Konstitusi adalah aturan yang berisi ketentuan mengenai bagaimana pemerintah semestinya
dijalankan. Oleh karena itu, konstitusi juga dikatakan sebagai hukum dasar yang dijadikan
pegangan penyelenggaraan suatu negara. Adapun fungsi konstitusi ini sendiri yaitu sebagai
landasan konstitusionalisme, membatasi kekuasaan pemerintah sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang, memberi rangka dasar hukum bagi perubahan
masyarakat yang dicita-citakan tahap berikutnya, sebagai landasan penyelenggaraan negara yang
dijunjung tinggi oleh semua warga negara, dan menjamin hak asasi warga negara.
Adapun hal-hal yang dimuat dalam konstitusi atau UUD antara lain:
- Organisasi negara, yaitu pembagian kekuasaan badan legislatif, eksekutif dan yudikatif
- Hak-hak asasi manusia
- Prosedur mengubah UUD
- Ada kalanya memuat larangan mengubah sifat tertentu UUD
- Memuat cita-cita rakyat dan asas ideologi negara
Sampai saat ini, perubahan terhadap UUD 1945 telah dilakukan sebanyak empat kali.
Perubahan itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan tuntutan dan tantangan yang dihadapi saat
itu. Apabila ada norma dalam undang-undang yang bertentangan dengan UUD 1945, maka hal
tersebut bisa menimbulkan adanya persoalan konstitusionalitas. Salah satu contoh hasil
perubahan konstitusi adalah Pasal 23A berbunyi “Pajak dan pungutan lain yang bersifat
memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang”. Pasal ini menegaskan
pentingnya membayar pajak bagi kelangsungan hidup bangsa. Oleh karena itu setiap warga
negara hendaknya menyadari kewajibannya membayar pajak untuk kepentingan rakyat itu
sendiri. Pajak yang dibayar sudah mereka nikmati melalui subsidi dari pemerintah, seperti
subsidi BBM, subsidi listrik, subsidi pupuk, pengadaan beras miskin, Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas), serta pengadaan sarana umum bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup seluruh lapisan masyarakat.