Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu penyakit infeksi yang terjadi di Indonesia adalah infeksi saluran kemih. Infeksi
Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki
maupun perempuan dari semua umur baik pada anak, remaja, dewasa maupun umur lanjut
(Tessy dkk, 2004)

Bakteri patogen penyebab infeksi saluran kemih seringkali dapat diperkirakan, dan E. coli
merupakan bakteri patogen utama baik pada pasien rawat jalan maupun rawat inap (Sahm, et
al.,2001). Staphylococcus saprophyticus, Klebsiella spp., Proteus spp., Enterococcus spp. dan
Enterobacter spp., merupakan patogen lain yang menjadi penyebab infeksi saluran kemih, namun
jarang ditemukan (Sahm, et al., 2001)

Prevalensi penyakit infeksi saluran kemih cukup beragam pada tingkatan usia dan jenis kelamin,
biasanya ditandai dengan adanya bakteri dalam jumlah tertentu di urin (bakteriuria) yang tidak
lazim ditemukan dalam kondisi normal. Pada bayi baru lahir sampai usia enam bulan misalnya,
prevalensi infeksi saluran kemih pada rentang usia ini hanya sekitar 1% dan umumnya diderita
oleh bayi laki-laki. Kejadian infeksi pada bayi dihubungkan dengan abnormalitas struktur dan
fungsional saluran kemihnya, kelainan anatomi dan fungsional saluran kemih diyakini sebagai
salah satu faktor resiko terkena infeksi saluran kemih. Pada usia 1 sampai 5 tahun prevalensinya
meningkat antara pria dan wanita masing-masing sekitar 4,5% dan 0,5% dan sekitar 8% wanita
pernah mendapat infeksi saluran kemih pada masa kanak-kanaknya. Pada masa remaja,
prevalensi infeksi saluran kemih meningkat secara dramatis dari 1% sebelum puber hingga
menjadi 4% pada masa setelah puber. Kenaikan ini pada umumnya dihubungkan dengan perilaku
seksual, dimana pada usia pertumbuhan sebagian remaja sudah mulai melakukan aktivitas
seksual (Coyle dan Prince, 2005)

ISK merupakan jenis infeksi nosokomial yang sering terjadi dirumah sakit, sejumlah 40%
infeksi nosokomial adalah ISK dan 80% ISK terjadi setelah terpasang kateterisasi (Darmadi,
2008). Schaffer (2007) menjelaskan sekitar 66% - 86% infeksi nosokomial jenis ISK terjadi
setelah instrumentasi traktus urinarius, adanya kateter indwelling dalam traktus urinarius dapat
menimbulkan infeksi. Pemakaian kateter dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (Weber R,
2004)

Di dalam pemilihan antibiotik untuk pengobatan infeksi saluran kemih juga sangat penting untuk
mempertimbangkan peningkatan resistensi E.coli dan patogen lain terhadap beberapa antibiotik
(Coyle dan Prince., 2005). Banyak faktor yang mempengaruhi munculnya kuman resisten
terhadap antibiotik, faktor yang paling penting adalah faktor penggunaan antibiotik dan
pengendalian infeksi. Oleh karena itu penggunaan antibiotik secara bijaksana merupakan hal
yang sangat penting, di samping penerapan pengendalian infeksi secara baik untuk mencegah
berkembangnya kuman-kuman tersebut ke masyarakat (Hadi., 2006). Pengetahuan tentang
penyebab dan penatalaksanan terhadap infeksi saluran kemih ini juga sangta penting untuk
diketahui oleh semua masyrakat. Untuk itu dibuatlah makalah tentang ISK yang akan membantu
masyarakat mengetahui dan mengenal penyakit ISK.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Infeksi Saluran Kencing (ISK) ?
2. Apa saja yang dapat menyebabkan ISK ?
3. Bagaimana manifestasi klinis pada pasien ISK?
4. Bagaimana patofisiologi ISK ?
5. Apa saja komplikasi yang dapat disebabkan dari ISK ?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien ISK ?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien ISK ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien ISK ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari ISK.
2. Untuk megertahui faktor-faktor penyebab ISK.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada pasien ISK.
4. Untuk mengetahui patofisiologi ISK.
5. Untuk mengetahui komplikasi yang dapat disebabkan dari ISK.
6. Unutk mengerahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien ISK.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis yang dilakukan pada pasien ISK.
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien ISK.

Dapus
Tessy A. Ardayo. Suwanto. 2004. Infeksi Saluran Kemih dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid 3. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Coyle, E. A. & Prince, R. A. 2005. Urinary Tract Infection and Prostatitits, in 7th Edition. The
McGraw Hill Comparies, Inc. USA

Hadi, U. 2006. Resistensi Antibiotik, In: Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I,. Simadibrata K,
M, & Setiati, S. (Eds), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI

Anda mungkin juga menyukai