MAKALAH
MAKALAH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah ideologi berasal dari kata idea yang bearti gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita yang bearti ilmu. Kata Idea yang berasal dari bahasa Yunani “edios” yang artinya
bentuk. Disamping itu kata “idien” yang bearti melihat. Secara harfiah ideology
merupakan ilmu tentang pengertan dasar. Dalam sehari-hari ideology diartikan sebagai
suatu gagasan atau cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai, sehingga cita-cita
bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, atau paham.
Perhatian terhadap konsep ideologi menjadi berkembang, ideologi menjadi kosa kata
penting dalam pemikiran politik maupun ekonomi. Dalam dunia politik terdapat berbagai
macam ideologi diantaranya adalah ideologi komunisme, liberalisme, dan pancasila.
Sehingga tak heran sering terjadi konflik semacam peperangan ataupun semacamnya. Dari
perbedaan tersebut ita sebagai manusia bisa menyikapinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ideologi Pancasila, Liberal, dan Komunisme?
2. Apa ciri – ciri dari ideologi Pancasila, Liberal, dan Komunisme?
3. Bagaimana prinsip ideologi Pancasila, Liberal, dan Komunisme?
4. Apa perbedaan diantara ideologi Pancasila, Liberal, dan Komunisme?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian ideologi Pancasila, Liberal, dan Komunisme?
2. Mengetahui ciri- ciri ideologi Pancasila, Liberal, dan Komunisme?
3. Mengetahui prinsip ideologi Pancasila, Liberal, dan Komunisme?
4. Mengetahui perbedaan ideologi Pancasila, Liberal, dan Komunisme
1
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Ideologi Pancasila
Nilai Dasar, adalah nilai dasar yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yang tidak
berubah.
Nilai Instrumen, ialah nila-nilai dari nilai dasar yang dijabarkan lebih kreatif dan dinamis
ke bentuk UUD 1945, ketetapan MPR, dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Nilai Praktis, adalah nilai-nilai yang dilaksanakan di kehidupan sehari-hari, baik di
masyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai praktif bersifat abstrak, seperti mengormati,
kerja sama, dan kerukunan. Hal ini dapat dioperasionalkan ke bentuk sikap, perbuatan,
dan tingkah laku sehari- hari.
2
1.3 Ciri-Ciri Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Dalam fungsinya sebagai Ideologi, Pancasila menjadi dasar seluruh aktivitas bangsa
Indonesia. Sehingga Pancasila tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ciri-
ciri Pancasila sebagai Ideologi terbuka adalah sebagai berikut;
3
1.5 Arti Ideologi Pancasila
Arti rumusan akhir Pancasila yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, dalam
sidang PPKI merumuskan sebagai berikut :
Sebagai hasil refleksi terhadap hidup manusia Indonesia sejak zaman kumo,
khususnya dalam hidup masyarakat desa, para pendiri negara kita sampai pada kesimpulan:
manusia Indonesia mengakui Tuhan yang satu adanya, entah dengan adanya, entah dengan
sebutan Tuhan, Widi, Widi, Wasa, Sang Hyang Hana, Gusti atau Allah. Adanya dunia
dengan segala isinya mendorong manusia ke dalam keyakinan: ada suatu realitas, yang
tertinggi, yang menjadi sumber adanya seluruh realitas di dunia sebagai sebab yang
pertama, sebagai causa prima. Bagaimana orang-orang menghayati keyakinannya,
bagaimana mereka bertaqwa, mengabdi kepada Tuhan, tergantung pada pribadi masing-
masing. Maka di Indonesia ada kebebasan beragama. Indonesia bukan negara “teokratis”,
bukan negara agama yaitu negara yang dalam penyelenggaraan kehidupan
berpemerintahan berdasarkan kekuasaan (kratia) Tuhan (Theos) menurut ajaran agama
tertentu. Para pemeluk agama dan para penganut kepercayaan bebas dalam menghayati dan
melaksanakan keyakinan mereka, saling menerima serta saling menghargai dengan penuh
toleransi dan dengan semangat kerjasama yang serasi.
Bangsa Indonesia mempunyai gambaran atau citra manusia sendiri. Setiap manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi budi dan karsa merdeka, dihargai dan
dihormati sesuai dengan martabatnya. Semua manusia adalah sama derajatnya sebagai
manusia. Semua manusia sama hak dan kewajibannya. Pada dasarnya manusia dibedakan
atas dasar ras, agama, adat atau keturunan atau jenis kelamin. Manusia adalah makhluk
rohani sekaligus makhluk jasmani, adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Hal
ini disebut untuk mempergunakan istilah Prof. Notonagoro: monodualitas. Setiap manusia
diharapkan mendapat apa yang menjadi haknya. Maka dirumuskan: “Kemanusiaan yang
adil”.nDi sini kita menemukan dasar hak-hak asasi manusia dalam pandangan hidup
bangsa Indonesia. Disadari pula bahwa dunia dengan isinya itu merupakan obyek bagi
manusia. Dunia ini merupakan obyek bagi pancaindera manusia: bagi mata, untuk
dinikmati keindahan alamnya; bagi telinga, dinikmati bermacam-macam suaranya.
4
Manusia dapat menangkap itu semua sehingga timbul getaran-getaran dalam jiwanya,
dengan bermacam-macam perasaan. Apa yang dialami dalam jiwanya dapat diekspresikan
dan dimanifestasikan dalam bermacam-macam bentuk kesenian; umpamanya dalam
bentuk lagu, tari-tarian, atau lukisan. Tetapi dunia ini terutama merupakan obyek untuk
budinya dan karsanya. Manusia dengan jiwanya yang rohani bersifat transenden,
mengatasi struktur dan kondisi alam jasmani. Manusia dapat mengenal hukum-hukum
alam dapat menemukan potensi yang terkandung dalam alam; manusia mampu mengolah
dan mengubah alam dalam batas-batas tertentu. Transendensinya relatif dan terbatas.
Dengan demikian manusia mampu menciptakan kebudayaan. Ia mengolah tanah, air, api
dan logam yang didapatnya dalam alam. Hal ini dirumuskan dalam istilah “yang beradab”.
3. Persatuan Indonesia
Ketika Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 tampil pada sidang paripurna BPUPKI
atas permintaan ketuanya, dr. Radjiman Wedyodiningrat, ia menegaskan: “Saya mengerti
apakah Paduka Tuan Ketua kehendaki Paduka Tuan minta dasar, minta philosophisce
grondslag... Dasar pertama yang baik dijadikan dasar buatnegara Indonesia, ialah dasar
KEBANGSAAN. Kita mendirikan satu negara Kebangsaan Indonesia. Tetapi saya minta
kepada saudarasaudara, janganlah saudara-saudara salah faham, jikalau saya katakan,
bahwa dasar pertama buat Indonesia ialah dasar KEBANGSAAN. Itu bukan berarti satu
kebangsaan dalam arti yang sempit, tetapi saya menghendaki satu nationale staat. Bangsa
Indonesia, natie Indonesia, bukanlah sekedar satu golongan orang yang hidup dengan “le
désir d’ètre ensemble” di atas daerah yang kecil seperti Minangkabau, atau Madura, atau
Yogya, atau Sunda, atau Bugis, tetapi bangsa Indonesia ialah seluruh manusia yang
menurut geopolitik yang telah ditentukan oleh Allah tinggal di kesatuannya semua pulau-
pulau Indonesia dari ujung Utara Sumatera sampai ke Irian!” Persatuan Indonesia atau
kebangsaan Indonesia diilhami oleh kata-kata pujangga Empu Tantular pada jaya-jayanya
Majapahit dahulu, yang sekarang tercantum dalam lambang negara; “Bhineka Tunggal
Ika”: walaupun beraneka ragam adalah satu! Indonesia memang terdiri atas bermacam-
macam suku atau kelompok etnik: orang Jawa, Timor, Madura, Batak, Aceh, Bali, Bugis
dan seterusnya, masing-masing dengan bahasa daerah, adat, kesenian, dan watak kebiasaan
mereka masing-masing. Terdapat bermacam-macam agama dan kepercayaan. Tetapi
sukusuku atau kelompok-kelompok etnik, yang selama berabad-abad telah mengalami
nasib yang sama, bertekad hendak bersatu. Bersama-sama sudah menderita dijajah oleh
kaum kolonialis; hasrat keinginannya hanya satu; tetap bersatu. Nasionalisme ini tidak
5
boleh menjadi satu chauvinisme. Oleh karena itu sila II ini tidak boleh lepas dari sila III.
Artinya, sila Kebangsaan atau Persatuan Indonesia dijiwai oleh sila Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab; kebangsaan yang ingin berhubungan secara serasi dengan bangsa-
bangsa lain di dunia.
Sejak dahulu, bahkan pada zaman Majapahit (1293-1517) orang mengenal adat
kebiasaan cara khusus mengadakan perundingan, yang disebut “musyawarah untuk
mufakat”. Cara melakukan segala sesuatu bersama di desa-desa Indonesia juga terungkap
dalam prosedur, yang ditempuh oleh para sesepuh dalam mengambil keputusan. Pada
umumnya di Nusantara orang mengenal musyawarah. Setiap anggota sidang dapat
berbicara, setiap orang berhak agar gagasannya didengarkan dan bahwa orang lain juga
harus memperhitungkannya. Setelah mengadakan pembicaraan, timbang-menimbang maka
akhirnya diambil keputusan. Dalam keputusan itu tak tercantumkan keinginan siapa saja
dan tak seorang pun boleh memaksakan kehendak pribadinya. Dalam musyawarah dan
memutuskan secara bersama - sama, kepala desa memegang pimpinan. Keputusan terakhir
disebut mufakat yaitu konsensus, kesepakatan bersama. Jadi keputusan mufakat adalah
langkah terakhir dari musyawarah yang berlangsung lama. Pada waktu mempertimbangkan
dan bersepakat kepala desa tidak dibenarkan bertindak selaku pembesar dalam arti selaku
orang yang mendikte, akan tetapi sebagai kepala sosial suatu keluarag besar, seorang bapak
bagi seluruh persekutuan. Cara berunding musyawarah untuk mufakat ini dilaksanakan
bukan hanya dalam rapat dan rembug desa, tetapi juga dalam forum sidang MPR, DPR
pusat sampai dengan DPRD tingkat II. Musyawarah untuk mufakat merupakan suatu
bentuk dan proses berunding yang tidak mengenal adanya usaha untuk saling menghantam
atau saling menjebak dengan akal muslihat supaya akhirnya dapat tampil sebagai
pemenang yang unggul dalam perdebatan. Musyawarah untuk mufakat merupakan suatu
metode dengan tukar pikiran, menyumbangkan gagasan-gagasan berusaha untuk bersama-
sama dapat menemukan kebenaran dan kebaikan. Dalam musyawarah orang boleh saja adu
argumentasi dan berdiskusi. Hal ini oleh Sukarno dikemukakan juga ketika ia berbicara
tentang asas musyawarah mufakat dalam sidang paripurna BPUPKI pada tanggal 1 Juni
1945 yang dikenal dengan sebutan “Lahirnya Pancasila”: “Dalam perwakilan, nanti ada
perjuangan sehebat-hebatnya. Tidak ada suatu staat yang hidup betul-betul jikalau dalam
6
badan perwakilannya tidak seakan-akan bergolak mendidih kawah Candradimuka, kalau
tidak ada perjuangan faham di dalamnya.”
Demokrasi Indonesia memang tidak mengenal oposisi, dalam arti kelompok atau
partai yang a priori menentang pendirian orang yang sedang berkuasa. Tetapi perbedaan
pendapat mempunyai tempat dalam demokrasi Pancasila. Orang boleh saja mengemukakan
pendapat dan pendiriannya yang berbeda dengan pendapat orang yang berkuasa, asal
caranya menurut aturan permainan yang benar. Dalam perundingan orang jangan menuruti
emosinya atau jangan memaksakan kehendaknya sendiri, melainkan supaya berbicara
dengan bijaksana. Kebebasan memang dijunjung tinggi, tetapi kebebasan yang bertanggung
jawab.
Di dekat kota Palembang ada sebuah batu dengan prasasti “Kedukan Bukit”. Menurut
Prof. Muhammad Yamin batu itu merupakan peninggalan Gründungsakt kerajaan Sriwijaya.
Tulisannya berbunyi: “Marwuat wanua Sriwijaya jaya siddhayatra subbiksa”. Oleh M.
Yamin diterjemahkan: “Mereka mendirikan negara Sriwijaya agar jaya sejahtera sentosa”.
Jadi negara Sriwijaya didirikan bukan untuk keagungan dinasti Syailendra, melainkan untuk
kesejahteraan rakyatnya. Kata siddhayatra adalah “sejahtera” dalam bahasa Indonesia.
Ideologi Pancasila jelas bertujuan untuk mengusahakan terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Prof. Djojodiguno menulis: “Kita ini rakyat yang terikat secara sosial dan tradisional; kita
masing-masing bertindak atau bertingkah laku seperti semua orang lain, tiap orang bersifat
komunal.” Rumusan inilah yang kemudian dijadikan dasar negara, hingga sekarang bahkan
hingga akhir perjalanan Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bertekadbahwa Pancasila
sebagai dasar negara tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR hasil pemilu.
Jika merubah dasar negara Pancasila sama dengan membubarkan negara hasil proklamasi
(Tap MPRS No. XX/MPRS/1966).
Prinsip adalah gagasan dasar, berupa aksioma atau proposisi awal yang memiliki
makna khusus, mengandung kebenaran berupa doktrin dan asumsi yang dijadikan
landasan dalam menentukan sikap dan tingkah laku manusia. Prinsip dijadikan acuan dan
7
dijadikan dasar menentukan pola pikir dan pola tindak sehingga mewarnai tingkah laku
pendukung prinsip dimaksud. Sila-sila Pancasila itulah prinsip-prinsip Pancasila.
9
Mengacu pada prinsip politiek-economische demokratie (Bung Karno), bahwa
demokrasi harus mengantar rakyat Indonesia menuju keadilan dan
kemakmuran, sociale rechtvaar-digheid.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berisi ketentuan sebagai berikut:
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan;
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasasi hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara;
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Fakir
miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara;
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak. Setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan serta wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
2. Ideologi Komunis
Ideologi komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama dalam abad
ke-20 terhadap sistem ekomomi yang kapitalis dan liberal.
Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-
alat priduksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang
makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme ditandai
dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal
tatkala agama digantikan dengan ideology komunias yang berseifat doktriner. Jadi, menurut
ideologi komunis, kepentingan- kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara
dan bangsa (kolektivisme).
10
Ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis
menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia
berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada
manusia.
Sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai individu. terbukti dari ajarannya yang
tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
Komunisme mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat
melawan tuan tanah dan kapitalis
Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continuous revolution (revolusi
terus-menerus). Revolusi itu menjalar ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut
go international.
Komunisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur,
masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada
fase diktator proletariat yang bertugas membersihkan kelas-kelas lawan komunisme,
khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan demokrasi.
Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai
komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai
Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan. Jadi, di
negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada dasarnya tidak
menghormati HAM. No Komunisme Pancasila Liberalisme.
1. Sistem totaliter
11
kapitalis, suatu demokrasi untuk sekelompok kecil individu tertentu yaitu
kaum kapitalis.
a) Karena pada dasarnya sistem komunis adalah sistem totaliter, maka kontrol
negara terhadap bidang kegiatan ekonomi juga nampak mutlak. Negaralah
yang menentukan segala segi kehidupan ekonomi.
b) Dalam sistem komunis, negara menghapuskan hak-hak perseorangan atas alat-
alat produksi dan meniadakan ekonomi pasar. Dengan demikian ekonomi
komunis adalah ekonomi perintah yang bersifat totaliter berdasarkan putusan-
putusan ekonomi yang dibuat oleh negara.
c) Semua penduduk atas perintah negara atau lembaga-lembaga yang dipimpin
oleh partai komunis harus bekerja untuk negara. Demikian pula halnya dengan
penduduk di daerah-daerah pedesaan yang harus bekerja di tanah pertanian
kolektif.
12
4. Sistem sentralisme demokratis
a) Karl Marx berpendapat bahwa suatu negara tidak bisa dikatakan demokratis
bila negara itu tidak mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
mencampuri masalah-masalah perseorangan, dan membiarkan kegiatan
ekonomi bebas berada ditangan sekelompok kecil kapitalis. Oleh karena itu
Karl Marx menghendaki agar negara campur tangan dalam masalah-masalah
ekonomi dan socsal sehingga dengan demikian akan menguntungkan massa
rakyat.
b) Oleh Lenin diformulasikan suatu konsep sentralisme demokratis. Menurut
konsep ini pemimpin dipilih oleh rakyat (dalam sistem pemilihan umum tidak
langsung yang berbentuk piramida) yang diikuti dengan mengikat keputusan-
keputusan dari atas. Setelah pemilihan umum selesai dan pemimpin-pemimpin
terpilih maka mereka mempunyai kedudukan tertinggi dan suatu usaha agitaasi
menentang keputusan-keputusan pemimpin adalah pengkhianatan terhadap
partai dan pemerintah. Demikian pula kebijaksanaan-kebijaksanaan partai bisa
dibicarakan secara terbuka (dalam pertemuan-pertemuan partai atau komite)
sebelum keputusan-keputusan itu dibuat, tetapi setelah itu oposisi tidak
dibenarkan.
c) Brezhnev menamakan sentralisme demokratis sebagai pendapat bebas dalam
memutuskan persoalan-persoalan dan disiplin besi setelah keputusan diambil.
Dalam prakteknya, system sentralisme demokratis mengekalkan dominasi
pemimpin. John. N. Hazard menamakan sistem demikian ini sebagai sistem
partisipasi massa dengan pengawasan (Sosronegoro, 1984: 82-90).
3. Ideologi Liberalis
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai
politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu.
13
adalah dalam bidang ekonomi, leberalisme menghendaki sistem ekonomi besar. setiap
individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan usahanya.
Pemerintah tidak berhak mencampuri urusan individu sedikit pun. Oleh karena itu
akan menimbulkan persaingan-persaingan yang sangat hebat diantara individu. Pemilik
modal yan besar akan mudah mengalahkan pengusaha-pengusaha kecil. Akibatnya adalah
akan muncul perusahaan-perusahaan besar yang mampu menguasai politik dan
berpengaruh besar terhadap negara. Dalam jangka yang lebih jauh, akan menimbulkan
penindasan-penindasan pihak pemilik modal kepada pihak-pihak kecil yang di kerjakan.
Sudah menjadi barang tentu jika hak-hak individu sangat di akui oleh negara. Tidak
ada pengekangan sama sekali oleh pemerintah terhadap rakyatnya. Menurut mereka
unsur terbentuknya negara adalah individu. Tanpa menghormati dan melindungi
kebebasan individu sebuah negara yang berfaham liberal tidak akan terwujud dan akan
terjadi ketidak seimbangan sistem dalam negara tersebut. Liberalisme meliputi segala
aspek kehidupannya termasuk dalam menggunakan jumlah kekayaanya untuk bersaing di
pasar bebas. Contoh dalam bidang agama dan kepercayaan adalah, setiap individu berhak
14
dan dengan bebas memeluk agama apapun, dan bebas menjalankan agama yang
dianutnya.
Asumsi ini didasari oleh kepercayaan bahwa setiap manusia itu pada dasarnya
mempunyai pandangan yang positif atau progresif. Pandangan progresif tersebut
dalam artian bahwa ada kemungkinan untuk mencapai perubahan yang positif dalam
16
hubungan internasional. Dengan kondisi seperti ini, maka secara rasional, manusia
atau yang dalam hal ini negara akan memikirkan kebijakan yang rasional dengan cost
yang paling minim. Karena perang dan konflik bukanlah kondisi yang ideal dan akan
memakan biaya yang sangat besar, maka tentunya kaum liberal akan menghindari hal
ini. Sebagai gantinya, kaum liberal memandang bahwa dengan adanya kerjasama
maka akan lebih menguntungkan satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, yang
dimaksud dengan ‗ideal‘ di sini bukanlah kondis ideal yang sesempurna kaum utopis
yang terdapat perdamaian abadi dan tidak adanya konflik.
Liberalis tidak menganggap adanya perbedaan antara High Politics dan Low
Politics dalam isu hubungan internasional. Hal ini bertentangan dengan pandangan
realis yang menganggap bahwa hanya isu keamanan saja yang penting dalam
hubungan internasional. Isu ekonomi merupakan salah satu isu yang penting. Kaum
liberal percaya bahwa meskipun kondisi dunia internasional itu anarki, akan tetapi
sebenarnya setiap negara itu saling membutuhkan satu sama lain terutama kebutuhan
komoditas perekonomian masyarakat tiap negara. Konsekuensi dari keadaan ini
adalah adanya ketergantungan. Untuk mengatasi adanya ketergantungan tersebut,
maka kerjasama merupakan pilihan yang paling rasional.
17
Keputusan melalui
Keputusan melalui
Keputusan ditangan musyawarah mufakat
4. voting (pemungutan
pimpinan partai dan voting (pemungutan
suara)
suara)
18
BAB 3
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Didalam suatu Negara ,mereka mempunyi kebijakan, hukum, otonomi masing
– masing. Seperti halnya ideologi untuk menjalankan suatu pemerintahan
membutuhkan suatu perangkat salah satunya ideologi. Ideologi yang memberikan
karakter terhadap bangsa itu sendiri, entah negara itu mau dibawa kemana. Ideologi
liberalisme adalah ideology yang menitikberatkan terhadap rakyaat dan bersifat
individu. Negara mengabdi kepada rakyat, sehingga pendapatan sulit dan terjadi
kebebasan oleh rakyat oleh sesuai apa yang diinginkan, sera pemerintah sulit
menjalankan control. Ideologi Pancasila merupakan pandaagan hidup seluruh rakyat
Indonesia dengan pandangan ini memberikan paham cauvinisme. Komunisme adalah
ideologi yang berpusat pada pemerinahan sehingga hak rakyat kurang diperhatikan,
maka terhambatlah suatu inisiatif masyarakat individu untuk kelangsungan
pemerintah, pemerintaah hanyalah perperan penting dalam proses pemerintahan.
Dengan ini setiap Negara mempunyai ideology sesuai karaker negaranya sendiri.
19
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyati.2016.Pancasila.Yogyakarta:Uny Press
20
21