 1, 2, 3, …..
2 C v − C p = nR V1 =V2
dan isokhorik q
N .mo v 2 N Ek W =0
p= = ♦ Tetapan Laplace adalah Usaha (W) untuk memindahkan muatan muatan q
3V 3V p1 p2 E. Hukum II termodinamika dari potensial A ke potensial B adalah :
Dimana : Cp = 1. Kelvin-Planck
L
p = tekanan (Nm-2 atau Pa) γ=
T1 T2
Kalor didak dapat diubah seluruhnya menjadi W AB = q (VB − V A )
d
p
V = volume (m3) Cv Q = ∆U = Cv .∆T usaha mekanik (W dan ∆U). E. Kapasitor (C)
n = jumlah mol (mol) Suatu konduktor yang diberi muatan Q akan
T
R = tetapan gas ideal
=0,082 Latm.mol-1 K-1
G. Tetapan Laplace 4. Adiabatik (Q = 0)
p η max = (1 − 2 ) x100% menimbulkan potensial V.
1. Gas monoatomik T1 Q
T = suhu gas (K) 3 C=
E. Polarisasi cahaya k = tetapan Boltzmann (JK-1) 5 W= nR(T1 − T2 ) 2. Clausius V
N = jumlah partikel gas γ= 2 Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja
• Polarisasi cahaya 3 3 dalam suatu siklus dengan mengambil kalor 1. Kapaitas kapasitor (C)
Polarisasi cahaya karena akibat dari : C. Energi kinetik gas W = ( p1V1 − p2V2 ) dari reservoir yang bersuhu rendah dan a. Bola konduktor
2. Gas diatomik 2 V
a. Gas monoatomik (He,Ar, Ne) a. suhu rendah memberikannya pada reservoir yang bersuhu
i + r = 90o R
1 V1 V2

Ek =
3 1
kT = mo vrms 2 γ =
5 W=
γ −1
( p1V1 − p2V2 ) tinggi tanpa memerlukan usaha dari luar.
Contoh :mesin pendingin (Refrigenerator) C= = 4πε o .R
2 2 3 k
b. suhu sedang p1V1γ = p2V2γ Q1, T1
i i T1 > T2
T1V1γ −1 = T2V2γ −1
R adalah jari-jari bola
7
b. Gas diatomik (H2, N2, O2) γ = W Jika konduktor bola A dan Bola B digabung
r sin i n2
=
• suhu rendah ( ± 300 K) 5 W = − ∆U maka

sin r n1 c. suhu tinggi C. Hukum I Termodinamika QA + QB = QA '+QB '


3
Ek =
Efisiensi mesin pendingin adalah
kT adalah bawa energi bersifat kekal (tetap)
C .V + CBVB
sin i n 9
= 2 2 γ = Q = ∆U + W Q2 Q2 T2 Q2, T2 Vgab = A A
sin(90o − i ) n1 7 Cp = = = C A + CB
• suhu sedang ( ± 500 K) W Q1 − Q2 T1 − T2
sin i n2 D. Mesin Carnot (mesin kalor) Cgab = C A + CB
= 5
Siklus mesin Carnot adalah proses yang dilakukan
Cp = Koefisien performansi
cos i n1 E k = kT gas dimana kembali ke ke keadaan semula sehingga
2 TERMODINAMIKA gas dapat melakukan usaha kembali (teoretik). b. Keping sejajar
tan i = n12
• suhu tinggi ( ± p ε K.A V −V
1000 K) LISTRIK DINAMIS C= o ; E= A B
A. Usaha (W) p1 a Q1
d d
7 p
Ek = kT v2
2 b 2. Susunan Kapasitor
A. Gaya Coulomb (Fc)
TEORI KINETIK GAS
∫ pdV
W= p2 Seri
Jika dua muatan listrik terpisah pada jarak r maka
p3 d Q2
v1 antara kedua muatan akan timbul gaya interaksi
D. Tenaga Dalam (U) V p4 c tolak-menolak atau tarik-menarik.
Dalam gas ideal hanya memiliki satu jenis energi W = luasan dibawah grafik p - V V1 V2
A. Persamaan gas ideal q.Q C1 C2 C3
a. Sifat-sifat gas ideal
yaitu energi kinetik, sehingga hasil kali antara Q2 Fc = k
jumlah partikel dengan energi kinetik rata-rata W akan + jika V2 > V1 r2 1 1 1 1
Berlaku hukum Newton tentang gerak dan disebut tenaga dalam. W akan – jika V2 < V1 V1 V2 V2 V3 = + +
1 C s C1 C 2 C 3
hukum Boyle-Gay Lussac k= = 9.10 9 Nm 2C 2
Jarak partikel lebih besar dari ukuran U = N .E k B. Proses termodinamika Proses a ke b → proses pemuaian isotermis (Q masuk) 1
4πε o Q1 = Q2 = Q3

Proses b ke c → proses pemuaian adiabatis (Q = 0)


partikel sehingga gaya antara 1. Isobarik (p tetap) Keterangan : 1 1 1
partikeldianggap nol E. Kecepatan partikel gas ideal Q = kalor yang masuk sistem (J) V1 : V 2 : V3 = : :
Proses c ke d → proses pemampatan isotermis
Q,q adalah muatan listrik (C) C1 C 2 C 3
Jika ada tumbukan antara partikel termasuk Kecepaan gas ideal dirumuskan : p Jika muatan senama akan timbul gaya tarik-
tumbukan lenting sempurna (Q keluar) menarik.
Proses d ke a → proses pemampatan secara adiabatic
3kT 3 RT 3p 2 Paralel
Selalu bergerak ke segala arah dengan v= = = Jika muatan tak senama akan timbul gaya tarik-
kecepatan yang sama mo Ar ρ menarik. C1
V (Q = 0)
Tersebar secara merata ke seluruh ruang Ar = massa atom relatif (gr.mol-1) V1 V2 B. Kuat Medan Magnet (E)
b. Persamaan gas ideal
ρ = massa jenis gas ideal (kg.m3) Usaha yang dilakukan mesin Carnot adalah maksimum Kuat medan listrik adalah gaya coulomb yang C2
pV = nRT F. Kapasitas kalor gas
karena ∆U = 0. Q1, T1 bekerja tiap satu satuan muatan di suatu titik.
W = p (V2 − V1 )
pV = NkT adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu gas sebesar 1K. V V E =k
Q
W= 1= 2 C3
R = k .N o T1 T2
W
r2
Q
C= Q = ∆U + W = Cp.∆T Arah kuat medan listrik adalah meninggalkan
Dimana : ∆T T1 > T2 muatan positif dan meninggalkan muatan negative. C p = C1 + C 2 + C 3
p = tekanan (Nm-2 atau Pa)
V = volume (m3) Q = kalor yang diperlukan (J) 2. Isotermal (T tetap) V1 = V 2 = V3
n = jumlah mol (mol) C = kapasitas kalor (JK-1) p Q2, T2 C. Energi Potensial Listrik (Ep)
R = tetapan gas ideal ∆T = kenaikkan suhu (K) Adalah usaha untuk membawa tiap satu muatan dari Q1 : Q 2 : Q3 = C1 : C 2 : C 3
= 0,082 Latm.mol-1 K-1 V tak terhingga menuju ke suatu titik berjarak r dari
Kapasitas Kalor gas ada 2 yaitu : W = nRT ln 2 W Q1 − Q2
= 8,314 Jmol-1 K-1 ♦ Kapasitas kalor untuk volume tetap (Cv) V1 η= x100% = x100% muatan lain.
3. Energi Kapasitor
= 8314 Jkmol-1 K-1 Q1 Q1
Qv P1.V1 = P2 .V2 qQ
T = suhu gas (K) Cv = V Q2 T2 E p = −k 1 1 1 Q2
No= bilangan Avogadro ∆T W =Q V1 V2 η = (1 − ) x100% = (1 − ) x100% r W = CV 2 = QV =
= 6,02 .1023 Q1 T1 2 2 2 C
N = jumlah inti sebelum meluruh
C. ENERGI DAN DAYA LISTRIK 2. Voltmeter µ i λ= konstanta peluruhan
1. Energi Listrik (W) Dirangkai parallel dengan hambatan yang Bp = o T = waktu paruh
LISTRIK DINAMIS akan diukur tegangannya. 2πa FISIKA INTI Waktu paruh adlah selang waktu yang dibutuhkan
W = V .i.t Voltmeter ideal memiliki hambatan RV = ~ inti untuk meluruh sehingga jumlah inti menjadi
Untuk memperbesar batas ukur menjadi n 2. Kawat melingkar berarus listrik separuhnya.
2. Daya Listrik (P) kali mula-mula diperlukan hambatan seri N = N o .e − λt
A. ARUS LISTRIK (Rs) yang besarnya : Semua inti atom pada dasarnya tersusun atas :
t
Jika suatu penghantar tiap t detik dilalui sejumlah W R s = ( n − 1) R v P Proton yaitu partikel bermuatan positif
muatan sebesar Q, maka kuat arus listrik yang P= i a (+1,6.10-19) dengan massa satu satuan massa  1 T
N = No  
mengalir pada rangkaian penghantar dapat t r atom. 2
dinyatakabn sebagai: F. Jembatan Wheatstone Neutron yaitu partikel tak bermuatan (netral)
dq 2
i= V µ i dengan massa satu satuan massa atom. Besaran lain untuk menunjukkan kecepatan
dt P = V .i = i 2 .R = Bo = o N Berarti massa suatu atom berkonsentrasi peluruhan adalah watu hidup rerata (Tm).
t2 R R1 2r pada intinya. Suatu atom umummya


disimbolkan :
q = idt R2 µ ia µ i 2 ln 2 0,693
T= =
A
D. HUKUM KIRCHOFF ZX
t1 1. Hukum Kirchoff I Bp = o N = o sin 3 θ .N Dimana : λ λ
Jumlah arus yang menuju titik cabang sama R4 R5 2r 3 2r X = nama unsure atom
Bila luas penampang penghantar tersebut A maka dengan jumlah arus yang meninggalkan Dengan : r = jari-jari lingkaran kawat. Z = nomor atom,menyatakan jumlah Jumlah peluruhan tiap satuan waktu disebut
R3
rapat arus dinyatakan sebagai : tuitik cabang, sehingga kuat arus di suatu N = jumlah lingkaran kawat electron. Karena jumlah proton = jumlah aktivitas(R).
titik cabang adalah nol. elektron, maka Z juga menyatakan jumlah dN 1
i R= = λN Tm =
J= 3. Kuat medan magnet pada selenoida
Jika titik O di sembarang titik di sumbu
proton.
A = nomor massa, menyatakan jumlah dt λ
A
i1 E selenoida maka : proton dan netron dalam inti. Karena aktivitas sebanding dengan N, mak dapat
µ o .i.n
B. HAMBATAN LISTRIK N = A-Z = menyatakan jumlah neutron di diperoleh hubungan :
adalah perbandingan tetap antara beda potensial
Bp = (cos α + cos β ) dalam inti. R = Ro .e − λ .t
(tegangan) dengan arus. Jika i5 = 0 maka R1.R3 = R2. R4 Partikel-partikel penyusun inti ini disebut juga nukleon.
i2 2
Jika i5 ≠ 0 maka R1.R3 ≠ R2 .R4 Dimana Ro adalah aktivitas mula-mula, satuan
V
R= Inti atom dapat digolongkan menjadi tiga kategori yaitu : aktivitas adalah Ci, dimana
i Isotop, yaitu inti-inti yang mempunyai 1 Ci =3,7.1010 peluruhan perdetik
nomor atom sama misalnya : 8O16 dan 8O17. Dari persamaan-persamaan dia atas dapat
Jika P di ujung selenoida maka : Isoton yaitu inti-inti yang mempunyai diturunkan hubungan lain antara jumlah inti yang
A i B i3 i4
INDUKSI MAGNET α ≅ 0o dan β ≅ 0o
jumlah neutron sama misalnya:6C13 dan
14
meluruh dengan waktu paruh yaitu : t
7N .
 1 T
V = V A − VB
V = selisih potensial antara titiA dan titik B.
∑i A=0
B p = µ o .i.n
Isobar yaitu inti-inti yang mempunyai
nomor massa sama misalnya :6C14 dan 7N14.
N = N o . 
2
i1 + i3 − i2 − i4 = 0 A. Medan magnet
Inti-inti yang mempunyai jumlah neutron sama atau
hamper sama dengan jumlah proton sering disebut inti C. Macam-macam Peluruhan (γ)
i = kuat arus listrik 2. Hukum Kirchoff II Dalam ruang hampa kuat medan magnet (induksi ringan. Dengan naikknya jumlah nucleon sudah tentu Sinar γ merupakan gelombang electromagnet
Dalam penelitian nilai R tergantung dari panjang Dalam rangkaian tertutup jumlah gaya magnet) dB pada titik di sekitar penghantar yang Jika U di ujung selenoida maka: jumlah neutron menjadi lebih besar (N>Z). Inti ini biasanya dengan panjang gelombang sangat pendek.
dialiri arus listrik I, ternyata:
kawat, luas penampang dan jenis kawat. gerak listrik sama dengan jumlah hasil kali
kuat arus dan tahanan sehingga jumlah Berbanding lurus dengan kuat arus listrik. α ≅ 90 o dan β ≅ 0o terdapat pada ini-inti stabil. Ciri-cirinya adalah :
Daya tembus sangat besar
L Berbanding lurus dengan elemen panjang
R=ρ
aljabar penurunan tegangan disepanjang
Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak µ .i.n A. Tenaga Ikat Inti Daya ionisasi sangat lemah
A
untai tertutup adalah nol.
antara elemen panjang dl dengan titik tersebut Bp = o Dari percobaan ternyata massa diam dan inti-inti Tidak dibelokkan oleh medan magnet

∑ E + ∑ i.R = 0 Berbanding lurus dengan sinus sudut antara dl


2 stabil selalu kurang dari jumlah massa diam Mempunyai energi antara 0,2-3 MeV
R = hambatan jenis ( Ω m ) nucleon-nukleonnya. Penurunan massa tersebut Tidak terjadi perubahan nomor massa
dan r 4. Kuat medan magnet pada toroida disebabkan adanya energi yang dipakai untuk (XA)* → XA + γ
i = kuat arus listrik (A) Arah medan magnet mengikuti aturan tangan Toroida adalah selenoida yang dibuat mempertahankan nukleon agar tetap terikat pada Peluruhan beta (β)
A = luas penampang kawat (m2) kanan
R1 E1 melingkar. intinya. Energi ini disebut Binding energy(BE) atau partikel β masih dapat dibedakan menjadi β- yang
Dirumuskan sebagai : tenaga ikat inti. bermuatan negative (elektron) dan β+ yang
µ o .i.N
1. Susunan Hambatan
Dengan demikian BE merupakan selisih bermuatan positif (positron).
B p = µ o .i.n =
a. Seri
antara energi diam nucleon-nukleon dengan Ciri-cirinya adalah :
i 2πr energi diam inti. Daya tembusnya cukup besar tetapi
kurang dari daya tembus γ .
R1 R2 R3
B. Gaya Lorentz BE = ( Z .m p )c 2 + ( N .mn )c 2 − mint i .c 2 Daya ionisasi tidak begitu kuat tetapi
i = i1 = i 2 = i 3 E2
µ o .i 1. Pada kawat berarus listrik yang berada Dimana : lebih besar daya ionisasi γ
R2 dB = dl sin θ dalam medan magnet. Mp = massa proton Dapat ibelokkan dengan medan
V AB = V 1 + V 2 + V 3 4π .r 2 Mn = massa neutron magnet dan medan listrik dengan
F = B .i .l sin θ Minti = massa inti penyimpangan kecil
R AB = R 1 + R 2 + R 3 dB = kuat medan magnet C = cepat rambat cahaya Mempunyai energi 3-4 MeV
dL = elemen panjang
E1 + i. R 2 + E 2 + i. R1 = 0
2. Gaya Lorentz pada kawat sejajar Dapat diperoleh dari hubungan : Pemancaran β biasanya didikuti oleh
Minti = massa atom –Z.me partikel lain, yaitu neutrino (v)
b. Paralel
µ o = 4π . 10 − 7 wbm − 1 A − 1 µ .i .i .l ZX
A → A -
Z+1Y + β + v atau
Jika loop bertemu dengan kutub positif F= o 1 2 B. Peluruhan Inti Tak Stabil ZX
A → A +
Z+1Y + β + v
R1 maka E bertanda positif. 2πr Inti-inti dalam keadaan tereksitasi akan menurunkan
Jika arah arus searah dengan arah loop maka tingkat energinya ke keadaan dasar sambil meluruh Peluruhan alpha (α)
R2 I bertanda positif. 1. Kuat medan magnet di sekitar kawat lurus 3. Muatan yang bergerak dalam medan magnet menjadi inti lain. Peluruhan akan diikuti Partikel α adalah merupakan inti atom helium (2He4)
berarus listrik pemancaran partikel α, β, dan sinar . Inti yang Ciri-cirinya adalah:
F = q.v.B . sin θ
E. ALAT UKUR LISTRIK a. kawat lurus panjang terhingga meluruh γ disebut induk, sedangkan inti yang lain Daya tmbus kecil
1. Amperemeter µ .i hasil peluruhanya disebut anak. Apapun jenis inti, Daya ionisasi sangat kuat
i = i1 + i2 + i3 R3 Dirangkai secara seri dengan hambatan yang Bp = o (cosα + cos β ) setiap terjadi Dapat dibelokkan oleh medan
akan diukur arusnya. 4πa Lintasan muatan : magnet dan medan listrik dengan
VAB = V1 = V2 = V3 Ampere meter ideal memiliki hambatan RA 1. θ = 0 o dan θ = 180 o lintasan berupa peluruhan akan berlaku hokum peluruhan penyimpangan besar.
= 0. garis lurus. radioaktif. Setelah t detik jumlah inti akan menjadi : Mempunyai energi antara 5,3-10,5
1 1 1 1 Untuk memperbesar batas ukur menjadi n 2. θ = 90 o lintasan berupa lingkaran MeV.
= + +
i a p t
kali mula-mula diperlukan hambatan shunt
dengan jari-jari (R).  1 T
RAB R1 R2 R3 (Rsh) yang besarnya: N = N o .  ZXA → Z-2YA-4 + α
b. kawat panjang lurus tak terhingga m .v 2
θ = sembarang R= D. Reaksi inti
dan β ≅0 3.
Rsh =
RA α ≅0 o o
qB Reaksi inti akan terjadi jika inti atom suatu
lintasan berupa spiral. dimana No = jumlah inti mula-mula unsure ditembak dengan partikel-partikel
n −1 maka :
tertentu. Pada dasarnya isotop dan inti atom Catatan :
dengan Z ≤18 dapat digunakan sebagai
dengan persamaan efek fotolistrik dapat
E. KETIDAKPASTIAN HEISSENBERG
Pada pengukuran momentum atau posisi suatu electron
D. Simpangan (y), Kecepatan (v) dan Percepatan(a)
Simpangan adalah besarnya Dimana : l = panjang tali (m)
Titik-titik yang berjarak λ fasanya sama.
Titik-titik yang berjarak ½ λ fasanya berlawanan.
penembak (proyektil). Misalnya : dinyatakan : yang melewati celah sempit ternyata selalu terdapat perpindahan yang diukur dari titik g = percepatan grafitasi (ms-2) Arah rambat ditentukan dengan cara mengalikan
ketidak-pastian. Oleh Heissenberg dirumuskan : setimbang. tanda dari k dan ω : jika positif maka gelombang
Partikel
Neutron
Tanda
0n
1 E k = h. f − h. f o y = A.sin( ω .t) 2. Pegas merambat dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
Keterangan :
Proton 1H
1 y max = A m K
h h T = 2π 1. Jika sumber getar (O) pertama kali bergetar
∆E.∆t ≥
2
Deuteron 1H fo adalah frekuensi ambang , yaitu frekuensi Simpangan maksimum disebut dengan ke atas maka A (+)
∆p ∆x ≥ K
Triton 1H
3
4
minimum gelombang electromagnet untuk dapat 4π 4π amplitudo(A). 2. jika gelombang merambat dari kiri maka
Helium-3 2He melepaskan electron. Besarnya arus listrik yang 1 K x (+) dan t (+) atau tanda sama
Helium-4 4
2He (α) dihasilkan tidak bergantung pada frekuensi Rumusan ini telah dibuktikan secara teoritis maupun Kecepatan sesaat adalah turunan f = m
gelombang electromagnet tetapi tergantung empiris. Dari rumusan tersebut juga dapat diturunkan pertama dari simpangan terhadap 2π M λ T
pada frekuensi gelombang gelombang hubungan ketidak-pastian energi (∆E) dan selang waktu ∆t; waktu. Dimana : T = periode (s) Fase (∆φ)
Secara normal reaksi inti akan menghasilkan
electromagnet tetapi bergantung pada yaitu : m = massa beban (kg) Jika sudut fasa awal gelombang nol maka :
inti baru yang disertai paartikel lain.
v = A.ω cos( ω .t) = ω A2 − y2 K = konstanta pegas (Nm-1
θ = (ωt − kx )
Inti + proyektil → inti baru + partikel intensitasnya.
k
E. Reaksi fisi adalah reaksi inti antara inti berat 2. Efek Compton v= (A2 − y2 ) t
efek Compton serupa dengan efek fotolistrik m ϕo =
(A>230) dengan neutron sedemikian T
sehingga dihasilkan dua inti baru serta 2-3 namun selain elektron lepas , gelombang GERAK HARMONIS v max = ω . A GELOMBANG
neutron. Ketika terjadi pembelahan akan elektromagnetnya akan disimpangkan arahnya .
t x
dibebaskan energi yang sangat besar. Sudah tentu tenaga gelombangg electromagnet Kecepatan maksimum = ω.A ϕp = −
yang disimpangkan akan lebih kecil dari tenaga A.. Pengertian Gerak Harmonik Percepatan sesaat adalah turunan T λ
semula. adalah gerak bolak balik disekitar kedudukan pertama dari kecepatan. A. Pengertian gelombang
setimbang dengan frekuensi dan amplitudo Gelombang adalah getaran yang merambat atau Beda fase (φ) antara titik A dan titik B pada waktu
a = −ω 2 A.sin(ω. t)
h
(1 − cos θ )
yang sama adalah
λ' = λ +
FISIKA MODERN tetap.Disebut juga dengan getaran harmonik. perambatan energi.
Percepatan maksimum = ω2.A Pengertian-pengerian tentang gelombang.
me c x −x
Tanda – artinya percepatan berlawanan • Satu gelombang : terdiri dari satu bukit dan ∆ϕ = 2 1
arah dengan simpangannya. satu lembah atau 1 rapatan dan satu λ
A. Gelombang elektromagnetik B. Sifat gelombang materi θθ regangan.
Gelombang electromagnet dapat dapat bertingkah E. Energi Getaran • Periode (T) : waktu yang diperlukan untuk Beda fase (∆φ) antara b satu titik pada waktu yang
Pada tahun 1900, Max Planck mengemukakan teori
laku sebagai materi ataupun gelombang. Sifat Energi Kinetik (Ek) adalah energi yang menempuh satu gelombang. berbeda adalah
mengenai pemancaran gelombang electromagnet
bahwa gelombang elektromagnetik yang sebagai materi ditunjukkan oleh percobaan efek l bergantung pada kecepatan. • Frekuensi (f) : banyaknya gelombang ∆t
dipancarkan tidak secara kontinu tetapi berupa fotolistrik daan efek Compton sedangkan sifatnya persatuan waktu. ∆ϕ =
kA cos (ω.t ) = mω2 (A2 − y 2 )
1 2 2 1
paket-paket energi yang disebut kuantum atau sebagai gelombang telah dibahas pada kisi cahaya. C B A Ek = • Panjang gelombang (λ) : panjang satu T
Di sisi lain materi juga dapat bertingkah laku 2 2
foton. wsinθ θ gelombang atau perpindahan yang ditempuh
sebagai gelombang. Pernyataan di atas Energi Potensial (E p) adalah energi yang Sifat-sifat gelombang berjalan :
Tenaga setiap foton adalah : wcosθ selama satu periode.
dikemukakan oleh Louis de Broglie pada tahun bergantung pada simpangan. Frekuensi, amplitudo dan perioda sama pada semua
• Amplitudo (A) : simpangan maksimum
c 1924. Menurut Broglie, sebuah partikel akan titik.
E = h. f = h 1 2 2 1 suatu gelombang.
kA sin (ω.t) = ky 2
w
λ mengalami hamburan apabila melewati celah yang Ep = • Cepat rambat gelombang (v) : adalah jarak
Simpangan dan fasa berubah-ubah.
Dimana : berukuran sebanding dengan panjang gelombang 1 getaran = gerak dari A-B-C-B-A 2 2 yang ditempuh persatuan waktu.
yang berhubungan dengan partikel tersebut. B. Periode (T) dan Frekuensi (f) C. Persamaan gelombang berjalan longitudinal.
h = konstanta planck’s
= 6,626.10-34 J.s
λ=
h h
= =
h Periode adalah waktu yang diperlukan titik
materi untuk melakukan satu kali getaran.
Energi mekanik (Em) adalah jumlah antara
energi kinetik dan enegi potensial.
x = v .t
y = A. sin (ω t ± kx + θ o )
λ = panjang gelombang (m)
Apabila foton dipancarkan dengan frekuensi tungal mv p 2meV Frekiuensi adalah banyaknya getaran λ = v .T = λ . f
Hipotesa de Broglie ini berhasil dibuktikan dengan persatuan waktu. 1 2 Cepat rambat gelombang berjalan longitudinal pada
maka intensitas foton tersebut pada suatu luasan A
percobaan hamburan electron oleh Davisson dan Em = E k + E p = kA Jenis-jenis gelombang adalah berbagai medium.
dalam setiap satuan waktu. 1 2 • Berdasarkan arah getarnya : • Zat padat
Germer. T = Gelombang transversal : arah rambat E
f Energi mekanik tidak tergantung pada
tegak lurus dengan arah getar. v=
I=
n.E D.Sinar-X simpangan atau waktu.
Contoh : gel. tali, GEM ρ
A.t Sinar-x yang dikemukakan oleh W.Rongen pada Kecepatan sudut atau frekuensi sudut(ω) • Zat cair
Gelombang longitudinal : arah
n adalah jumlah foton dan t adalh selang waktu tahun 1895 adalah foton berenergi tinggi dengan 2π F. Sifat-sifat Gerak Harmonik
rambat berimpit dengan arah getar.
panjang gelombang sekitar 1 A. Sinar X dapat ω = 2π . f = a. Saat di titik balik B
pancar.
T Contoh : pegas, bunyi v=
dihasilkan dengan menabrakkan electron pada Besaran Nilai
• Zat gas
ρ
B. Sifat materi gelombang sasaran logam berat yang berfungsi sebagai anoda. ymax A • Berdasarkan amplitudo dan fasa :
1. Efek fotolistrik Dari anoda akan terpencar siar-x . Elektron C. Sudut fase (θ), Fase (φ) dan Beda fase(∆φ) Ep max
sebelumnya dipercepat dalam beda potensial V. Sudut fase adalah sudut yang ditempuh titik 1 2 kA2 Gelombang berjalan : amplitodo dan γRT
Dalam percobaan efek fotolistrik, sebuah fasa tetap. v=
lempeng (emitter) disinari gelombang Proses terbentuknya sinar x melalui berbagai cara materi dari posisi awalnya. vmin 0 Mr
Gelombang stasioner : amplitudo
elektromagnet dengan frekuensi f. Ternyata antara lain : 2π Ek min 0 Cp
tercatat adanya srus pada amperemeter. Hal itu 1. Bremsstrahlung θ = 2ππ.f. = .t = 2ππϕ amax ω2A
dan fasa berubah. γ=
Elektron yang lewat dekat inti akan T Cv
menunjukkan adanya electron yang mengalir. Fp max m ω2A • Berdasarkan medium rambatannya :
Oleh Einstein gejala ini diterangkan sebagai diperlambat selisih energi kinetiknya D. Gelombang stasioner (diam/berdiri/tegak)
b. Saat di titik setimbang Gelombang mekanik : membutuhkan
berikut : dipancarkan sebagai foton-foton. Berarti Adalah gelombang hasil dari interferensi dua
Besaran Nilai medium.
Elektron bebas pada emitter ditabrak oleh foton energi foton akan maksimum apabila Fase (tingkat getar) adalah hasil bagi gelombang yang mempunyai amplitudo dan
ymin 0 Gelombang elektromagnetik : tidak frekuensi sama tetapi arah rambat berlawanan.
dengan tenaga E = h.f dan lepas dengan energi electron kehilangan seluruh energi antara benda yang bergetar dengan
Ep min 0 memrlukan medium. Amplitodo tidak sama pada semua titik.
kinetic Ek menuju kolektor sehingga kinetiknya. Pada saat itu frekuensi foton periodenya atau frefuensi dikalikan lamanya
memberikan arus . maksimum adalah : benda bergetar. vmax ωA Gelombang diam akibat pemantulan ujung
Ek max B. Persamaan gelombang berjalan transversal bebas.
Jika tenaga ikat electron pada emitter adalah Eo, t θ 1 2 kA2
e.V ϕ= = f.t = Persamamaan simpangan gelombang di titik p Ciri-cirinya :
maka electron akan lepas dengan energi kinetik f max = T 2π amin 0 adalah : Pada ujung bebas tidak terjadi pembalikan
: h Fp max 0
Beda fase adalah selisih fase antara dua fase (∆φ = 0).
Ek = E − Eo = h. f − Eo Proses Bremsstrahlung akan menghasilkan titik materi yang melakukan getaran. t x  t L−x
sinar X continue.
H. Penggunaan Gerak Harmonik y = ± A sin 2π (± ± + θo ) y1 = A sin 2π  − 
1. Bandul Sederhana T λ T λ 
y = ± A sin (± ω.t ± kx + θ o )
Apabila gelombang elektromagnetnya digantin ∆θ
dengan frekuensi yang lebih rendah (fo) 2. Siarx karakteristik ∆ϕ = ϕ 2 − ϕ 1 = θ  t L+x
2π l y 2 = A sin 2π  − 
sehingga akibat tabrakan tersebut electron lepas Sinar X karakteristik diperoleh apabila T = 2π A = amplitudo T λ 
tetapi belum bergerak (v = 0), maka : electron mengeksitasi electron bebas atom Catatan : Dua titik materi dapat dikatakan g
sasaran sehingga berpindah menuju lintasan sefase jika ∆φ = n dan dua titik dikatakan l Θo = fasa awal gelombang. y = y1 + y2
0 = h. f o − Eb yang lebih dalam. Kelebihan energi berlawanan fase jika ∆φ = n+ 1 1 g v  t L x

f = λ = v.T = y = 2 A sin 2π  −  cos 2π  
Eb = h. f − h. f o dipancarkan sebagai gelombang
electromagnet dengan spectrum diskret. (n=0,1,2,3………..)
2
2π l
m
f T λ  λ
Amplitudo pada pemantulan ujung bebas : Kecepatan bunyi tidak tergantung frekuensi, Syarat resonansi : A. Kinematika Rotasi v = vo + ∫ adt ω = ωo + ∫ α dt 2. Momen kopel
tekanan dan panjang gelombang, tetapi Frekuensi alami kedua sumber bunyi 1. Kecepatan sudut (ω) Besar momen kopel adalah:
x
A = 2 A. cos 2π
' tergantung pada penghantar. sama atau kelipatannya. Misalnya posisi titik yang berada pada suatu r = ro + ∫ vdt θ = θo + ∫ ωdt
λ Macam-macam bunyi : Kegunaan resonansi : untuk benda yang berotasi berpindah dari A ke B M = F .d F
d
Perut terjadi bila : Nada : frekuensinya beraturan menentukan cepat rambat bunyi di dalam waktu(∆t).
∆θ Keterangan:
x = ½nλ → n = 0, 1, 2, 3…. Desah : frekuensinya tidak teratur udara.
ω= F = m.a τ = I .α F = gaya (Newton) F
Simpul terjadi bila : Dentum : bunyi sangat keras L = panjang kolom udara ∆t 1 1 AB = l = lengan gaya
x = (2n + 1)¼ λ → n = 0, 1, 2, 3…. Bunyi berdasarkan frekuensinya : Ln = (2n - 1) ¼ λ Ekt = m.v 2 Ekr = I .ω 2 BC = d = diameter
Infrasonik Interferensi adalah perpaduan dua Kecepatan sudut rata-rata 2 2 3. Momen gaya
Persamaan gelombang
pemantulan ujung tetap.
diam akibat Frekuensinya < 20 Hz
Audiosonik
buah gelombang.
Gejala yang menunjukkan ω=
dθ W = F .S W = τ .θ F dan l harus saling tegak lurus :
Ciri-ciri : Frekuensinya 20 Hz <f< 20.000 Hz interferensi bunyi adalah :
dt
P = F .v P = τ .ω τ = lxF θ
Pada ujung tetap terjadi pembalikan fase sebesar Ultrasonik Percobaan Quinke Kecepatan sudut sesaat p = m.v L = I .ω τ = l.F sin θ
d F
½π. Frekuensinya >20.000 Hz Syarat interferensi maksimum Kelajuan linear v = ω.r
m1v1 + m2 v2 = m1v1 '+ m2v2 ' I1ω1 + I 2ω2 = I1ω1 '+ I 2ω2 '
 t L−x
y1 = A sin 2π  − 
v = λ. f (saling menguatkan)
Posisi sudut
∆ϕ = n
t
T λ 
 t L+x
y2 = − A sin 2π  − 
1. Pipa organa terbuka
∆x = nλ
Keterangan :

θ = θ o + ω.dt
0 F .t = m.(v2 − v1 )
τ .t = I .(ω2 − ω1 )
Nada dasar
T λ 
v Aplikasi :
y = y1 + y2 KESETIMBANGAN
f0 = ∆φ = | x2 – x1 | = beda lintasan 1 rpm = 1 rotasi permenit = 2π rad/s GLB : GMB :
 t L x 2L pipa variabel dengan pipa tetap. 60 v → kons tan ω → kons tan
y = 2 A cos 2π  −  sin 2π   n = 0, 1, 2, 3,….(bil. bulat)
T λ  λ a=0 α =0
Nada atas I ∆φ = beda fase A. Kesetimbangan partikel
Amplitudo pada pemantulan ujung bebas Syarat interferensi minimum : S = v.t θ = ω.t Partikel dipengaruhi gaya-gaya yang terletak
x f1 =
v (2n + 1) 2. Percepatan sudut (α) v2 pada satu bidang datar.
A' = 2 A sin 2π  
λ  L ∆ϕ = Percepatan sudut rata-rata α = ∆ω a = as = Syarat seimbang partikel :
R

.
Perut terjadi bila : Nada atas II
2 ∆t Fx = 0
x = (2n+1)¼ λ → n = 0, 1, 2, 3…. ( 2n + 1)λ Percepatan sudut sesaat dω

∑F
α= GLBB : GMBB :
∆x = a → kons tan y =0
3v α → kons tan
Simpul terjadi bila : dt
x = ½nλ → n = 0, 1, 2, 3…. f2 = 2 Percepatan tangensial
2L
aT = α .R v = vo ± at ω = ωo ± α t Tiga buah gaya yang bertitik tangkap sama,
berlaku:
E. Cepat rambat gelombang pada dawai Rumus frekuensi pada dawai secara umum Pelayangan
Kecepatan sudut
dirumuskan : Interferensi antara dua buah 1 1 T1 T T
S = vot ± at 2 θ = ωo t ± α t 2 = 2 = 3
(n + 1)v
F gelombang bunyi yang
v= 2 sin α sin β sin θ
µ fn =
mempunyai perbedaan frekuensi t 2
s = jumlah simpul
m 2L sangat kecil.
∆f = | f2 – f1 |
ω = ωo + ∫ α .dt v 2 = vo 2 ± 2aS ω 2 = ωo 2 ± 2αθ
B. Kesetimbangan Benda Tegar
Momen gaya (τ) adalah besaran yang
µ = tali 2L 0 memungkinkan benda untuk berputar.
ltali λn = aTOTAL = a sp
2
+ aT2
λ=
2L (n + 1) 3. Efek Doppler
Adalah peristiwa berubahnya frekuensi B. Kinematika Rotasi τ = F .r. sin θ
1. Gerak Melingkar Beraturan Hubungan tranlasi dan rotasi :
s −1 Syarat seimbang benda tegar:
ω α
F. Gelombang stasioner pada dawai Rumus perut dan simpul adalah bunyi yang diterima pendengar terhadap
r = θ .R θ
∑F =0
Kedua ujung terikat P=n+2 frekuensi sumber bunyi karena gerak tetap atau =0 r
θ = ω.t
x
• . F
v = ω .R
Nada dasar S=n+1 relatif. Rumus efek Doppler :
f0 : f1 : f2 : f3 ……= 1 : 2 : 3 Pengaruh kecepatan angin
2. Gerak Melingkar Berubah Beraturan ∑F =0 y

fo =
v diabaikan
aT = α .R
2L
2. Pipa organa tertutup v ± vp α = tetap ∑τ = 0
Nada dasar fp = . fs ω = ω o ± α .t F
• Nada atas I v ± vs 1. Momen inersia
f0 =
v 1 1. Berupa partikel M = r.F sin θ r θ
θ = ω ot ± α .t 2
v I = ∑ mR 2 θ
Pengaruh angin diperhatikan
4L
fo = v '± v p
2 F
L Nada atas I
fp = . fs ω 2 = ω o 2 ± 2 αθ = m R + m2 R + m3 R + ...
2 2 2
B NB
v '± v s 1 1 2 3
1 x 
• Nada atas II f1 =
3v (+) jika berupa gerak 2. Benda pejal
NA  w + wo 
3v 4L v’ = v + va melingkar dipercepat
I = ∫ MRdR µs =  2 L 
(w + wo ) tan θ
beraturan
fo = Nada atas II
(kec. bunyi searah dengan kec.
angin) (-) jika berupa gerak
2L v’ = v - va diperlambat beraturan w θ
5v C. Dinamika Rotasi N Momen
Secara umum dirumuskan : f2 = (kec. bunyi berlawanan arah
o
Bentuk benda
Inersia A
fn =
(n + 1)v 4L dengan kec. angin)
L = Iω 1 Benda berupa
I = mR 2 Contoh : B licin, A kasar.
Rumus frekuensi pada dawai secara umum 4. Intensitas bunyi titik, diputar
2L dL
2L
dirumuskan : Adalah energi yang dipindahkan tiap satuan τ= = Iα 2 Benda panjang,
homogen,
λn = Rumus perut dan simpul adalah luas dan waktu. dt I = 1/3 ml2 B NB
1
n +1 (2n + 1)v
diputar di salah
1 1 µs =
fn = W = KA 2 = 2π 2 f 2 mA 2 Ek rotasi = Iω 2 satu ujung NA 2 tan θ
Rumus perut dan simpul adalah 4L 2 2 3 Benda panjang,
P = τ .ω homogen,
P=n+1 W P
4L I= = = 2π 2 f 2 A 2 ρ v I = 1/12 ml2
S=n+2
λn = diputar tepat di w θ
Hukum Mersene
“Perbandingan frekuensi nada-nada pada dawai
(2n + 1) A.t 4π r 2
KESIMPULAN tengah
A
G. Translasi G. Rotasi 4. Benda panjang,
I1 : I2 = r22 : r12
merupakan perbandingan bilangan bulat. homogen, I = 1/3 ml2 1 
f0 : f1 : f2 : f3 ……= 1 : 2 : 3 :…… P=n+1
θ
C T =  w + wb  cos ecθ
S=n+1
f0 : f1 : f2 : f3 ……= 1 : 3 : 5
r 5
diputar ujumg
Bola berongga I = 2
/3 mR2  2 
G. Bunyi dr ∆r dθ ∆θ T
v= ;v = ω= ;ω = 2
Bunyi merupakan gelombang mekanik. Peristiwa yang berhubungan dengan bunyi : dt ∆t ∆t 6 Bola pejal I = /5 mR2
GERAK ROTASI dt
θ
Bunyi merupakan gelombang longitudinal Resonansi : ikut bergetarnya suatu dv ∆v dω ∆ω 7 Silinder berongga I = mR2
benda karena getaran sumber bunyi a= ;a = α= ;α = A
B
Tinggi rendah nada tergantung frekuensinya ∆t 8 Silinder pejal I = ½ mR2
Keras lemah bunyi tergantung amplitudo lain. dt ∆t dt
w wb
Massa relativitas
C Nilai rata-rata C. Daya P = Vef .I ef . cos ϕ Massa suatu benda yang bergerak relative
v terhadap seorang pengamat akan terukur
2.Vm F y y’
T Vr = V ..I . cos ϕ lebih besar dari pada bila benda tersebut
π P= m m relative diam terhadap pengamat.
θ 2 mo
2 .I m fg vp m=
B Ir = Z
A x π cos ϕ = 1. Bila benda diam ( fs> F) O’ x’  v2
1− 


R fg = F  c2 
B. Rangkaian Arus bolak-balik cos ϕ = faktor daya  
w wb 1. Rangkaian Resistif
Rangkaian ini terdiri atas satu hambatan 2. Bila benda tepat akan bergerak atau GLB
O
Posisi dan kecepatan P menurut pengamat O’
x D. Massa dan Energi
L1  atau lebih yang dihubungkan dengan ggl ( fs = F) adalah Einstein mengemukakan hokum kesetaraan massa
T =  w + wb  cos ecθ AC.
GAYA NEWTON fg = F
Px’ = Px – v.t
vp’ = vp – v
dan energi.
“Massa dan Energi adalah setara dimana energi
x2  VR = Vm sin ω.t
t’ = t yang terkandung pada suatu benda berbanding
I R = I m sin ω.t A. Gaya normal (N)
3. Bila benda bergerak lurus berubah beraturan C. Postulat Einstein lurus dengan massa dan kuadarat kecepatan
C. Macam-macam kesetimbangan 2. Rangkaian Induktif ( fs < F) Postulat pertama cahaya di ruang hampa”.
-Kesetimbangan stabil (mantap) Rangkaian ini terdiri atas satu inductor atau
A. Hukum Newton
Hukum I Newton (Kelembaman)
f g = µ k .N “Hukum-hukum fisika adalah tetap untuk Untuk memperscepat benda dari keadaan diam
lebih yang dihubungkan dengan ggl AC. semua pengamat yang bergerak dengan hingga mencapai kecepatan v dibutuhkan energi
Jika ∑F = , maka ∆v = 0(GLB atau diam)
Keterangan : kecepatan konstan”. kinetik (Ek). 2 2
VL = Vm sin ω .t - µ = tingkat kekasaran permukaan benda yang E k = m .c − m o .c
Hukum II Newton
π (Hukum Utama Dinamika)
saling bergesekan. Postulat kedua m o .c 2
I L = I m sin(ω.t − ) - µs > µk “Kecepatan cahaya di ruang ha,pa selalu Ek = − m o .c 2
2
Dari persamaan dan grafik fasor terlihat a=
∑ F - µs = koefisien gesek statis
- µ s = koefisien gesek kinetic
konstan untuk semua pengamat dan tidak
bergantung kepada kecepatan sumber”.
 v2 
1−  

∑m
-Kesetimbangan labil  c2 
bahwa antara arus dengan tegangan terdapat - grafik gaya gesek yang bekerja pada benda karena  
beda fase π dan arus tertinggal terhadap gaya luar. Dari postulat tersebut maka diperoleh :
2 Transformasi Lorentz untuk posisi
- Benda dalam keadaan bergerak lurus
tegangan sebesar π . Apabila posisi benda menurut pengamat
berubah beraturan
fgesek diam (O) adalah x, maka menurut pengamat
2 Hukum III Newton USAHA DAN ENERGI
fgesek = fsmax =µs.N yang bergerak dengan kecepatan v adalah
(Hukum Aksi Reaksi)
-Kesetimbangan netral (indeferen)
Faksi = Freaksi v .t
3. Rangkaian Kapasitif
fgesek=µk.N x' = x −
RAngkaian ini terdiri atas satu kapasitor Ciri dari gaya aksi-reaksi :  v 2 
A. USAHA (W)
atau lebih yang dihubungkan dengan ggl Besar sama dan arahnya berlawanan. fs < µs.N 1−  Besaran ini tidak bergantung lintasan
AC. Bekerja pada dua benda yang berbeda.  c 2 
C. Titik berat Vc = Vm sin ω.t Segaris kerja dan tidak saling meniadakan
Fluar  W = F Cos θ.s
Adalah merupakan titik tangkap resultan Jika F dan S dinyatakan sebagai vector
π C. Gaya Pegas Transformasi Lorentz untuk kecepatan F = ai + bj + ck
gaya berat. I c = I m sin(ω .t + ) Bukan sebagai sebab akibat, tetapi keduanya
∑ x .w 2 Gaya Pegas Suatu benda bergerak dengan kecepatan v2 S = xi + yj + zk
n n
timbul secara bersama-sama.
Dari persamaan dan grafik fasor terlihat terhadap pengamat yang diam. Menurut
xo = adalah gaya reaksi bidang pada benda karena benda
∑w n
bahwa antara arus dan tegangan terdaoat
beda fase π dan arus mendahului
menekan bidang.
* Arah gaya normal ini selalu teak lurus dengan F = K .x
K pengamat yangbergerak dengan kecepatan
v1 terhadap pengamat yang diam, benda
Maka :
W = F.S

yo =
∑ y .w
n n
tegangan sebesar π .
2 bidang yang ditekan x
tersebut mempunyai kecepatan v21 adalah
v2 − v1
W = ax + by + cz

∑w n 2 N Energi Pegas
m
v21 =
 v .v 
B. ENERGI
Adalah kemampuan suatu benda untuk melakukan
jika bendanya homogen (massa jenisnya sama),
4. Rangkaian R-L-C
1 1 −  2 1  usaha.
Rangkaian yang terdidi atas resistor,
N=w Ep = Kx 2 2
maka factor Wn bias diganti dengan : inductor, dan kapasitor. 2  c  1. Energi Kinetik (EK)
ln jika benda berupa garis EK = ½ mv2
An jika benda berupa berupa benda bidang Vm = VRm 2 + (VLm 2 − VCm 2 ) Konstanta Pegas Apabila arah v2 dan v1 berlawanan,maka W = ∆ EK
Vn jka benda berupa ruang.
Catatan : 2
Vm = I m . R + ( X L − X C ) 2 2 1 1 1 1 v2 − v1 2. Energi Potensial (EP)
Ln = panjang benda ke-n = + + v21 = W = ∆ EP
Vm = I m .Z wN N = (m A + m B ) g K seri K1 K 2 K 3  v .v 
1 +  2 1 
An = luas benda ke-n a. EP grafitasi
Vn = volume benda ke-n 2 EP = mg.h
Z = R2 + ( X L2 − X C 2 )
K paralel = K1 + K 2 + K 3  c  (h = ketinggian benda dari permukaan
X L − XC tanah)
tgϕ = Kontraksi Lorentz-Fitzgerald b. EP pegas
R Panjang suatu benda menurut pengamat (k = konstanta pegas)
X L = ω.L yang diam (O) adalah L. Jika benda tersebut Ep = ½ Fx
ARUS AC 1 diamati oleh O’ yang bergerak dengan
XC = RELATIVITAS kecepatan v, maka akan teramati lebih 3. Energi Mekanik (EM)
ω.C w
Jika :
pendek menjadi L’. • EM = EP + EK
A. Tegangan dan arus bolak-balik Dilatasi waktu • EM nilainya tetap disemua keadaan
Arus listrik bolak-balik akan terjadi bila tegangan
a. XL > XC maka rangkain bersifat induktif, N
N = w cos θ A. Relativitas bila tidak ada gaya luar dan berlaku :
tegangan mendahului arus ( ϕ > 0 ) Benda dikatakan bergerak jika posisinya  v2 
dari generator AC dihubungkan ke suatu rangkain . ∆ EK = ∆ EP atau EMA = EMB
Untuk mengamati bentuk grafik teganan dan arus b. XL < XC maka rangkain bersifat berubah terhadap benda lain atau benda L'= L 1 −  
kapasitif, arus mendahului tegangan bergerak relative terhadap benda lain  c2 
bolak-balik dapat diamati pada CRO (Cathode Ray
(ϕ < 0) (kerangka acuan).
  C. DAYA (P)
Osilloscop).
V = Vm sin ω .t c. XL = XC maka rangkain bersifat Pengukuran selang waktu menurut W
resonatif. B. Transformasi Galileo pengamat daiam adalah ∆t . Jika P=
I = I m sin ω .t ϕ =0 wsinθ wcosθ Pengamat O berada dalam kerangka acuan pengukuran dilakukan oleh pengamat O’ t
2.Vm
Tegangan dan arus effektif Vef = Z=R koordinat kartesius x,y yang diam. Sedangkan yang bergerak dengan kecepatan v, maka POut
2 pengamat O’ berada dalam kerangka acuan x’,y’ akan teramati teramati lebih lama menjadi (η ) = x100 %
1 1 w yang bergerak dengan kecepatan konstan v.
∆t ' . ∆t Pinput
I ef =
2 .I m f = ∆t ' =
2π LC B. GAYA GESEK (f) f g = µ .N  v2 
2 • Selalu melawan gerak 1−  
 c2 
•  
Atom akan netrrl jika jumlah muatan Untuk atom unsure lain yang mempunyai Kalor jenis dan Kapasitas panas 3. Radiasi 4. Kuat medan magnet dan Kuat medan
positif sama dengan muatan nomor atom Z : ♦ Kalor jenis zat adalah banyaknya kalor yang Adalah perpindahan kalor tanpa zat listrik
negative.
n 2 .5,3.10 − 11
diperlukan untuk menaikkan suhu satu perantara.
B =B . 2,
m ef
kilogram zat sebesar 1K.
GGL INDUKSI rn = m Q
4. Rutherford
Z Q H= = e.σ . A.T 4 Em = Eef . 2
Inti atom bermuatan positif dan c= t
massa atom sebagian besar terletak  Z2  m.∆T Bm= Kuat medan magnet maksimum
INDUKSI ELEKTROMAGNET pada intinya. E n = − 13,6 eV ♦ Jika c kecil maka zat akan mudah naik e = emisivitas bahan Em = Kuat medan listrik maksimum
A. Fluks Magnet Elektron bergerak melingkar  n2 
  suhunya jika dipanasi. σ = tetapan Boltzmaan Bef= Kuat medan magnet efektif
Adalah menyatakan jumlah garis gaya mengelilingi inti atom (seperti tata ♦ Kapasitas panas zat adalah banyaknya kalor = 5,67.10-8 Wm-2 K-4 Em = Kuat medan listrik efektif
magnet yang menembus tegak lurus pada surya) Z 5. Energi Gelombang Elektromagnetik
v n =   21,9 .10 5 ms −1
yang diperlukan zat untuk menaikkan suhu
suatu luasan. Sebagian besar dari atom merupakan sebesar 1K. a. Hubungan antara Kuat medan Listrik
ruang kosong n dan Kuat Medan Magnetik
Φ = B .A . cos α Kelemahan Teori Rutherford Q Jika persamaan medan
Elektron yang bergerak akan Dari rumus diatas maka semakin besar C= GEM listrik dan medan magnetik masing-
B. Induksi Elektromagnet memancarkan gelombang lintasan electron maka makin besar ∆T masing dinyatakan sebagai :
Jika suatu penghantar melingkupi sejumlah elektromagnetik, maka energinya energinya. Kalor E = Emaks cos (kx - ωt)
garis gaya magnet yang besarnya berubah akan menyusut dan jari-jarinya akan Sebelumnya Rydberg telah mengamati adalah energi panas zat yang dapat berpindah dari 1. Spektrum Gelombang Elektromagnetik B = Bmaks cos (kx - ωt)
maka pada penghantar tersebut akan timbul mengecil sehingga lintasan orbit spectrum atom hydrogen yang dirumuskan suhu tinggi ke suhu rendah. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik Maka akan diperoleh hubungan :
arus listrik. Arus yang ini disebut arus electron bukan lingkaran tetapi sebagai berikut : 1 kal = 0,24 J mulai dari frekuensi yang terkecil ke frekuensi Emaks E ω
induksi dan ggl yang timbul disebut ggl spiral.
 1
Grafik perubahan wujud dan suhu air menjadi pada yang terbesar adalah sebagai berikut : = − = =c
induksi. Bila jari-jari mengecil maka 1 1  Bmaks B k
= R
tekanan 1 atm.
a. hukum Lenz periodenya juga akan mengecil −
λ n 2 n2 gelombang radio
“arah arus induksi yang terjadi sehingga frekuensi gelombang yang  2 1  suhu (oC) gelombang televise (gelombang mikro) Emaks = amplitudo medan listrik , (N/C)
2
sedemikian rupa sehingga selalu dipancarkan bermacam-macam gelombang radar (gelombang mikro) Bmaks = amplitudo medan magnetik, (Wb/m )
7 -1 F
menimbulkan sesuatu yang melawan (merupakan frekuensi yang kontinu) R = tetapan Rydberg = 1,097.10 m sinar inframerah (IR) c = laju gelombang elektromagnetik
penyebabnya”. 5. Bohr Spektum atom hydrogen cahaya tampak (me, ji, ku, hi, bi, u) dalam vakum
D E
b. Hukum Faraday Electron dapat mengelilingi inti pada o n1 =1 dan n2 = 2,3,4..(D.Lyman) sinar ultraviolet (UV) Rapat Energi -Rapat energi listrik
“ggl induksi yang terjadi dalam suatu sembarang lintasa tetapi harus pada o n1 = 2 dan n2 = 3,4,5…(D.Balmer) sinar-X didefinisikan sebagai energi listrik per
kumparan besarnya sebanding lintasan tertentu (stasioner)dimana o n1 = 3 dan n2 = 4,5,6..(D.Paschen) 100 B C sinar gamma satuan volume dan dirumuskan :
dengan laju perubahan fluks magnet momentum sudutnya kelipatan o n1 = 4 dan n2 = 5,6,7..(D.Bracket) Gambar spektrum GEM ditunjukkan di 1
2 εo E
2
yang dilingkupinya”. o n1 = 5 dan n2 = 6,7,8..(D.Pfund) ue =
bilangan bulat dari h .
S k a l a fr e k u e n s i ( H z )
0o 1 0 20
bawah
10 18
10
ini
10
: 10
16
10 14
10 10 12
10 10
10 8 6 4 2

dΦ D.Lyman terletak di daerah ultra ungu


ε = −N 2π D.Balmer terletak di daerah chy. tampak
A waktu ue = rapat energi listrik, (J/m3)
dt Keterangan : sin a r γ
n.h D.Paschen terletak di daerah infra merah UV IR g e lo m b a n g m ik r o E = kuat medan listrik, (N/C)
L=
ε=
Proses A-B sin a r − X c a h a y a ta m p a k g e lo m b a n g r a d i o
Rapat energi magnetik didefinisikan
ggl induksi (volt) 2π D.Bracket terletak di daerah infra merah Ada perubahan suhu
D.Pfund terletak di daerah infra merah Membutuhkan energi Q = mes .ces .(TB-TA)
sebagai energi magnetik per satuan
N = banyaknya lilitan kumparan n.h h 1 0 −12 1 0 −10 1 0 −8 1 0 −6 1 0 −4 1 0 −2 1 102 104 106
me .v.r = ;λ = Proses B-C Skala panjang gelombang (m) S k a l a p a n ja n g g e l o m b a n g ( m ) volume dan :
um =
B2
dΦ laju perubahan fluks magnet
=
2π me .v C. Tingkat Energi Tidak ada perubahan suhu, tetapi ada
10−3 10−2 10−1 1 10 102 103 104 105
2 µ o3
dt
2π .r = n.λ Dari rumus diatas maka semakin besar perubahan wujud dari es menjadi air
um = rapat energi magnetik, (J/m )
EHF SHF UHF VHF HF MF LF VLF
lintasan electron maka makin besar Membutuhkan energi Q = mes .L
B = kuat medan magnetik, (Wb/m2)
C. Transformator n = 1,2,3,4............. energinya. c.=Intensitas Gelombang
Induksi Diri dan Induktansi Silang Proses C-D 3.1011 3.1010 3.109 3.108 3.107 3.106 3.105 3.104 3.103
Tingkat-tingkat energi pada atom hydrogen. Skala frekuensi ( Hz) Elektromagnetik
Elektron dapat berpindah dapat Ada perubahan suhu
n=1 E = -13,6 eV 2. Gelombang elektromagnetik Intensitas gelombang elektromagnetik
Membutuhkan energi Q =mair .cair .(TD-TC)
berpindah dari suatu lintasan ke n=2 E = -3,4 eV Sifat-sifatnya : (=laju energi per m2) disebut juga
lintasan yang lain. Proses D-E
n=3 E = -1,51 eV Berdasarkan hasil percobaan H.R.Hertz, Poynting (lambang S), didefinisikan
Tidak ada perubahan suhu , tetapi ada
TEORI ATOM n=4 E = -0,85 eV perubahan wujud dari air menjadi uap gelombang elektromagnetik memiliki sifat-sifat menurut persamaan vektor sebagai :
n=5 E = -0,54 eV sebagai berikut : 1
Jika electron berpindah ke lintasan
Membutuhkan energi Q = mair .U S= ExB
yang lebih luar maka akan disertai
n=~ E = 0,00 eV Proses E-F µo
Ada perubahan suhu merupakan gelombang transversal
A. Perkembangan teori atom dengan penyerapan gelombang Dapat merambat dalam ruang hampa
1. Demokritus elektromagnetik dari luar dengan
Energi untuk n = 1 disebut energi dasar Membutuhkan kalor Q =muap .cuap .(TE-TF)
Dapat mengalami refleksi EmaksBmakscos2(kx−ωt)
“Partikel yang tidak dapat dibagi lagi frekuensi.
Energi untuk yang lain disebut energi S=
dinamakan atom”.
tereksitasi. Kalor latent adalah kalor yang dibutuhkan untuk Dapat mengalami refraksi
Dapat mengalami difraksi
µo
Energi untuk memindahkan electron dari merubah wujud zat dan bukan untuk menaikkan
E2 − E1 = h. f lintasan n ke lintasan tak terhingga disebut suhu. Dapat mengalami interferensi Besar intensitas rata-ratanya ditulis :
2. J.Dalton Dapat mengalami polarisasi
Atom merupakan partikel terkecil
energi ionisasi. Contoh : proses B-C, proses D-E S maks + S min E maks Bmaks
Jika electron berpindah dari lintasan
Azas Black Tidak memerlukan medium saat S= =
dari suatu unsure yang tidak dapat
dibagi-bagi lagi.
luar ke lintasan yang lebih dalam
maka akan disertai
Jumlah kalor yang diserap benda sama dengan merambat 2 2 µo
jumlah kaloryang dilepas benda. Merambat lurus
Atom suatu unsure tidak dapat denganpemancaran gelombang SUHU DAN KALOR d.Hubungan antara Intensitas
berubah menjadi atom unsur yang elektromagnetik. Qserap = Qlepas Tidak dipengaruhi medan magnet
dan medan listrik gelombang dan Rapat Energi Rata-
lain
Dua atom atau lebih dari suatu E2 − E1 = h. f Perpindahan kalor Merambat lurus dan tidak dibelokkan rata
Persamaan (9) dapat ditulis menjadi :
Alat ukur suhu (termometer) 1. Konduksi oleh medan listrik maupun medan
unsure yang berlainan dapat
1. Perbandingan skala suhu untuk termometer Adalah perpindahan kalor tanpa disertai magnetik
membentuk suatu molekul. B. Teori Atom Hidrogen Celsius, Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin.. perpindahan partikel-partikelnya. Kecepatannya = 3.108 m/s S =c
E maks B maks = c . u
Teori atom Dalton mendasari :
2 µo c
Atom hydrogen merupakan atom yang paling C : R : (F-32) : (K - 273) = 5 : 4 : 9 : 5
Hukum kekekalan massa (Hukum sederhana, karena hanya terdiri dari satu electron 3. Cepat rambat GEM
Lavoiser) dan 1 proton pada intinya.
Atau
Q k . A.∆T 1
5 5 H= = c= u E maks Bmaks
Hukum perbandingan tetap (Hukum Jari-jari lintasan atom atom hydrogen
C= R = ( F − 32) = K − 27 Dimana : =
Proust)
rn = n 2 .5,3.10 −11 m
4 9
t L
µo .ε o 2 µo c
3. Thomson
C R F K X k = konduktivitas bahan (Wm-2 K-1) Untuk sumber titik, maka intensitas
1000 800 212o 373o P titik didih 1
Atom adalah partikel yang masih Tenaga electron atom hidrogen
2. Konveksi cm = gelombang pada jarak r dari sumber

µm .ε m
dapat dibagi-bagi lagi. Karena dirumuskan :
ditemukan partikel yang lebih kecil Adalah perpindahan kalor dengan disertai
13,6
dari atom yang merupakan penyusun En = − eV dengan perpindahan partikel-partikelnya.
I =
P
=
P
dari atom, yaitu electron oleh n2 Q µm = µo .µr A 4π r 2
Thomson, proton oleh Goldstein, dan Kecepatan electron pada atom hidrogen. H = = h. A.∆T
neutron oleh Chadwick. t ε m = ε o .ε r Dari persamaan (9) dan (12) dapatlah
Atom berbentuk bola dengan 21,9.105 −1
ditulis: E B p
diameter 10-10 m vn = ms h = tetapan konveksi (Wm-2 K-1) maks maks
=
n 0o 0o 32o 273o Q titik beku 2 µo 4πr 2

Anda mungkin juga menyukai