Anda di halaman 1dari 8

KONSISTENSI TANAH

Sanchia Rahma Janita


201910200311035
E-mail: sanchiarahma.sr@gmail.com
Program Study Agroteknologi Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Mihammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Konsistensi tanah merupakan kekuatan daya kohesi butir – butir tanah atau daya adhesi butir – butir tanah
dengan benda ain. Hal ini ditunjukan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk.
Konsistensi tanah berhubungan dengan kadar lebgas tanah. Pengukuran konsistensi dapat dilakukan dengan
beberapa perlakuan seperti batas cair, batas gulung, batas lekat, dan batas berubah warna. Ada banyak cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar lengas tanah seperti pemberian pupuk pada tanah. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui metode pengukuran dan penghitungan konsistensi tanah di lapang dan di
laboraturium. Pada praktikum kali ini menggunakan metode yaitu dengan mengamati tanah termasuk kering
atau basah dengan perlakuan yang berbeda seperti batas cair, batas lekat, batas gulung, dan batas berubah warna,
kemudian memasukkan setiap sampel tanag ke dalam botol timbang yang sebelumnya telah ditimbang dalam
keadaan kosong dan telah diberi label perlakuan, kemudian botol berisi tanah ditimbang kembali, kemudian
dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam, kemudian menimbang kembali botol berisi tanah yang telah dioven,
kemudian menentukan hasil dan memasukkan ke dalam tabel. Berdasarkan praktikum konsistensi tanah dapat
diketahui bahwa setiap sampel tanah memiliki konsistensi yang berbeda hal tersebut ditunjukkan oleh kadar
lengas yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh banyak factor salah satunya jenis vegetasi yang ada di
permukaannya.
Kata kunci: konsistensi tanah, batas, kadar lengas.

PENDAHULUAN

Tanah berfungsi sebagai media tanam, (plastic) dan cair (liquid) (R. Indera K, E. Mina,
atau sebagai media bagi tanaman untuk tumbuh 2018).
hingga berproduksi, dan berfungsi pula sebagai
Batas Atterberg adalah batas plastisitas
media mobilitas, atau sebagai media bagi hewan
tanah yang terdiri dari batas atas kondisi plastis
ternak, petani, dan mesin-mesin pertanian untuk
disebut batas plastis (plastic limit) dan batas
bergerak di atas permukaan tanah pada saat
bawah kondisi plastis disebut batas cair (liquid
melakukan kegiatan budidaya pertanian mulai
limit). Oleh Atterberg konsistensi tanah ini
dari penyiapan lahan hingga panen dan
dalam hubungannya dengan kadar air tanah
pengangkutan hasil panen.Tindakan budidaya
diklasifikasikan sebagai berikut: Konsistensi
pertanian yang dilakukan oleh manusia (petani).
lekat, dicirikan bahwa tanah dapat melekat atau
(Holilullah, Afandi, & Novpriansyah, 2015). menempel kepada benda-benda yang
Konsistensi tanah menunjukkan tahanan mengenainya. Konsistensi liat atau plastik,
daya kohesi atau adhesi butir-butir tanah dengan dicirikan dengan sifatnya yang elastik, atau
benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan kemampuan dapat diubah-ubah bentuknya
tanah terhadap gaya yang akan merubah bentuk dengan mudah. Konsistensi lunak, dapat
atau deformasi. Gaya tersebut misalnya dicirikan dengan sifat kegemburannya.
pencangkulan, pembajakkan dan sebagainya, Konsistensi keras, dengan mudah dapat dicirikan
yang sering digunakan dalam kehidupan kekerasannya, dan pecah-pecah bila dibelah.
kesehariannya. Tetapi didalam ilmu teknik sipil, penjelaskan lebih lanjut perbedaan antara adhesi
Atterberg telah menjelaskan sifat konsistensi dan kohesi yang menyebabkan plastisitas tanah
tanah pada kadar air yang bervariasi, yaitu tanah (Adrian, Mochtar, Mochtar, Sipil, & Sipil,
dipisahkan ke dalam empat keadaan dasar: 2019).
padat(solid), semi padat (semi-solid), plastik
Adhesi adalah penarikan fase cair oleh meletakkannya pada mangkok cassa grande
bagian permukaan fase padat. Molekul-molekul setebal 2cm, kemudian membelah, bagian
air dapat melekat baik pada permukaan partikel tengah tanah menggunakan colet hingga
tanah ataupun pada benda lain yang menempel terbelah, kemudian meletakkan mangkok cassa
pada tanah. Kohesi dalam tanah adalah ikatan di grande pada tempatnya, kemudian memutar tuas
antara partikel-partikel tanah karena adanya pada cassa grande sebanyak 25 ketukan apabila
kekuatan mengikat di antara partikel yamg sebelum 25 ketukan belahan tanah menutup
timbul dari mekanisme fisika-kimia. Kekuatan berarti tanah termasuk tanah basah dan apabila
mengikat tersebut mungkin terjadi pengaruh lebih dari 25 ketukan belahan tanah tidak
faktor-faktor gaya tarik elektrostatik di antara menutup berarti tanah termasuk kering,
permukaan liat yang bermuatan negatif dan kemudian memasukkan setiap sampel tanah ke
bagian pinggir liat yang bermuatan positif, dalam botol sesuai dengan label, kemudian
pengaruh sementasi atau perekatan bahan menimbang botol sebagai nilai B, kemudian
organik, oksida alumunium dan besi, karbonat, memasukkan botol berisi tanah ke dalam oven
dan lainnya dan tegangan permukaan yang selama 24 jam, kemudian menimbang kembali
selalu terjadi pada bidang temu antara udara dan botol berisi tanah yang telah dioven selama 24
air yang terdapat pada tanah liat dalam keadaan jam sebagai bilai C, mencatat semua hasil dan
jenuh air (Afriani & Yan, 2016). praktikum ini memasukkan ke dalam tabel.
bertujuan untuk mengetahui metode pengukuran
Batas Lekat
dan penghitungan konsistensi tanah di lapang
dan di laboraturium. Menyiapkan alat dan bahan, kemudian
menimbang botol kosong sebagai nilai A dan
BAHAN DAN METODE memberikan label sesuai jenis tanah, kemudian
Tempat dan Waktu mengambil pasta tanah kemudian membulatkan
Prakrikum ini dilaksanakan di tanah tersebut, kemudian menusuk bulatan tanah
laboraturium agroteknologi 1 Universitas tersebut dengan menggunakan spatula,
Muhammadiyah Malang, pada hari Selasa kemudian mengamati pada bagian spatula
tanggal 06 Maret 2020. terdapat yang melekat atau tidak jika tidak
terdapat tanah yang melekat berati termasuk
Bahan dan Alat
tanah kering, melakukan kembali langkah
Bahan-bahan yang digunakan dalam seperti tadi dan mengamati pada bagian colet
pelaksanaan praktikum ini antara lain sampel
apabila terdapat tanah yang melekat berate
tanah cangar, rusunawa, dan pendem.
termasuk ke dalam tanah basah, kemudian
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan memasukan masing sampel tanah ke dalam botol
praktikum terkait konsistensi tanah adalah timbang yang berbeda sesuai label yang
sebagai berikut, alat dokumentasi, alat tulis,
diberikan, kemudia menimbang botol timbang
seed-box, cassa grande, colet, timbangan,
spatula, pipa paralon, talenan, uang koin, botol berisi sampel tanah sebagai nilai B, kemudian
timbang, dan oven. . memasukkan botol berisi tanah ke dalam oven
selama 24 jam, kemudian menimbang kembali
Pelaksanaan praktikum botol berisi tanah yang telah dioven selama 24
Metode kerja yang digunakan dalam jam sebagai nilai C, kemudian mencatat hasil
pelaksanaan praktikum ini antara lain adalah; penimbangan dan memasukkan ke dalam table.
Batas Cair

Menyiapkan alat dan bahan, kemudian


menimbang botol kosong sebagai nilai A dan
memberi label sesuai jenis tanah, kemudian
mengambil sampel tanah kemudian
Batas Berubah Warna

Batas Gulung Menyiapkan alat dan bahan yang


dibutuhkan, kemudian menimbang botol kosong
Menyiapkan alat dan bahan yang
sebagai nilai A dan memberi label sesuai jenis
diperlukan, kemudian menimbang botol timbang
tanah, mengambil sampel tanah kemudian
sebagai nilai A dan memberi label sesuai jenis
meratakan tanah tersebut diatas permukaan
tanah, mengambil sampel tanah kemudian
talenan tipis hingga ke tepid an tebal di bagian
membentuk tanah seperti cacing, kemudian
tengah, bagian tebal termasuk tanah basah
mengamati apabila pada saat pembentukan tanah
kemudian mengambil sampel tanah yang tebal
mengalami retak berati termasuk tanah kering,
kemudian memasukkan ke dalam botol sesuai
kemudian mengulangi perlakuan yang sama dan
label, kemudian menimbang botol sebagai nilai
apabila pada tanah tidak terdapat retakan berati
B, kemudian menunggu tanag pada tepian
termasuk tanah basah, kemudian memasukkan
talenan benar-benar kering secara alami yang
setiap sampel tanah ke dalam botol timbang
ditandai dengan perubahan warna dari gelap
sesuai dengan label, kemudian menimbang botol
menjadi lebih terang, kemudian mengambil
berisi tanah sebagai nilai B, kemudian
tanah kering pada tepian talenan menggunakan
memasukkan botol berisi tanah ke dalam oven
uang koin, kemudian memasukkan sampel tanah
selama 24 jam, kemudian menimbang kembali
ke dalam botol sesuai label, kemudian
tanah yang telah dioven selama 24 jam sebagai
menimbang botol berisi tanah sebagai nilai B,
nilai C, kemudian mencatat setiap hasil dan
kemudian memasukkan botol berisi setiap
memasukkan ke dalam tabel.
sampel tanah ke dalam oven selama 24 jam,
kemudian menimbang kembali botol yang telah
dioven selama 24 jam sebagai nilai C, kemudian
mencatat setiap hasil dan memasukkan ke dalam
tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil BC, BL, BG, BBWB dan Kadar Lengas


Sampel Perlakuan a(gr) b(gr) c(gr) %KL KL
BC Kering 21 53,1 41,15 59,3% 59,25
BC Basah 19 51,69 39,536 59,2%
BG Kering 21 23,205 22,413 56% 49
1 BG Basah 20 24,05 22,829 43,16%

BL Kering 35 54,87 47,23 62,4% 61,4


BL Basah 20 33,7 28,54 60,4%
BBW Kering 20 22,151 21,876 14,6% 31,65
BBW Basah 19 28 25,05 48,7%
BC Kering 31 51,9 44,46 55,27% 59,01
BC Basah 21,1 34,3 29,21 62,76%
BG Kering 21,9 23,9 22,67 159,74% 114,21
2 BG Basah 19,7 23,8 22,13 68,72%
BL Kering 20 26,9 24,45 55,05% 67,03
BL Basah 20 25,8 23,24 79,01%
BBW Kering 19,2 24,9 23,56 30,73% 59,185
BBW Basah 31,8 39,7 36,01 87,64%
BC Kering 19,35 32,18 27,62 55% 57
BC Basah 40,55 63,76 55,12 59%
BG Kering 20,32 25,68 24,15 39% 45,5
BG Basah 20,36 25,49 23,74 52%
3 BL Kering 37,58 50,31 46,01 51%
BL Basah 19,59 33,92 28,79 56% 53,5
BBW Kering 20,17 22,67 22,41 11%
BBW Basah 20,41 27,43 24,75 62% 36,5
Keterangan: BC: Batas Cair, BG: Batas Gulung, BL: Batas Lekat, BBW: Batas Berubah Warna

Berdasarkan hasil pengamatan tentang memiliki kadar lengas lebih tinggi disbanding
konsistensi tanah pada sampel tanah cangar, sampel tanah cangar dan pendem.
rusunawa, dan pendem, dapat diperoleh bahwa
Berdasarkan hasil pengamatan pada
pada perlakuan batas cair didapat hasil pada
perlakuan batas lekat didapat hasil pada sampel
sampel tanah rusunawa sebesar 59,2, pada
tanah rusunawa sebesar 61, pada sampel tanah
sampel tanah cangar sebesar 59,01, dan pada
cangar sebesar 67,03 , dan pada sampel tanah
sampel tanah pendem sebesar 57. Berdasarkan
pendem sebesar 53,5. Berdasarkan hasil tersebut
hasil tersebut diketahui bahwa tanah rusunawa
diketahui bahwa tanah cangar memiliki kadar
lengaslebih tinggi disbanding sampel tanah Beberapa faktor yang mempengaruhi
rusunawa dan pendem. Berdasarkan hasil konsistensi tanah adalah: Tekstru tanah, tekstur
pengamatan pada perlakuan batas gulung tanah yang kasar daya plastisnya akan rendah
didapat hasil pasa sampel tanah rusunawa karena pada tanah yang teksturnya kasar sedikit
sebesar 49,58 , pada sampel tanah cangar mengandung liat sehingga menyebabkan daya
sebesar 114,21, dan pada sampel tanah pendem plastisitasnya rendah, begitu pula sebaliknya,,
sebesar 45,5. Berdasarkan hasil tersebut kadar air tanah bila kadar air tanah tinggi,
diketahui bahwa tanah cangar memiliki kadar campuran tanah dan air akan menjadikan tanah
lengas lebih tinggi disbanding sampel tanah lembek seperti cairan sehingga mempengaruhi
rusunawa dan pendem. batas cair dan batas plastisnya, perbedaan
kandungan jenis liat akan berpengaruh pada
Berdasarkan hasil pengamatan pada
daya lekat tanah tersebut baik dalam keadaan
perlakuan batas berubah warna didapat hasil
kering, lembab  maupun basah, kandungan
pasa sampel tanah rusunawa sebesar 31, pada
bahan organik mempengaruhi day serap tanah
sampel tanah cangar sebesar 59,185, dan pada
akan air, apabila kandungan bahan organiknya
sampel tanah pendem sebesar 36,5. Berdasarkan
sedikit maka kemampuan tanah untuk
hasil tersebut diketahui bahwa tanah cangar
menyimpan air juga menjadi rendah begitu juga
memiliki kadar lengas lebih tinggi disbanding
sebaliknya sehingga hal ini juga berpengaruh
sampel tanah rusunawa dan pendem.
pada konsistensi tanah karena sebagai mana
Hasil perlakuan di atas menunjukkan dijelaskan diatas, bahwa kandungan air tanah
bahwa setiap tanah memiliki konsistensi yang juga mempengaruhi konsistensi tanah. Ada
berbeda hal tersebut menunjukkan bahwa setiap beberapa factor yang dipengaruhi karena
tanah memiliki kadar air yang berbeda hal konsistensi tanah seperti struktur tanah bila
tersebut disebabkan oleh penggunaan lahan akan konsistensi tanah tinggi maka struktur mantap,
sangat menentukan kuantitas dan kualitas aliran bila konsitensi tanah tinggi maka erosi rendah,
permukaan. Semakin banyak terjadi alih fungsi bila konsistensi tanah tinggi maka pengolahan
lahan menjadi lahan pertanian dan semakin semakin susah (Istanto, Setiawan, & Djarwanti,
rusaknya vegetasi penutup tanah maka semakin 2018)
besar kemungkinan meningkatnya aliran
permukaan, yang berarti erosi juga meningkat. Perbaikan tanah dapat dilakukan dalam
Meningkatnya erosi menyebabkan penurunan usaha perbaikan konsistensi tanag dalam hal
kualitas sifat fisika tanah yang dicirikan dengan kadar air yang dapat ditahan oleh tanah. Usaha
terjadinya pemadatan tanah yang mengakibatkan yang dapat dilakukan seperti pemberian pupuk
porositas dan kadar air tanah menurun. Hal ini organik pada tanah, melakukan pengolahan
banyak terjadi pada daerah yang berlereng tanah yang baik, dan memperhatikan vegetasi
(Aziz, 2016). yang ada di permukaan tanah (Mulyandari,
Tanah yang memilki konsistensi yang 2011).
baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat
pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah KESIMPULAN
dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah
Berdasarkan hasil praktikum dapat
atau kering maka penyifatan konsistensi tanah
disimpulkan bahwa pada sampel tanah yang
harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut digunakan memiliki konsistensi yang berbeda
dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke yang dapat dilihat dari kadar lengas pada setiap
dalam konsistensi gembur (mudah diolah) tanah dan hal tersebut disebabkan oleh beberapa
sampai teguh (agak sulit dicangkul) (Fahriani & factor seperti kandungan bahan organic pada
Apriyanti, 2020). tanah, ketersediaan air, pengolahan tanah, dan
bagaimana vegetasi yang ada di atas permukaan
tanah. Dalam usaha perbaikan kondisi tanah
juga dapat dilakukan beberapa cara seperti Dukung dan Penurunan Pondasi pada
pemberian pupuk organic pada tanah untuk Pesisir Pantai Timur Kabupaten Bangka.
meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan BENTANG : Jurnal Teoritis Dan Terapan
air, dan memperhatikan vegetasi yang ada, Bidang Rekayasa Sipil, 8(1), 38–47.
Holilullah, Afandi, & Novpriansyah, H. (2015).
Karakterisitk Sifat Fisik Tanah Pada Lahan
Produksi Rendah. Jurnal Agrotek Tropika,
3(2), 278–282.
DAFTAR PUSTAKA
Istanto, F. D., Setiawan, B., & Djarwanti, N.
Adrian, D., Mochtar, I. B., Mochtar, E., Sipil, D. (2018). Pengaruh Kolom Kapur Terhadap
T., & Sipil, F. T. (2019). Analisa Sudut - Potensi Mengembang Dan Peningkatan
Geser - Dalam Tanah Berbutir Halus Kekuatan Tanah Ekspansif Dengan
( Cohesive Soil ) Berdasarkan Pendekatan Pengaliran Dari Tanah Ke Kolom. Matriks
Cracked Soil. 8(2). Teknik Sipil, 6(1), 92–97.
Afriani, L., & Yan, J. (2016). Pengaruh Fraksi Mulyandari, H. (2011). Dasar-Dasar Teknik.
Pasir Dalam Campuran Tanah Lempung
Terhadap Nilai CBR dan Indeks Plastisitas R. Indera K, E. Mina, N. F. (2018).
Untuk Meningkatkan Daya Dukung Tanah Memanfaatkan Limbah Gypsum Dan
Dasar. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, Pengaruhnya Terhadap Nilai California
(1). Bearing Ratio ( Cbr ). Memanfaatkan
Limbah Gypsum Dan Pengaruhnya
Aziz, H. P. U. (2016). Identifikasi Morfologi Terhadap Nilai California Bearing Ratio
dan Sifat Kimia Tanah Di Bawah Vegetasi ( Cbr ), 7(1).
Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz) dan
Karet Alam (Hevea brasiliensis) Di Desa
Kalibalangan, Kabupaten Lampung Utara.
Bandar Lampung.
Fahriani, F., & Apriyanti, Y. (2020). Daya
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Perhitungan Kadar Lengas (Kl):
b−c
Rumus : Kl = x 100 %
c−a
• Sampel 1.

 BCK = 53,1 – 41,15 / 41,15 – 21 x 100 % = 59,3 %


BCB = 51,69 - 39,536 / 39,536 - 19 x 100 % = 59,2 %
= 59,3 % + 59,2 % / 2
= 59,25
 BGK = 23,205 – 22,413 / 22,413 – 21 x 100 % = 56 %
BGB = 24,05 - 22,829 / 22,829 - 20 x 100 % = 43,16 %

= 56 % + 43,16 % / 2

= 49

 BLK = 54,87 – 47,23 / 47,23 – 35 x 100 % = 62,4 %


BLB = 33,7 - 28,54 / 28,54 - 20 x 100 % = 60,4%
= 62,4 % - 60,4 % / 2
= 61,4
 BBWK = 22,151 – 21,876 / 21,876 – 20 x 100 % = 14,6 %
BBWB = 28 - 25,05 / 25,05 - 19 x 100 % = 48,7%
= 14,6 % - 48,7 % / 2
= 31,65
• Sampel 2.

 BCK = 51,9 – 44,46 / 44,46 – 31 x 100 % = 55,27 %


BCB = 51,69 - 29,21 / 29,21 - 21,1 x 100 % = 62,76 %
= 55,27 % + 62,76 % / 2
= 59,01
 BGK = 23,205 – 22,413 / 22,413 – 21 x 100 % = 159,74 %
BGB = 24,05 - 22,13 / 22,13 - 20 x 100 % = 68,72 %

= 159,74 % + 68,72 % / 2

= 114,21
 BLK = 26,9 – 24,45 / 24,45 – 20 x 100 % = 55,05 %
BLB = 25,8 - 23,24 / 23,24 - 20 x 100 % = 79,01 %
= 55,05 % - 79,01 % / 2
= 67,03
 BBWK = 24,9 – 23,56 / 23,56 – 19,2 x 100 % = 30,73 %
BBWB = 39,7 - 36,01 / 36,01 - 31,8 x 100 % = 87,64 %
= 30, 74 % - 87,64 % / 2
= 59,185
• Sampel 3.

 BCK = 32,18 – 27,62 / 27,62 – 19,35 x 100 % = 55 %


BCB = 63,76 - 55,12 / 55,12 - 40,55 x 100 % = 59 %
= 55 % + 59 % / 2
= 57
 BGK = 25,68 – 24,15 / 24,15 – 20,32 x 100 % = 39 %
BGB = 25,49 - 23,74 / 23,74 - 20,36 x 100 % = 52 %

= 39 % + 52 % / 2

= 45,5

 BLK = 50,31 – 46,01 / 46,01 – 37,58 x 100 % = 51%


BLB = 33,92 - 28,79 / 28,79 - 19,59 x 100 % = 56%
= 51 % + 56 % / 2
= 53,5
 BBWK = 22,67 – 22,41 / 22,41 – 20,17 x 100 % = 11 %
BBWB = 27,43 - 24,75 / 24,75 - 20,41 x 100 % = 62 %
= 11 % - 62 %
= 36,5

Anda mungkin juga menyukai