Anda di halaman 1dari 15

JUDUL

Nia Indah Kurnia


201810200311157
E-mail : niaindah@gmail.com
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah
Malang
Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK

Tanaman alpukat (Persea americana Mill.) merupakan tanaman buah yang termasuk ke
dalam family Lauraceae. Tanaman alpukat banyak tumbuh di Indonesia terutama di dataran
tinggi yang berhawa sejuk (curah hujannya tinggi). Buah alpukat sering dimanfaatkan untuk
diolah menjadi jus, bolu kukus, dan salad. Bagian daging buahnya memiliki kandungan gizi
yang tinggi, sedangkan bagian daun digunakan untuk ramuan obat penyakit ginjal dan
hipertensi. Daun alpukat juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Antia et al.,
2015). Hasil penelitian Owolabi et al. Nefnwemiefnf4imifnfnnfnfnffnfwcwif wwf
hhdhehehehehhfh hdhdhdhdh jwuwu whwhhe ehehhe hheh hehehe heheheheheheheh
hehehehehhe heheheh
Kata kunci: Daya Simpan, Laju Respirasi. (max 200-230 kata)

PENDAHULUAN

Umbi kentang (Solonum toberosum) merupakan salah satu komoditas hortikultura


yang banyak digunakan sebagai sumber karbohidrat. Umur simpan dapat diperpanjang
dengan cara pendinganan suhu memiliki peranan penting dalam penyimpanan karena dapat
mempengaruhi proses metabolism pada kentang (Asgar dan Rahayu., 2014). Pengaturan
suhu penyimpanan dilakukan untuk meminimalkan kerugian akibat respirasi dan transpirasi
penyimpanan kentang pada suhu rendah dapat mempertahankan kesegaran umbi kentang
karena dapat menurunkan laju respirasi.

Kentang yang sudah dipanen masih melakukan proses metabolisme yaitu proses
respirasi. Kentang memiliki laju respirasi dan laju produksi etilen yang sangat rendah,
sehingga mengindikasikan bahwa kentang memiliki daya simpan yang cukup lama. Namun
seiring dengan lamanya waktu penyimpanan, kentang dapat mengalami kerusakan baik
secara fisik, kimia, dan mikrobiologis. Kerusakan fisik kentang banyak berhubungan dengan
suhu dan pencahayaan. Kerusakan kimia terjadi akibat penurunan komposisi kimiawi,
sedangkan kerusakan mikrobiologis akibat serangan hama dan penyakit yang biasanya
terjadi setelah kerusakan fisik dan kimia pada umbi kentang yang bersangkutan (Setyabudi
dkk, 2017).

Umbi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu komoditas umbi-umbi yang
mempunyai prospek penting dan mempunyai nilai ekonomis tinggi dibandingkan dengan
jenis ubi-ubian lain. Seperti ketela rampat maupun ketela pohon (Rahmawati, 2012).
Penyimpanan ubi jalar yang tidak baik dapat mengakibatkan kerusakan mutu ubi jalar yang
tidak baik dapat mengakibatkan kerusakan mutu ubi. Krusakan bahan pangan dapat
dikarenakan penyimpanan yang melewati batas normal, kerusakan ini berupa perubahan
warna pada daging umbi yang segar menjadi coklat.

Untuk menjaga hasil panen dari kerusakan, diperlukan penanganan pasca panen yang
tepat. Penyimpanan merupakan salah satu cara yang diperlukan dalam penanganan pasca
panen. Penyimpanan bertujuan untuk memperpanjang daya simpan dengan cara
memperlambat aktivitas fisiologis, menghambat perkembangan mikroba perusak, dan
memperkecil penguapan. Daya simpan setelah pemanenan tergantung pada iklim, suhu dan
kelembaban, kondisi kentang, kondisi penyimpanan, dan lama penyimpanan. Pada
prinsipnya tujuan penyimpanan adalah mencegah kehilangan air, pembusukan , dan
pertumbuhan tunas serta terjadinya akumulasi gula atau bahan penyusunnya yang dapat
menyebabkan warna gelap pada kentang jika dilakukan pemrosesan (Asgar dkk, 2010)

METODE PRAKTIKUM

Tempat dan Waktu

Pengamatan ini dilakukan pada hari Senin 4 April 2022 diLaboratorium


Agroteknologi 2

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah box, keranjang kuning, timbangan
analitik, label, jangka sorong, pisau alat tulis dan alat dokuemtasi.

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Umbi kentang (Solonum
toberosum), Ubi jalar (Ipomoea batatas) air keran, dan kertas putih.

Metode pelaksanaan

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah menyiapkan alat dan bahan,
mencuci 2 sampel umbi kentang dan umbi jalar untuk perlakuan dicuci, memisahkan sampel
perlakuan dicuci dengan tidak dicuci pada keranjang terpisah, memberi label pada sampel
sesuai perlakuan, menimbang sampel umbi kentang dan umbi jalar setiap perlakuan,
mengukur diameter sampel umbi kentang dan ubi jalar setiap perlakuan,
mendokumentasikan sampel umbi kentang dan umbi jalar yang dialasi kertas putih, mencatat
hasil pengukuran, menyimpan sampel umbi kentang dan ubu jalar pada suhu ruang, dan
melakukan pengamatan dan dokumentasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(hasil yang dimasukkan adalah hasil dari semua komoditas yang ada, pembahasan pertabel)
Table 1. Pengamatan Perubahan warna Umbi Kentang (Solanum tuberosum) dan Ubi
Jalar (Ipomoea batatas)
Perlakuan Sampel 1 Sampel 2
Kentan
g
M1

M2

M3
Dicuci

M4

M5

Tidak
Dicuci
M1

M2
M3

M4

M5

Ubi Dicuci
Jalar
M1

M2

M3

M4

M5
M1

M2

TIdak M3
dicuci

M4

M5

Berdasarkan hasil pengamatan pada umbi kentang perlakuan pada sampel 1 dan
sampel 2 yang dicuci masih mengalami kekerasan pada bagian luar warna kuning pada
kentang belum mengalami perubahan warna pada mulai dari pengamatan M1 sampai M5
sedangkan yang dicuci perlakuan M1 dan M5 tekstur kentang sedikit kasar pada luarnya
warna masih kekuningan dan bercak coklat warna tanah. Dikarenakan pada kentang yang
sudah dicuci dan tidak dicuci akan mengalami susut bobot umbi tersebut (Rusmi, 2015).
Sedangkan pada perubahan warna pada ubi jalar perlakuan sampel 1 dan sampel 2 yang
dicuci

Table 2. Pengamatan Kerusakan Bagian Dalam Umbi Kentang (Solanum tuberosum) dan
Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Perlakuan Sampel 1 Sampel 2
Dicuci

Kentan kerusakan 0% kerusakan 20%


g

Tidak
Dicuci

kerusakan 3% kerusakan 8%

Dicuci

Ubi kerusakan 8% kerusakan 5%


Jalar

Tidak
Dicuci

kerusakan 15% kerusakan 5%

Berdasarkan hasil pengamatan kerusakan bagian dalam umbi kentang kerusakan


yang terjadi baik pada cara penyimpanan pada wadah terbuka, perlakuan kentang yang dicuci
sampel 1 kerusakannya 0% pada sampel 2 kerusakannya 20% sedangkan yang tidak dicuci
sampel 1 kerusakannya 3% pada sampel 2 kerusakannya 8%. Hasil akhir pengamatan umbi
kentang mengalami kerusakan parah pada sampel 2 20% mungkin Kentang berpengaruh
pada factor suhu penyimpanannya dan sirkulasi udara (Jufri et al, 2015). Sedangkan
kerusakan bagian dalam ubi jalar perlakuan dicuci sampel 1 kerusakannya 8% sampel
kerusakan 2 5%, dan ubi jalar yang tidak dicuci sampel 1 kerusakan 15% sampel 2 kerusakan
5% selama pengamatan ubi jalar yang mengalami kerusankan yang parah pada sampel 1 15%
yang tidak dicuci ubi jalar mengalami kerusakan mungkin diakibatkan oleh suhu
penyimpanan dan cahaya pada tempat, oleh karena itu daya hambat kerusakan perlu
diupayakan untuk menjamin mutu ubi jalar (Adiyoga, 2011).

Table 3. Pengamatan Susut Bobot Pada Umbi Kentang (Solanum tuberosum) dan Ubi Jalar
(Ipomoea batatas)

Perlakuan Sampel1 (%) Sampel 2 (%)


M2 M3 M4 M5 M2 M3 M4 M5
Kentang
Dicuci 0,83% 0,78% 0,42% 0,55% 1,5% 1,3% 1,07% 2,25%
Tidak
1,48% 1,32% 1,14% 1,8% 0,84% 0,79% 0,3% 0,55%
Dicuci
Ubi Jalar 2,4%
Dicuci 6,5% 2,7% 1,6% 1,35% 5,5% 1,03% 22,4%
Tidak 3,4%
8,09% 5,38% 3,16% 6,18% 1,94% 1,22% 1,72%
Dicuci

Berdasarkan hasil pengamatan susut bobot umbi kentang yang dicuci sampel 1 M2
0,83%, M3 0,78%, M4 0,42%, M5 0,55% sedangkan pada sampel 2 M2 1,5% M31,3% M4
1,07% M5 2,25% dan pada perlakuan tidak dicuci sampel 1 M2 1,48% M31,32% M4 1,14%
M5 1,8% sedangkan pada sampel 2 M2 0,48% M3 0,79% M4 1,03 M5 0,55%. Penyimpanan
2 minggu menunjukkan hasil yang berbeda nyata lebih rendah semakin lama penyimpanan
maka terjadi proses susut bobot kentang semakin tinggi karena pada saat penyimpanan
terjadi proses metabolism seperti respirasi dan transpirasi (Rahayu, 2011). Susut bobot pada
ubi jalar perlakuan yang dicuci sampel 1 M2 6,5% M3 2,7%, M4 1,35% M5 1,35%
sedangkan pada sampel 2 M2 5,5% M3 2,4% M4 1,03% M5 22,4% dan pada perlakuan tidak
dicuci sampel 1 M2 8,09% M3 5,38% M4 3,4% M5 3,16% sedangkan pada sampel 2 M2
6,18% M3 1,94% M4 1,22% M5 1,72%. Penyimpanan pada ubi jalar hal ini terjadi mungkin
karena

Table 4. Pengamatan Susut Diameter Umbi Kentang (Solanum tuberosum) dan Ubi Jalar
(Ipomoea batatas)
Perlakuan Sampel1 (%) Sampel 2 (%)
M2 M3 M4 M5 M2 M3 M4 M5
Kentang
Dicuci 3% 1,2% 1,1% 1,6% 2,3% 0,1% 3,5% 21,8%
Tidak
2,4% 0,4% 8,8% 0,6% 10,4% 0,8% 0,8% 1,1%
Dicuci
Ubi Jalar
Dicuci 3,9% 2,8% 2,9% 0,5% 6,6% 0,7% 1,5% 0,8%
Tidak
0% 2,6% 3,5% 1,4% 2,2% 4,4% 0,9% 0,2%
Dicuci

Berdasarkan hasil pengamatan susut diameter umbi kentang perlakuan kentang yang
dicuci sampel 1 M2 3% M3 1,2% M4 1,1% M5 1,6% sedangkan pada sampel 2 M2 2,3%
M3 0,1% M4 3,5% M5 21,8% dan pada perlakuan yang tidak dicuci sampel 1 M2 2,4% M3
0,4% M4 8,8% M5 0,6% sedangkan pada sampel 2 M2 10,4% M3 0,8 M4 0,8% M5 1,1%.
Susut diameter ubi jalar pada perlakuan yang dicuci sampel 1 M2 3,9% M3 2,8% M4 2,9 M5
0,5% sedangkan pada sampel 2 M2 6,6% M3 0,7% M4 1,5% M5 0,8% dan pada perlakuan
yang tidak dicuci M2 0% M3 2,6% M4 3,5% M5 1,4% sedangan sampel 2 M 2,2% M3 4,4%
M4 0,9% M5 0,2%.

Table 5. Pengamatan Presentase Kerusakan Pada Umbi Kentang (Solanum tuberosum)


dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Perlakuan persentase (%) persentase 2 (%)
M5 M5
Kentang 0%
Dicuci 50%
Tidak 50%
50%
Dicuci
Ubi Jalar 50%
Dicuci 50%
Tidak 50%
50%
Dicuci

Berdasarkan hasil dari kerusakan pada presentasi kerusakan pada umbi kentang pelkuan
dicuci presentasi M5 0% persentasi 2 M5 50% sedangkan yang tidak dicuci persentasi M5
50% persentasi 2 M5 50% dan pada ubi jalar perlakuan yang dicuci persentasi M5 50%
persentasi 2 50% sedanglan perlakuan tidak dicuci persentasi M5 50% persentasi M5 50%.

KESIMPULAN

(menjawab tujuan praktikum dan menyimpulkan hasil)

DAFTAR PUSTAKA

(minimal tahun 2010)

LAMPIRAN

Lampiran Hasil

Table 1. Pengamatan Susut Bobot Pada Umbi Kentang (Solanum tuberosum) dan Ubi Jalar
(Ipomoea batatas)
Perlakuan Sampel1 (%) Sampel 2 (%)
M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5
Kentang 166, 164, 163,3 162,4 110,7 108,2
Dicuci 165,3 115,2 113,4 111,9
7 0
Tidak 161, 156,
158,9 155 152,2 165,8 164,4 163,1 162,6 161,7
Dicuci 3 8
Ubi Jalar 164, 149, 147,3 145,3 182 141,1
Dicuci 154 199,5 188,5 183,9
8 7
Tidak 165, 144,
152,2 139,1 134,7 115,9 108,0 105,9 104,6 102,8
Dicuci 6 0

Table 2. Pengamatan Susut Diameter Umbi Kentang (Solanum tuberosum) dan Ubi Jalar
(Ipomoea batatas)
Perlakuan Sampel1 (%) Sampel 2 (%)
M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5
Kentang
Dicuci 6,55 6,35 6,27 6,20 6,10 5,85 5,71 5,70 5,50 4,30
Tidak 7,0 6,83 6,80 6,20 6,16 6,90 6,18 6,13 6,08 6,01
Dicuci
Ubi Jalar
Dicuci 5,78 5,55 5,39 5,23 5,20 5,42 5,06 5,02 4,94 4,90
Tidak
5,22 5,22 5,08 4,90 4,83 4,39 4,29 4,10 4,06 4,05
Dicuci

Lampiran Perhitungan

- Susut Bobot - Sampel 1 (Minggu ke-3)


berat awal−berat akhir Kentang (dicuci):
x 100 % 165,3−164
berat awal %Susut bobot= x 100 %
Sampel 1 (Minggu ke-2) 165,3
Kentang (dicuci): 1,3
= x 100 %
166,7−165,3 165,3
%Susut bobot= x 100 %
166,7 =0,78%
1,4 Kentang (tidak dicuci):
= x 100 %
166,7 158,9−156,8 ,
%Susut bobot= x 100 %
=0,83% 158,9
Kentang (tidak dicuci): 2,1
= x 100 %
161,3−158,9 158,9
%Susut bobot= x 100 %
161,3 =1,32%
2,4 Ubi jalar (dicuci):
= x 100 %
161,3 154−149,7
%Susut bobot= x 100 %
=1,48% 154
4,3
= x 100 %
Ubi jalar (dicuci): 154
164,8−154 =2,7%
%Susut bobot= x 100 %
164,8 Ubi jalar (tidak dicuci):
10,8 152,2−144
= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
164,8 152,2
=6,5% 8,2
= x 100 %
Ubi jalar (tidak dicuci): 152,2
165,6−152,2 =5,38%
%Susut bobot= x 100 %
165,6
13,4
= x 100 %
165,6
=8,09%

- Sampel 2 (minggu ke-2) - Sampel 2 (Minggu ke-3)


Kentang (dicuci): Kentang (dicuci):
115,2−113,4 113,4−111,9
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
115,2 113,4
1,8 1,5
= x 100 % = x 100 %
115,2 113,4
=1,5% =1,3%
Kentang (tidak dicuci): Kentang (tidak dicuci):
165,8−164,4 164,4−163,1
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
165,8 164,4
1,4 1,3
= x 100 % = x 100 %
165,8 164,4
=0,84% =0,79%
Ubi jalar (dicuci): Ubi jalar (dicuci):
199,5−188,5 188,5−183,9
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
199,5 188,5
11 4,6
= x 100 % = x 100 %
199,5 183,9
=5,5% =2,4%
Ubi jalar (tidak dicuci): Ubi jalar (tidak dicuci):
115,9−108 108−105,9
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
115,9 108
7,9 2,1
= x 100 % = x 100 %
115,9 108
=6,81% =1,94%

Sampel 1 (Minggu ke-4) - Sampel 1 (Minggu ke-5)


Kentang (dicuci): Kentang (dicuci):
164−163,3 163,3−162,4
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
164 163,3
0,7 0,9
= x 100 % = x 100 %
164 163,3
= 0,42% = 0,55%
Kentang (tidak dicuci): Kentang (tidak dicuci):
156,8−155 155−152,2
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
156,8 155
1,8 2,8
= x 100 % = x 100 %
156,8 155
= 1,14% = 1,8%
Ubi jalar (dicuci): Ubi jalar (dicuci):
149,7−147,3 147,3−145,3
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
149,7 147,3
2,4 2
= x 100 % = x 100 %
149,7 147,3
= 1,6% = 1,35%
Ubi jalar (tidak dicuci): Ubi jalar (tidak dicuci):
144−139,1 139,1−134,7
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
144 139,1
4,9 4,4
= x 100 % = x 100 %
144 139,1
= 3,4% = 3,16%

- Sampel 2 (Minggu ke-4) - Sampel 2 (Minggu ke-5)


Kentang (dicuci): Kentang (dicuci):
111,9−110,7 110,7−108,2
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
111,9 110,7
1,2 2,5
= x 100 % = x 100 %
111,9 110,7
= 1,07% = 2,25%
Kentang (tidak dicuci): Kentang (tidak dicuci):
163,1−162,6 162,6−161,7
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
163,1 162,6
0,5 0,9
= x 100 % = x 100 %
163,1 162,6
= 0,3% = 0,55%
Ubi jalar (dicuci): Ubi jalar (dicuci):
183,9−182 182−141,1
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
183,9 182
1,9 40,9
= x 100 % = x 100 %
183,9 182
= 1,03% = 22,4%
Ubi jalar (tidak dicuci): Ubi jalar (tidak dicuci):
105,9−104,6 104,6−102,8
%Susut bobot= x 100 % %Susut bobot= x 100 %
105,9 104,6
1,3 1,8
= x 100 % = x 100 %
105,9 104,6
= 1,22% = 1,72%
- Susut Diameter - Sampel 1 (Minggu ke-3)
diameter awal−diameter akhir Kentang (dicuci):
x 100 % 6,35−6,27
diameter awal %Susut diameter= x 100 %
Sampel 1 (Minggu ke-2) 6,35
Kentang (dicuci):
6,55−6,35 0,08
%Susut diameter= x 100 % = x 100 %
6,55 6,35
0,2 =1,2%
= x 100 %
6,55 Kentang (tidak dicuci):
=3% 6,83−6,8
%Susut diameter= x 100 %
Kentang (tidak dicuci): 6,83
7−6,83 0,03
%Susut diameter= x 100 % = x 100 %
7 6,83
0,17 =0,4%
= x 100 %
7 Ubi jalar (dicuci):
=2,4% 5,55−5,39
%Susut diameter= x 100 %
5,55
Ubi jalar (dicuci): 0,16
= x 100 %
5,78−5,55 5,55
%Susut diameter= x 100 %
5,78 =2,8%
0,23 Ubi jalar (tidak dicuci):
= x 100 % 5,22−5,08
5,78 %Susut diameter= x 100 %
=3,9% 5,22
Ubi jalar (tidak dicuci): 0,14
= x 100 %
5,22−5,22 5,22
%Susut diameter= x 100 %
5,22 =2,6%
0
= x 100 %
5,22
=0%
- Sampel 2 (minggu ke-2) - Sampel 2 (Minggu ke-3)
Kentang (dicuci): Kentang (dicuci):
5,85−5,71 5,71−5,7
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
5,85 5,71
0,14 0,01
= x 100 % = x 100 %
5,85 5,71
=2,3% =0,1%
Kentang (tidak dicuci): Kentang (tidak dicuci):
6,9−6,18 6,8−6,13
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
6,9 6,8
0,72 0,05
= x 100 % = x 100 %
6,9 6,8
=10,4% =0,8%
Ubi jalar (dicuci): Ubi jalar (dicuci):
5,42−5,06 5.06−5,02
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
5,42 5,06
0,36 0,04
= x 100 % = x 100 %
5,42 5,06
=6,6% =0,7%
Ubi jalar (tidak dicuci): Ubi jalar (tidak dicuci):
4,39−4,29 4,29−4,10
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
4,39 4,29
0,1 0,19
= x 100 = x 100 %
4,39 4,29
=2,2% =4,4%
- Sampel 1 (Minggu ke-4) - Sampel 1 (Minggu ke-5)
Kentang (dicuci): Kentang (dicuci):
6,27−6,2 6.2−6,1
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
6,27 6,2
0,07 0,1
= x 100 % = x 100 %
6,27 6,2
= 1,1% = 1,6%
Kentang (tidak dicuci): Kentang (tidak dicuci):
6,8−6,2 6,2−6,16
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
6,8 6,2
0,6 0,04
= x 100 % = x 100 %
6,8 6,2
= 8,8% = 0,6%
Ubi jalar (dicuci): Ubi jalar (dicuci):
5,39−5,23 5,23−5,2
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
5,39 5,23
0,16 0,03
= x 100 % = x 100 %
5,39 5,23
= 2,9% = 0,5%
Ubi jalar (tidak dicuci): Ubi jalar (tidak dicuci):
5,08−4,9 4,9−4,83
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
5,08 4,9
0,18 0,07
= x 100 % = x 100 %
5,08 4,9
= 3,5% = 1,4%

- Sampel 2 (Minggu ke-4) - Sampel 2 (Minggu ke-5)


Kentang (dicuci): Kentang (dicuci):
5,7−5,5 5,5−4,3
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
5,7 5,5
0,2 1,2
= x 100 % = x 100 %
5,7 5,5
= 3,5% = 21,8%
Kentang (tidak dicuci): Kentang (tidak dicuci):
6,13−6,08 6,08−6,01
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
6,13 6,08
0,05 0,07
= x 100 % = x 100 %
6,13 6,08
= 0,8% = 1,1%
Ubi jalar (dicuci): Ubi jalar (dicuci):
5,02−4,94 4,94−4,9
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
5,02 4,94
0,08 0,04
= x 100 % = x 100 %
5,02 4,94
= 1,5% = 0,8%
Ubi jalar (tidak dicuci): Ubi jalar (tidak dicuci):
4,1−4,06 4,06−4,05
%Susut diameter= x 100 % %Susut diameter= x 100 %
4,1 4,06
0,04 0,01
= x 100 % = x 100 %
4,1 4,06
= 0,9% = 0,2%
- Presentase Kerusakan
Kentang sampel 1 (dicuci):
Jumlahumbi terserang
%Kerusakan= x 100 %
Jumlah umbi keseluruhan
0
%Kerusakan= x 100 % = 0%
2
Kentang sampel 1 (tidak dicuci)
Jumlahumbi terserang
%Kerusakan= x 100 %
Jumlah umbi keseluruhan
1
%Kerusakan= x 100 % = 50 %
2
Ubi jalar sampel 1 (dicuci)
Jumlahumbi terserang
%Kerusakan= x 100 %
Jumlah umbi keseluruhan
1
%Kerusakan= x 100 % = 50%
2
Ubi jalar sampel 1 (tidak dicuci)
Jumlahumbi terserang
%Kerusakan= x 100 %
Jumlah umbi keseluruhan
1
%Kerusakan= x 100 % = 50%
2
Kentang sampel 2 (dicuci)
Jumlahumbi terserang
%Kerusakan= x 100 %
Jumlah umbi keseluruhan
1
%Kerusakan= x 100 % = 50%
2
Kentang sampel 2 (tidak dicuci)
Jumlahumbi terserang
%Kerusakan= x 100 %
Jumlah umbi keseluruhan
1
%Kerusakan= x 100 % = 50%
2
Ubi jalar sampel 2 (dicuci)
Jumlahumbi terserang
%Kerusakan= x 100 %
Jumlah umbi keseluruhan
1
%Kerusakan= x 100 % = 50%
2
Ubi jalar sampel 2 (tidak dicuci)
Jumlahumbi terserang
%Kerusakan= x 100 %
Jumlah umbi keseluruhan
1
%Kerusakan= x 100 % = 50%
2

Lampiran Metode

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Membagi Kentang Melakukan pencucian Meniriskan pada
menjadi dua Kelompok pada salah satu kelompok keranjang plastik

Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5


Menimbang untuk Melihat perubahan warna Menimbang kentang untuk
mengetahui bobot awal kentang tiap minggunya mengetahui susut bobot tiap
minggunya

Anda mungkin juga menyukai