Anda di halaman 1dari 4

MENTERI DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 20 Januari 2020


Yth. 1. Sd/i. Gubernur
2. Sd/i. BupatiAffali Kota
di -
Seluruh lndonesia

SURAT EDARAN
NOMOR 900/471lSJ
TENTANG
PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PEMBAYARAN IURAN JAMINAN KESEHATAN
BAGI PEKERJA PENERIMA UPAH PEMERINTAH DAERAH

Dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 30 ayat (1), Pasal 30 ayat (2), Pasal 30
ayat (3) huruf b, Pasal 30 ayat (4), Pasal 32 ayat (1), Pasal 33 ayat (1), Pasal 33 ayat (3),
Pasal 33 ayat (4), dan Pasal 33A ayat (2) huruf a Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun
2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan, disampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) yang menjadi kewajiban pemerintah daerah
meliputi:
a. kepala daerah dan wakil kepala daerah;
b. pimpinan dan anggota Dewan Penruakilan Rakyat Daerah (DPRD);
c. Pegawai Negeri Sipil (PNS) daerah;
d. kepala desa dan perangkat desa; dan
e. pekerja/pegawai selain tersebut pada huruf a s.d d yang dibayarkan dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) provinsi/kabupaten/kota.
2. Komposisi persentase, batas paling tinggi gaji atau upah per bulan, dan dasar
perhitungan iuran jaminan kesehatan bagi peserta PPU sebagaimana dimaksud pada
angka 1 yang mulai berlaku 1 Januari 2020, ditetapkan yaitu:
a. iuran sebesar 5% (lima persen) dari gaji atau upah per bulan, dengan komposisi:
1) 4o/o (empat persen) dibayar oleh pemberi kerja; dan
2) 1% (satu persen) dibayar oleh peserta;
kewajiban pemberi kerja dalam pembayaran iuran jaminan kesehatan dilaksanakan
oleh pemerintah daerah, dan dibayarkan langsung kepada BPJS Kesehatan melalui
Kas Negara kecuali bagi kepala desa dan perangkat desa.
b. batas paling tinggi gaji atau upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran iuran jaminan kesehatan bagi peserta PPU yaitu sebesar
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).
c. gaji atau upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran jaminan kesehatan
bagi peserta PPU terdiri atas:
-2-

1) kepala daerah dan wakil kepala daerah


a) gaji pokok;
b) tunjangan jabatan; dan
c) tunjangan lainnya.
2) pimpinan dan anggota DPRD
a) uang representasi;
b) tunjangan keluarga; dan
c) tunjangan jabatan.
3) PNS daerah
a) gaji atau upah pokok;
b) tunjangan keluarga;
c) tunjangan jabatan atau tunjangan umum;
d) tunjangan profesi; dan
e) tambahan penghasilan bagi PNS Daerah berdasarkan besaran pagu pada
peraturan kepala daerah mengenai tambahan penghasilan.
4) t
pekerja/pegawai selain dimaksud angka huruf a s.d d yang dibayarkan dari
APB D provinsi/kabupaten/kota.
a) pekerja/pegawai daerah berupa penghasilan tetap.
b) pekerja/pegawai pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
(1) penghasilan tetap; dan
(2) tunjangan kinerja dalam hal menerima tunjangan kinerja sesuai kebijakan
remunerasi BLUD sesuai tanggung jawab dan profesionalisme.
c) tunjangan tetap sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan b) yang dibayarkan
kepada pekerja tanpa memperhitungkan kehadiran pekerja dan batas rendah
penghasilan tetap berdasarkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK). Dalam
hal pemerintah kabupaten/kota belum menetapkan UMK maka menggunakan
Upah Minimum Provinsi (UMP).
3. Pemerintah daerah wajib mendaftarkan peserta PPU sebagaimana dimaksud angka 1,
sebagai peserta program jaminan kesehatan dengan cara didaftarkan melalui BPJS
Kesehatan.
4. Tata cara pemotongan, penyetoran dan pembayaran gaji atau upah sebagai dasar
perhitungan iuran jaminan kesehatan bagi peserta PPU sebagaimana dimaksud pada
angka 2 huruf c sebagai berikut:
a. pemberi kerja
1) perangkat daerah selaku pengguna anggaran masing-masing mengalokasikan
iuran jaminan kesehatan sebesar 4% (empat persen) dari gaji atau upah
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c butir 1), butir 2), butir 3), dan butir 4)
huruf a) setiap bulan.
2) alokasi iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada angka 1)
dianggarkan pada kelompok belanja tidak langsung, jenis belanja pegawai, objek,
dan rincian objek sesuai kode rekening berkenaan.
3) gaji atau upah sebagaimana dimaksud pada angka 1) dihitung berdasarkan
jumlah rencana kebutuhan pembayaran iuran jaminan kesehatan sesuai data
kepesertaan masing-masing perangkat daerah.
4) kuasa BUD melakukan pembayaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada angka 1) melalui mekanisme langsung yang diajukan oleh masing-
masing pengguna anggaran kepada BPJS Kesehatan melalui Kas Negara.
-3-

5) dalam hal BLUD sebagai pemberi kerja, maka bendahara masing-masing BLUD
melakukan penyetoran iuran jaminan kesehatan sebesar 4o/o (empat persen) dari
alokasi gaji atau upah sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c butir 4) huruf
b) pada masing-masing BLUD setiap bulan.
6) gaji atau upah sebagaimana dimaksud pada angka 5) dihitung berdasarkan
jumlah rencana kebutuhan pembayaran iuran jaminan kesehatan sesuai data
kepesertaan jaminan kesehatan bagi pekerja/pegawai masing-masing BLUD.
7) bendahara masing-masing BLUD melakukan penyetoran iuran jaminan kesehatan
sebagaimana dimaksud pada angka 5) kepada BPJS Kesehatan melalui Kas
Negara.
8) pembayaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada angka 4) dan
angka 7), dilakukan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan. Dalam hal
tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, iuran jaminan kesehatan dibayarkan
pada hari kerja berikutnya.
b. peserta
1) kepala daerah, wakil kepala daerah, pimpinan dan anggota DPRD serta PNS
daerah
a) kuasa BUD melakukan pemotongan iuran jaminan kesehatan sebesar 1%
(satu persen) dari gaji dan tunjangan melalui mekanisme langsung yang
diajukan oleh pengguna anggaran masing-masing perangkat daerah setiap
bulan.
b) besaran pemotongan iuran jaminan kesehatan pada huruf a)
dihitung
berdasarkan gaji atau upah sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c butir
1), butir 2), dan butir 3) dengan mencantumkan besaran iuran jaminan
kesehatan dalam daftar gaji dan tunjangan atau daftar potongan.
c) kuasa BUD melakukan penyetoran iuran jaminan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada huruf b) kepada BPJS Kesehatan melalui Kas Negara.
d) pembayaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf c)
paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan. Dalam hal tanggal 10
(sepuluh) jatuh pada hari libur, iuran jaminan kesehatan dibayarkan pada hari
kerja berikutnya.
2) pekerja/pegawai selain dimaksud angka t huruf a sampai dengan huruf d:
a) kuasa BUD melakukan pemotongan iuran jaminan kesehatan sebesar 1%
(satu persen) dari penghasilan tetap melalui mekanisme langsung yang
diajukan oleh pengguna anggaran masing-masing perangkat daerah yang
membayarkan penghasilan tetap setiap bulan.
b) pemotongan iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf a)
dihitung berdasarkan gaji atau upah sebagaimana dimaksud pada angka 2
huruf c butir 4) huruf a).
c) Kuasa BUD melakukan penyetoran iuran jaminan kesehatan sebagaimana
dimaksud pada huruf b) kepada BPJS Kesehatan melalui Kas Negara.
d) dalam hal terdapat gaji atau upah yang baru pertama kali dibayarkan untuk
beberapa bulan sekaligus, potongan iuran jaminan kesehatan dikenakan
terhadap penghasilan 1 (satu) bulan terakhir. Bagi yang sebelumnya pernah
dibayarkan oleh perangkat daerah berkenaan, potongan iuran jaminan
kesehatan dikenakan terhadap penghasilan setiap bulan.
-4-

e) dalam hal pemotongan iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada


huruf a) melalui mekanisme uang persediaan, maka bendahara pengeluaran
masing-masing perangkat daerah melakukan pemotongan berdasarkan gaji
atau upah sebagaimana dimaksud pada huruf b) dan melakukan penyetoran
ke BPJS Kesehatan melalui Kas Negara.
f) dalam hal BLUD, maka bendahara masing-masing BLUD melakukan
pemotongan iuran jaminan kesehatan berdasarkan gaji atau upah
sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c butir 4) huruf b) dan melakukan
penyetoran ke BPJS Kesehatan melalui Kas Negara.
g) pembayaran iuran jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud pada huruf c)
dan sebagaimana dimaksud pada huruf f) paling lambat tanggal 10 (sepuluh)
setiap bulan. Dalam hal tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, iuran
dibayarkan pada hari kerja berikutnya.
5. Bagi pemerintah daerah yang telah menggunakan aplikasi Sltt/ Gaji Taspen, mekanisme
perhitungan potongan iuran jaminan kesehatan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor
75 Tahun 2019 dapat dilihat pada alamat https://e-klim.taspen.com, sedangkan bagi
pemerintah daerah yang menggunakan aplikasi SIM Gaji selain aplikasi SIM Gaji Taspen
tersebut agar menyesuaikan perhitungan iuran jaminan kesehatan sesuai Peraturan
Presiden Nomor 75 Tahun 2019 atau berkoordinasi dengan PT. Taspen kantor cabang
setempat.
6. Pemerintah daerah bersama BPJS Kesehatan melakukan rekonsiliasi data pembayaran
iuran jaminan kesehatan peserta PPU sebagaimana dimaksud angka 4 untuk validasi
data kepesertaan dan validasi kebutuhan pembayaran iuran jaminan kesehatan bulanan.
7. Dalam hal terdapat perubahan data kepesertaan dan terdapat selisih kurang atau lebih
pembayaran berdasarkan hasil rekonsiliasi sebagaimana dimaksud angka 6, dilakukan
penyesuaian data pada bulan berikutnya dan diperhitungkan dalam pembayaran iuran
jaminan kesehatan bulan berikutnya.
Demikian disampaikan untuk dilaksanakan.

IV

Prof. H. M RNAVIAN, Ph.D

Tembusan Yth:
1. Presiden Republik lndonesia;
2. Wakil Presiden Republik lndonesia;
3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan;
4. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;
5. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan JVlanusia dan ayaan;
6. Menteri Keuangan;
7. Menteri Kesehatan;
8. Ketua DPRD Provinsi Seluruh lndonesia;dan
9. Ketua DPRD Kabupaten/Kota seluruh lndonesia.

Anda mungkin juga menyukai